Share

Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu
Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu
Author: Olivia Yoyet

Bab 01

Author: Olivia Yoyet
last update Huling Na-update: 2025-02-09 18:56:56

01

"Mas, aku pamit," tutur Keisha Mahira sambil mengulurkan tangan kanannya. 

Sebastian Anargya tidak menyahut. Dia bahkan tidak berbalik dan memfokuskan pandangan ke luar jendela. Seolah-olah dedaunan yang tengah bergoyang di pohon dalam pot bunga itu, lebih menarik daripada perempuan di belakangnya. 

"Aku tadinya berharap, bisa mengakhiri hubungan ini baik-baik," sambung Keisha sambil menurunkan tangannya. 

"Baik-baik?" tanya Sebastian sembari memutar badan. "Perselingkuhanmu adalah hal terburuk yang pernah kudapatkan dalam hidup ini," lanjutnya. 

"Kita sudah pernah membahas ini, dan aku telah menjelaskan semuanya dengan detail." 

"Kamu hanya drama, Kei. Playing victim. Padahal korbannya adalah aku, bukan kamu!" 

"Aku sudah berulang kali meminta maaf. Kumohon, Mas bisa memahami jika aku masih mencintai Mas Anton, bahkan dari dulu rasa ini tidak pernah berkurang." 

Sebastian menggertakkan gigi. "Jangan sebut namanya di depanku!" 

Keisha mendengkus kuat. "Inilah yang membuatku sulit jatuh cinta, karena Mas keras kepala. Kalau bukan karena dijodohkan, aku juga tidak mau menikah dengan Mas!" 

"Dan aku menyesali pernikahan kita. 3 tahun yang penuh drama kepalsuan dan kebohonganmu!" 

"Terserah Mas mau bilang apa. Kita sudah resmi bercerai, dan aku akan pergi." 

"Sana! Pergi yang jauh! Aku juga tidak mau lagi melihatmu!" 

Keisha berbalik dan jalan menjauh sambil menyeret dua koper besar. Dia tidak menutup pintu kamar yang pernah menjadi saksi pernikahannya dengan Sebastian. 

Tidak berselang lama, terdengar bunyi mobil yang bergerak menjauhi rumah dua lantai bercat putih. 

Sebastian menelan ludah yang mencekat di tenggorokannya. Pria berkaus hitam menatap nanar pada pintu kamar yang masih terbuka. 

Sebastian segera menutup pintu dan menguncinya. Dia memindai sekitar, lalu menurunkan pigura yang tergantung di dinding. 

Foto pernikahannya dengan Keisha seolah-olah tengah mengejeknya. Sebastian mencengkeram kuat benda itu, lalu menghempaskannya ke lantai. 

Pecahan kaca tersebar ke mana-mana. Sebastian menginjak foto itu sambil memaki mantan istrinya. Hati Sebastian hancur akibat dikhianati Keisha, perempuan yang sudah dicintainya sejak dulu. 

Selama belasan menit berikutnya, Sebastian sibuk menghancurkan semua foto pernikahannya. Bahkan, dia membakar video resepsinya, agar semua kenangan itu lenyap seiring dengan terbakarnya bukti kisah hidupnya bersama Keisha. 

Kedua asisten rumah tangga, hanya bisa memandangi bos mereka yang tengah membakar benda-benda di balkon belakang rumah. Mereka tahu jika Sebastian sangat mencintai Keisha, dan perceraian itu menyebabkan hati pria tersebut patah. 

Sementara itu di tempat berbeda, Rinjani Fawaida Daharyadika sedang menandatangani surat gugatan cerai, yang akan dilayangkannya ke pengadilan agama Jakarta Timur. 

Perempuan berambut panjang, berusaha menahan diri agar tidak menangis. Padahal matanya sejak tadi telah mengabut. 

Setelahnya, Rinjani memberikan surat itu pada kuasa hukumnya. Mereka sempat berbincang sesaat, sebelum Rinjani berpamitan dan keluar dari ruangan itu bersama ketiga sahabatnya. 

Rinjani berusaha menegarkan diri saat melangkah keluar dari kantor firma hukum. Dia bergegas memasuki kursi tengah mobil SUV putih. Kemudian Rinjani menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan terisak-isak. 

Netha, rekan Rinjani sejak SMU dulu, memeluk sahabatnya dari samping kiri. Sang dokter hewan tersebut, memahami jika hati Rinjani tengah hancur. 

Selain Netha, kedua rekan Rinjani di kursi depan, yakni Tia dan Shahnaz, turut prihatin dengan nasib Rinjani. Mereka mengetahui bahwa perempuan tersebut sangat mencintai Anton. Namun, pria itu justru berselingkuh. Padahal pernikahannya dengan Rinjani baru menginjak tahun kedua. 

"Beib, sudah. Stop nangisnya," pinta Netha sambil merapikan rambut Rinjani yang menutupi wajah. 

"Pria jahat itu nggak pantas untuk ditangisi, Rin," imbuh Shahnaz sembari terus menyetir. 

"Betul. Mestinya digampar bolak-balik pakai bakiak!" geram Tia. 

"Aku justru pengen nyelepet dia pakai rantai kapal," seloroh Netha. 

"Kurang berasa, Beib. Harusnya diikat ke rel kereta," tambah Shahnaz. 

"Enggak seru itu. Bakal langsung mejret dia," balas Tia. 

"Ho oh, harusnya disiksa dulu. Biar mati pelan-pelan," tukas Netha. 

"Kalian sadis semua," keluh Rinjani, seusai membuang cairan hidungnya di tisu. 

"Menghadapi jelema ontohod itu, memang harus sadis," jawab Shahnaz. 

"Aku benar-benar benci sama dia, Rin. Terutama karena sudah membohongimu sejak awal menikah," papar Tia. "Harusnya dia jangan menikahimu, kalau hanya jadi pelarian," sambungnya. 

"Yoih. Itu nggak adil buatmu, Rin. Padahal kamu cinta banget sama dia," beber Netha. 

Rinjani menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. "Aku memang cinta sama Mas Anton. Sampai sekarang juga masih," ujarnya dengan suara pelan. 

"Tapi, aku harus adil pada diri sendiri. Aku nggak mau lagi dibohongi, dianggap ban serep atau apa pun itu. Karena aku jelas lebih berharga daripada dia," ungkap Rinjani. 

"Yes!" pekik Tia. 

"Alhamdulillah. Aku senang kamu berani keluar dari hubungan toxic itu, Rin," jelas Shahnaz. 

"Aku harus begitu, Naz. Karena aku masih ingin melanjutkan kehidupan dengan lebih baik lagi," terang Rinjani. 

"Aku akan selalu mendukungmu." 

"Thanks." 

"Sekarang, apa rencanamu akan tetap dijalankan?" tanya Netha. 

Rinjani mengangguk mengiakan. "Ya, aku harus menyibukkan diri, agar bisa cepat melupakan dia." 

Netha menepuk-nepuk punggung tangan sahabatnya. "Semua doa terbaik buatmu, Rin. Aku dan teman-teman, akan selalu ada bersamamu." 

***

Jalinan waktu terus bergulir. Pagi itu, Rinjani memegangi alat tes kehamilan dengan tangan gemetaran. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, sebelum akhirnya menangis. 

"Kenapa begini?" tanya Rinjani tanpa ada yang menyahut. "Aku harus gimana?" gumamnya sembari mengusap bulir bening dengan ujung jari. 

Terbayang masa di mana terakhir kalinya dia melayani Anton. Rinjani tahu jika pria itu hanya melampiaskan syahwat dan bukan menyalurkan cinta. 

Setelahnya, perselingkuhan Anton dan Keisha terbongkar, karena Rinjani bertemu keduanya secara tidak sengaja di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Rinjani mengikuti mereka yang ternyata tengah menuju toko perhiasan mahal. 

Hati Rinjani hancur menyaksikan suaminya memasangkan kalung, ke leher perempuan yang diketahui Rinjani sebagai mantan kekasih Anton. 

Dada Rinjani remuk ketika pria tersebut mengecup pipi Keisha, yang juga membalasnya tanpa malu-malu. Rinjani yang sudah tidak sanggup lagi melihat kemesraan itu, akhirnya menjauh dan bergegas pulang ke rumah. 

Malam itu, Anton pulang menjelang dini hari. Rinjani hanya memandangi suaminya tanpa berbicara sedikit pun. Setelah Anton terlelap, Rinjani mengecek ponsel pria itu untuk mencari bukti tambahan. 

Kendatipun hatinya sakit, tetapi Rinjani memaksakan diri untuk mengirimkan tangkapan layar itu ke ponselnya. Setelahnya, Rinjani menghapus semua SS dari ponsel Anton, dan berlakon seolah-olah tidak terjadi apa pun. 

Keesokan harinya, Rinjani mengajak Anton berbicara serius. Dia memperlihatkan semua bukti chat dan beberapa foto yang sempat diambilnya dari depan toko perhiasan. 

Anton tidak berkutik dan akhirnya mengakui perselingkuhannya. Dia juga tidak menolak ketika Rinjani meminta pernikahan mereka diakhiri, secepatnya. 

Bohong bila Rinjani tidak sedih atas hancurnya mahligai pernikahannya. Namun, dia tahu tidak akan mampu mempertahankan rumah tangga. Terutama setelah Anton mengakui jika dia mencintai Keisha, dan bukan Rinjani.

Selama beberapa menit berikutnya Rinjani meneruskan tangisan. Dia bingung, karena saat itu proses perceraiannya tengah berjalan. Bahkan, sidang putusan cerainya hanya tinggal menunggu hari untuk disahkan pengadilan. 

Matahari bergerak cepat menuju siang. Rinjani yang sedang berada di ruang tunggu rumah sakit, menengadah ketika namanya dipanggil seseorang. 

"Rin, kamu di sini, ngapain?" tanya Adam, Kakak Netha. 

"Ehm, aku mau ke dokter kandungan, Mas," jawab Rinjani. 

Adam tertegun sesaat, kemudian dia kembali bertanya, "Kamu lagi hamil?" 

"Enggak. Aku mau konsultasi aja. Ada gangguan haid." 

Adam manggut-manggut. "Aku lanjut kerja, ya." 

"Oke." 

Adam berbalik dan jalan menjauh. Dia bergabung dengan teman-temannya sesama medical repsentatif di ujung kanan ruang tunggu. 

Adam sekali-sekali akan mengamati Rinjani. Dia mengkhawatirkan sahabat adiknya itu yang terlihat pucat. Adam akhirnya menelepon Netha dan memintanya datang. Dia juga berjanji pada sang adik, akan menunggu Rinjani sampai selesai diperiksa dokter. 

Puluhan menit terlewati, Rinjani keluar dari ruang praktik sembari memegangi amplop dari dokter. Langkah Rinjani terhenti ketika mendengar suara yang sangat dikenalinya dari depan. 

"Rin, aku mau lihat surat itu," pinta Netha sembari menyambangi perempuan berbaju toska. 

Rinjani tidak sempat menolak kala Netha mengambil amplop dan mengeluarkan isinya. Rinjani mendengkus pelan ketika Netha membeliakkan mata, seusai membaca deretan kalimat di surat itu. 

"Kamu ... hamil?" tanya Netha. 

Rinjani mengangguk lemah. "Hampir 12 minggu," terangnya. 

"Kenapa kamu nggak cerita ke aku?" desak Netha. 

"Aku baru tahu tadi pagi, Tha. Itu pun karena aku muntah sampai tiga kali. Terus, aku cek pakai test pack. Hasilnya positif," ungkap Rinjani. "Kamu ingat? Aku pernah ngeluh haidku nggak lancar. Ternyata itu flek yang biasanya terjadi di awal kehamilan," tambahnya. 

"Ya, Allah." Netha mendekap sahabatnya. "Yang kuat, Sayangku," cicitnya. 

"Hu um," balas Rinjani dengan suara bergetar. 

"Lalu, apa rencanamu?" Netha menjauhkan diri dan memandangi sahabatnya lekat-lekat. 

"Aku mau mendiskusikan tentang ini dengan keluargaku. Baru mengambil keputusan." 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 73 - Tamat

    73Minggu pagi menjelang dengan kecepatan maksimal. Keluarga Daharyadika datang dari Bogor. Mereka hendak mengantarkan Sebastian dan Rinjani ke bandara, nanti jam 2 siang. Tidak berselang lama, Ardiatma datang bersama istri dan kedua anaknya. Mereka bergabung dengan keluarga Basman, dan berbincang dengan akrab.Kala Dylan mendatangi kumpulan itu dengan dituntun Latifah, Ardiatma menggendong lelaki kecil dan mendekapnya erat. "Akhir tahun nanti, Papa mau jenguk kalian di sana," tutur Ardiatma sembari memamgku cucunya. "Kami pulang, Pa. Mau menghadiri acara pernikahan Tia dan Said," jelas Sebastian. "Kapan nikahannya?" "Tanggalnya belum pasti, sih. Tapi, akhir bulan Desember." "Setelahnya berarti." Ardiatma memandangi besannya di kursi seberang. "Kita berangkat sama-sama, Bas," ajaknya. "Boleh. Saya memang berencana ke sana. Ingin tahu, musim dingin itu seperti apa," terang Basman. "Siapa saja yang ikut, Pak? Nanti aku minta pengawalan dari Wirya," cakap Sebastian. "Bapak sama

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 72

    72Hari terakhir di Jakarta, digunakan Sebastian untuk mendatangi keluarga Baltissen di kediamannya. Gustavo dan Ira menyambut kedatangan Sebastian dan Rinjani serta Dylan, dengan sangat hangat. Begitu pula dengan Edmundo, Ayah Gustavo, serta Miranda, Adik bungsu Alvaro dan Hugo. Mereka berbincang sembari sekali-sekali tertawa. Suasana bertambah ramai, kala Alvaro datang bersama Arjuna, dan kedua ajudan muda. Sang komisaris 4 PBK itu menelepon rekan-rekannya, lalu mereka berjanji temu di rumah Sultan, karena Sebastian juga hendak ke sana untuk berpamitan. Puluhan menit kemudian, tiga mobil mewah keluar dari kediaman Gustavo. Para sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang, menuju kawasan Kalibata. "Pada heboh mau nyusul, Var," cakap Sebastian sambil membaca pesan-pesan di grup 777. Dia menumpang di mobil itu, sedangkan Rinjani dan Dylan ikut di mobil Gustavo. "Siapa aja? Aku mau ngabarin May, supaya nyiapin suguhan," balas Alvaro sembari terus mengemudi. "Orang-orang PBK,

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 71 - pelepasan

    71Jumat siang menjelang sore, ruang rapat terbesar di gedung kantor PG, dipenuhi ratusan orang. Para bos PG, PC dan PCD, datang bersama istri serta asisten masing-masing. Mereka duduk rapi di tempat yang telah disediakan, sambil menunggu komisaris utama tiba. Tidak berselang lama Tio memasuki ruangan bersama keempat direktur, para manajer, dan dua komisaris besar, yakni Sultan dan Gustavo. Ajudan Tio mempersilakan orang-orang tersebut menempati deretan kursi terdepan. Sementara Tio meneruskan langkah menuju podium. Acara dimulai Tio dengan sapaan salam, yang dijawab hadirin dengan hal serupa. Selama beberapa menit berikutnya, Tio menuturkan tentang berbagai proyek yang digagas PG, dan diserahkan pengelolaannya pada anggota PC serta PCD. Setelahnya, Tio memanggil belasan pria yang akan berangkat menuju Kanada, pada dua hari mendatang. Sebastian yang menjadi ketua proyek, diminta Tio untuk memberikan kalimat perpisahan. Pria bermata tajam itu memandangi orang-orang di barisan terd

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 70

    70Jalinan waktu terus berjalan. Detik-detik keberangkatan ke Kanada, kian dekat. Sebastian dan Rinjani mengebut semua pekerjaan mereka, agar selesai tepat di hari terakhir bulan Agustus. Selama 10 hari berikutnya, pasangan tersebut mengunjungi orang tua dan para kerabat mereka, secara bergantian. Selain itu, mereka juga lebih sering menghabiskan waktu bersama para sahabat. Beberapa hari sebelum berangkat, Mirna dan suaminya mendatangi Rinjani di kediamannya. Mirna menerangkan kondisi kesehatan Anton yang kian memburuk. Rinjani terkejut kala Mirna kembali menyampaikan permintaan Anton, untuk bertemu dengan Rinjani dan Dylan. Perempuan bermata besar itu meminta waktu untuk berpikir, dan hendak berdiskusi dengan suaminya terlebih dahulu. Sebastian tiba di rumah, beberapa saat sebelum azan magrib berkumandang. Rinjani bersikap biasa saja. Dia menunggu Sebastian sudah hilang lelahnya, baru Rinjani akan menceritakan peristiwa tadi siang. Malam kian larut. Suasana kediaman Sebastian te

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 69

    69 *Grup 777*Zulfi : Kalian sudah otw, Gaes? Alvaro : Aku sudah nyampe depan blok rumah Pak Erick.Yanuar : Aku numpang di mobil Bang bule. Benigno : Kirain aku, doang, yang belum nyampe. Tahunya, banyak. Heru : Kejebak macet ini. Ada tabrakan tunggal di depan. Hadrian : Mobilku kejepit di tengah-tengah. Aku mau pindah ke mobil Mas Ivan aja. Ivan : Aku tunggu depan kantor X, @Ian. Baskara : Untung aku sudah jalan duluan bareng Tio. David : Aku terpaksa mutar lewat jalur alternatif. Trevor : Saya juga mau mutar. Bakal lama ini macetnya. Zainal : Aku titip anak-anak. Pada rewel mereka. Ada yang bisa ditumpangi? Damsaz : Mobilku kosong, @Bang Zainal. Zainal : Posisi, @Damsaz? Damsaz : Baru keluar gerbang utama. Zainal : Oke, tunggu di situ. Triska sama kiddos naik ojek ke sana. Brayden : Aku susul pakai motor aja, @Zainal. Zainal : Boleh, @Mas Brayden. Triska sudah nyeberang. Ngadem di depan mini market. Brayden : Oke, tunggu 5 menit. Aku ngebut.Lainufar : Ada lagi yan

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 68

    68Beberapa hari terlewati. Sore itu, Keisha mendatangi kediaman Sebastian bersama dengan Willy. Perempuan berbaju oren itu, terkejut melihat Aline juga tengah berada di sana. Rinjani menyambut kedua tamunya dengan ramah. Dia mempersilakan Keisha dan Willy duduk di kursi seberang meja. Sementara Rinjani menempati sofa panjang. Tidak berselang lama, Sebastian muncul bersama Urfan. Rinjani menyalami suaminya dengan takzim, sedangkan Dylan berteriak memanggil sang papa yang langsung mendatanginya. Sebastian menggendong lelaki kecil berbaju merah, kemudian dia duduk di sebelah kanan Rinjani. Keisha mengamati Dylan dengan saksama. Dia kaget saat bayi berusia 7 bulan lebih itu mengulurkan tangan kiri, seolah-olah hendak menggapainya. Keisha maju untuk memegangi Dylan. Perempuan tersebut segera mengambil alih sang bayi dari gendongan papanya. "Dylan tertarik dengan bros di bajumu," tutur Rinjani. Keisha menunduk. "Mau, Dylan?" tanyanya yang dibalas ocehan sang bayi. "Jangan, Kei. Semu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status