Share

Musibah Beruntun

Ku parkir motor di tempat biasa, aku segera melangkah melepas sendal lalu masuk area makam.

"Nang, Mama datang, Le. Mama kesini, Mama kangen Yazid. Yazid datang ke mimpi Mama, ya!" ucapku pada pusara anakku.

Segera kubuka buku Yasin, lalu kubaca tahlil berlanjut surat Yasin.

"Fasubhanalladzi biyadihi malakutukulisyai i wailaihi turja'un. Shodaqoullohuladzim." Yasin selesai kubaca.

"Nang, Mama pulang dulu, ya!" pamitku pada Yazid. Kucium nisan makam putraku.

Perlahan tapi pasti langkah kaki ini menjauh dari area makam. Rinduku terurai usai membacakan tahlil dan surat Yasin diatas makam Yazid.

Ku pacu lagi motor butut ini. Ku ambil jalan pintas malas lewat depan rumah kakak iparku yang sombong itu.

Sampai rumah, Mas Rahman belum pulang. Aku segera mencuci kaki dan tanganku di kamar mandi.

"Rum, Arum!" Suara Mak Odah memanggilku.

"Aku di sumur, Mak!" teriaku pada Mak Odah.

Aku keluar dari kamar mandi, lalu menemui Mak Odah.

"Rum, aku goreng ikan, kok inget Yazid, to. Ini buat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status