Share

lancang

*

Seiring kepergian Novita, kubalikkan badan menuju ke kamar namun ketika aku menghadap cermin di depan bufet lebam di sudut bibirku sangat nyata terlihat bekasnya.

Meski ditutupin dengan bedak, atau dengan berbagai alasan, tetap luka itu terlihat sebagai bekas tamparan.

Memalukan sekali!

Untungnya, setelah kepergiannya malam kemarin, pria licik itu meminta Kopral Hendra untuk menungguiku siuman dan mengantarku pulang.

Yang membuat sedih adalah mengapa Mas Yadi tidak Iba sedikitpun melihatku tersungkur dan berdarah, sebaliknya ia melenggang santai meninggalkanku bersama simpanannya.

Pantaskah seorang istri yang sudah mendampingi dari susah dan tertatih-tatih hingga bisa sukses seperti sekarang, ditinggal begitu saja, terkapar pingsan bersama seorang ajudan?

**

Pukul dua siang,

"Bu, apakah Ibu ada rencana minggu ini?"

tanya Mbak Novita setelah memberi hormat, sekembalinya ia dari Kodim.

Sebenarnya aku harus memanggilnya adik, tapi karena tidak enak dan menghargainya aku menyebut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
hahaha kk thor paling bisa deh, ngademin pembaca..
goodnovel comment avatar
Siti Zahra
aq baca smpk g nafas aq megab2
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
astaga emosi tingkat dewa yg baca ini novel...betul2 wanita tdk tau diri..suami jg yg tega bawa istri baruX d rmh itu...belikan rmh yg lain dong..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status