Share

Bab 2

Penulis: Marsesha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 19:13:20

Bagas masuk ke kamarnya.

" Baru pulang mas? " tanya Renata.

" Iya. tadi mampir dulu ke rumah ibuku ", jawab Bagas sambil membuka kemejanya.

" Mas aku boleh minta uang bulanan? " tanya Renata.

" Aku gak punya uang ", jawab Bagas.

" Loh kamu kan abis gajian kan? masa gak ada uang? " tanya Renata.

" Maaf uangnya udah aku kasih ibu 2 juta, Wiwik 1,5 juta dan ini ada sisa cuma 5,5 juta buat ibu 2 minggu lagi 2 juta sisanya buat pegangan aku ", kata Bagas.

" Ibumu tiap minta uang selalu di kasih berapapun yang dia minta sedangkan sama istri pelit banget ".

" Ya jelaslah dia ibuku yang sudah lahirin dan besarkan aku. Aku gak mau di anggap anak durhaka ", kata Bagas.

" Tapi mas seenggaknya... "

" Sudahlah aku capek aku mau tidur ", bentak Bagas lalu tidur di samping Renata.

Renata hanya bisa menghela nafas.

*********

" Pagi non ", sapa bi Surti saat melihat Renata keluar kamar.

" Pagi bi " , kata Renata sambil tersenyum.

Bi Surti membantu Renata mendorong kursi roda nya menuju meja makan. Tak berselang lama Bagas datang ke meja makan.

" Mas aku ambilkan ya mau makan pake apa? Ada ayam goreng, ada capcay, ada sambal udang.. ".

" Aku bisa ambil sendiri ", kata Bagas sambil mengambil makanannya sendiri. Renata menatap Bagas.

" Kamu urus dirimu saja gak bisa mau sok ngurusin aku ", kata Bagas lagi.

" Mas kok ngomongnya gitu sih? " tanya Renata.

Bagas tak menjawab. Dia meneruskan sarapannya.

" Mas.. "

Bagas menggebrak meja makan.

" Kamu bisa diem gak!! Cerewet mulu dari tadi. jadi gak nafsu makan ", bentak Bagas.

Bagas berdiri lalu meninggalkan Renata di meja makan.

Bi Surti menghampiri Renata lalu memegang pundak Renata.

" Yang sabar ya non ", kata bi Surti.

" Iya bi ", ucap Renata.

" non jangan lupa hari ini jadwalnya non terapi", bi Surti mengingatkan Renata.

" Oiya bi hampir lupa. makasih bi sudah mengingatkan. kalo gitu aku siap siap dulu bi ", kata Renata. Lalu Renata memutar roda kursi rodanya menuju kamar.

*********

Deerrt deerrt..

Ponsel Bagas bergetar, bagas mengambil ponsel di saku celananya. Ada pesan masuk. Bagas menepikan mobil yang di kendarainya lalu berhenti di pinggir jalan.

[ Sayang kangen ] .

Bagas tersenyum membaca pesan dari Raya.

[ Sama aku juga kangen. Gimana kalo sekarang kita ketemuan? ] balas Bagas.

[ emang kamu gak kerja sayang? ]

[ Bolos sehari juga gak papa kan demi kamu toh selama ini aku gak pernah ijin ] .

[ Ya udah kamu jemput aku ya].

[ oke.. aku langsung ke sana sekarang ].

Bagas balik arah gak jadi berangkat ke kantor tapi ke rumah Raya. Setelah menempuh waktu 15 menit perjalanan Bagas sampai juga di rumah mewah Raya.

Tiiin.. Tiiinnn..

Bagas membunyikan klakson mobilnya. Tak lama kemudian Raya keluar dari rumah berlari lari kecil menghampiri mobil pajero warna putih yang di kendarai Bagas.

" Hallo sayang.. ", sapa Raya setelah masuk mobil.

Wanita cantik berambut sepinggang itu mencium pipi Bagas.

" Kita berangkat.. ", kata Bagas.

" Kita mau ke mana sayang? " tanya Raya.

" Jalan jalan ke puncak, mau? "

" Mau banget sayang ", kata Raya sambil tersenyum manis.

Bagas mengemudikan mobilnya menuju puncak.

2 jam kemudian..

Bagas menggandeng tangan Raya memasuki kamar hotel di puncak. Mereka duduk di pinggir ranjang hotel. Bagas merangkul pundak kekasihnya itu.

" Sayang.. ", panggil Raya.

" Ada apa sayang? " tanya Bagas.

" Kapan kamu akan bercerai dari Renata? " tanya Raya. Bagas tak menjawab pertanyaan Raya.

" Kamu gak pengen punya anak ya? " tanya Raya lagi.

" Ya pengenlah. Laki laki mana yang tak menginginkan hadirnya seorang anak di dalam pernikahan?".

" Makanya kamu cepat cepat ceraikan Renata lalu menikah denganku. Aku akan kasih kamu anak ", kata Raya.

" Iya sayang.. iya ", kata Bagas sambil mencium pipi Raya. Ciuman Bagas turun ke leher jenjang Raya kemudian naik ke mulut Raya lalu melumat bibir sexy Raya.

Raya membalas lumatan bibir Bagas. Mulut mereka saling bertautan. Tangan Bagas mulai menggerayangi area sensitif Raya membuat Raya mendesah pelan. Kemudian mereka melakukan hubungan layaknya suami istri.

**********

Jam menunjukkan pukul 2 siang saat Renata pulang dari terapi agar kaki nya bisa di gerakkan lagi. Saat turun dari mobil Tampak Dani duduk di teras rumah Renata. Bi Surti mendorong kursi roda Renata menghampiri Dani.

" Udah dari tadi Dan? " tanya Renata.

" Ya lumayanlah setengah jam yang lalu. Kamu dari mana? " tanya Dani.

" Dari rumah sakit, terapi kaki ku ", jawab Renata.

" Ren, suami kamu kemana? " tanya Dani.

Renata menatap Dani.

" Kok tanya suamiku kemana? Kan dia ke kantor Dan ", kata Renata.

" Dia gak masuk kantor hari ini Ren. makanya aku tanya kamu", kata Dani. Renata mengangkat bahunya.

" Mungkin ke rumah ibunya. Dia kan masih anak ibu ".

" Yuk masuk dulu Dan ", ajak Renata.

Dani masuk ke rumah Renata lalu duduk di sofa ruang tamu.

" Bi.. bi Surti.. " panggil Renata. Bi Surti menghampiri Renata.

" minta tolong ambilkan minum ya ".

" Baik non".

" Kamu lagi ada masalah ya sama Bagas? "

" Ya begitulah. Kerja bukan untuk istri tapi untuk ibu dan adiknya ".

" Maksudmu? "

" Semenjak kecelakaan itu Bagas gak pernah lagi ngasih aku uang belanja. Uang belanjanya cuma di habiskan oleh ibu dan adiknya. Semalam aku coba minta uang sama dia, dianya malah marah sama aku".

" Kurang ajar betul tuh orang gak tau di untung. Hidup hanya numpang kamu aja belagu ", kata Dani.

" Permisi.. ini minumnya ", kata bi Surti sambil meletakkan dua gelas es jeruk dan sepiring kue.

" Di minum Dan ", kata Renata.

" Iya makasih ", ucap Dani.

" Oiya kamu kesini cuma nyariin Bagas? "tanya Renata.

"Maksud kedatanganku kemari ingin ngasih ini", kata Dani lalu menyerahkan amplop berwarna coklat pada Renata.

" Apa ini? " tanya Renata.

" Keuntungan perusahaan kita bulan ini ", jawab Dani.

" Kok tumben gak transfer aja? biasanya kan di transfer".

" Sengaja gak aku transfer. Soalnya aku pengen nengokin kamu, pengen tau keadaanmu ", jawab Dani.

Renata tersenyum.

" Ren, Bagas gak tau kan kalo perusahaan tempat dia kerja itu perusahaan kita? "

" Aman.. dia gak tau. Dia taunya itu perusahaan kamu ".

" Siip. Jangan sampai dia tau. Takutnya kalo dia tau kamu punya perusahaan yang aku kelola dia akan seenaknya ", kata Dani.

" Iya ".

" Ya udah aku pulang dulu ya ", pamit Dani.

" Makasih ya Dan. Sori gak bisa nganter ".

" Santai aja kale. Lagian keadaan kamu juga kayak gini ".

" Hati hati Dan ".

" Oke ".

Dani keluar dari rumah Renata.

" Bi.. gelasnya tolong di beresin ya ", kata Renata.

" Baik non ".

Renata memutar roda kursi rodanya menuju kamar. Sesampainya di kamar Renata membuka amplop pemberian Dani tadi.

" Alhamdulilah punya 50 juta ", gumam Renata. Dia bergegas menyimpan uangnya di brangkas.

*********

"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 14 Bu Rosi berkelahi dengan Bu Mayang

    Santo duduk termenung di teras rumahnya. Beberapa hari ini dia mendiamkan ibunya, dia begitu kecewa dengan kelakuan Bu Rosi di masa lalu nya. " San makan dulu ", kata Bu Rosi. " Ibu aja yang makan aku gak lapar ", kata Santo. Bu Tias menghampiri anak laki lakinya yang duduk di teras. " Kamu marah sama Ibu San? " tanya Bu Rosi. " Iya. Aku kecewa dengan Ibu ", jawab Santo. " Kecewa kenapa? " " Ibu sudah membunuh bapak ", kata Santo. " Ibu tidak membunuh bapakmu San ", kata Bu Rosi. " Ibu gak usah mengelak lagi. Santo udah tau semuanya ", kata Santo. " Siapa yang memberi tahu kamu San? jawab!! " " Bukan siapa siapa ", jawab Santo. Lalu Santo pergi meninggalkan Ibunya entah ke mana. " Ini pasti Mayang yang sudah memberi tau Santo ", gumam Bu Rosi. Dok... dok.. dok... " Mayang!! Buka pintunya Mayang!! " teriak Bu Rosi. " Mayang!! "Dok.. dok.. dok.. " Siapa sih gedor gedor pintu sama teriak teriak di rumah orang? " tanya Bu Mayang pada dirinya sendiri. Bu Mayang berjalan m

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 13 Sari butuh pekerjaan

    " Kamu dari mana San? " tanya Bu Rosi yang duduk di teras rumah. " Gak dari mana mana Bu. Cuma dari warung beli minuman dingin ", kata Santo sambil menunjukkan minuman bersoda dingin agar ibunya tak curiga dia dari rumah Bu Mayang. " Malam malam kok minum minuman dingin ", kata Bu Rosi. " Terus ibu ngapain malam malam duduk di sini? " Santo balik bertanya. " Ibu nungguin kamu ", kata Bu Rosi. " Ya udah yuk Bu kita masuk ", ajak Santo. Bu Rosi mengangguk lalu mengikuti Santo masuk ke dalam rumah. " San makan dulu udah ibu buatin nasi goreng ", kata Bu Rosi. " Iya Bu ", jawab Santo. Santo duduk di bangku ruang makan, terlihat sepiring nasi goreng kesukaannya. " Ibu udah makan? " tanya Santo. " Udah tadi sebelum kamu pulang. Nungguin kamu lama banget ya udah ibu makan duluan ", jawab Bu Rosi. " Ya udah Santo makan dulu Bu ".Bu Rosi mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya. Selesai makan Santo menuju kamar ibunya. Tok.. tok.. tok.. " Ibu udah tidur? " tanya Santo. " Belum m

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 12 Masa Lalu Bu Rosi

    Setelah kepergian Sari warga yang tadi berkerumun di depan rumah Bu Rosi pada bubar termasuk Astri, dia begitu puas melihat Sari di usir warga. " Awas kamu Ros! " kata Bu Mayang sebelum meninggalkan rumah Bu Rosi. Santo masuk ke dalam rumah di ikuti Bu Rosi lalu mereka duduk di ruang tengah. " Bu, kenapa Bu Mayang tadi bilang kalo ibu pelakor? " tanya Santo. " Udahlah San gak usah di pikirin omongan Mayang tadi, gak penting ", kata Bu Rosi. Santo tak bicara lagi. Tapi dalam hatinya dia begitu penasaran dengan apa yang di bilang Bu Mayang tadi. ' Apa aku ke rumah Bu Mayang saja ya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara Ibu dan Bu Mayang? ' tanya Santo dalam hati. ' Ya aku akan tanya langsung pada Bu Mayang. Nanti setelah magrib aku akan ke rumahnya ', kata Santo lagi dalam hati. " San ibu istirahat dulu ya, capek " . " iya Bu ".Bu Rosi beranjak dari ruang tengah menuju kamarnya. Tok.. tok.. tok.. " Siapa lagi sih yang datang? " gumam Santo. Tok.. Tok.. Tok.. " Perm

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 11 Terusir dari Kampung

    " Mbak sari ibu mau ngomong. Di tunggu di ruang tamu ", teriak Santo dari ruang tamu. " Iya sebentar setelah menyusui aku ke situ ", kata Sari dari kamarnya. Setengah jam kemudian Sari datang ke ruang tamu dengan menggendong anaknya. Sari duduk di depan Bu Rosi dan Santo. Santo dan Bu Rosi menatap bayi tak berdosa itu dengan tatapan kebencian. " Ibu mau ngomong apa? " tanya Sari. " Sar, buang anak itu ke Panti asuhan ", kata Bu Rosi. Sari terkejut mendengar perkataan Ibunya. " A.. apa bu? " " Buang anak itu ke Panti asuhan ", ulang Bu Rosi. " Iya mbak. Buang anak itu ke Panti asuhan. Aku dan ibu gak mau ada anak haram di rumah ini ", timpal Santo. " Bu ini kan anak ku,cucu ibu masa ibu tega menyuruhku membawa anak ini ke Panti asuhan. Anak ini tak berdosa dia tak tau apa apa ", kata Sari. " Aku tak pernah menganggap anak itu sebagai cucuku. Aku tak sudi punya cucu haram ", kata Bu Rosi tegas. " Tapi Bu.. "" Kamu tinggal pilih buang anak itu ke Panti asuhan atau jika kamu m

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 10 Santo Dan Bu Rosi bebas

    Satu tahun kemudian.. " Bu akhirnya kita bebas juga ", kata Santo. " Iya San. Ibu sudah tak sabar ingin segera sampai rumah ", kata Bu Rosi. " Ya udah Bu yuk kita pulang ", ajak Santo. Setelah 15 menit perjalanan menggunakan angkutan umum Santo dan Bu Rosi tiba di kampung tempat tinggalnya. " Tuh lihat Santo dan Ibunya udah bebas dari penjara ", kata Seorang tetangga Bu Rosi bernama Sita. " Iya kira kita kapok gak ya setelah setahun mendekam di penjara gara gara mau bakar pabrik kue nya Intan ? Atau masih akan tetap Dzolim sama Intan? " tanya tetangga yang lain. " Gak tau ".Bu Rosi menghampiri para tetangganya yang sedang membicarakannya. " Kalian ngomong apa? " tanya Bu Rosi. " Eh enggak Bu kita gak ngomong apa apa ", jawab Sita. " Aku masih bisa denger belum budeg! Sini kalo mau ngomong di depan ku jangan beraninya bisik bisik gitu ", teriak Bu Rosi. " Bu Rosi gak kapok mendekam di penjara? " tanya Siti. " Ngapain kapok? Aku gak salah. Yang salah itu Intan ", kata Bu Ro

  • Kau Duakan Cintaku   Bab 9 Dira membatalkan pernikahannya.

    Tok.. tok.. tok.. " Assalamu'alaikum mbak Intan ", panggil Dira sambil mengetuk pintu rumah Intan. Tok.. tok.. tok.. " Mbak Intan.. Assalamu'alaikum "." Wa'alaikumsalam ", sahut Intan dari dalam. Intan membuka pintu rumah. " Loh Dira? Dari mana kamu tau rumahku? " tanya Intan. " Dari mas Santo mbak. Mbak Intan boleh kita bicara? " tanya Dira. " Boleh, yuk masuk"." Di sini saja mbak"." Silahkan duduk Dir ", kata Intan. Dira duduk di kursi teras di ikuti Intan. " Mbak maksud kedatangan ku kemari aku ingin minta tolong sama mbak Intan untuk mencabut tuntutan mbak Intan pada mas Santo dan Bu Rosi ", kata Dira. " Maaf Dir aku gak bisa. Perbuatan mereka sudah di luar batas bisa membahayakan orang lain ", kata Intan. " Iya aku tau mbak. Tapi bentar lagi aku dan mas Santo menikah mbak. Aku gak mau pernikahanku batal karena mas Santo di penjara ", kata Dira. Intan menghela nafasnya dalam dalam. Dia begitu bingung, di satu sisi dia gak mau kejadian kemarin timbul lagi kalau Santo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status