Share

Hilang

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-05 20:42:52

Udara di dataran tinggi menyambut mereka dengan pelukannya yang sejuk. Driver berhenti di depan sebuah rumah kayu luas bergaya kolonial yang berdiri anggun di tengah taman bunga yang sedang mekar.

Pepohonan tua mengayun pelan seolah menyambut kehadiran tamu baru.

Amara turun dari mobil perlahan dibantu Bayu yang sudah lebih turun membukakan pintu.

Rembulan yang dibedong hangat masih terlelap dalam dekapan sang mama.

Pintu rumah terbuka.

Seorang perempuan paruh baya dengan rambut sebagian memutih duduk di atas kursi roda yang didorong oleh seorang perawat. Sorot matanya tajam namun teduh. Kulitnya berkerut, meski begitu ada ketegasan yang tetap hidup di sana.

“Ibu .…” Suara Amara lirih, nyaris tercekat.

Sumiati tidak menjawab langsung. Matanya tertuju pada sosok kecil yang terbungkus dalam kain putih lembut di pelukan putrinya. Bayu mundur pelan, memberi ruang bagi momen yang tak bisa diulang.

Amara mendekat, lalu berlutut perlahan di hadapan ibunya.

“Ini Rembulan, Bu… cucu I
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (10)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
jangan pura pura panik deh kan kamu lebih sayang perusahaan dan harta keluarga mu.. selamat menikmati Arga
goodnovel comment avatar
Ku Maters
Km korban kn istri dn ank dmi bisnis ga,, skrng km br tau rasanya khilngn
goodnovel comment avatar
Aya Aisyah
Udah tau nikah pura2 sama si wanita ular,dan begitu bodoh di perdaya sama dia. Kalau cinta sama Amara ya harus benar2 menjaga dia. Jangan sedikt2 di panggil wanita ular mau aja. Dasarrr...rasain itu,jangan nangis dan jangan menyesal. Terlambat sudah...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Arah

    Zeno berdiri di tepi pagar ketika Arga mulai melajukan kendaraannya, dengan tangan bersedekap dan senyum kecil menyambut mereka yang akan berangkat menuju rumah utama.“Kalian hati-hati di jalan ya,” ujar pria itu saat mobil Arga berhenti di depannya. “Terima kasih, Mas Zeno … untuk Aryana … untuk semuanya.” Zeno terkekeh kecil. “Santaiii. Gue cuma ingin liat sahabat gue bahagia.”“Lo enggak ikut mampir ke rumah?” tanya Arga kemudian.“Gue harus balik ke kantor. Masih ada jadwal meeting sore ini.”“Titip salam buat mbak Clara ya, Mas,” ujar Amara sambil tersenyum tipis.Zeno mengangguk. “Pasti. Dia akan senang dengar kamu pulang karena selama ini Arga uring-uringan terus sewaktu nyariin kamu.”Setelah berpamitan, Arga melajukan kendaraannya kembali dan dengan satu tarikan nafas panjang, mereka pun melanjutkan perjalanan terakhir siang itu—menuju rumah mereka sendiri.***Rumah itu berdiri megah tapi bersahaja, dengan desain kontemporer bernuansa hangat. Amara sempat menghe

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Pulang

    Langit siang itu cerah, tapi udara terasa lebih lembut dari biasanya. Seolah alam pun tahu bahwa hari ini akan menjadi awal baru bagi seseorang yang telah lama bersembunyi dari dunia.Amara berdiri di ambang pintu kamar, menatap koper besar yang sudah tertutup rapat. Di sisinya, Ima sedang melipat selimut kecil dan meletakkannya ke dalam tas kain berisi kebutuhan bayi. Di sisi lain, Arga sedang berbicara lewat telepon dengan nada serius—mengatur kepergian mereka semua ke Jakarta.“Aku sudah hubungi Bayu. Dia akan datang bawa mobil dan kursi roda untuk Ibu,” ucap Arga sambil menutup telepon.Dia menghampiri Amara lalu duduk di sebelahnya.Amara hanya mengangguk pelan. Pandangannya melayang ke luar jendela, ke halaman belakang Villa Bayu yang selama enam bulan terakhir menjadi tempat persembunyiannya—tempat ia lari dari pria yang selalu menyakiti hatinya, tempat ia menangis dalam sepi, dan tempat ia belajar menerima luka.“Aku akan kangen tempat ini,” gumamnya lirih.Arga menoleh.

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Keputusan Untuk Pulang

    Cahaya pagi menembus celah tirai kamar dan mendarat tepat di wajah Amara.Ia mengerjap perlahan, merasa hangat dan terkurung dalam pelukan yang kokoh. Nafas hangat menyentuh tengkuknya, dan ketika Amara menunduk sedikit, ia menyadari tubuhnya tak terlapisi sehelai kain pun.Kesadarannya kembali—tentang malam yang penuh desahan dan rintihan. Tentang sentuhan yang begitu familiar, tentang gairah yang meledak dan pelukan yang menenangkan setelahnya.Pelan-pelan, Amara menoleh ke belakang. Arga masih terlelap, wajahnya tampak damai dan tenang, seakan beban bertahun-tahun telah rontok bersamaan dengan malam itu. Tangan Arga masih memeluk pinggang Amara, dan kakinya terlilit di antara kaki Amara seperti berusaha memastikan perempuan itu tidak akan pergi lagi.Amara menggigit bibir bawahnya. Perasaan campur aduk menyerangnya—antara malu, bersalah, canggung, dan mungkin sedikit bahagia.Ia mencoba menarik tubuhnya perlahan, tapi Arga malah menariknya lebih erat. Suara baritonnya terdenga

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Demi Rembulan

    “Sebelum datang ke sini, saya ke rumah sakit dulu untuk menanyakan hasil tes dna dan ternyata hasilnya sudah keluar.” Arga menyimpan amplop di atas meja yang langsung Amara raih dan membukanya.Makan malam sudah selesai dan mereka pindah ke ruang televisi.Arga mengangkat Rembukan dari bouncer lalu memangkunya.Tidak ada penolakan atau gerakan gelisah meski Rembulan terus mendongak menatap Arga seakan sedang merekam baik-baik wajah yang jadi sering ada itu.“Dia memang anak kandung Rendy, hasilnya cocok.” Arga berujar kembali sebelum selesai Amara membaca seluruh tulisan di dalam kertas.“Syukurlaaaah ….” Amara mendesah lega.Ima memberikan Aryana kepada Amara. “Kamu makan dulu, Ma.” “Baik, Bu.” Amara langsung memakai apron menyusui untuk menyusui Aryana sementara ibu Sumiati menundukan kepala dengan mata terpejam di kursi rodanya seperti sedang bicara dengan sang Maha Pencipta mungkin mengucapkan banyak rasa syukur karena Aryana-cucunya bisa diselamatkan dan bisa berkumpu

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Memaafkan, Melupakan dan Melangkah Ke Depan

    “Banyak sekali masaknya, Bu …,” celetuk Ima yang sedang membantu Amara mengolah sayur dan daging untuk menjadi menu makan malam. “Pak Arga mau datang,” balas Amara pelan. “Oh … pak Bayu bilang kalau besok beliau juga mau datang ….” “Oh ya?” Amara menoleh menatap Ima sambil tersenyum. “Ih Ibu … kenapa senyumnya seperti itu?” Ima mengerucutkan bibirnya. “Sekarang kamu Bayu lebih sering chat kamu dari pada aku ….” Amara bukan sedang merajuk, senyumnya malah semakin lebar. “Saya pikir pak Bayu chat Ibu juga ….” Tampang Ima terlihat tidak nyaman. “Enggak tuh.” Amara tertawa. “Ibu lagi Happy ya? Akhir-akhir ini Ibu sering tertawa dan tawa Ibu lepas sekali.” Ima balas menggoda Amara. “Apa sih kamu, Ima.” Amara mengulum senyum. “Bu, sebenarnya saya mau ngomong tapi bukan kapasitas saya ….” Kalimat Ima menggantung. “Kamu mau ngomong apa?” Amara berubah serius. “Tentang pak Arga … saya setuju dengan ibu Sumiati … sebaiknya Ibu kembali bersama dengan pak Arga.”

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Takut Terluka Lagi

    “Bu, matahari paginya bagus … kita jemur Aryana dan Rembulan sekarang aja ya?” Ima berujar dari ambang pintu.“Oh boleh ….” Amara menggendong Rembulan lalu Ima menggendong Aryana dari box bayi.Dua bayi mungil itu sudah wangi setelah tadi Amara memandikannya secara bergantian.“Ibu mana?” Amara bertanya ketika berjalan di lorong dengan Ima setengah langkah di depannya.“Ibu sudah di depan, Bu ….” “Ooo ….” Amara bergumam.Di halaman yang luas itu, bu Sumiati duduk di kursi roda bermandikan sinar matahari yang hangat.Beliau tersenyum begitu melihat dua cucunya dibawa mendekat.Amara dan Ima duduk di kursi kayu lalu membuka pakaian bayi-bayi itu agar sinar matahari langsung mengenai kulit mereka.“Cucu Nenek … tampan dan cantik ….” Ibu Sumiati mencoba berkomunikasi.Rembulan tersenyum sembari menendang-nendang kakinya sedangkan Aryana memejamkan matanya sembari menggeliat dalam pelukan Ima.“Kayanya Aryana kekenyangan menyusu, Bu ….”Amara mengangguk. “Iya … sampai kempes i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status