Abian telah kembali ke tempat di mana dia menyewa sebuah rumah bersama Dion sahabatnya. Ya rumah yang tidak terlalu besar yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah dengan design minimalis dengan cat berwarna hijau muda yang terlihat bersih dan terawat. Cukup nyaman dengan taman kecil yang ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga yang bermekaran menambah keasrian rumah tersebut. Di tengah langit senja yang temaram, pria tampan itu menjatuhkan bokongnya pada salah satu kursi di teras rumah yang ditempatinya.
“ Kenapa aku begitu merindukannya ?” sedang apa dia gadis ayuku ?”
Meraih gawai dari saku celana jeansnya hendak melihat apakah ada pesan atau telpon dari sang pemilik hati.
“Tidak ada!” gumamnya
Lalu jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada gadis ayunya
“Assalamualaikum Bee ”
“Kamu lagi sibuk banget ya ? sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !”
“Miss you so much Bee!”
Sebuah pesan terkirim dengan nama kontak “My Bee” di gawai seorang Abian. Masih duduk di teras rumahnya, sambil menunggu balasan dari gadis ayunya. Dan melihat ke gawainya setelah beberapa detik belum juga ada balasan.
“Lebih baik aku mandi aja dulu, siapa tahu nanti selesai mandi Bening sudah membalas pesan aku!” batinnya
Di sebuah kota tempat Bening berada
Senyuman manis terukir indah dibibir perempuan berparas ayu, berbulu mata lentik, berkulit putih, dengan postur tidak terlalu tinggi dengan surai hitam panjang sebahu sedang asyik kotatidak jauh dari kampusnya. Gadis itu adalah Bening Kristal, dara ayu yang mengisi hati seorang Abian Anggara Firman sejak mereka masih SMP hingga saat ini. Yang dianggap Abian perempuan berhati malaikat yang begitu baik dan penyayang, kesetiaannya tak pernah diragukan. Rela menunggu pria itu hingga bertahun-tahun lamanya dalam hubungan LDR (Long Distance Relationship). Sifatnya yang sabar dan penyayang, bertutur kata lembut membuat nilai lebih bagi Abian. Ya Pria itu teramat menyayanginya. Meskipun harus terpisah jarak, ruang dan waktu, mereka tetap bertahan, mencoba mengikis jarak dengan komunikasi intens. Dara ayu ini tengah mengenyam pendidikannya di sebuah Universitas kedokteran di kota XY semester 6. Hari demi hari dilalui tanpa seorang Abian disisinya, bukan tidak pernah terpikir olehnya dan berkhayal seandainya pria tampan itu berada didekatnya. Mungkin banyak hal yang bisa mereka lakukan berdua. Berjalan-jalan menyusuri kota, berbagi cerita dan keluh kesah. Namun itu tidak dapat mereka lakukan. Saling berbagi cerita hanya melalui telepon genggam saja disetiap ada kesempatan.
“Aku pulang duluan ya, udah sore, capek juga kuliah sampai sore !” Bening yang berbicara
“Ya udah, kita juga udah mau pulang kok, sahut teman-temannya
“Aku duluan ya, dah !” sambil melambaikan tangannya ke teman-temannya menuju tempat tinggalnya. Ya Bening hidup di perantauan di sebuah kota xy tempat dirinya mengenyam pendidikan, awalnya dia ingin berkuliah di kota yang sama dengan Abian, tapi karena dia adalah anak perempuan satu-satunya, sang ibu tidak mengizinkannya berkuliah terlalu jauh dari kota asalnya. Di kota ini ia memilih kost yang tidak terlalu jauh dari kampusnya. Sesampainya di kost dirinya memasuki gerbang rumah berwarna cokelat susu dan membuka pagar besi berwarna hitam untuk memasuki rumah yang setiap harinya menjadi tempat ia berlindung dan melepas lelah, di sebuah kamar berukuran 3x4 dengan dinding bercat putih tulang dengan satu lemari pakaian yang tidak terlalu besar berwarna senada dengan dindingnya berdiri kokoh di sudut kanan kamar itu, juga terdapat meja belajar tempat dirinya bergelut dengan tugas-tugas kampusnya. Dengan rasa lelah yang membuncah tanpa berganti pakaian ia langsung menjatuhkan tubuh lelahnya pada ranjang berukuran single bed dengan sprei berwarna ungu polos.
“Ah, hari ini benar-benar melelahkan !” gumamnya sambil membolak-balikkan tubuhnya, memejamkan mata sejenak hanya untuk sekedar melepas lelah
“Sebaiknya aku mandi dulu, sudah mendekati Maghrib, setelah mandi dan shalat magrib aku akan beristirahat sejenak !” melangkahkan kaki menuju kamar mandi dan masih mengabaikan gawainya. Karena tanpa dia sadari seseorang telah menunggu dirinya membalas pesan.
Setelah ½ jam berada di kamar mandi, Bening pun telah selesai dengan aktifitas mandinya. Lalu berpakaian dan melaksanakan ibadah shalat Maghrib. Selesai shalat ia benar-benar beristirahat karena merasa sangat lelah, sebentar saja dirinya sudah terlelap ke alam mimpi. Dan masih melupakan gawainya, ya begitulah gadis itu, setelah melalui hari yang panjang dia tertidur pulas.
Sementara di tempat lain seorang pria tampan resah menunggu jawaban pesan dari gadis ayunya
“Kenapa belum dibalas ?” Kemana dia ?” Apakah sebegitu sibuknya dia hingga tidk membalas pesan atau membaca pesanku ?” gumam Abian
“ Apa sebaiknya aku telpon saja dia ?” sambil menimbang-nimbang
menelpon gadis ayunya yang sudaah benar-benar sangat dirindukannya. Lalu menekan tombol hijau dengan nama kontak “ My Bee”
“Tut-tut,tut,tut “, masih tiada jawaban
Mencoba lagi
“Tut,tut,tut,tut”, masih tiada jawaban, hingga pria itu melakukannya sampai 10 kali panggilan. Namum masih tiada jawaban
“Kemana dia ?” sampai-sampai pesan dan telpon ku tidak direspon, apakah dia tidak tahu kalau aku merindukannya !” sambil menyugar rambut hitamnya menahan kekesalan
“Kamu kemana Bee ? “ apakah kamu baik-baik saja ?” cemasnya. Kemudian mengirimkan pesan itu kegadis ayunya.
Sementara siempunya badan masih asyik tertidur lelap dengan mukena yang masih terpasang, hingga suara ketukan dari pintu membangunkan gadis ayu itu dari tidurnya
“tok-tok-tok-tok Bee ?” apakah kamu didalam ?” sapa seseorang dari luar. Namun belum ada jawaban. Kemudian mengetuk pintu kamar lagi
Kemudian tak lama kemudian yang dipanggil terjaga dari tidurnya. Dan dirinya sangat mengenali suara itu, ya Bu Asri, tukang catering yang selalu mengantarkan urusan kampung tengah seluruh penghuni di rumah kost ini. Lalu menyahut dan melangkah menuju pintu kamar
“Iya Bu, sebentar !” Masih setengah sadar
“Ada apa Bu ?” tanya Bening
“ Kamu ketiduran ?” nih makan malam kamu belum diambil, sudah ibu bawa kemari, ayo segera dimakan, udah jam ½ 9 loh “
“Ha benarkah ?” sambil melirik ke arah jam.
“Oh iya, sudah lama banget ya aku ketiduran ? “ Ya udah makasih ya Bu Asri, nanti Bening makan, mau shalat isya dulu “ sapanya
“Iya baiklah, kalau gitu ibu permisi dulu ya bee !”
“Iya Bu, terima kasih !”
“ Sama-sama !”
Kemudian menutup pintu kamar, lalu segera berwudhu melaksanakan shalat isya. Setelah selesai beribadah, ia lalu makan malam yang sudah sangat terlambat. Dan menghabiskan makan malamnya yang sudah dimasak oleh Bu Asri.
“Alhamdulillah, akhirnya makan juga !”
Kemudian gadis ayu ini baru teringat pada gawainya, yang sudah satu hari ini diabaikannya. Lalu segera meraih tasnya untuk mengambil hp yang masih berada di dalam tas. Kemudian ia meraih hpnya dan betapa terkejutnya dia melihat ada beberapa pesan dari pria tampannya dan 10 panggilan tak terjawab dari pria yang dia beri contack name “MY BII “. Lalu membaca sebuah pesan bertuliskan
“Miss you so much Bee !”
Kemudian gadis ayu ini membuka hpnya dan membaca semua pesan yang dikirimkan kepadanya dari pria tampannya “Assalamualaikum Bee !” “Kamu lagi sibuk banget ya ? sampai satu hari ini gak ada kabar dari kamu, nanti kalau kamu udah baca pesan aku, telpon atau kabari aku !” Ok !” “Miss you so much Bee!” Kemudian gadis ayu ini langsung mencari contack name dengan nama “ My Bii”, lalu mencoba menelpon seseorang di sana yang sudah sangat merindukannya Tut,tut,tut, belum ada jawaban kemudian ia mengulangi panggilan kembali Tut, tut, tut, tut Sementara Abian yang memang sudah menunggu kabar dari gadis ayunya segera berlari meraih gawainya, berharap seseorang yang dirindukannyalah yang menghubunginya. Senyum manis terukir di bibirnya mnegetahui siapa yang sudah menelponnya. Sebuah name contack dengan tulisan “ My Bee “. Lalu dengan segera menekan tombol hijau “Hallo, assalammualaikum Bee !” suara bariton itu lembut menyapa gadis a
BAB 5 : Ragu dan Menyerah ? Pagi yang cerah. “Yan, libur semester ini balik gak ?” Tanya Dion pada sahabatnya. “Belum tau sih, Di. Rencananya aku ambil semester pendek, biar cepat kelar studi aku dan cepat dapat kerja, nabung buat ngelamar Bening.” “Ceileh, dah mikir kawin aja lo !” “Yaiyalah Di, kamu kan tau aku tuh sama dia udah berjarak lama banget. Kalau gak cepat-cepat aku halalin ntar keburu orang lain yang halalin. Udah sejauh ini juga kan ?” “Benar juga sih !” Asal jangan lo yang ngebet, lo yang ngingkari.” Untuk sejenak Abian terdiam. Kata-kata sahabatnya itu seperti menusuk tepat di jantungnya. Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba gawai Abian berdering tanda sebuah notifikasi masuk dari gawainya. Senyum pria tampan itu mengembang sempurna dari sudut bibirnya, melihat siapa pengirim pesan bertuliskan “My Bee”. Kemudian dia langsung membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh pujaan hatinya yang jauh dari pandangan ma
Abian begitu terkejut dengan pengakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang menurutnya terlalu berani dan blak-blakan soal pengakuan perasaannya. Saat ini bahkan dirinya belum sempat mencerna keadaan apa yang sedang terjadi. Namun dirimya sempat berfikir bahwa gadis ini sangat bertolak belakang dengan gadis ayunya. Jika Bening adalah seorang gadis yang lembut, ayu, dan penuh kehati-hatian, tidak blak-blakan, baik bahkan sangat baik dan berhati malaikat. Maka Ruth adalah kebalikan dari gadisnya. Lebih terbuka, blak-blakan, periang, ambisius dan sangat vokal dan dominan. "Kamu ngomong apa sih Ruth ?" tanyanya memastikan. "Aku suka sama kamu Yan!". sahut Ruth "Ruth kamu ?" 'Iya, aku gila, tergila-gila sama kamu. Yan !" meraih tangan kanan Abian. "Kamu apa-apaan sih ?" lepaskan Ruth !" perintahnya sambil menepis tangan Ruth. "Yan, kasi aku kesempatan untuk kamu mengenal aku dan aku mengenal kamu. Aku gak minta kamu buru-buru membuat keputusan
Aku Adelia Ruth prawita, seorang gadis periang, mempunyai rasa percaya diri tinggi, vokal, ambisius dan apa yang aku inginkan harus aku dapatkan. Bahkan aku tidak peduli sesulit apapun itu, selalu berusaha agar apapun bisa terwujud seperti mauku. Termasuk soal cinta, siapapun pria yang aku sukai harus aku takhlukkan dan wajib hukumnya menjadi milikku. Aku memeluk agama Kristiani, hingga pada satu ketika aku jatuh cinta pada seorang pria muslim, yang menurutku cukup sulit untuk aku takhlukkan. Ya dialah Abian Anggara Firman. Seorang pria muslim yang beberapa hari terakhir ini mengisi pikiranku. Berawal dari pertemuan tak sengajaku dengannya pada sebuah insiden yang tak disengaja, ya ketika aku telat ke kampus, lalu aku menabraknya. Sejak saat itu, aku selalu mengingatnya, bayangan wajahnya yang tampan dan rupawan terus menghantui. Dia adalah pria yang sulit didekati, sifatnya yang cool, cuek dan perfeksionis membuat nyaliku sedikit menciut. Namun aku tak pernah menyerah, selalu
"Kamu ?" Lagi ?" “Kamu bisa gak sih jadi cewek itu anggun gak pecicilan?” Kayaknya hidup aku tuh gak beruntung banget setiap kali ketemu sama kamu. Hufht, menghela napas panjang. Dengan penuh rasa kesal dihatinya Bian menatap Ruth tajam. “Sorry !”, sahut Ruth sambil menautkan kedua tangannya. Kemudian Bian berlalu pergi, malas jika harus berdebat kusir dengan seorang wanita, apalagi di perpustakaan, dan tiba-tiba Ruth memanggilnya kembali. “Bian !” maaf, aku gak sengaja !” dengan mata puppy eyesnya. “Sudahlah, lupakan!” berlalu pergi. “Aduh Abian kamu makin keren deh kalau lagi jengkel begitu, makin gemes akutuh!” batin Ruth. Kemudian dia berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Bian. “Bian, tunggu!” “Apalagi sih ? “CEWEK PECICILAN ?” “What ?” “CE-WEK PE-CI-CI-LAN, jelas ?” Ruth hampir menangis dikatakan pecicilan oleh seorang Abian, dengan kristal bening me