Share

Bab 2. Dua Garis Biru

last update Last Updated: 2024-12-09 12:22:42

BRAK!

Faiz juga Aluna melihat ke arah pintu kamar mereka.

"Yang sopan dong kalau mau masuk!" Aluna terlihat santai, perempuan cantik itu melipat kedua tangan di depan d a d a melihat apa yang akan di lakukan plakor rasa pembantu.

"Diam, kamu! Saya mau bicara sama mas Faiz." bentak Marni, menghampiri majikan laki-laki sebagai sang kekasih.

'Berani juga nyalinya.' batin Aluna.

"Apa ini balasan kamu, mas? Setelah kamu m3n1km4t1 seluruh tubuhku ini, hah?!" Marni memelas menatap sendu pria yang masih berstatus suami majikan nya itu.

"Ck. Menjijikan," Aluna berjalan keluar dia sudah tidak sanggup mendengar apapun lagi yang keluar dari mulut pembantunya itu.

"Aluna, kamu mau kemana?" Faiz mengalihkan pertanyaan pada sang istri, mengabaikan Marni.

"Bukan urusan kamu, Mas!" Aluna menjawab seraya pergi dari ruangan.

Faiz hendak menyusul langkah sang istri. Tetapi, Marni menahan lengan nya.

"Tunggu, Mas. Kamu belum jawab pertanyaanku," Marni mentap mata Faiz begitu dalam.

"Oke, kamu tunggu disini. Saya akan selesaikan masalah ini terlebih dahulu bersama istri saya," jelaa Faiz menatap mata Marni.

Dia kembali akan melangkah tetapi lagi-lagi Marni menahan lengan nya bahkan perempuan itu memeluk Faiz begitu erat.

"Enggak, mas.. A-aku gak mau. Kamu harus tanggung jawab terhadapku," lirih Marni terdengar menangis.

Hati Marni sangat sakit ketika mendengar dan melihat pembelaan sang kekasih terhadap istrinya. Walaupun dia tahu ia adalah orang ketiga dalam rumah tangga majikannnya.

"T-tanggung jawab? Apa maksud kamu Marni? Bukan kah kita sudah sepakat dengan ini semua," Faiz mengerutkan kening nya tidak mengerti.

Marni pun melerai pelukan ia mengambil sesuatu dari dalam saku pakaian. Menunjukkan benda tersebut pada Faiz.

Faiz mengambil benda itu, "K-kamu h-hamil?" Faiz mentap mata Marni begitu d@l4m.

"I...ya Mas. Ini anak kamu," lirih Marni tidak berani menatap mata sang kekasih.

Ia tahu jika majikan nya itu tidak akan pernah mau jika hal ini akan terjadi. Namun, kenyataan itu ternyata salah Faiz justru memeluk Marni dengan sangat erat menyalurkan rasa kebahagiaan nya saat ini.

PRANG!

PRANG!

PRANG!

Faiz segera berlari keluar kamar mendengar piring juga gelas yang di b4nt1ng dari arah dapur.

Deg.

Ia melihat istrinya tengah terduduk lemas dengan serpihan sepihan kaca di sekitarnya. Tatapan wanita yang selama ini dia cintai itu kosong, bodoh satu kata terbesit dalam hati Faiz mengumpat untuk dirinya sendiri.

"Sayang," ia mencoba meraih tangan istrinya.

Sececap kilat Aluna menepis tangan kotor itu, "Jangan sentuh, aku!" bentak Aluna, dia berdiri.

"Sayang, A-aku bisa jelaskan," Faiz menatap sendu kedua bola mata Aluna, dia sendiri pun ikut merasakan sakit atas perbuatan nya.

"Jelaskan? Penjelasan apa lagi yang akan keluar dari mulut b u s u k m u itu, hah!" bentak Aluna semakin marah.

Kobaran api terlihat dari kedua bola mata cantik Aluna.

PRANG!

Aluna kembali melempar benda yang ada di sekitar nya.

"Arrrghhhhh!!" jerit Aluna merasa tidak terima dengan kenyataan ini.

Saat ini hatinya lebih sakit ketika mengetahui jika Marni sang art di rumah justru telah mengandung buah cinta yang dia harapkan bersama sang suami.

Selama dua tahun menikah dengan Faiz, ia menunggu kehadiran malaikat kecil di tengah-tengah mereka. Sayang nya Aluna belum juga di percaya untuk memiliki keturunan.

Berbagai cara sudah Aluna lakukan hingga setiap bulan dia cek menggunakan alat tes kehamilan, hasil nya selalu negatif.

Tuntutan Faiz dari keluarga besar agar dia segera memiliki anak membuat lelaki itu pun terg0d4 dengan gadis yang bekerja di rumahnya.

Selain Marni yang memang masih p3r4w@n dan memiliki postur tubuh m3ngg0d4. Faiz selalu merasa bosan jika melakukan hubungan bersama sang istri tidak bisa menguasai r a n j a n g.

Ketika satu kali dia melakukan nya bersama Marni gadis itu seolah bisa menyeimbangkan keinginan Faiz untuk bisa lebih menjelajahi t u b u hnya.

Hingga sampai saat ini Faiz lebih t e r p u a s k a n bersama Marni ketimbang sang istri.

"Mau apa lagi, kamu mas?" Aluna kini sudah bisa menguasai dirinya kembali.

Memperbaiki tatanan rambut yang nyaris tidak berbentuk juga merapikan pakaian sedikit kusut.

"Sayang, apa lagi yang akan kamu lakukan?" Faiz melihat istrinya berjalan menghampiri art mereka.

"Apa kamu yakin dengan janin itu anak suami, saya?!" hardik Aluna menatap tajam Marni.

PLAK.

T4mp4r@n keras berhasil mendarat di pipi mulus Aluna.

"Saya tidak serendah itu, nyonya Aluna!" dengan tegas Marni membalas tatapan tajam sang nyonya yang memegang pipinya terasa panas.

"MARNI!" Bentak Faiz.

"Kenapa, mas? Apa kamu mau membela istrimu?!" Marni tidak sedikit pun melepas tatapan nya pada Aluna, ia menjawab.

Faiz terdiam ia ingin sekali membela istrinya namun mendengar kabar Marni tengah mengandung buah hatinya membuat nya tidak bisa berbuat apa-apa.

Senyum kemenangan terlihat jelas dari raut wajah Marni membuat Aluna hanya bisa menggelengkan kepala tidak percaya.

"Kita lihat sejauh mana kamu mampu dengan kemenanganmu, ini!" Aluna melangkah pergi setelah mengatakan itu pada pembantunya.

Deg.

Faiz melihat ke arah sang istri, ia takut apa yang akan di lakukan Aluna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 49. Beberapa tahun Kemudian

    Beberapa tahun kemudian Faiz pun sembuh dari penyakitnya pria itu benar-benar menjaga dan juga mengkonsumsi obat herbal dan non herbal di rekomendasikan oleh dokter. Ia dan keluarganya pindah ke sebuah perkampungan dimana daerah tersebut masih asri dan juga banyak pondok pesantren. Faiz pun mulai mengikuti semua kegiatan di pondok pesantren guna mendamaikan hatinya yang belum bisa move on sepenuhnya dari Aluna. Bahkan pria itu ketika mereka masih berada di jakarta masih suka bulak balik ke klub malam demi mengusir rasa suntuk. Ayu menggiring anak serta cucunya untuk keluar dari kota tersebut demi kesembuhan keduanya. Terbukti setelah Faiz melakukan kegiatan postif ia akhirnya bisa benar-benar sembuh. "Assalamualaikum, Bang Faiz." ia menoleh melihat siapa yang datang. Pria itu pun menghentikan aktivitasnya sejenak. "Waalaikumsalam, iya dek. Ada apa?" jawab Faiz pada santri itu. "Abang di panggil pak Kiayi katanya suruh kesana." Deg. 'Ada apa ya?' batin Faiz. "Oh

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 48. Penyesalan Faiz

    Perkataan Ayu membuat pria berusia hampir memasuki kepala empat itu terdiam. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini hingga membuat Faiz menunduk dalam-dalam.Isak tangis terdengar oleh Ayu membuatnya paham jika putranya tengah menyesali perbuatannya selama ini. Bahkan tidak hanya isak tangis berganti menjadi rancuan kalimat kalimat menyakitkan keluar dari mulut Faiz."Ampuni aku ya allah....," lirih Faiz dalam sujudnya.Setelah beberapa menit Faiz keluar dengan mata yang memerah bengkak karena menangis. "Bu, apa aku bisa bertemu dengan Aluna?" tanyanya."Aluna? Ibu gak tau kabar dia sekarang Iz.. Mungkin aja dia sudah menikah lagi. Tapi, kenapa kamu tiba-tiba ingin bertemu dengannya lagi?" Ayu penasaran."Aku hanya ingin meminta maaf. Itu saja bu gak ada mksud yang lain," "Papa, nangis?" suara Putra mengalihkan semuanya. Faiz pun segera memeluk anaknya menumpahkan segala rasa yang ada di dalam dirinya.Tidak peduli dengan apa yang dokter katakan dia hanya ingin meminta orang-ora

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 47. Kenyataan Pahit

    Ayu tidak tahu memberi tahu seperti apa pada putranya. Apa dia lebih baik tidak memberi tahu akan hal itu? Batin Ayu bertanya-tanya, namun jika dia tidak memberi tahu Faiz sudah pasti dirinya akan semakin merasakan sakit oleh penyakit yang di deritanya.Kebimbangan yang di rasakan oleh Ayu terlihat oleh Fani yang kini tengah memperhatikan dari dalam kamar."Bu." tegur Fani."Eh, iya Fan?" Ayu menoleh, perempuan paruh baya itu menoleh lalu menghampiri Fani dan cucunya."Ada masalah?" tanya Fani lagi, namun Ayu menggelengkan kepala tersenyum pada putrinya.Biarlah ini menjadi rahasia dirinya semoga apa yang di takutkan tidak terjadi. Ayu menyembunyikan hasil lab milik Faiz dia tidak mau jika Faiz semakin terpuruk dengan keadaannya."Ibu jangan bohong. Pasti terjadi sesuatu kan sama aa?" Fani menatap manik mata Ayu. Raffa dalam gendongan Fani hanya bisa meyimak saja obrolan orang dewasa itu.Ekspresinya begitu menggemaskan seperti orang yang mengerti saja mereka membicarakan apa."Enggak

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 46. Hasil Uji Lab

    Satu minggu berlalu Faiz di kabarkan jika hasil uji lab pemeriksaan dirinya sudah keluar. Ia diminta untuk datang ke klinik tersebut bersama pendampingnya."Baik, saya akan segera kesana," saat ini Faiz tengah bekerja di sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat di jakarta.Faiz menatap satu persatu rekan kerja nya ia bingung harus meminta izin seperti apa. Dia baru saja keterima bekerja di proyek ini beberapa hari yang lalu jika harus meminta izin tentu saja tidak enak pada atasannya.Tapi, dia sendiri merasa penasaran dengan hasil uji lab apakah penyakitnya tidak separah itu hingga dia masih bisa bebas beraktivitas dengan orang-orang di sekitarnya.Sementara Ayu wanita paruh baya itu tengah mengurusi sang cucu yang baru lahir karena Fani belum bisa beraktivitas seperti biasa."Nenek, dedek bayinya kok tidur terus sih. Aku kan mau main," celoteh Putra membuat Ayu semakin gemas."Adik Raffa masih bayi, sayang. Jadi belum bisa di ajak main sama Putra," jelas Ayu. Pria kecil di sampi

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 45. Hasil Diagnosa

    Ayu menunggu Faiz keluar ia berada di sebuah tuang tunggu salah satu klinik di jakarta."Lama banget,Iz." gerutu Ayu menggu Faiz hampir 2jam."Maaf, bu. Ada beberapa pemeriksaan lagi. Hasilnya tidak langsung juga," jawab Faiz. Keduanya berjalan menuju apoteker untuk menebus obat."Semoga gak ada yang serius lagi ya,Iz.. Kita tidak punya banyak uang." keluh Ayu."Ibu doakan saja ya," Ayu menganggukkan kepala tersenyum pada putranya."Atas nama Faiz," suara lantang apoteker tersebut memanggil satu persatu pasien yang tengah menunggu antrian obat.Faiz menghampiri apoteker tersebut lalu menjelaskan rangakaian obat yang di berikan. Ada beberapa jenis yang harus di minum oleh pria dewasa itu."Em, maaf sebelumnya pak. Untuk saat ini bapak harus pisah alat-alat makan dengan keluarga. Jadi bapak punya khusus untuk makan dan minum serta sabun dan juga pasta gigi ya, pak. ujar apoteker tersebut menjelaskan.Deg."Separah itu?" tanya Faiz."Ini hanya dugaan ya, pak. Karena kami sudah memberika

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 45. Fani Membawa Luka

    Setelah pertemuannya dengan Marni, Putra sama sekali tidak merasa bahagia. Mungkinkah lelaki kecil itu memiliki trauma yang sangat mendalam? Pikir Fiaz."Put?" panggil Ayu."Iya, nek." bocah itu menoleh. Lalu memainkan mainan mobil-mobil yang sudah tidak berbentuk itu."Mainan itu sudah rusak nak, kenapa gak kamu mainin aja yang baru dari bunda kamu." bujuk Ayu agar Putra menerima semua pemberian dari Marni."Ini juga masih bagus, nek. Jalan nya juga gak macet-macet, aku suka ini aja." jawabnya penuh tanpa dosa.Ayu dan Faiz hanya bisa menghela napas kasar biarlah biarkan Putra bermain dengan mainan lamanya hingga merasa bosan.Faiz pun menyimpan kembali mainan baru dan juga barang lainnya pemberian dari mantan istrinya itu.Aws," keluh Faiz merasa sakit."Kenapa iz?" "Gak tau bu, tiba-tiba saja aku merasa tidak enak,""Ya sudah kamu istirahat saja." Faiz pun menganggukkan kepala kemudian merebahkan tububnya di atas tempat tidur.** "Mami, Papi kemana kok gak pulang?" tanya Angle. A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status