Share

Karma Itu Nyata Pengkhianatan
Karma Itu Nyata Pengkhianatan
Auteur: Shatara

Bab 1

Auteur: Shatara
Ketika Kemal pulang ke rumah, aku sedang membereskan barang-barang yang awalnya mau aku bawa untuk berkemah.

Sejak kecil, aku selalu suka mendaki gunung, dan Kemal tahu itu.

Untuk acara berkemah kali ini, aku sudah membujuknya cukup lama sampai akhirnya dia setuju membawaku.

Namun, sebelum berangkat, dia malah berubah pikiran.

Dengan wajah kesal, Kemal berkata padaku.

"Kamu yang pincang begini mau mendaki gunung? Kenapa sih selalu melakukan hal-hal yang bikin aku malu!"

Setelah mengatakan itu, dia pergi tanpa menoleh lagi.

Sesuatu yang sudah aku tunggu-tunggu selama hampir setengah tahun, hancur begitu saja hanya karena kata "memalukan."

Kemal menendang barang-barang yang ada di lantai, berkata dengan jengkel.

"Kamu seharian menganggur di rumah, nggak bisa beresin rumah sedikit, ya? Lihat nih, berantakan banget!"

Dia melempar sebuah kotak perhiasan ke hadapanku.

"Ini buat kamu. Yessy yang bantu pilihkan. Coba buka."

Kotak perhiasan dari beludru merah itu terlihat sangat mewah, tetapi aku pernah melihatnya di unggahan Yessy Tandri.

Di foto itu, dia memakai kalung bernilai jutaan sambil berswafoto.

Di belakangnya, Kemal tersenyum sambil membayar.

Keterangan fotonya berbunyi:

"Bos besar minta bantuanku untuk memilih kalung, eh ternyata setelah aku pilihkan, malah dikasih ke aku. Maksudnya apa, ya?"

Para warganet dengan semangat menjawab di kolom komentar.

"Apalagi kalau bukan, memang ini untukmu!"

"Bos besar lagi kasih kode keras tuh! Sudah mulai bicara tanpa basa-basi!"

Aku mengenali model kalung itu.

Yessy mengambil kalung utama yang mahal, sementara yang ada di kotakku ini hanyalah hadiah tambahannya.

"Terima kasih, tapi aku nggak suka."

Aku menutup kotak itu lalu melemparkannya ke tempat sampah.

Melihat itu, Kemal langsung marah.

"Yessy sudah repot-repot memilihkan, jangan nggak tahu terima kasih!"

"Cepat ambil lagi, dengar nggak?!"

Aku tetap berdiri di tempatku, tidak bergeming.

Tak disangka, Kemal tiba-tiba mendorongku dengan kasar sambil berteriak.

"Nissa, kamu ini sudah pincang, sok tuli juga ya?!"

"Aku sudah kasih kesempatan, kamu malah makin ngelunjak!"

Dorongannya begitu kuat, sementara tubuhku tidak stabil. Aku terhuyung mundur beberapa langkah hingga punggungku terbentur keras ke sudut meja.

Aku mengerang kesakitan dan terjatuh ke lantai, tubuhku gemetar menahan nyeri.

Melihat itu, Kemal terlihat panik. Dia segera mendekat untuk membantuku berdiri.

Sambil meminta maaf, dia berkata.

"Kata-kataku tadi memang keterlaluan, jangan dimasukkan ke hati, ya."

Jadi dia tahu juga kalau memanggilku pincang itu keterlaluan.

Padahal, kakiku jadi begini karena dulu aku menyelamatkan Kemal yang jatuh ke jurang sewaktu kami berkemah.

Awalnya, dia sangat berterima kasih padaku dan sebisa mungkin tidak menyinggung tentang kondisi kakiku.

Namun, semuanya berubah sejak Yessy muncul.

Dialah yang pertama kali memanggilku Nona Pincang.

Kemal tidak menegurnya, malah ikut tertawa bersamanya.

Sejak itu, dia sering menggunakan kata 'pincang' untuk menghinaku.

Kemal mencoba menggendongku untuk membawaku ke rumah sakit.

Namun, saat itu juga, ponselnya berbunyi.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 11

    Aku tidak peduli lagi dengan urusan Kemal.Aku mengganti jadwal penerbanganku dan tetap pergi ke luar negeri.Hari ketiga di Jerman, aku menjalani operasi.Operasinya berjalan lancar. Asalkan aku berusaha untuk sehat, aku akan segera bisa berjalan seperti orang normal lagi.Mungkin dalam waktu dekat, aku bisa mulai mendaki dan berkemah lagi.Sementara itu, peristiwa di bandara itu ramai dibicarakan di dalam negeri.Bagi perusahaan Kemal, ini menjadi pukulan besar lagi.Tindakannya yang dengan sengaja melukai orang di tempat umum memiliki bukti kuat, dan Yessy mengancam akan menuntutnya sampai hancur jika tidak diberi kompensasi.Namun, enam miliar, Kemal benar-benar tidak bisa menyediakannya.Jadi, dia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa dia akan berakhir di penjara.Katanya, dia sudah berkali-kali meminta kepada Sandy, memaksa ingin bertemu denganku.Namun, setiap kali, yang dia dapatkan hanyalah makian pedas dari Sandy.Dia dimaki karena memang pantas mendapatkan itu semua.Dia ju

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 10

    Yessy memegang wajahnya, memandang Kemal dengan ekspresi tidak percaya.Tiba-tiba, sebuah kabar mengejutkan terungkap."Kemal, di saat seperti ini, kamu masih juga melindungi wanita ini!""Lalu, bagaimana dengan anak yang ada di perutku ini? Apa kamu nggak peduli lagi?"Mendengar perkataan Yessy, mata Kemal terbelalak, wajahnya bingung.Dia segera menggelengkan kepala dan membantah."Nggak mungkin, sama sekali nggak mungkin!"Kemal menoleh ke arahku, matanya penuh dengan kesungguhan."Nissa, aku nggak melakukan itu!"Mendengar penjelasannya yang lemah dan tidak meyakinkan, aku sama sekali tidak terpengaruh.Bahkan aku hampir ingin mengucapkan selamat.Terikat dengan orang seperti Yessy, itu bisa dianggap sebagai hukuman bagi Kemal.Melihat Kemal seperti tidak percaya, Yessy buru-buru mengeluarkan hasil tes kehamilan dari tasnya dan melemparkannya ke depan Kemal."Kemal, buka matamu dan lihat dengan jelas!""Kamu pilih wanita cacat itu, atau kami berdua, ibu dan anak ini!"Dengan tekana

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 9

    Melihat aku muncul, dia segera berlari mendekat dan menarik pergelangan tanganku, mengajakku bicara."Nissa, masalah antara kita belum selesai. Mana bisa kamu pergi begitu saja? Kamu nggak bisa begini padaku!""Perusahaan ini adalah hasil kerja keras kita berdua. Apa kamu tega melihatnya hancur begitu saja?"Kemal terlihat sangat lelah, sampai urat-urat di matanya terlihat jelas.Sudah pasti, dia tidak cukup istirahat belakangan ini.Aku menatapnya, dan berkata sambil tersenyum sinis."Ternyata kamu sadar juga kalau kamu nggak bisa hidup tanpa aku, ya? Tapi bukankah kamu selalu meremehkan aku dan ingin menggantiku?""Kenapa? Asisten kecilmu nggak bisa membantumu?""Oh ya, aku ingatkan, sekarang kita sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku juga nggak punya niat untuk menyelamatkan orang yang nggak ada hubungannya denganku."Kemal memandangku dengan tatapan sangat putus asa.Aku melepaskan tangannya dan berbalik pergi.Namun, Kemal mengejar dan memelukku, tidak mau menyerah."Nissa, a

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 8

    Beberapa hari kemudian, aku menghubungi seorang ahli tulang terkenal di luar negeri, dan aku berencana pergi ke luar negeri untuk menjalani pengobatan.Di saat aku baru saja cedera, sebenarnya itulah peluang terbaik untuk menjalani pengobatan.Namun, inilah yang dikatakan Kemal."Nissa, apa pun yang terjadi padamu, cintaku padamu nggak akan berubah."Namun seiring waktu berjalan, dia mulai muak dengan pembicaraan orang-orang di sekitarku."Istri Kemal itu cacat kaki."Kalimat ini menjadi duri yang menancap dalam di hati Kemal.Ketika aku kembali mengajukan untuk pergi ke luar negeri untuk pengobatan, tiba-tiba dia marah besar."Nissa, aku sudah bilang apa pun yang terjadi padamu, aku akan tetap mencintaimu. Jadi, kenapa kamu harus menghabiskan uang untuk hal yang nggak perlu?""Dan, bisakah kamu nggak egois? Kalau kamu pergi ke luar negeri, siapa yang akan merawatku?"Saat itulah aku baru menyadari, bahwa janji seorang pria adalah hal yang paling tidak bisa diprediksi.Berita tentang a

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 7

    Selama aku dirawat di rumah sakit, Kemal menunjukkan perhatian dan perawatan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya.Namun, aku sangat tahu, semua itu hanya usaha sia-sia yang tidak akan mengubah apa-apa.Dia melihat reaksiku yang dingin, lalu mulai mengingatkan kembali masa lalu kami.Meski begitu, apa pun yang dia katakan, aku hanya diam.Semua hal yang ingin aku katakan, sudah lama hilang dalam lima tahun pernikahan ini.Pada hari aku keluar dari rumah sakit, pengacara mengetuk pintu kamar rawat.Dia menyerahkan surat perjanjian perceraian yang telah disiapkan.Begitu Kemal menerimanya, wajahnya langsung berubah, dan dia berteriak marah pada pengacara itu."Keluar! Aku nggak butuh kamu di sini!"Tak lama kemudian, hanya tinggal kami berdua di kamar itu.Aku lihat dia sama sekali tidak berniat menandatangani, lalu aku berkata dengan dingin."Kemal, kamu yang pertama kali mengajukan perceraian. Kamu juga yang berteriak di kamar rumah sakit akan melepaskanku. Sekarang perjanjian pe

  • Karma Itu Nyata Pengkhianatan   Bab 6

    Kemal masuk dengan marah, matanya melirik ke sekeliling ruang rawat, kemudian dia tertawa sinis."Nissa, kamu benar-benar sudah berani! Bahkan sampai mengumpulkan banyak orang untuk membohongiku!""Katanya mau cerai! Kenapa sekarang malah mencariku! Aku kasih tahu ya, kata-kata yang sudah diucapkan oleh Kemal itu nggak bisa dicabut! Kalau sekarang kamu menyesal, nggak ada lagi kesempatan!"Setelah itu, dia belum merasa puas, langsung mengambil air di atas meja dan menyiramkannya ke wajahku.Ayah Kemal langsung berteriak untuk menghentikan."Berhenti! Nissa, dia ...."Namun, sebelum ayahnya selesai berbicara, Kemal dengan sinis memotong."Ayah, jangan pura-pura lagi! Kalau dia sudah nggak tahu berterima kasih dan ingin cerai, aku akan mengabulkannya!"Namun, sesaat kemudian, aku tiba-tiba mulai batuk hebat.Air itu mengalir melalui saluran pernapasan dan masuk ke hidungku, membuatku tercekik dan tidak bisa bernapas.Batukku makin keras, tabung pernapasan transparan itu juga mulai dipenu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status