Share

Bab II : Aku Mencintainya, Kamu Akan Kecewa

"Kamu ?" Lagi ?"

 “Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu. Hufht, menghela napas panjang.

Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam.

 “Sorry !”, sahut Ruth sambil menautkan kedua tangannya.

Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan,  dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali.

“Bian !” maaf, aku gak sengaja !” dengan mata puppy eyesnya.

“Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi.

“Aduh Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes akutuh!” batin Ruth.

Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian.

“Bian, tunggu!”

“Apalagi sih ? “CEWEK PECICILAN ?”

“What ?”

“CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas ?”

Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan kristal bening menggenang di pelupuk matanya siap tumpah dengan sekali kedipan saja.

“Kamu jahat Bi ! tega banget bilang aku gitu !”

“Terus masalah buat kamu ? “ kan emang kamu pecicilan ?, sadar gak sih kalau setiap ketemu kamu  selalu aja ada kejadian yang membuat aku kesal.

“Iya, maaf !” sambil menangkupkan kedua tangannya.

Bian tampak cuek dan berlalu pergi.

“Bi, tunggu !” berteriak memanggil Bian

“Apa lagi Non ?”

“Ha ?” dengan raut wajah bingung.

“Nih anak emang ngeselin ya !”

“hhmm, it's me!" kamu bakalan rindu gak kalau satu hari aja gak ketemu aku?" tanya Ruth sambil menaik turunkan alisnya.

“PD loh ketinggian Nona Adelia Ruth Prawita !”

“Ngaku aja deh Tuan Abian Anggara Firman yang terhormat !” gak usah jaim, aku ikhlas kok. Sepi kan kalau gak ada aku ?” hem-hem-hem, sambil menaik turunkan alisnya.

“Wah-wah-wah-wah, ngomong sama tangan !” sambil mengangkat  tangan kanannya

Dan berlalu pergi.

“Mau kemana kamu Yan?” teriak Ruth.

“Mading!” kenapa mau ikut lo ?”

“Boleh ?”

“ENGGAK !”

“Awas kamu ya Yan, entar jatuh cinta sama aku !”

“Gak Bakal !”

“ Yakin kamu ?”

“Yakin !”, udah sana jauh-jauh, sambil mengibas-ngibaskan tangannya

“Kalau kamu jatuh cinta sama aku gimana ?” atau aku yang jatuh cinta sama kamu ?”

“Kamu yang bakalan kecewa !, sebaiknya jangan !”

“Kenapa ?”

“Banyak tanya kamu !” kalau aku bilang jangan ya jangan “

“Kenapa ?” kamu sudah punya pacar ?”

“Kepo kamu !”

“Jawab aku Bi !” sambil mensejajarkan langkah dengan Bian”

“Kamu beneran mau tau ?” menantang”

“Heemm, sambil menganggukkan kepala “

“Huh, nih bocah!” dengar ya baik-baik, aku sudah punya pacar Ruth, aku sangat sayang sama dia dan dia juga sayang sama aku, aku cinta sama dia, begitu juga sebaliknya.”

“Siapa pacar kamu ?”

“Aku bilang juga kamu gak bakalan tahu ! “

“Kenapa ?” dia tidak di sini, jauh dari kamu gitu ?” kalian LDR ?” tanya Ruth penasaran “

Bian berbicara sambil menempelkan kertas pengumuman rapat di papan informasi .

“Selesai !” sambil menepuk-nepuk tangan dan berjalan

“ Bi jawab aku !”

“Apa ?”

“Pacar kamu?” sambil mensejajarkan langkah

Tanpa disadari oleh Ruth, kaki kanannya menginjak bagian lantai yang tidak rata, Ruth hampir terjatuh. Bian yang berada disampingnya cepat menyadari kondisi Ruth yang hampir terjatuh dan dengan sigap tangan kanannya meraih pinggang Ruth, sementara tangan kirinya memegang tangan kiri Ruth dan tiba-tiba

“Aaaaaahhh!”, Ruth hampir terjatuh

Dengan sigap Bian menangkapnya

“ Ruth, Awas!”

Dalam posisi yang hampir berpelukan dengan jarak mereka yang sangat tipis kedua netra dua insan berbeda jenis ini bertemu pandang. Dengan jarak yang kian terkikis. Ruth menatap dalam netra hitam pekat milik Abian, menatapnya sangat lama, begitu juga dengan Abian. Jantung keduanya kian berdebar saling bersahutan. Saling menatap dalam keheningan hingga beberapa detik kemudin kedua insan itu tersadar.

“Deg-deg !” OMG jantungku, batin Ruth dengan muka bersemu merah

“Ee—ehh Maaf !” sahut Abian dengan gerakan salah tingkah sambil memegang dahinya

“Hhem—hmm, aku juga minta maaf !” Terima kasih.“

“Hhmm ya, sama-sama !” Aku duluan  Ruth“

“Oh iya, silakan Bi !”

Lalu Abian pun berlalu pergi, sementara Ruth,

“OMG, apa yang terjadi, jantungku sepertinya harus diperiksa, kenapa detaknya tidak beraturan begini, ah, teriaknya “ kemudian dia tersadar.

“Bian, tunggu !”

“Apalagi ?”

“Kamu belum jawab pertanyaan aku !”

“Pertanyaan yang mana ? “

“Pacar kamu ?”

“Oh, iya kenapa dengan dia ?”

“Aku mau tahu siapa dia ?”

“Kenapa kamu mau tahu ?” bukan urusan kamu juga kan ?”

“Jadi urusan aku kalau aku suka sama kamu, dan kamu suka sama kamu !”

“PD kamu nona Ruth!”

“Mungkin !” suatu saat nanti !” Ruth berkata

“Aku sudah bilang jangan !”

“Kenapa ?” karena kamu sudah punya pacar ?” aku akan merebut kamu dari dia “

“Jangan nanti kamu kecewa ?”

“Siapa yang kecewa ?” Aku atau Dia ?”

“Kalian berdua ?” dan aku tidak ingin itu terjadi “

“Aku dan Dia yang kecewa ?” tanya Ruth

“ Ya, aku tidak ingin salah satu diantara kalian berdua kecewa  atau bahkan kalian berdua yang akan kecewa karena aku”

“ Kenapa ?” Apa kamu sangat mencintainya ?”

“Ya, aku sangat mencintainya!” sambil memejamkan mata Abian membayangkan gadis ayunya.  Dia adalah gadis pertama yang mengisi hatiku, memberi warna dalam hidupku. Dia gadis yang baik yang rela menghabiskan sisa-sisa waktunya untuk menungguku, hanya untuk menungguku, bahkan dia rela menjaga kesetiaannya dalam setiap embusan napasnya. Menanti dan terus menanti. Bukan tidak bisa untuknya mencari pria lain, karena dia adalah gadis yang baik, cantik, lembut dan berhati malaikat. Aku yakin, di sana pasti banyak pria yang menginginkannya, tapi dia bilang, dia telah memilihku dan tidak akan pergi jika bukan aku yang memintanya. Dia akan menjaga hati dan perasaannya sampai aku kembali membawanya dalam keabadian cinta. Dia sangat pengertian bahkan dia tidak pernah marah ketika aku tidak sempat menghubunginya. Ketika aku menghubunginya maka sapaan lembut dan manja yang akan keluar dari bibirnya yang selalu mampu menenangkanku dan melepas lelahku. Dan seandainya dia berada didekatku aku akan memeluknya erat dan tak kan membiarkan dia lepas dan pergi. Ya begitulah gadis ayuku, yang berhati malaikat. Jadi mana mungkin aku sanggup menyakitinya. Jika kau menyukaiku, sebaiknya kau buang jauh rasa itu dan jangan biarkan rasamu tumbuh dan semakin tumbuh. Aku hanya tidak ingin kau atau dia kecewa”

Sementara Ruth berdiri mematung mendengar semua ucapan Abian, kedua kakinya seperti terpaku tanpa bisa melangkah dan berkata

“Apakah tak ada kesempatan bagiku ?”

“Entahlah !” Aku tak ingin memberi harapan padamu dan aku rasa kau juga mengerti “

“Hemm !" Ruth hanya bergumam.

"Tapi aku menyukaimu Yan, dan aku, a_ku tidak bisa mencegah perasaanku."

"Cegahlah semampumu Ruth !" tegas Bian.

"Jika aku tetap tak bisa mencegahnya, maka apa yang akan terjadi ?"

"Entahlah, mungkin sesuatu yang tidak pernah akan bisa kita bayangkan. Entah aku, kau atau dia yang akan terluka, atau mungkin justru kita bertiga yang akan terluka dan kecewa. Jadi cegahlah sebisamu."

Kedua insan berbeda jenis kelamin itu terdiam untuk sesaat sambil mencerna keadaan apa yang sedang terjadi diantara mereka berdua. Tanpa mereka sadari takdir akan membawa mereka pada kisah paling menyakitkan yang akan terkenang sepanjang hidup mereka.

Di kelas

“Hei bro, gue cariin ke perpus gak ada rupanya di sini elonya !” sapa Dion

“Iya, bentar doang gue di perpus!”

“Lemes amat lo, kenapa ? gegana loh ?” ejek Dion

“Apaan sih ?”

“Gue tahu nih, kalau begini gejalanya pasti berkaitan dengan Bening. Kenapa kangen lo ama dia ?” berat bro emang kalau LDR, tapi gue salut ama kalian berdua, bisa saling menjaga. Tapi Bening emang baik sih, super baik malah, langka banget model cewek kayak dia. Jangan lo sakitin dia ya bro!”

“ Tau aja lo, gue lagi mikirin dia, benar gue lagi rindu ama dia. Gak lah, gak bakalan gue nyakitin dia.

“Gue tuh tahu banget perjalanan kalian dari dulu sampai sekarang, dari zaman kita masih ingusan. Bagaimana dulunya elo jadi penggemar rahasianya dia. Dia yang banyak dikagumi lelaki dan pada akhirnya dia memilih elo.

“Gue juga gak nyangka kalau akhirnya gue ama dia akhirnya bisa bersama!”

“Gue orang pertama yang gak rela elo pisah ama dia, kalau elo nyakitin dia, ingat-ingat masa dulu elo mendapatkan dia. Dan masa-masa yang udah kalian lalui berdua.

“Hem, menggumam.

“Kamu benar Di, sudah banyak tahun yang kami lalui, sudah banyak waktu yang kami lewati. Aku hanya ingin kelak kami berakhir bahagia.

“Mudah-mudahan Bi, asalkan kamu tetap bisa jaga hati, mata dan imanmu !”

“Kok gue ?”

“Ya elu lah, kalau Bening sih gak ragu gue, dia bakalan setia dan bisa jaga hati dia, sekalipun elo ninggalin dia, gue yakin dia tetap akan nungguin elo. Kecuali, Dion menggantung ucapannya

“Kecuali apa ?” tanya Abian

“Kecuali gue yang gantiin posisi elo di hati Bening !”

“Maksud lo ?  Elo suka sama Bening ?” ngehianatin gue lo ?” tanya Bian dengan tatapan marah

“Hem !” sambil mengedikkan bahu

“Dion !” teriak Abian

“Apaan sih ?” Gue bercanda juga, makanya jaga dia baik-baik, kalau enggak, gue rebut Bening dari lo

“Teman makan teman lo ?”

“Hahahaahhaa, mereka tertawa bersama, merasa bodoh dengan ucapan mereka.  Dan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada mereka kedepannya. Bersahabat sejak kecil, sekolah yang sama hingga mereka kuliah pun pada kampus dan jurusan yang sama. Saling berbagi dalam suka dan duka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status