หน้าหลัก / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 335 Nasihat Takkan Mengubah Jiwa Membangkang

แชร์

Bab 335 Nasihat Takkan Mengubah Jiwa Membangkang

ผู้เขียน: Jovita Tantono
Ruang perjamuan dipenuhi denting gelas dan riuh tawa. Cahaya lampu kristal berkilauan, berpantul di antara gelas sampanye yang terangkat.

Valencia berjalan di antara para tamu dengan segelas anggur di tangan, senyum sopan menempel di wajahnya. Namun Adeline yang duduk di meja utama menyadari sesuatu, jari-jemari Valencia yang memegang gelas tampak bergetar halus.

Meski hubungan mereka selalu dipenuhi pertentangan, melihat kondisi itu membuat Adeline tanpa sadar mengerutkan kening.

“Nona Valencia, mari bersulang.” Seorang pria paruh baya berpakaian mewah menghampiri dengan senyum menyanjung. “Selamat sudah diakui kembali oleh keluarga. Kudengar Pak Rizky memberi perhatian khusus padamu?”

Valencia menegakkan tubuh, memaksa sebuah senyum terbit di bibirnya. “Terima kasih, Pak Wijaya.”

Ia meneguk habis isi gelas, tenggorokannya bergulir kuat. Sesaat, Adeline jelas melihat ada kilatan perih di matanya.

Begitu gelas diletakkan, tubuh Valencia bergoyang ringan.

Ia menahan diri dengan memegang
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Dwi Rawati
Babnya kurang Thor...nanggung
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 335 Nasihat Takkan Mengubah Jiwa Membangkang

    Ruang perjamuan dipenuhi denting gelas dan riuh tawa. Cahaya lampu kristal berkilauan, berpantul di antara gelas sampanye yang terangkat.Valencia berjalan di antara para tamu dengan segelas anggur di tangan, senyum sopan menempel di wajahnya. Namun Adeline yang duduk di meja utama menyadari sesuatu, jari-jemari Valencia yang memegang gelas tampak bergetar halus.Meski hubungan mereka selalu dipenuhi pertentangan, melihat kondisi itu membuat Adeline tanpa sadar mengerutkan kening.“Nona Valencia, mari bersulang.” Seorang pria paruh baya berpakaian mewah menghampiri dengan senyum menyanjung. “Selamat sudah diakui kembali oleh keluarga. Kudengar Pak Rizky memberi perhatian khusus padamu?”Valencia menegakkan tubuh, memaksa sebuah senyum terbit di bibirnya. “Terima kasih, Pak Wijaya.”Ia meneguk habis isi gelas, tenggorokannya bergulir kuat. Sesaat, Adeline jelas melihat ada kilatan perih di matanya.Begitu gelas diletakkan, tubuh Valencia bergoyang ringan.Ia menahan diri dengan memegang

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 334 Berdarah

    Valencia cepat-cepat menyusul, suara hak tingginya mengetuk lantai marmer dengan nada tergesa. “Sudah dipikirkan? Mau tidak kita bekerja sama? Sartika jelas tidak berniat membiarkan kita baik-baik saja.”“Tidak perlu.” Adeline bahkan tidak menoleh, ujung kebaya hijau tua yang dipakainya bergoyang ringan mengikuti langkahnya.Ucapan itu membuat Valencia panik. Ia meraih pergelangan tangan Adeline, kuku-kukunya menancap dalam ke kulit. “Adeline! Jangan tidak tahu diri!”Nada suaranya meninggi, namun seketika tubuhnya membungkuk tajam. “Ah…”Adeline berkerut, melepaskan genggaman Valencia. Tapi ketika menunduk, ia melihat darah merembes dari balik gaun putih bagian dalam Valencia, menodai lapisan tulle hingga membentuk bercak merah yang mencolok.“Kau berdarah.” Adeline segera menopang tubuhnya yang goyah. “Aku akan memanggil dokter.”“Tidak!” Valencia mencengkeram erat pergelangan tangan Adeline, kekuatannya mengejutkan. Kristal kecil di hiasan kukunya sampai menggores kulit Adeline. “Ja

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 333 Tidak Akan Membiarkan Mereka Berhasil

    Adeline dibimbing oleh seorang pelayan melewati lorong yang dilapisi karpet bermotif gelap. Lampu dinding kristal di kedua sisi memancarkan cahaya kekuningan yang remang.Di depan pintu ruang istirahat, Sartika berdiri anggun mengenakan kebaya biru tua. Posturnya tampak tenang dan elegan, namun kilatan tajam di matanya membocorkan emosi yang sesungguhnya.“Nona Adeline, sebelum upacara dimulai, kita perlu mengganti gaun resmi,” suara Sartika terdengar lembut. Jari-jarinya yang dilapisi kuteks merah tua menempel ringan di gagang pintu.“Keluarga Putra mengundang para tokoh dari berbagai kalangan di Kota Jakata untuk acara pengakuan ini, tentu harus ada kesan yang lebih berwibawa.”Tatapan Adeline sekilas melirik gelang giok hijau yang melingkar di pergelangan tangan Sartika, perhiasan pusaka Keluarga Putra, yang kini dikenakan terang-terangan olehnya. Itu seperti sebuah provokasi tanpa suara.“Aku ingin bertemu ibuku terlebih dahulu,” ucap Adeline datar, meski ujung jarinya tak sadar me

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 332 Takut Aku Direbut

    “Nanti?” Adelia terkekeh pelan, suaranya ditekan serendah mungkin. “Nanti itu kapan, Stanley? Aku sudah menikah denganmu bertahun-tahun, tapi kau meluangkan waktu menatap chat Facebook lebih lama daripada menatapku.”Wajah Stanley seketika berubah. Tangannya langsung menjepit pergelangan istrinya. “Kau menyelidikiku?”“Perlu diselidiki?” Adelia memainkan gelas sampanye di tangannya, sorot matanya mendadak dingin. “Semua orang sudah tahu urusanmu yang memalukan itu. Lagipula, bukankah kau sendiri juga pernah mengakuinya?”Ia tiba-tiba mendekat, bibir merahnya hampir menyentuh daun telinga Stanley. “Sudah kau temukan orangnya? Kalau belum, biar kubantu. Oh ya, bukankah nama akun Facebook Adeline itu ‘Permen Kecil’? Menurutmu, mungkinkah dialah orang yang kau sembunyikan dalam hatimu?”Stanley mencengkeram pergelangannya lebih keras, membuat Adelia sampai terhisap napas kecil. “Adelia!”“Aduh...” Adelia sengaja mendesah manja, cukup keras untuk menarik perhatian sekitar. “Sayang, kau meny

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 331 Bukan Boneka Porselen yang Perlu Dilindungi

    “Pergilah mandi dulu,” Leo menunjuk ke arah kamar tidur. “Di lemari ada pakaian ganti.”Aliran air hangat menyapu lelah yang menumpuk. Adeline berdiri di bawah pancuran, membiarkan butiran air mengalir turun di sepanjang rambutnya.Ia teringat pada senyum palsu Sartika hari ini, teringat pada kegelisahan yang menghantam saat Stella Linardy menghilang, dan lebih dalam lagi, terngiang kembali kata-kata Leo, “Kita adalah satu keluarga.” Saat itu, hatinya sempat bergetar tanpa alasan yang jelas.Usai mengeringkan rambut dan keluar dari kamar mandi, ia mendapati Leo sedang berdiri di balkon, berbicara lewat telepon.Angin malam membuat ujung kemejanya terangkat, menyingkap garis pinggang ramping dan berotot.Suaranya terdengar rendah, namun Adeline tetap menangkap beberapa kata kunci, “rekaman pengawas,” “orang-orang,” dan “pastikan aman.”Seolah menyadari tatapannya, Leo segera mengakhiri panggilan.Saat ia berbalik, Adeline cepat-cepat mengalihkan pandangan, pura-pura sibuk merapikan seli

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 330 Perlu Atau Tidak Bekerja Sama

    Tatapan Adeline membeku, tapi nada suaranya tetap tenang luar biasa. “Membantuku? Bukankah kau sedang puas karena bisa menggenggam dua bagian harta sekaligus? Untuk apa masih butuh aku?”Valencia menurunkan suaranya. “Jangan sindir aku. Kali ini yang ikut pengakuan bukan cuma aku, ada dua orang lain sudah bergandengan tangan. Aku tidak mau sendirian.”Alis Adeline terangkat. “Kupikir kau sudah memeluk erat pohon besar seperti Sartika.”Hening beberapa detik. Saat suara Valencia terdengar lagi, nadanya makin menekan.“Kau kira dia benar-benar akan memberiku warisan Putra Corp? Dia hanya memanfaatkan bayi dalam kandunganku!”Adeline dan Leo bertukar pandang dan memberikan sedikit anggukkan yang mengisyaratkan “Iya”. Adeline pun menekan tombol speaker. “Lanjutkan.”“Sartika sama sekali tidak berniat membiarkan siapa pun menguasai harta Rizky Putra, termasuk aku.” Suara Valencia gemetar. “Hari ini dia menculik Stella hanya untuk memaksa kau mundur dari hak waris saat acara pengakuan.”Adel

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status