Share

2. Firasat

Penulis: Ayu Anggun
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 00:20:29

Hall Center Hotel Savero telah dipenuhi penggemar yang terlihat antusias menunggu kedatangan para idolanya. Lampu kelap kelip dan beberapa dekor panggung menambah semaraknya suasana konser B-Men. Sesuai namanya B-Men yang berarti Bright, Briliant, and Brave Men, kelima membernya memiliki wajah yang tampan cemerlang, pintar dan berperawakan gagah dengan tinggi rata-rata 180 sentimeter yang membuat para wanita mengidolakan mereka.

Suasana semakin riuh terdengar dengan teriakan histeris para penggemar. Juga tepukan tangan membahana memenuhi setiap sudut ruangan dan akan semakin riuh ketika para pria tampan itu mengeluarkan suara emas mereka. Kelima pria tampan itu pun menggoyang panggung dengan suara merdu dan tarian mereka yang membuat beribu pasang mata terpesona.

Stik lampu yang diangkat tinggi-tinggi oleh para penggemar menghidupkan suasana konser. Saling berseru menyemangati para idolanya. Sesekali mereka mengajak semua penggemar mereka bernyanyi bersama.

Konser mereka berakhir meriah dengan gemuruh tepukan tangan penggemar setia mereka. Antrian penggemar yang ingin bertemu mereka saat acara meet and greet pun tidak kalah banyaknya. Bahkan sampai tengah malam semua sesi acara mereka baru selesai.

“Hah~ Aku sungguh lelah hari ini,” kata Vino sambil memijat tengkuknya perlahan. “Para wanita itu sungguh gila. Teriakan mereka bisa membuatku tuli.”

“Tangan mereka sungguh mengerikan. Mereka bahkan mencubit pipiku dengan gemas,” gerutu Calvin sambil merengut.

“Kamu itu masih lebih beruntung dibandingkan dengan Rexa,” ucap Zhen sambil menepuk bahu Rexa dan yang bersangkutan hanya tersenyum miris karena sempat mendapat cakaran di tangannya saat para penggemar berusaha menyalaminya dengan tidak sabar.

“Hei, berhentilah mengeluh. Ingat! Kalian bisa sampai seperti ini berkat penggemar kalian yang gila itu, loh!” sahut Nick sambil memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya. “Kalau begitu aku duluan, ya. Ada beberapa hal yang harus aku urus di kantor.”

“Aku juga harus pergi sekarang. Mobilku ada di halaman parkir depan. Jadi, sampai nanti, bye!”

“Hei! Apa kamu tidak akan pulang lagi hari ini?” tanya Calvin yang sudah hapal kebiasaan temannya yang pencinta wanita itu. Rexa hanya melambaikan tangannya sekilas dan terus berlari menuju halaman depan hotel.

Di waktu yang sama, Sofie baru saja menyelesaikan shift-nya dan sedang berjalan menyeberangi lobi hotel. Saat tiba di halaman parkir, Sofie melihat seseorang yang amat dikenalnya. Seseorang yang selama ini dia rindukan terlihat berdiri tepat di gerbang keluar hotel.

Fabian, kekasihnya terlihat baru saja turun dari mobilnya kemudian menghampiri seorang wanita semampai dengan rambut sebahu. Fabian mencium pipi wanita tersebut lalu memeluknya dan membukakan pintu mobil agar wanita itu bisa naik.

Belum sempat Sofie melihat siapa wanita itu, mobil Fabian telah membawa keduanya pergi. Meski terlalu terkejut, Sofie langsung berlari sekuat tenaga berusaha mengejar mobil Fabian. Namun tiba-tiba sebuah mobil escalade hitam melaju ke arahnya dan nyaris menabraknya. Sofie hanya bisa terpaku sambil menutup matanya saat mobil tersebut berhenti tepat di depannya. Terlalu terkejut untuk tahu apa yang terjadi selanjutnya.

“HEI! Apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau mati?” teriak si pengendara mobil dengan suara kesal. Ternyata pria itu adalah Rexa, salah satu member B-Men, yang kemudian segera turun menghampiri Sofie.

“Maaf-maaf. Oh ya, tolong bantu aku mengejar mobil yang barusan, ya! Ayo cepat-cepat-cepat!” desak Sofie sambil mendorong Rexa kembali ke mobilnya.

“Hei, apa-apaan ini?” protes Rexa, walaupun akhirnya pria itu masuk juga ke dalam mobil dan duduk di balik kemudi.

“Sudah, ayo cepat! Anggap saja ini balasan untuk kejadian tadi siang!” ucap Sofie tidak sabar kemudian bergegas naik ke dalam mobil Rexa begitu saja. “Ayo cepaaaaaat!!!” Sofie mengangkat tangan Rexa dan memaksanya memegang kemudi mobil.

Setengah hati Rexa menuruti permintaan Sofie untuk mengikuti mobil Fabian. Rexa menginjak pedal gasnya dan melaju kencang mengejar mobil yang dikendarai Fabian. Hingga akhirnya mobil Fabian masuk ke halaman sebuah komplek apartemen di tengah kota.

Sofie tahu betul kalau komplek apartemen tersebut adalah apartemen tempat Fabian tinggal. Sofie gelisah, berkali-kali diremasnya jemari tangannya. Jantungnya berdebar kencang saat dia turun membuntuti Fabian. Sedangkan Rexa menggerutu pelan sambil mengamati gerak gerik Sofie yang mencurigakan.

“Apa yang dia lakukan? Apa aku juga harus turun untuk melihat? Aaah ... menyusahkan saja!” Rexa memutuskan untuk turun dari mobilnya karena penasaran dengan apa yang akan Sofie lakukan. Dengan mengenakan topi dan kacamata hitam supaya tidak dikenali paparazi dan para penggemarnya, Rexa pun berjalan pelan sambil mengendap-endap di belakang Sofie dengan gaya seperti agen rahasia.

Sofie sempat tertinggal ketika keduanya menaiki lift. Namun melihat angka yang terus naik di layar lift, Sofie yakin mereka akan ke unit apartemen Fabian. Sofie baru keluar lift saat melihat dikejauhan keduanya masuk ke unit apartemen Fabian. Sofie melangkah cepat tanpa suara hingga tiba di depan pintu unit Fabian. Untuk beberapa saat Sofie ragu untuk membunyikan bel, sedangkan Rexa hanya mengamati Sofie dari kejauhan saja.

Sepuluh menit Sofie berdiri bimbang di depan pintu unit Fabian. Sambil menarik napas pelan berusaha menguatkan diri untuk kemungkinan terburuk yang dia curigai.

Sofie pun menekan bel dengan tangan bergetar. Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya pintu dibuka perlahan. Seorang wanita muncul dengan rambut yang sedang berusaha dirapikan dan blus yang terlihat kusut seperti habis bergulat. Sebuah tampilan yang semakin menguatkan kecurigaan Sofie sejak tadi.

Yang lebih menyakitkan hati Sofie adalah dia kenal siapa wanita itu. Wanita yang kini sedang mendelik kesal alih-alih terlihat kaget dengan kedatangan Sofie.

“Kyla?!”

****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Karenamu Kujatuh Cinta   41. Sebuah Kejelasan

    “Kita mau ke mana malam-malam begini?” tanya Sofie sambil memandangi jalanan yang tidak dia kenal di sekelilingnya.Bukannya menjawab Rexa hanya tersenyum tipis sambil terus melajukan mobilnya menyusuri jalan raya yang semakin lama semakin sepi.Melihat jalanan yang semakin sepi, Sofie mulai waspada dengan apa yang akan Rexa lakukan selanjutnya. Apalagi saat melihat wajah pria itu yang masih terlihat kesal sejak kejadian di studio foto tadi.Mobil Rexa berbelok memasuki gerbang besar sebuah tempat rekreasi. Setelah membayar tiket masuk, Rexa melajukan mobilnya mencari tempat parkir yang sepi. Pria itu sengaja mencari tempat yang jauh dari keramaian untuk menghindari kehebohan massa yang akan mengenal identitasnya.“Ayo turun!” perintah Rexa begitu selesai mematikan mesin mobilnya.Tanpa menjawab, Sofie ikut turun dari mobil. Hal yang pertama wanita itu lakukan adalah mengamati keadaan sekitar. Memahami di mana tepatnya dia berada agar kalau terjadi sesuatu padanya, dia bisa kabur meny

  • Karenamu Kujatuh Cinta   40. Batasan

    Gerutuan Sofie makin panjang terdengar begitu melihat pose Rexa memeluk Kaisha dari belakang. Segala macam caci maki wanita itu tujukan pada pria yang kemarin membuat jantungnya nyaris jungkir balik karena senang. Kini Sofie semakin yakin kalao pria itu hanya mengerjainya saja kemarin. Lagi pula mana mungkin Rexa menyukai wanita mungil cerewet seperti dirinya.“Waa!!!” Sofie tiba-tiba terpekik kaget ketika hawa dingin menyengat menggigit kulit pipinya. Wanita itu langsung menoleh untuk melihat siapa yang berani mengusiknya saat ini. Namun baru saja hendak mencaci maki orang yang mengganggunya memaki Rexa, Sofie justru terhipnotis senyuman manis dari pria yang berdiri sambil menyodorkan sekaleng minuman dingin di hadapannya itu. “Revano!”“Kenapa merengut begitu?” tanyanya sambil membukakan tutup minuman kaleng kemudian menyerahkannya ke tangan Sofie. “Cappuccino dingin, kesukaanmu, kan?” katanya lagi.Senyum Sofie semakin lebar, “Terima kasih.”“Cemburu, ya?” tanya Revano tepat sasara

  • Karenamu Kujatuh Cinta   39. Cuma Mimpi

    Sofie membuka mata sambil tersenyum memeluk guling. Apa yang sudah terjadi padanya semalam? Kenapa dia jadi tersipu malu seperti sekarang? Ah ... semua kejadian itu seperti mimpi rasanya.Sofie berguling ke kanan dan kiri. Lalu menutup wajahnya dengan guling dan kembali membayangkan kejadian demi kejadian yang dialaminya semalam. Seulas senyum kembali mengembang di bibirnya. Hingga dering jam alarm membuyarkan semua angannya.Sofie bangkit dari tempat tidur. Tatapannya langsung tertuju pada gaun cream yang tergantung pada pintu lemari di hadapannya. Semburat kemerahan kembali menjalar di pipi Sofie. Ah ... lama-lama dia bisa berhalusinasi. Sofie menepuk pipinya pelan dan beranjak meninggalkan kamar.Masih pagi memang, tetapi Sofie tidak menemukan Sonya di mana pun. Hanya ada secarik kertas berisi catatan yang ditulis Sonya tertempel dengan magnet di pintu kulkas. Memberitahukan kalau sahabatnya itu tidak akan pulang malam ini karena harus kerja lembur.Sofie duduk di kursi meja makan.

  • Karenamu Kujatuh Cinta   38. Penuh Warna

    Rexa tidak yakin dengan apa yang sedang dilakukannnya sekarang. Rexa kembali seperti orang yang baru mengenal wanita. Saat ini bahkan dia rela terjebak dalam studio bioskop untuk sekadar menonton film bersama wanita yang memikatnya alih-alih kamar hotel yang nyaman. “Kita mau nonton film apa, sih?” tanya Sofie begitu mereka duduk di kursi masing-masing. “Horor,” sahut Rexa santai. Sedangkan Sofie terpekik kaget. “Horor?!” Sofie menegakkan tubuhnya menghadap Rexa. “Bukannya aku tidak suka film horor, hanya saja nonton di bioskop membuat film horor berpuluh-puluh kali lipat lebih menyeramkan. Efek suaranya selalu membuatku tidak bisa tidur setelah menontonnya.” Rexa hanya memperhatikan wanita itu berargumen dengan senyum tipis menghiasi bibirnya. “Jadi, bolehkan ganti film yang lain?” tanya Sofie sambil menatap Rexa memohon. “Bagus, dong! Nanti aku temani supaya kamu bisa tidur nyenyak,” sahut Rexa dengan seringaian nakalnya. Sofie langsung mencubit lengan pria itu hingga Rexa meng

  • Karenamu Kujatuh Cinta   37. Apakah Ini Kencan?

    “Loh, kenapa kita ke sini?” tanya Sofie heran begitu wanita itu tersadar jalan yang mereka laluinya adalah jalan menuju Mall Savero di pusat kota. “Mau apa malam-malam gini ke mall? Sebentar lagi juga mallnya tutup,” ucap Sofie heran saat Rexa memarkirkan mobilnya di basement mall.“Bioskop masih buka sampai tengah malam.”“Untuk apa ke bioskop?”“Ya nonton, dong!” sungut Rexa kesal dengan kebodohan Sofie mencerna semua sikapnya. Sedangkan wanita itu hanya ber-oh ria.Rexa kembali menarik lengan Sofie dan meminta wanita itu berjalan di sisinya bukan di belakangnya. Keadaan ini membuat kewaspadaan Sofie naik level. Sejak memasuki mall, wanita itu selalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.Meskipun Rexa memakai topi hingga wajahnya tidak terlalu jelas terlihat, tetapi Sofie tetap merasa tidak aman. Wanita itu bahkan berharap tidak akan ada sedikit pun masalah yang muncul ketika mereka berjalan hanya berdua saja seperti ini.“Kamu kenapa? Seperti mau maling dompet pengunjung saja!” t

  • Karenamu Kujatuh Cinta   36. Terjerat Pesona Rexa

    Rexa mulai melajukan mobilnya tepat di belakang mobil van para member B-Men. Rexa memang lebih suka mengendarai mobilnya sendiri. Sedangkan member B-Men lainnya lebih senang menggunakan mobil van milik perusahaan karena lebih praktis. Mereka semua tiba di Royal Restaurant saat semburat kemerahan mulai meredup dan berganti malam. Sutradara Erick dan seluruh kru pembuatan drama sudah menunggu mereka di sudut kanan ruangan. Para member B-Men pun bergabung dan membaur dengan semuanya. Rexa duduk diapit kedua wanita yang membuat hati Sofie bagai dilumat di atas papan penggilasan. Siapa lagi kalau bukan Kaisha dan Azalea. Terlebih lagi Azalea yang sedari tiba tidak pernah melepaskan Rexa sedikit pun, seakan sedang membalaskan kekesalannya di studio tadi. Ada saja cara yang wanita itu lakukan untuk mencoba menarik perhatian Rexa. Untunglah Sofie duduk di samping Revano dan Sonya. Setidaknya dia memiliki teman untuk berbincang. Walaupun harus menghindari tatapan tajam Rexa setiap kali Sofi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status