Share

Bab 2

Bagas masuk ke kamarnya.

" Baru pulang mas? " tanya Renata.

" Iya. tadi mampir dulu ke rumah ibuku ", jawab Bagas sambil membuka kemejanya.

" Mas aku boleh minta uang bulanan? " tanya Renata.

" Aku gak punya uang ", jawab Bagas.

" Loh kamu kan abis gajian kan? masa gak ada uang? " tanya Renata.

" Maaf uangnya udah aku kasih ibu 2 juta, Wiwik 1,5 juta dan ini ada sisa cuma 5,5 juta buat ibu 2 minggu lagi 2 juta sisanya buat pegangan aku ", kata Bagas.

" Ibumu tiap minta uang selalu di kasih berapapun yang dia minta sedangkan sama istri pelit banget ".

" Ya jelaslah dia ibuku yang sudah lahirin dan besarkan aku. Aku gak mau di anggap anak durhaka ", kata Bagas.

" Tapi mas seenggaknya... "

" Sudahlah aku capek aku mau tidur ", bentak Bagas lalu tidur di samping Renata.

Renata hanya bisa menghela nafas.

*********

" Pagi non ", sapa bi Surti saat melihat Renata keluar kamar.

" Pagi bi " , kata Renata sambil tersenyum.

Bi Surti membantu Renata mendorong kursi roda nya menuju meja makan. Tak berselang lama Bagas datang ke meja makan.

" Mas aku ambilkan ya mau makan pake apa? Ada ayam goreng, ada capcay, ada sambal udang.. ".

" Aku bisa ambil sendiri ", kata Bagas sambil mengambil makanannya sendiri. Renata menatap Bagas.

" Kamu urus dirimu saja gak bisa mau sok ngurusin aku ", kata Bagas lagi.

" Mas kok ngomongnya gitu sih? " tanya Renata.

Bagas tak menjawab. Dia meneruskan sarapannya.

" Mas.. "

Bagas menggebrak meja makan.

" Kamu bisa diem gak!! Cerewet mulu dari tadi. jadi gak nafsu makan ", bentak Bagas.

Bagas berdiri lalu meninggalkan Renata di meja makan.

Bi Surti menghampiri Renata lalu memegang pundak Renata.

" Yang sabar ya non ", kata bi Surti.

" Iya bi ", ucap Renata.

" non jangan lupa hari ini jadwalnya non terapi", bi Surti mengingatkan Renata.

" Oiya bi hampir lupa. makasih bi sudah mengingatkan. kalo gitu aku siap siap dulu bi ", kata Renata. Lalu Renata memutar roda kursi rodanya menuju kamar.

*********

Deerrt deerrt..

Ponsel Bagas bergetar, bagas mengambil ponsel di saku celananya. Ada pesan masuk. Bagas menepikan mobil yang di kendarainya lalu berhenti di pinggir jalan.

[ Sayang kangen ] .

Bagas tersenyum membaca pesan dari Raya.

[ Sama aku juga kangen. Gimana kalo sekarang kita ketemuan? ] balas Bagas.

[ emang kamu gak kerja sayang? ]

[ Bolos sehari juga gak papa kan demi kamu toh selama ini aku gak pernah ijin ] .

[ Ya udah kamu jemput aku ya].

[ oke.. aku langsung ke sana sekarang ].

Bagas balik arah gak jadi berangkat ke kantor tapi ke rumah Raya. Setelah menempuh waktu 15 menit perjalanan Bagas sampai juga di rumah mewah Raya.

Tiiin.. Tiiinnn..

Bagas membunyikan klakson mobilnya. Tak lama kemudian Raya keluar dari rumah berlari lari kecil menghampiri mobil pajero warna putih yang di kendarai Bagas.

" Hallo sayang.. ", sapa Raya setelah masuk mobil.

Wanita cantik berambut sepinggang itu mencium pipi Bagas.

" Kita berangkat.. ", kata Bagas.

" Kita mau ke mana sayang? " tanya Raya.

" Jalan jalan ke puncak, mau? "

" Mau banget sayang ", kata Raya sambil tersenyum manis.

Bagas mengemudikan mobilnya menuju puncak.

2 jam kemudian..

Bagas menggandeng tangan Raya memasuki kamar hotel di puncak. Mereka duduk di pinggir ranjang hotel. Bagas merangkul pundak kekasihnya itu.

" Sayang.. ", panggil Raya.

" Ada apa sayang? " tanya Bagas.

" Kapan kamu akan bercerai dari Renata? " tanya Raya. Bagas tak menjawab pertanyaan Raya.

" Kamu gak pengen punya anak ya? " tanya Raya lagi.

" Ya pengenlah. Laki laki mana yang tak menginginkan hadirnya seorang anak di dalam pernikahan?".

" Makanya kamu cepat cepat ceraikan Renata lalu menikah denganku. Aku akan kasih kamu anak ", kata Raya.

" Iya sayang.. iya ", kata Bagas sambil mencium pipi Raya. Ciuman Bagas turun ke leher jenjang Raya kemudian naik ke mulut Raya lalu melumat bibir sexy Raya.

Raya membalas lumatan bibir Bagas. Mulut mereka saling bertautan. Tangan Bagas mulai menggerayangi area sensitif Raya membuat Raya mendesah pelan. Kemudian mereka melakukan hubungan layaknya suami istri.

**********

Jam menunjukkan pukul 2 siang saat Renata pulang dari terapi agar kaki nya bisa di gerakkan lagi. Saat turun dari mobil Tampak Dani duduk di teras rumah Renata. Bi Surti mendorong kursi roda Renata menghampiri Dani.

" Udah dari tadi Dan? " tanya Renata.

" Ya lumayanlah setengah jam yang lalu. Kamu dari mana? " tanya Dani.

" Dari rumah sakit, terapi kaki ku ", jawab Renata.

" Ren, suami kamu kemana? " tanya Dani.

Renata menatap Dani.

" Kok tanya suamiku kemana? Kan dia ke kantor Dan ", kata Renata.

" Dia gak masuk kantor hari ini Ren. makanya aku tanya kamu", kata Dani. Renata mengangkat bahunya.

" Mungkin ke rumah ibunya. Dia kan masih anak ibu ".

" Yuk masuk dulu Dan ", ajak Renata.

Dani masuk ke rumah Renata lalu duduk di sofa ruang tamu.

" Bi.. bi Surti.. " panggil Renata. Bi Surti menghampiri Renata.

" minta tolong ambilkan minum ya ".

" Baik non".

" Kamu lagi ada masalah ya sama Bagas? "

" Ya begitulah. Kerja bukan untuk istri tapi untuk ibu dan adiknya ".

" Maksudmu? "

" Semenjak kecelakaan itu Bagas gak pernah lagi ngasih aku uang belanja. Uang belanjanya cuma di habiskan oleh ibu dan adiknya. Semalam aku coba minta uang sama dia, dianya malah marah sama aku".

" Kurang ajar betul tuh orang gak tau di untung. Hidup hanya numpang kamu aja belagu ", kata Dani.

" Permisi.. ini minumnya ", kata bi Surti sambil meletakkan dua gelas es jeruk dan sepiring kue.

" Di minum Dan ", kata Renata.

" Iya makasih ", ucap Dani.

" Oiya kamu kesini cuma nyariin Bagas? "tanya Renata.

"Maksud kedatanganku kemari ingin ngasih ini", kata Dani lalu menyerahkan amplop berwarna coklat pada Renata.

" Apa ini? " tanya Renata.

" Keuntungan perusahaan kita bulan ini ", jawab Dani.

" Kok tumben gak transfer aja? biasanya kan di transfer".

" Sengaja gak aku transfer. Soalnya aku pengen nengokin kamu, pengen tau keadaanmu ", jawab Dani.

Renata tersenyum.

" Ren, Bagas gak tau kan kalo perusahaan tempat dia kerja itu perusahaan kita? "

" Aman.. dia gak tau. Dia taunya itu perusahaan kamu ".

" Siip. Jangan sampai dia tau. Takutnya kalo dia tau kamu punya perusahaan yang aku kelola dia akan seenaknya ", kata Dani.

" Iya ".

" Ya udah aku pulang dulu ya ", pamit Dani.

" Makasih ya Dan. Sori gak bisa nganter ".

" Santai aja kale. Lagian keadaan kamu juga kayak gini ".

" Hati hati Dan ".

" Oke ".

Dani keluar dari rumah Renata.

" Bi.. gelasnya tolong di beresin ya ", kata Renata.

" Baik non ".

Renata memutar roda kursi rodanya menuju kamar. Sesampainya di kamar Renata membuka amplop pemberian Dani tadi.

" Alhamdulilah punya 50 juta ", gumam Renata. Dia bergegas menyimpan uangnya di brangkas.

*********

"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status