" Bi.. bibi ", panggil Renata.
Bi Surti berlari lari kecil menuju kamar Renata." Ada apa non? " tanya bi Surti." Bi.. bisa tolong saya? " tanya Renata." Apa non? "" Tolong bi kursi roda itu di dekatkan sini ", kata Renata sambil menunjuk kursi roda yang ada di belakang pintu kamarnya.Bi Surti segera mengambil kursi roda itu dan di dekatkan ke ranjang Renata." Makasih bi ", kata Renata." Sama sama non. non Renata bisa ke kursi roda sendirian? " tanya bi Surti." Bisa bi "." Kalo gitu saya permisi non ", kata bi Surti.Renata mengangguk.Sepeninggalan bi Surti Renata memindahkan tubuhnya ke kursi roda lalu keluar dari kamar menuju meja makan." Masak apa bi? " tanya Renata sambil membuka tudung saji." Tuan kemaren minta hari ini di masakin ayam bakar madu sama sambal tomat. Ini ada capcay juga ", kata bi Surti." Wah enak nih ", kata Renata." Non mau makan? biar bibi ambilkan ", kata bi Surti. Dengan cekatan bi Surti mengambilkan nasi beserta lauk untuk Renata." Bibi udah makan? " tanya Renata.Bi Surti menggelengkan kepala." Makan sekalian di sini bi sambil nemenin aku "." Bibi nanti makan di dapur aja non. Gak enak makan bareng majikan di sini "." Ayolah bi temenin aku makan ".Akhirnya bi Surti makan bareng Renata.**********Tok Tok Tok..Bagas mengetuk pintu rumah ibunya. Tak berapa lama pintu di buka." Ibu mana Wik? " tanya Bagas pada Wiwik, adik perempuannya." Tuh di dalam lagi nonton tivi ", jawab Wiwik.Bagas masuk ke dalam menemui ibunya." bu.. ", panggil Bagas.Wanita berusia 50 tahun itu menoleh." Kamu gas, kirain siapa ", kata bu Susi." Bu ini uang bulanan buat ibu ", kata Bagas sambil menyerahkan amplop coklat kepada bu Susi.Bu Susi menerima amplop coklat itu kemudian mengeluarkan isinya. Dua puluh lembar uang berwarna merah ada di tangannya." Kok cuma 2 juta Gas? mana cukup buat sebulan ini cuma buat 2 minggu aja", protes Bu Susi." Besok 2 minggu lagi Bagas tambahin ", kata Bagas." Beneran ya. Awas kalo bohong "." iya bu "." Buat jatah aku sebulan mana mas? " tanya Wiwik." Nih buat kamu ", kata Bagas sambil memberi uang 1,5 juta kepada Wiwik." makasih mas ", kata Wiwik lalu masuk ke kamarnya." Gas, ibu mau bilang sesuatu sama kamu ", kata bu Susi." Mau bilang apa bu? " tanya Bagas." Kamu mending cerai aja sama Renata. Buat apa kamu pertahankan wanita itu, udah mandul cacat pula! ibu kan pengen gendong cucu dari kamu Gas "." Emm gimana ya bu. Bagas juga pengen bu cerai sama Renata dan cari istri lagi yang bisa hamil dan punya anak. Tapi Bagas belum siap menceraikan Renata bu", kata Bagas." Kenapa belum siap? Kan kamu itu ganteng, kerjaan juga udah mapan, mobil punya, rumah juga punya "." Ya nanti Bagas pikirkan bu ", kata Bagas." Jangan kelamaan mikirnya ", kata bu Susi.Bagas hanya mengangguk.Andai saja bu Susi tau kalo rumah dan mobil pajero yang di pakai Bagas itu milik Renata bukan hasil kerja keras Bagas.. Pasti bu Susi tak akan rela Bagas bercerai dengan Renata.Bagas punya pekerjaan bagus itu juga karena berkat Renata. Dia yang sudah mengenalkan Bagas dengan Dani sepupu Renata yang kini menjadi bosnya Bagas." Bu Bagas pulang dulu ya ", kata Bagas." Ya hati hati ".Bagas masuk ke dalam mobilnya meninggalkan rumah ibunya.**********Santo duduk termenung di teras rumahnya. Beberapa hari ini dia mendiamkan ibunya, dia begitu kecewa dengan kelakuan Bu Rosi di masa lalu nya. " San makan dulu ", kata Bu Rosi. " Ibu aja yang makan aku gak lapar ", kata Santo. Bu Tias menghampiri anak laki lakinya yang duduk di teras. " Kamu marah sama Ibu San? " tanya Bu Rosi. " Iya. Aku kecewa dengan Ibu ", jawab Santo. " Kecewa kenapa? " " Ibu sudah membunuh bapak ", kata Santo. " Ibu tidak membunuh bapakmu San ", kata Bu Rosi. " Ibu gak usah mengelak lagi. Santo udah tau semuanya ", kata Santo. " Siapa yang memberi tahu kamu San? jawab!! " " Bukan siapa siapa ", jawab Santo. Lalu Santo pergi meninggalkan Ibunya entah ke mana. " Ini pasti Mayang yang sudah memberi tau Santo ", gumam Bu Rosi. Dok... dok.. dok... " Mayang!! Buka pintunya Mayang!! " teriak Bu Rosi. " Mayang!! "Dok.. dok.. dok.. " Siapa sih gedor gedor pintu sama teriak teriak di rumah orang? " tanya Bu Mayang pada dirinya sendiri. Bu Mayang berjalan m
" Kamu dari mana San? " tanya Bu Rosi yang duduk di teras rumah. " Gak dari mana mana Bu. Cuma dari warung beli minuman dingin ", kata Santo sambil menunjukkan minuman bersoda dingin agar ibunya tak curiga dia dari rumah Bu Mayang. " Malam malam kok minum minuman dingin ", kata Bu Rosi. " Terus ibu ngapain malam malam duduk di sini? " Santo balik bertanya. " Ibu nungguin kamu ", kata Bu Rosi. " Ya udah yuk Bu kita masuk ", ajak Santo. Bu Rosi mengangguk lalu mengikuti Santo masuk ke dalam rumah. " San makan dulu udah ibu buatin nasi goreng ", kata Bu Rosi. " Iya Bu ", jawab Santo. Santo duduk di bangku ruang makan, terlihat sepiring nasi goreng kesukaannya. " Ibu udah makan? " tanya Santo. " Udah tadi sebelum kamu pulang. Nungguin kamu lama banget ya udah ibu makan duluan ", jawab Bu Rosi. " Ya udah Santo makan dulu Bu ".Bu Rosi mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya. Selesai makan Santo menuju kamar ibunya. Tok.. tok.. tok.. " Ibu udah tidur? " tanya Santo. " Belum m
Setelah kepergian Sari warga yang tadi berkerumun di depan rumah Bu Rosi pada bubar termasuk Astri, dia begitu puas melihat Sari di usir warga. " Awas kamu Ros! " kata Bu Mayang sebelum meninggalkan rumah Bu Rosi. Santo masuk ke dalam rumah di ikuti Bu Rosi lalu mereka duduk di ruang tengah. " Bu, kenapa Bu Mayang tadi bilang kalo ibu pelakor? " tanya Santo. " Udahlah San gak usah di pikirin omongan Mayang tadi, gak penting ", kata Bu Rosi. Santo tak bicara lagi. Tapi dalam hatinya dia begitu penasaran dengan apa yang di bilang Bu Mayang tadi. ' Apa aku ke rumah Bu Mayang saja ya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara Ibu dan Bu Mayang? ' tanya Santo dalam hati. ' Ya aku akan tanya langsung pada Bu Mayang. Nanti setelah magrib aku akan ke rumahnya ', kata Santo lagi dalam hati. " San ibu istirahat dulu ya, capek " . " iya Bu ".Bu Rosi beranjak dari ruang tengah menuju kamarnya. Tok.. tok.. tok.. " Siapa lagi sih yang datang? " gumam Santo. Tok.. Tok.. Tok.. " Perm
" Mbak sari ibu mau ngomong. Di tunggu di ruang tamu ", teriak Santo dari ruang tamu. " Iya sebentar setelah menyusui aku ke situ ", kata Sari dari kamarnya. Setengah jam kemudian Sari datang ke ruang tamu dengan menggendong anaknya. Sari duduk di depan Bu Rosi dan Santo. Santo dan Bu Rosi menatap bayi tak berdosa itu dengan tatapan kebencian. " Ibu mau ngomong apa? " tanya Sari. " Sar, buang anak itu ke Panti asuhan ", kata Bu Rosi. Sari terkejut mendengar perkataan Ibunya. " A.. apa bu? " " Buang anak itu ke Panti asuhan ", ulang Bu Rosi. " Iya mbak. Buang anak itu ke Panti asuhan. Aku dan ibu gak mau ada anak haram di rumah ini ", timpal Santo. " Bu ini kan anak ku,cucu ibu masa ibu tega menyuruhku membawa anak ini ke Panti asuhan. Anak ini tak berdosa dia tak tau apa apa ", kata Sari. " Aku tak pernah menganggap anak itu sebagai cucuku. Aku tak sudi punya cucu haram ", kata Bu Rosi tegas. " Tapi Bu.. "" Kamu tinggal pilih buang anak itu ke Panti asuhan atau jika kamu m
Satu tahun kemudian.. " Bu akhirnya kita bebas juga ", kata Santo. " Iya San. Ibu sudah tak sabar ingin segera sampai rumah ", kata Bu Rosi. " Ya udah Bu yuk kita pulang ", ajak Santo. Setelah 15 menit perjalanan menggunakan angkutan umum Santo dan Bu Rosi tiba di kampung tempat tinggalnya. " Tuh lihat Santo dan Ibunya udah bebas dari penjara ", kata Seorang tetangga Bu Rosi bernama Sita. " Iya kira kita kapok gak ya setelah setahun mendekam di penjara gara gara mau bakar pabrik kue nya Intan ? Atau masih akan tetap Dzolim sama Intan? " tanya tetangga yang lain. " Gak tau ".Bu Rosi menghampiri para tetangganya yang sedang membicarakannya. " Kalian ngomong apa? " tanya Bu Rosi. " Eh enggak Bu kita gak ngomong apa apa ", jawab Sita. " Aku masih bisa denger belum budeg! Sini kalo mau ngomong di depan ku jangan beraninya bisik bisik gitu ", teriak Bu Rosi. " Bu Rosi gak kapok mendekam di penjara? " tanya Siti. " Ngapain kapok? Aku gak salah. Yang salah itu Intan ", kata Bu Ro
Tok.. tok.. tok.. " Assalamu'alaikum mbak Intan ", panggil Dira sambil mengetuk pintu rumah Intan. Tok.. tok.. tok.. " Mbak Intan.. Assalamu'alaikum "." Wa'alaikumsalam ", sahut Intan dari dalam. Intan membuka pintu rumah. " Loh Dira? Dari mana kamu tau rumahku? " tanya Intan. " Dari mas Santo mbak. Mbak Intan boleh kita bicara? " tanya Dira. " Boleh, yuk masuk"." Di sini saja mbak"." Silahkan duduk Dir ", kata Intan. Dira duduk di kursi teras di ikuti Intan. " Mbak maksud kedatangan ku kemari aku ingin minta tolong sama mbak Intan untuk mencabut tuntutan mbak Intan pada mas Santo dan Bu Rosi ", kata Dira. " Maaf Dir aku gak bisa. Perbuatan mereka sudah di luar batas bisa membahayakan orang lain ", kata Intan. " Iya aku tau mbak. Tapi bentar lagi aku dan mas Santo menikah mbak. Aku gak mau pernikahanku batal karena mas Santo di penjara ", kata Dira. Intan menghela nafasnya dalam dalam. Dia begitu bingung, di satu sisi dia gak mau kejadian kemarin timbul lagi kalau Santo