Bab 295Untungnya acara jumpa fans kali ini berjalan dengan lancar. Bahkan semua penggemar tampangnya sangat menikmati acara yang memang sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh pihak penerbit dan Siti.Handi tampak membantu istrinya untuk berdiri dari tempat duduknya karena pria itu tentu saja merasa khawatir.Handi tampak tersenyum tipis. "Ayo kita ke rumah istirahat dulu," ujarnya.Siti menganggukkan kepalanya perlahan dan langsung berjalan pergi memasuki ruang istirahat yang memang sudah disediakan oleh pihak penerbit. Beberapa staf yang bertugas kini tengah membersihkan area tempat jumpa fans tadi.Saat Siti duduk dia mendengar suara ponselnya berdering-nyaring. Wanita itu lantas meraihnya dan ternyata ada telepon masuk dari Sumi.Siti mengerutkan kening sejenak sebelum akhirnya mengangkat panggilan."Halo, Sum? Ada apa?""Mbak? A-anu … itu …"Siti merasa bingung karena wanita muda yang meneleponnya saat ini tak kunjung berbicara. Dari nada suaranya saja sudah bisa membuktikan bahw
Bab 296Bahkan Siti juga kini telah membuat geger para staf karena mereka semua merasa heran. Handi mengisyaratkan pada orang-orang di sekitarnya untuk membantu menenangkan Siti. Untungnya pihak penerbit dengan cepat langsung mengambil alih dan mencoba untuk memberi minum air putih pada Siti.Handi lantas beralih sejenak, dia butuh ketenangan untuk menanyakan segalanya pada Sumi."Sumi, tenangkan dirimu dulu dan jelaskan semuanya secara runtuh agar aku bisa menelaah apa yang saat ini telah terjadi."Sumi sesenggukan, dia mencoba untuk meredakan tangisnya secara perlahan. Rasa bersalah terus saja muncul di dalam hatinya karena telah membuat hal ini terjadi. Tapi dia juga harus kuat agar bisa menceritakannya dengan tenang."Tadi saya pergi ke toilet, Pak. Awalnya Putri sedang bersama teman-temannya dan guru, jadi saya nggak khawatir. Saya memang cukup lama di toilet karena antri. Sekitar 15 menit kurang lebih. Setelah itu … Putri hilang!"Mata Handi membulat, dia merasa kepalanya kini b
Bab 297Sumi bertugas mengikuti arahan dari Handi. Wanita itu pergi ke petugas kebun binatang dan meminta tolong agar menyiarkan tentang hilangnya Putri serta memberitahukan semua ciri-ciri gadis kecil itu. Untuknya pihak petugas kebun binatang bisa bekerja dengan baik dan langsung melaksanakan permintaan Sumi."Pengumuman untuk seluruh pengunjung di kebun binatang Zoo Moria. Apabila di antara kalian melihat sosok anak kecil perempuan dengan tinggi sekitar 105 cm, rambut lurus diikat dua dengan pita, wajah bulat dan memakai seragam berwarna hijau muda serta membawa botol minuman yang dikalungkan di lehernya, harap untuk melapor segera. Kami ucapkan terima kasih apabila anda sekalian melihat Saudari Putri Nurhaliza."Sumi menghela napas berat. Rasa bersalah semakin menumpuk di dalam hatinya karena wanita itu telah teledor dan tak bisa menjaga Putri dengan baik. Tak bisa dipungkiri kini dia merasa sangat bersalah pada Siti karena telah ingkar janji padanya."Ya Allah, Put … kamu sebenar
Bab 298Tatang memarkirkan mobilnya setelah pria itu sampai di area kebun binatang. Siti dan Handi bergegas turun dengan perasaan panik. Ternyata Sumi sudah menunggu tempat di depan pintu masuk.Siti bergegas mendekat dan menarik tangan wanita itu sambil meminta penjelasan."Sum, sebenarnya apa yang sudah terjadi? Bagaimana Putri bisa menghilang begitu saja?"Sumi tersentak kaget karena mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba. Handi juga berusaha kembali menenangkan istrinya agar tidak bertindak agresif karena kini beberapa orang tampak melihat ke arah mereka semua."Ti, tenanglah. Tanyakan satu persatu karena Sumi pasti juga terkejut akan kejadian ini."Siti menghela napas perlahan. Dia baru sadar telah melakukan hal bodoh karena memberondong banyak pertanyaan pada Sumi.Sebagai seorang ibu tentu saja dia masih belum bisa merasa tenang dan setelah sampai di sini langsung saja memberikan banyak pertanyaan pada Sumi karena wanita itulah yang telah dititipkan."Sum, jelaskan. Aku mohon,"
Bab 299Sudah 1 jam lamanya semua orang mencari-cari keberadaan Putri. Tapi sayangnya gadis kecil itu masih belum berhasil ditemukan dan Siti kembali larut dalam kesedihan.Meski beberapa orang mencoba untuk menenangkannya, sebagai seorang ibu tentunya dia tak bisa diam saja seperti ini. Setia lantas bangkit dari tempat duduknya dan langsung menghampiri sang suami yang sejak tadi mondar-mandir sambil menelepon seseorang.Wanita itu lantas berdiri tepat di samping sang suami dan menepuk pelan pundak pria itu hingga membuatnya menoleh. Handi terlihat mengerutkan keningnya dan segera memutuskan sambungan telepon. Pria itu berpaling menatap istrinya sambil mengerutkan kening."Ti? Kenapa kamu kemari? Duduk aja sama Sumi. Biar Mas yang–""Mas, mana mungkin aku bisa diam saja seperti itu? Putri saat ini masih belum berhasil ditemukan dan bisa saja ada hal buruk yang menimpanya. Kamu tahu dengan jelas bagaimana aku khawatir sekarang," lirihnya.Handi menggigit bibir bawahnya. Dia juga merasa
Bab 300Handi sejak tadi masih sibuk memeriksa ponselnya karena bagaimanapun pria itu tengah berusaha untuk menghubungi banyak orang yang bisa dimintai bantuan dengan cepat agar bisa membantunya menemukan Putri."Ck! Kenapa mereka sangat sulit dihubungi?"Tatang melirik ke arah sang majikan yang sejak tadi tak bisa tenang. Dia juga merasa terkejut akan masalah yang telah terjadi sekarang.Bisa dilihat dengan jelas ada raut ketegangan di wajah Handi. Padahal selama ini pria itu selalu menyelesaikan masalah dengan tenang dan tak pernah terlihat ceroboh.Tapi entah mengapa dia terlihat begitu ketakutan.Tatang bisa mengetahui alasannya karena pria itu memang sangat menyayangi putri sambungnya.Handi menepuk kursi Tatang. "Mang, tolong antar saya secepatnya ke kantor.""Baik, Pak." Dengan cepat dia langsung menekan pedal gas.Sedangkan Handi kini tampak mengusap wajahnya dengan kasar. Berapa hari lagi dia sempat meremehkan kabar yang didengarnya dari sang asisten mengenai seseorang yang s
Bab 301Seorang wanita muda tampak menaiki tangga menuju rooftop. Selina tampak selingkuhan karena takut jika ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.Tapi untungnya para karyawan yang lain saat ini tengah sibuk bergosip tentang masalah yang timbul akibat sikap aneh Handi. Dia jadi memiliki waktu senggang untuk pergi sejenak.Selina lantas mengunci pintu balkon dari luar. Dia bergegas meraih ponselnya dan mencoba untuk menghubungi seseorang. Cukup lama hingga panggilannya akhirnya diangkat."Halo, ada apa, Sel?""Mas, kamu dimana?"Ada sedikit heran dengan pertanyaan Selina. "Aku lagi diluar. Kenapa emang?"Selina menghela napas berat. Dia bisa mendengar suara kebisingan dari ujung telepon sana dan sepertinya pria itu tak berbohong sama sekali.Tapi entah mengapa dia masih merasa belum yakin dengan jawaban yang baru saja diberikan oleh Adi."Uhm, nggak apa-apa, Mas. Aku cuma tanya aja karena penasaran."Adi mengerutkan keningnya karena merasa heran. "Penasaran? Kamu nggak biasan
Bab 302Handi menatap sosok pria setengah baya yang kini berada tepat di ambang pintu bersama dengan sekretaris pribadinya. Dia lantas bangkit dari kursi dan mempersilahkan pria itu untuk duduk. Awalnya pria yang tak lain adalah pedagang kaki lima itu merasa sedikit takut, namun akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk setelah diyakinkan kembali oleh Rosa."Nggak apa-apa, Pak."Handi kembali duduk dan menatap lengkap sosok pria setengah baya itu."Maaf sebelumnya, Pak. Saya hanya ingin menanyakan beberapa hal. Bapak bisa tenang karena saya tidak mungkin berani melakukan sesuatu."Pria itu mengangguk pelan setelah mendengar penuturan Handi.Handi kembali melirik sekretarisnya. Dia butuh kejelasan secepat mungkin karena waktu terus bergulir."Pak, silahkan jelaskan semuanya. Kami akan mendengar secara baik-baik," tutur Rosa, dia menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum tipis.Meski ada sedikit keraguan, pria itu mulai membuka mulutnya perlahan."Tepat 5 hari yang lalu, di sekita