Share

5. Terkunci

Author: Tetiimulyati
last update Last Updated: 2022-10-31 13:54:11

Pov Riko

Akhirnya Lisa pergi juga dari rumah ini. Itu lebih baik daripada aku yang mengusirnya. Sebab dengan cara seperti itu, jika pun dia ingin berpisah dariku secara hukum itu artinya dia yang harus mengeluarkan biaya. Aku bisa beralasan karena memang tidak ingin menceraikannya. Toh, aku masih bisa menikah lagi tanpa menceraikan dia. Buktinya sekarang, aku bisa menikahi Alin. Gadis cantik yang selama setahun terakhir ini mampu mencuri hatiku.

Aku tak peduli Lisa mau tinggal di mana, mau makan atau tidak lantaran dia sudah memilih pergi dari rumah ini. Seandainya dia mau bertahan di sini tentu aku masih bertanggung jawab untuk memberinya nafkah. Tapi jika dia memilih pergi berarti dia bertanggung jawab atas dirinya.

Dulu aku menikahi Lisa karena aku pikir dia gadis yang manut. Tapi belakangan ini dia sering menuntut ini dan itu. Dia pikir mencari uang itu gampang. Dulu sewaktu pertama kali aku menikah dengannya sengaja aku tidak mengizinkan dia bekerja. Dengan cara seperti itu Lisa tidak akan bisa berbuat banyak sebab hidupnya akan tergantung padaku.

Namun sekarang aku menemukan wanita yang sesuai dengan seleraku. Alin adalah salah satu rekan kerjaku yang setiap hari menggodaku dengan bibir merahnya serta baju yang serba ketat. Pria manapun pasti akan tergoda apalagi aku yang sering melihatnya. Akhirnya Aku memberanikan diri mendekatinya dan ternyata Alin juga menyukaiku. Maka terjadilah hubungan itu. Pandanganku tentang wanita yang bekerja dan punya uang sendiri kini berubah. Ternyata wanita yang punya penghasilan sendiri itu bisa meringankan beban pria meskipun sekali-kali dia juga merengek minta sesuatu. Tapi itu wajar menurutku, toh sebanding dengan yang mereka berikan. Berupa penampilan yang memikat dan enak dipandang mata.

Aku tidak bisa selamanya menyembunyikan hubunganku dengan Alin. Apalagi sekarang kami sudah menikah. Kupikir Lisa pun tidak akan keberatan dengan keputusanku ini, toh dia tidak akan sanggup hidup sendirian tanpa aku. Tapi perkiraanku meleset, ternyata wanita itu berani mengambil sikap untuk meninggalkanku. Terserah saja, memangnya dia mau makan apa di luar. Aku jamin dua minggu saja dia akan kembali lagi padaku, mengemis merengek minta dikasihani.

"Mas, kok kamu melamun sih, apa Mas lagi mikirin Mbak Lisa?" Aku tersentak mendengar pertanyaan Alin yang sedari tadi duduk di sampingku sambil bergelayut manja pada tanganku.

"Ngapain mikirin si Lisa, sekarang kan sudah ada kamu di sini," jawabku sambil mengusap pipinya yang mulus.

Alin rencananya akan kubawa ke rumah ini lantaran Lisa sudah pergi. Toh, kami sudah menikah. Selama ini Alin tinggal di sebuah apartemen yang sengaja aku belikan.

"Lagian Mas, kok, bisa bertahan sampai bertahun-tahun dengan wanita yang bulukan seperti itu."

"Sudahlah, Sayang. Tidak usah diungkit lagi, yang penting 'kan dia sudah pergi dan aku sudah menjadi milikmu seutuhnya." Kujawil dagunya yang lancip, memandang Alin selalu membuatku berdesir. Wangi tubuhnya selalu memenuhi indra penciumanku. Jauh berbeda dengan Lisa yang rambutnya hanya bau shampo ketika habis keramas saja. Maklumlah shampo yang dipakai Lisa berbeda dengan shampo yang digunakan oleh Alin.

"Kamu ngapain, sih, dari tadi senyum-senyum terus?"

"Ini lho, Mas, sekarang aku sudah bisa mengunggah fotomu secara bebas di media sosial. Sebab istrimu 'kan sudah pergi, jadi aku juga perlu mengumumkan kalau kamu itu milikku." Alin tersenyum manis, membuatku mengurungkan niat untuk melarangnya.

"Sayang ... kenapa terburu-buru, sih?"

"Ya nggak apa-apa, dong ,Mas. Aku juga istrimu 'kan?"

"Iya Sayang, asal kamu senang, apapun boleh kamu lakukan." Akhirnya aku tidak mau berdebat lagi dengan istri cantikku ini.

Saat ini adalah jam istirahat di kantor dan aku memaksa Alin untuk pulang ke rumah karena aku tak tahan melihat bibirnya terus menggodaku selama kami di kantor.

"Sebentar lagi jam masuk kantor, Mas. Kita kembali ke kantor, yuk. Tidak enak sama bos kalau sampai terlambat."

"Sekali lagi, ya, Sayang. Tapi aku ingin di kamar." Aku mengerlingkan mata lalu menatap wajah cantik Alin.

"Mas ... kita sudah terlambat .... "

"Tidak apa-apa, Sayang. Kita bisa beralasan macet atau apa, kek," ucapku sambil menggendong tubuh Alin dan membawanya ke kamar yang biasa aku tempati dengan Lisa.

Karena kedua tanganku menggendong tubuh Alin, aku membuka pintu dengan menggunakan kakiku. Tapi sialnya, kok, pintunya tidak bisa didorong. Dan terpaksa aku menurunkan tubuh istri mudaku ini.

"Kenapa, Mas?"

"Pintunya, kok, tidak bisa didorong oleh kaki? Apa mungkin rusak?" Aku mencoba memutar handle pintu tapi ternyata pintu ini terkunci.

"Sial! Rupanya si Lisa mengunci pintu ini sebelum dia pergi tadi." Aku mengumpat sambil menendang pintu tersebut.

"Coba Mas cari kuncinya. Barangkali ada di sekitaran sini," titah Alin sambil menengok kanan kiri.

Aku pun bergerak mencari kunci kamar yang jujur saja aku tidak pernah tahu menahu tentang ini.

"Nanti kita cari lagi, Sayang. Sekarang kita masuk kamar lain saja, ya." Akhirnya aku berinisiatif untuk masuk ke kamar lain. Tapi ternyata dua kamar lainnya pun dalam keadaan terkunci dan entah di mana kuncinya. Aku yakin Lisa sengaja melakukan ini karena dia cemburu pada Alin. Dasar wanita tidak berguna, bisanya menyusahkan saja!

"Sial! Aku yakin si Lisa sengaja melakukan ini."

"Sabar, Mas. Di sofa lagi aja, ya." Alin meraih tanganku, namun emosiku pada Lisa membuat seleraku pada wanita ini hilang. Aku pun sontak menarik tanganku. Dengan cekatan aku mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi nomor Lisa. Tapi sialnya, setelah beberapa kali panggilan, wanita itu tidak mau mengangkat teleponku.

Tanpa pikir panjang aku mengetik pesan pada wanita sialan itu.

[Di mana kamu sembunyikan kunci semua kamar di rumah ini?! Kamu jangan macam-macam, ya, Lis. Ini rumahku, hasil dari keringatku. Kamu tidak berhak satu persen pun atas rumah ini, ingat itu!]

Terkirim.

Kita liat saja, Lisa. Apa yang bisa kamu lakukan tanpa aku?

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
laporkan suami dan selingkuhannya klu kau msh punya otak yg berguna
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 231. Menata Hidup

    Aku turun dari ojek tepat di depan rumah Pak Narto. Benar saja, di sini sedang ada pesta hajatan. Tapi pesta apa? Bukankah anak Pak Narto hanya Yesi yang belum menikah. Atau ... jangan-jangan yang dikhawatirkan Ibu benar. Yesi menikah dengan orang lain karena tidak ada kejelasan dariku. Pantas saja gadis itu tidak membalas pesanku apalagi mengangkat teleponku.Lututku lemas seketika. Tubuhku terasa ringan, kaki seakan tidak berpijak di bumi. Ingin bertanya pada orang yang berlalu lalang tapi aku tak sanggup mendengar jawaban mereka. "Gimana, Mas, mau balik lagi atau tidak?" tanya tukang ojek yang tadi kusuruh menunggu."Ya Mas, kita balik saja ke terminal." Aku bersiap untuk naik kembali ke atas motor."Bener, nih, gak jadi kondangan?" Entah ingin memastikan atau sekedarnya kepo, Mas tukang ojek bertanya lagi sebelum aku duduk di belakangnya."Iya, bener, Mas. Ayo!"Hilang sudah harapanku untuk mendapatkan Yesi. Ternyata Ibu benar, masalah itu jangan dibiarkan terlalu-larut. Buktinya

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 230. Pesta

    RikoPonsel kuletakkan di atas meja di ruang tamu. Baru saja Reka menelponku sambil sesekali terisak. Adik perempuanku itu ternyata sudah mengetahui tentang masa lalu Joan juga perasaan pria itu pada Lisa. "Kenapa Mas Riko tidak bilang sama aku kalau Mas Joan itu mantan pacarnya Mbak Lisa?"Aku tak bisa berkata-kata ketika pertanyaan itu terlontar dari bibir adikku dengan lembut tapi penuh penekanan."Mas!? Mas Riko tahu 'kan kalau Mas Joan itu mantan pacar Mbak Lisa?" Reka mengulang pertanyaannya karena aku tidak menjawab."Bukan. Mereka tidak pernah berhubungan. Tapi Joan memang cinta sama Lisa.""Jadi Mas tahu tentang itu? Dan cintanya masih ada sampai sekarang. Itulah yang membuat aku tidak enak sebagai istri. Kenapa tidak bilang sama aku?""Mas tidak mau mematahkan kebahagiaan kalian. Melihat ibu begitu berbinar, Mas sangat senang.""Tapi pada akhirnya aku sakit hati, Mas! Mengetahui masih ada nama wanita lain di hati suamiku. Itu yang membuat aku jadi istri yang tak berguna.""

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 229. Wanita di Masa Lalu

    Timbul pertanyaan, jika Mas Joan tidak mengundangnya karena tahu dia mantan kakak iparku, berarti ada kemungkinan Mas Joan saling kenal dengan Mas Riko. Teringat saat lamaran tempo hari, Mas Joan pergi berdua dengan Mas Riko dengan alasan ingin berbicara secara pribadi.Aku Jadi curiga, apa di antara mereka ada urusan yang tidak aku ketahui."Tidak apa-apa, Bu. Meskipun saya tidak diundang, yang penting sekarang saya tahu kalau Reka sudah menjadi menantu Ibu. Saya ikut senang, karena Reka mendapatkan keluarga yang pasti menyayanginya." Mbak Lisa tersenyum sambil mengusap perutnya. Meskipun ada kekecewaan tergambar di wajahnya, tapi wanita yang super sabar itu menutupinya dengan senyuman."Oh ya, kalian kenal di mana?" Mama Anita memberikan pertanyaan yang membuat aku bingung untuk menjawabnya.Aku saling pandang dengan Mbak Lisa. Ragu untuk menjawab karena khawatir Mbak Lisa tidak mau membuka masa lalunya."Reka ini ... mantan adik ipar saya." Akhirnya Mbak Lisa yang memberikan jawaba

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 228. Dirahasiakan

    Seminggu sudah aku menjadi istrinya Mas Joan. Tapi kebahagiaan sebagai pengantin baru yang sesungguhnya tidak aku dapatkan. Mas Joan ternyata tidak menyentuhku di malam pengantin kami. Begitupun malam-malam selanjutnya, bahkan tidur pun memunggungi. Ketika kami pulang dari hotel tempat resepsi diadakan saat itu. Kami baru saja memasuki kamar ketika Mas Joan mengajakku berbicara serius."Kamu tahu 'kan, pernikahan ini terjadi atas keinginan Mama. Jadi aku harap kamu juga mengerti kalau aku belum bisa menjadi suami seperti yang diinginkan," ucapnya datar tanpa menatapku.Aku terperanjat mendengar pernyataan pria yang sudah resmi menjadi suamiku itu. Kupikir karena Mas Joan sudah menyetujui rencana Mama Anita, maka pria ini akan menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya."Kalau Mas Joan tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa Mas menyetujui rencana Mama? Padahal aku lebih baik ditolak daripada dinikahi tapi tidak dianggap.""Kamu jangan salah paham, Ka. Aku bukan tidak mengingink

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 227. Dingin

    RekaEntah apa yang dibicarakan oleh Mas Joan dan Mas Riko hingga mereka perlu mencari tempat untuk bicara secara privat. Mungkin Mas Joan ingin memintaku secara pribadi pada Mas Riko, secara mereka juga baru pertama kali bertemu. Sewaktu Mas Joan berkunjung tempo hari, kakakku memang belum ada di rumah Ibu.Sambil menunggu dua laki-laki itu kembali, aku berbincang dan menemani Ibu Anita dan Pak Adi. Mereka bertanya banyak hal tentang keadaan kampung ini. Dengan senang hati aku pun menjawab setiap pertanyaan mereka.Aku juga sempat berbincang dengan Ibu. Bertanya mengenai Mas Riko, karena aku belum sempat mengobrol dengan kakakku itu.Kata Ibu, kemarin Mas Riko datang bersama seorang wanita dan keluarganya. Mereka adalah orang yang selama ini membantu dan menemukan Mas Riko saat terlantar dulu. Rupanya kakakku itu punya hubungan khusus dengan gadis bernama Yesi itu. Sayangnya, Mas Riko tidak jujur tentang masa lalunya. Tentang dua kali pernikahannya, tentang Kayla, dan tentang penjara

  • Karma untuk Suami PelitĀ Ā Ā 226. Bukan Perjanjian

    JoanHari ini aku benar-benar mendapatkan kejutan besar. Setelah satu bulan yang lalu aku menyetujui keinginan Mama agar menikah dengan Reka, hari ini aku mendapatkan fakta bahwa Reka adalah adiknya Riko. Pria yang sudah mengambil Lisa dariku, tapi kemudian mencampakkannya.Pantas saja selama ini aku familiar melihat wajah gadis itu. Aku seperti mengenalinya, tapi tak tahu di mana. Rupanya karena memang Reka dan Riko itu mirip. Jelas saja, karena mereka adik kakak. Akan tetapi, karakter keduanya berbeda. Setahuku Riko adalah pria bejat. Itu saja, tak perlu aku merincikan seberapa brengseknya pria itu. Dengan menghianati Lisa saja sudah cukup bagiku melihat sisi buruk pria itu. Reka sebaliknya, gadis yang kukenali karena kecelakaan itu punya prinsip yang sangat kuat dalam hidupnya. Zaman sekarang, menemukan gadis yang tidak pernah pacaran itu hal yang sangat sulit. Inilah salah satu alasanku menyetujui rencana Mama. Kalau aku dulu menolak Bela, karena dia terlalu maniak bekerja hin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status