Share

Bab 118. Marah

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 23:13:34

Pagi menjelang, mentari menyusup malu-malu di balik tirai kamar. Langit Raja Ampat begitu cerah, dihiasi semburat oranye yang menari di atas air biru jernih.

Alea membuka matanya perlahan. Badannya terasa lemas, terutama bagian bawah tubuhnya yang nyeri. Ia mengerang pelan sambil menggeliat, lalu meraih bantal untuk menyembunyikan wajahnya yang merona. Teringat bagaimana ia dan suaminya bergulat semalam.

Sementara di belakangnya, Juno masih memeluk erat, dagunya bertengger manja di bahu Alea.

“Selamat pagi, Ny. Williams,” bisik Juno dengan suara berat khas pria yang baru bangun tidur. “Masih hidup?”

Alea mendecak pelan, pipinya makin merona. Bibirnya mencebik. “Kamu... sadis, Mas."

Juno terkekeh, mencium pelipis istrinya. “Tapi kamu tetap cantik. Bahkan setelah... pertempuran semalam. Kamu juga suka, kan?"

Alea ingin membalas, tapi tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak banyak. Ia memilih diam dengan pipi yang terus bersemu merah.

Juno membantu Alea bangkit dari ranjang dan menu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Irana
Tunggu ya kakak :)
goodnovel comment avatar
Sinar Laila
iyaaaaaa btw lnjuttttt
goodnovel comment avatar
Irana
Maaf up 1 saja hari ini guys. Siap-siap akan ada konflik yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 127. Ayo Mulai, Sayang!

    "Uhuk uhuk."Suara Giska yang batuk-batuk membuat semua orang didekatnya panik. Adrian buru-buru mengambil air minum untuk tunangannya. Maria dan Nala mengusap-usap punggungnya."Giska, kamu kenapa?"Tanpa diduga kakaknya menanyakan keadaannya. Padahal selama ini, kakaknya tidak pernah tampak peduli padanya. Giska semakin batuk-batuk karena terkejut."Sayang, kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit, Nak?" tanya Maria lembut."Kak, kakak kenapa?" tanya Nala juga sama lembutnya."Ini minum dulu, Sayang." Adrian menyodorkan segelas air minum itu kepada Giska.Giska meminumnya dengan perlahan, sampai tandas. Semua orang memerhatikannya. "Haah..." Giska menghembuskan napas, lalu Adrian mengambil gelas kosong itu dari tangan istrinya."Kamu nggak apa-apa, Sayang?"Wanita itu belum menjawab, tapi ia tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Kamu yakin? Barusan kamu batuk-batuk?""Aku nggak apa-apa, Mas. Cuma lucu aja sih. Kamu panggil aku Sayang dengan mudah. Dari dulu aku pengen dipangg

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 126. Menghibur Hati

    Martin mengepalkan tangannya, menahan emosi. Tapi sorot matanya tak bisa menyembunyikan keterpurukannya. “Aku tahu aku salah, aku tahu aku udah keterlaluan sama kamu. Tapi yang barusan kamu lihat itu... bukan apa yang kamu pikirkan.”Ghea menghela napas panjang. Ia lelah, bukan hanya fisik, tapi juga batin. “Martin, kamu pikir aku masih peduli sama penjelasanmu? Kamu pikir, dengan kamu pasang muka sedih dan minta maaf, semuanya akan beres?”“Bukan begitu maksudku…”“Lalu apa?” Ghea menatapnya lurus. “Karena aku kehilangan bayiku? Karena kamu merasa bersalah sama aku? Kamu datang tiba-tiba ke acara ini dan ikut campur? Kamu pikir aku bakal luluh dan memaafkan kamu?"Martin menggigit bibirnya. “Ini bukan karena rasa bersalah… Aku… aku mulai ngerasa sesuatu yang lain ke kamu. Aku sadar selama ini aku—”“—terlalu sibuk dengan egomu, dengan Lindamu, dengan hidup yang cuma kamu pikir kamu sendiri yang jalani!” potong Ghea dengan nada tinggi. Matanya mulai berkaca. “Kalau aku gak kehilangan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 125. Pertunangan

    Giska membuka matanya perlahan. Cahaya lampu di langit-langit membuat matanya sedikit silau. Pandangannya masih kabur, tapi ia langsung mengenali wajah Adrian yang menatapnya cemas sambil menggenggam tangannya.“Sayang…” suara Adrian lirih, penuh emosi.Giska berkedip beberapa kali. "Aku… di mana?"“Di rumah sakit. Kamu pingsan tadi. Tapi tenang, kamu baik-baik saja. Dokter bilang kamu cuma kelelahan.”Giska menarik napas dalam, mencoba mengingat semuanya. “Tadi aku... mual, terus pusing banget.”Adrian menelan ludah, lalu memberanikan diri berkata pelan, “Sayang… kamu hamil.”Giska langsung menoleh ke arahnya. “Apa?” suaranya bergetar. Matanya membesar penuh keterkejutan. Jantungnya berpacu lebih kencang dari biasanya saat mendengarnya.“Dokternya barusan bilang,” ucap Adrian, kali ini dengan senyum perlahan yang merekah. “Kamu hamil, Giska. Kamu hamil anak kita.”Giska membeku. Dadanya naik turun cepat. Butuh waktu beberapa detik untuk otaknya memproses semua itu. Tapi kemudian, per

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 124. Hamil?

    Giska langsung menarik diri dengan tatapan kaget. Jantungnya mencelos. Bibirnya terkatup rapat, tapi matanya menyiratkan kemarahan dan kekecewaan. Ia mendorong dada Adrian dengan sekuat tenaga, namun belum sempat ia membuka mulut, Adrian langsung mengusap pipinya dengan lembut dan berkata,"Tidak... aku tidak akan tidak bertanggung jawab, Sayang. Maksudku, aku akan tanggung jawab. Bahkan kalau kamu mau, kita bisa menikah secepatnya."Deg. Giska tercekat."Apa?" suaranya pelan, hampir seperti bisikan."Aku serius, Giska," ucap Adrian mantap. “Kalau kamu memang hamil, itu akan jadi hal terindah dalam hidupku. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Aku akan nikahi kamu. Aku nggak akan biarkan kamu hadapi semua ini sendiri.”Tatapan Giska melunak. Amarahnya mereda. Ia kembali menatap Adrian dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Seketika, seluruh kegelisahan dan ketakutan yang selama ini menghantui pikirannya, luruh begitu saja. Ia menarik napas dalam dan mengangguk pelan."Ya udah," katany

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 123. Gagal

    Mendengar kata-kata seperti itu dari Martin, Ghea malah terbahak. Ia menatap Martin dengan tidak percaya. Sedangkan Martin, lelaki itu terdiam dan menatap istrinya dengan penuh harapan."Ghea, kamu kenapa ketawa? Apa kata-kataku barusan seperti lelucon buat kamu?" tanya Martin seraya mendekat ke arah Ghea. Tapi ia dihalangi oleh Maya."Jangan berani mendekati anak saya lagi, Martin. Atau anak saya akan terluka lagi gara-gara kamu.""Tante, saya tidak akan pernah melukai Ghea lagi. Saya bersungguh-sungguh ingin menebus kesalahan saya!" seru Martin kepada ibu mertuanya itu. Untuk pertama kalinya, Martin bicara sopan pada ibu mertuanya. Biasanya dia tidak pernah bicara sedikitpun, menganggap Maya tidak ada, ataupun menghormatinya."Kamu pikir saya akan percaya lagi sama kamu, Martin? Tidak. Sekarang saya tidak akan percaya lagi, saya tidak akan menerima apa-apa dari dari kamu. Saya hanya ingin anak saya bahagia. Jadi tolong, lepaskan saja anak saya, Martin." Pinta Maya dengan tegas.Mart

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 122. Keputusan Bulat!

    Keesokan harinya , pagi itu di rumah Keluarga Williams. Alea duduk di balkon atas rumah, mengenakan selimut tipis di bahunya. Udara pagi masih sejuk, dan tubuhnya mulai terasa lebih baik setelah beristirahat.Juno menghampiri dengan secangkir teh hangat. “Masih pusing?”“Udah mendingan,” jawab Alea. Ia menerima teh itu dengan senyum lembut. “Gimana keadaan Ghea, Mas?" Juno duduk di sampingnya. “Masih lemah. Tapi dia sudah bicara ingin cerai.”Alea mengangguk pelan. “Akhirnya... dia memilih dirinya sendiri.”Alea tercekat mendengar kata-kata suaminya tentang Ghea yang ingin sendiri, artinya cerai. Jadi adiknya itu sudah benar-benar menyerah?Juno mengusap punggung Alea. “Kalau kamu ada di posisi Ghea, kamu bakal gimana?”Alea menatap jauh ke depan. “Aku nggak tahu, Mas. Tapi mungkin... aku akan lari lebih cepat. Karena aku tahu luka itu nggak akan sembuh kalau tetap tinggal di dekat orang yang melukai.”Juno terdiam, mencerna kata-kata istrinya. “Makasih ya, kamu selalu jadi tempat pu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status