Share

Bab 107 - Termaafkan.

Kini Ayah lebih senang berada dirumah, urusan toko dia serahkan pada dua pegawai kepercayaannya. Setiap pagi, Ayah akan mengetuk kamarku membawa, Fahri berjemur di halaman rumah.

Semangatnya seakan kembali, wajah garang dan dinginnya kini mengikis berganti dengan wajah bahagia dan penuh kelembutan.

Hari ini tepat usia Fahri satu bulan, pipi bayi mungil itu semakin tembam. Bobotnya pun semakin bertambah dan tentu saja, semakin menggemaskan.

"Tambah gembul saja jagoan, Ayah ..." ucapnya dengan gemas, Fahri menatap mata Ayah. Ayah tersenyum cerah sambil melepas pakaian Fahri.

"Jemur lima menit cukup, nanti gosong cucu Ayah."

Aku hanya tersenyum sambil memperhatikan kegiatan Ayah dan cucunya dikursi teras depan rumah.

"Minumnya, Non." Bik Ijah menaruh segelas greentea dengan potongan buah lemon di dalamnya, dan segelas kopi panas untuk Ayah.

"Seneng ya, Non ... lihat Ayah bahagia seperti itu." Bibik tersenyum c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status