Home / Rumah Tangga / Karma Suami Tukang Selingkuh / Bab 3. Melakukan Hal yang Sama

Share

Bab 3. Melakukan Hal yang Sama

last update Last Updated: 2024-12-09 12:23:46

Di sudut kamar yang remang, suara tangis terdengar sangat pelan, hampir tertelan oleh hening nya malam.

Mata Aluna basah, Air mata nya mengalir tanpa henti m e m b a s a h i pipinya yang dingin. Sesekali ia menarik napas panjang mencoba menguasai dirinya, namun isakan kecil pecah di sela b i b i r nya.

Jari jemari nya bergetar saat ia mencoba menyeka air mata yang terus menerus berjatuhan, seolah tak ingin berhenti. Hatinya terasa sesak mengingat apa yang telah di lakukan sang suami bersama art di rumahnya.

"A-aku... Harus kuat," lirihnya menyeka air mata.

Helaan napas panjang Aluna keluarkan demi bisa berdamai dengan dirinya sendiri, ia harus bisa menguasai perasaan sakit itu walau sulit.

Aluna sudah memikirkan cara nya agar suami bersama gundiknya merasa terancam tidak bisa berkutik.

Ceklek.

"Sayang," Faiz membuka pintu kamar mereka. Ia masuk begitu d a l a m menghidupkan penerangan di sana.

Melihat sang istri tertidur membelakangi membuat seulas senyum terbit dari wajah tampan sang empunya.

M e m b e l a i rambut hitam nan lebat Faiz merasakan bagaimana rapuhnya wanita yang saat ini masih dia cintai juga berstatus sebagai istri.

Kabar kehamilan Marni membuat hati Faiz begitu bahagia bukan main, tetapi dia juga sadar dengan sang istri tidak mudah menerima kenyataan ini.

Apalagi dengan pengkhianatan harus terbongkar seperti ini membuat Faiz tidak bisa menentukan pilihan.

"Maafkan aku,..." lirih Faiz, lelaki itu meneteskan air matanya.

Memeluk sang istri dari belakang tanpa pemberontakan membuat Faiz yakin jika istrinya sudah terlelap. Tidak hanya pelukan ia menghujani k e c u p a n singkat padanya.

Meyalurkan permintaan maafnya melalui k e c u p a n itu membuat Faiz terhenyak oleh perbuatan nya sendiri.

"Kacau," gumam Faiz, ia merasakan gejolak dalam dirinya yang ingin menyalurkan segala h a s r a t kelelakian nya.

Sadar akan tidak mungkin jika ia mendapatkan nya dari sang istri yang tengah merajuk. Faiz pun perlahan turun dari tempat tidur.

Melangkah dengan penuh kehati hatia seraya mematikan lampu juga menutup pintu kamar kembali.

Walau jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua dini hari tetapi ia yakin jika Marni penyalur h a s r a t n ya itu sudah pasti akan bersedia m e l a y a n i n y a.

Seulas senyum membuat Faiz tidak sabar ingin segera mengajak gadis itu bermain-main di atas r a n j a n g.

Ceklek.

Pintu kamar Marni selalu saja lupa di kunci membuat Faiz dengan bebas bisa masuk kapan saja dia inginkan.

"Mas Faiz," Marni membelakkan mata ketika dia merasakan tangan kekar itu melingkar di perutnya. Sontak saja dia pun terbangun melihat dengan jelas wajah tampan sang majikan.

"Ssstt, jangan teriak-teriak nanti istri saya bangun," bisiknya membuat Marni melayang-layang.

Bagaimana tidak di tengah suasana genting seperti ini Faiz justru mengingkan nya. Padahal sudah jelas jika Aluna tengah marah besar pada laki-laki itu.

Tapi, jika sudah seperti ini mana bisa Marni pun menolak keinginan sang pujaan hati.

**

"Aku tau, kamu akan ke kamar Marni kan, mas?" Aluna bertanya pada dirinya sendiri. Ia duduk di tepi r a n j a n g menatap kosong di depan nya.

Buliran bening tak terasa jatuh lagi mengingat bagaimana panas nya r a n j a n g mereka ketika ia menangkap b a s a h sang suami.

Namun, dengan tangan bergetar hebat Aluna menyeka air bening itu tidak pantas dia keluarkan untuk laki-laki seperti Faiz.

Tekadnya sudah yakin dia ingin sekali memberi peringatan pada perempuan murahan itu. Segera Aluna mengambil sesuatu dari dalam laci nakas samping tempat tidur.

Dengan perlahan Aluna melangkah menuruni undakan tangga.

Deg.

'Menjijikan' batin Aluna, ia berusaha menutup kedua telinganya sendiri mendengar d e s a h a n yang berhasil lolos dari kedua mahluk laknat tersebut.

Aluna merogoh saku pakaian, dimana ponselnya berada. Kamera belakang pun dia hidupkan untuk merekam adegan p a n a s tersebut.

Dengan sangat hati-hati Aluna membuka jendela yang sedikit terbuka. Sangat jelas apa yang mereka lakukan di dalam sana.

Menyentuh tombol klik rekam, ia pun mengalihkan pandangan tidak kuat melihat adegan itu di depan kepala nya sendiri.

Hampir dua puluh menit Aluna merasakan sakit di hatinya ia tidak menyangka jika suami nya akan melakukan hal yang sama dalam keadaan mereka tengah tidak baik-baik saja.

Air mata nya sudah tidak bisa dia bendung lagi kini Aluna menangis menumpahkan segala rasa di d a d a n y awalau harus membekap mulutnya sendiri.

Dirasa sudah lebih baik Aluna pun berdiri siap dengan segala ujian di depan nya.

BRAK!

Kedua bola mata Faiz juga Marni menatap Aluna yang mendobrak pintu kamarnya.

Aluna berjalan menghampiri dua sejoli yang tengah memadu kasih itu. Mata nya terlihat merah menahan gejolak segala rasa di dalam d a d a.

Tentu saja melihat Aluna seperti itu membuat Marni juga Faiz merasa was-was.

"Rasakan ini!" pekik Aluna, mengeluarkan benda lalu mengoleskan sesuatu tersebut pada area sensitif milik Marina yang sebelumnya Aluna menyibakkan selimut.

"Aws.... Tolong perih!" jerit Marina membuat Faiz melongo tidak percaya.

Sebagai laki-laki Faiz akan menolong Marina yang kesakitan namun tangan nya di cegah oleh Aluna membuat nya menoleh.

BYUUURRRR

Aluna mengguyur wajah tampan sang suami dengan air kopi yang mungkin tidak sempat laki-laki itu minum.

"Aws... Mas, ini aku perih tolong dong, mas. Sakit panas lagi," rengek Marni.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 49. Beberapa tahun Kemudian

    Beberapa tahun kemudian Faiz pun sembuh dari penyakitnya pria itu benar-benar menjaga dan juga mengkonsumsi obat herbal dan non herbal di rekomendasikan oleh dokter. Ia dan keluarganya pindah ke sebuah perkampungan dimana daerah tersebut masih asri dan juga banyak pondok pesantren. Faiz pun mulai mengikuti semua kegiatan di pondok pesantren guna mendamaikan hatinya yang belum bisa move on sepenuhnya dari Aluna. Bahkan pria itu ketika mereka masih berada di jakarta masih suka bulak balik ke klub malam demi mengusir rasa suntuk. Ayu menggiring anak serta cucunya untuk keluar dari kota tersebut demi kesembuhan keduanya. Terbukti setelah Faiz melakukan kegiatan postif ia akhirnya bisa benar-benar sembuh. "Assalamualaikum, Bang Faiz." ia menoleh melihat siapa yang datang. Pria itu pun menghentikan aktivitasnya sejenak. "Waalaikumsalam, iya dek. Ada apa?" jawab Faiz pada santri itu. "Abang di panggil pak Kiayi katanya suruh kesana." Deg. 'Ada apa ya?' batin Faiz. "Oh

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 48. Penyesalan Faiz

    Perkataan Ayu membuat pria berusia hampir memasuki kepala empat itu terdiam. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini hingga membuat Faiz menunduk dalam-dalam.Isak tangis terdengar oleh Ayu membuatnya paham jika putranya tengah menyesali perbuatannya selama ini. Bahkan tidak hanya isak tangis berganti menjadi rancuan kalimat kalimat menyakitkan keluar dari mulut Faiz."Ampuni aku ya allah....," lirih Faiz dalam sujudnya.Setelah beberapa menit Faiz keluar dengan mata yang memerah bengkak karena menangis. "Bu, apa aku bisa bertemu dengan Aluna?" tanyanya."Aluna? Ibu gak tau kabar dia sekarang Iz.. Mungkin aja dia sudah menikah lagi. Tapi, kenapa kamu tiba-tiba ingin bertemu dengannya lagi?" Ayu penasaran."Aku hanya ingin meminta maaf. Itu saja bu gak ada mksud yang lain," "Papa, nangis?" suara Putra mengalihkan semuanya. Faiz pun segera memeluk anaknya menumpahkan segala rasa yang ada di dalam dirinya.Tidak peduli dengan apa yang dokter katakan dia hanya ingin meminta orang-ora

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 47. Kenyataan Pahit

    Ayu tidak tahu memberi tahu seperti apa pada putranya. Apa dia lebih baik tidak memberi tahu akan hal itu? Batin Ayu bertanya-tanya, namun jika dia tidak memberi tahu Faiz sudah pasti dirinya akan semakin merasakan sakit oleh penyakit yang di deritanya.Kebimbangan yang di rasakan oleh Ayu terlihat oleh Fani yang kini tengah memperhatikan dari dalam kamar."Bu." tegur Fani."Eh, iya Fan?" Ayu menoleh, perempuan paruh baya itu menoleh lalu menghampiri Fani dan cucunya."Ada masalah?" tanya Fani lagi, namun Ayu menggelengkan kepala tersenyum pada putrinya.Biarlah ini menjadi rahasia dirinya semoga apa yang di takutkan tidak terjadi. Ayu menyembunyikan hasil lab milik Faiz dia tidak mau jika Faiz semakin terpuruk dengan keadaannya."Ibu jangan bohong. Pasti terjadi sesuatu kan sama aa?" Fani menatap manik mata Ayu. Raffa dalam gendongan Fani hanya bisa meyimak saja obrolan orang dewasa itu.Ekspresinya begitu menggemaskan seperti orang yang mengerti saja mereka membicarakan apa."Enggak

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 46. Hasil Uji Lab

    Satu minggu berlalu Faiz di kabarkan jika hasil uji lab pemeriksaan dirinya sudah keluar. Ia diminta untuk datang ke klinik tersebut bersama pendampingnya."Baik, saya akan segera kesana," saat ini Faiz tengah bekerja di sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat di jakarta.Faiz menatap satu persatu rekan kerja nya ia bingung harus meminta izin seperti apa. Dia baru saja keterima bekerja di proyek ini beberapa hari yang lalu jika harus meminta izin tentu saja tidak enak pada atasannya.Tapi, dia sendiri merasa penasaran dengan hasil uji lab apakah penyakitnya tidak separah itu hingga dia masih bisa bebas beraktivitas dengan orang-orang di sekitarnya.Sementara Ayu wanita paruh baya itu tengah mengurusi sang cucu yang baru lahir karena Fani belum bisa beraktivitas seperti biasa."Nenek, dedek bayinya kok tidur terus sih. Aku kan mau main," celoteh Putra membuat Ayu semakin gemas."Adik Raffa masih bayi, sayang. Jadi belum bisa di ajak main sama Putra," jelas Ayu. Pria kecil di sampi

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 45. Hasil Diagnosa

    Ayu menunggu Faiz keluar ia berada di sebuah tuang tunggu salah satu klinik di jakarta."Lama banget,Iz." gerutu Ayu menggu Faiz hampir 2jam."Maaf, bu. Ada beberapa pemeriksaan lagi. Hasilnya tidak langsung juga," jawab Faiz. Keduanya berjalan menuju apoteker untuk menebus obat."Semoga gak ada yang serius lagi ya,Iz.. Kita tidak punya banyak uang." keluh Ayu."Ibu doakan saja ya," Ayu menganggukkan kepala tersenyum pada putranya."Atas nama Faiz," suara lantang apoteker tersebut memanggil satu persatu pasien yang tengah menunggu antrian obat.Faiz menghampiri apoteker tersebut lalu menjelaskan rangakaian obat yang di berikan. Ada beberapa jenis yang harus di minum oleh pria dewasa itu."Em, maaf sebelumnya pak. Untuk saat ini bapak harus pisah alat-alat makan dengan keluarga. Jadi bapak punya khusus untuk makan dan minum serta sabun dan juga pasta gigi ya, pak. ujar apoteker tersebut menjelaskan.Deg."Separah itu?" tanya Faiz."Ini hanya dugaan ya, pak. Karena kami sudah memberika

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 45. Fani Membawa Luka

    Setelah pertemuannya dengan Marni, Putra sama sekali tidak merasa bahagia. Mungkinkah lelaki kecil itu memiliki trauma yang sangat mendalam? Pikir Fiaz."Put?" panggil Ayu."Iya, nek." bocah itu menoleh. Lalu memainkan mainan mobil-mobil yang sudah tidak berbentuk itu."Mainan itu sudah rusak nak, kenapa gak kamu mainin aja yang baru dari bunda kamu." bujuk Ayu agar Putra menerima semua pemberian dari Marni."Ini juga masih bagus, nek. Jalan nya juga gak macet-macet, aku suka ini aja." jawabnya penuh tanpa dosa.Ayu dan Faiz hanya bisa menghela napas kasar biarlah biarkan Putra bermain dengan mainan lamanya hingga merasa bosan.Faiz pun menyimpan kembali mainan baru dan juga barang lainnya pemberian dari mantan istrinya itu.Aws," keluh Faiz merasa sakit."Kenapa iz?" "Gak tau bu, tiba-tiba saja aku merasa tidak enak,""Ya sudah kamu istirahat saja." Faiz pun menganggukkan kepala kemudian merebahkan tububnya di atas tempat tidur.** "Mami, Papi kemana kok gak pulang?" tanya Angle. A

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 43. Sudah Tidak Ingin

    "Cici." panggil Jhon pada Putrinya. Sorot matanya menyariatkan kerinduan dirinya terhadap anak gadisnya.Sayanynya gadis yang di panggil cici itu telah terbakar emosi melihat ayahnya bersama wanita muda."Ternyata benar apa yang di katakan bunda. Papa lebih memilih tinggal bersama jalang ini ketimbang pulang ke rumah menemui bunda!" "Jaga bicaramu, cici!" hardik Jhon berdiri lalu menarik gadis itu untuk ikut bersama dengan dirinya.Sekuat tenaga cici pun menghempaskannya karena dia merasa malu mempunyai ayah seperti itu."Aku tidak akan meminta lagi papa untuk pulang! Karena aku yakin bunda pasti akan lebih bahagia tanpa papa." gadis itu sudah bisa menilai ayahnya sendiri membuat Jhon terdiam seketika.Deg."Ci. Tunggu," Jhon berusaha meraih tangan putrinya kembali tetapi gadis itu melangkah lebih jauh pergi begitu saja.Sementara Marni perempuan itu terdiam menundukkan pandangan merasa malu di perhatikan banyak orang di sana.Ia pun mengajak Angle untuk segera pergi dari restoran te

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    42.

    "Lepas. Mas, aku gak mau bertemu Putra!" Marni menghempaskan lengan mantan suaminya dengan sekuat tenaga.Deg. "Kenapa?" Faiz menatap tajam. Ia tidak menyangka jika ada seorang ibu yang tidak ingin bertemu dengan anaknya."Pokonya aku tidak mau." Marni bersikeras ia akan kembali masuk ke dalam mobil namun dengan cepat Faiz menghalanginya."Tunggu. Kalau memang kamu tidak mau menemui Putra setidaknya kasih aku alasan yang logis. Kasian dia, Mar." 'Mana mungkin aku memberi tahu mas Faiz' batin Marni.Sedangkan Faiz masih setia menunggu wanita di depannya untuk berbicara."Sudahlah, mas. Kalau aku bilang tidak mau gak usah maksa! Lagian, aku sudah tidak mengakui dia menjadi anakku." Bak di sambar petir hati Faiz sakit mendengarnya. Tatapannya berubah sendu apa kesalahan dirinya di masa lalu hingga berimbas pada anaknya juga, pikir Faiz."Tega kamu berkata seperti itu sebagai ibu, Mar?""Kenapa? Kamu kaget mendengarnya?" Marni menatap Faiz dengan sungguh-sungguh. Tatapannya begitu dala

  • Karma Suami Tukang Selingkuh    Bab 41. Shock

    "Putra. Put, bangun Put," Saat ini pria kecil itu sudah berada di kediaman Faiz lagi Putra nampaknnya masih merasa shock atas kejadian dirinya terserempet sebuah kendaraan roda dua."Ini Iz.. Coba kasih minyak angin," Ayu memberikan sebotol minyak angin tersebut pada Faiz.Faiz pun mengambil kemudian di oleskan pada hidung serta dahi Putra."Em.. Bunda, bundaaaa," ujar Putra dengan matanya yang masih terpejam."Putra.. Ini Papa nak," Faiz masih berusaha menyadarkan anaknya. Tidak lama anak kecil itu membuka matanya secara perlahan. Ia melihat area sekeliling rumah Papanya lalu duduk di pangkuan Faiz."Bunda mana, Pa?" lirih Putra, anak kecil itu berkaca-kaca mungkin karena rindu dengan ibunya."Kenapa bunda gak mau nemuin aku?" tanyanya lagi. Tak terasa air matanya menetes menginginkan ibunya berada dengan dirinya."Sabar ya nak. Nanti kita cari bunda, mungkin tadi bunda sedang buru-buru makanya tidak melihat Putra," dengan segala gejolak di dalam dada Faiz pun menjelaskan dan berus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status