Beranda / Romansa / Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu / Bab 6. Pria Mesum Tidak Diajak

Share

Bab 6. Pria Mesum Tidak Diajak

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 12:53:11

Tatapan Juno, suaranya yang terdengar datar, entah kenapa malah terasa menyeramkan bagi Alea. Wajah wanita cantik itu menegang, kedua matanya melebar, terutama saat melihat seringai tipis di bibir Juno.

"Kamu akan menyesal karena telah menolak perintah saya, Nona."

Hening. Beberapa detik berlalu tanpa ada yang bersuara. Seringai itu lenyap, digantikan oleh ekspresi dingin tanpa emosi. Alea menelan salivanya sendiri, melihat raut wajah Juno yang menyeramkan.

"Keluar."

Namun, Alea tetap terpaku di tempat. Perubahan sikap Juno yang begitu cepat membingungkannya.

"Saya bilang keluar!" Kali ini, nada suara Juno lebih tegas, bahkan nyaris membentak. Alea tersentak. Tanpa berpikir panjang, dia segera melangkah keluar dari ruangan itu.

Demi apa pun, jantungnya masih berdegup kencang setelah kejadian barusan. Nafasnya sedikit memburu, seolah dia baru saja keluar dari sebuah situasi berbahaya.

Saat itu, Adrian, sekretaris Juno, melihatnya berjalan dengan langkah tergesa-gesa keluar dari ruangan presdir.

"Nona, apakah Anda sudah bicara dengan—"

Alea tidak menjawab. Pikirannya terlalu penuh. Ia bahkan tak sadar telah mengabaikan pria itu. Juno benar-benar menakutkan. Kata-katanya barusan terngiang di kepala, seolah sebuah ancaman yang tidak boleh diabaikan.

Tanpa berpikir panjang, sebelum kembali ke ruangan tim desain, Alea memutuskan untuk pergi ke toilet wanita terlebih dahulu. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri, meredakan detak jantung yang masih berdegup kencang.

Alea membasuh wajahnya yang terasa panas dengan air keran. Dia melihat dirinya di cermin, satu tangannya memegang dada. Napasnya terengah-engah.

"Gila. Sungguh gila. Apa yang dia lakukan padaku barusan? Dan apa yang—" Alea tidak melanjutkan kata-katanya, saat adegan ciuman panas tadi kembali melintas dalam pikirannya.

Alea berusaha mengenyahkan adegan itu dari kepalanya dan melupakan apa yang terjadi semalam. Dia berharap, semalam memang tidak terjadi apa-apa diantara dirinya dan Juno.

Dia kembali ke ruangan tim desain dan mulai ajakan pekerjaannya dengan profesional. Daripada memikirkan Juno, ataupun pria bernama Martin yang sudah menghianatinya.

Meskipun Alea masih muda, tapi dia memiliki vibes positif dan bisa diandalkan sebagai ketua tim. Di hari pertamanya bekerja di perusahaan ini, dia sudah mendapatkan kesan baik dari semua orang.

"Bagaimana laporannya, Bu?" tanya Karin, salah satu anggota tim desain, setelah menyerahkan hasil laporan desain tahun lalu yang sudah disusunnya.

"Sudah bagus. Hanya perlu dirapihkan sedikit."

"Baik Bu!" seru Karin sambil tersenyum. Dia terlihat senang

"Oh iya, Bu Alea. Nanti malam kami mengadakan acara makan-makan," kata pak Gunawan pada Alea. Beberapa anggota tim desain juga melihat ke arah Alea dengan tatapan penuh semangat. Kening Alea mengerut, menundukkan kebingungan.

"Makan-makan?"

"Iya Bu. Ibu harus hadir, karena Ibu adalah bintangnya malam ini."

"Memangnya ada apa?" tanya Alea heran.

"Makan malam ini diadakan untuk menyambut Bu Alea sebagai anggota tim kita. Tenang saja, saya yang traktir!" ujar pak Gunawan sambil tersenyum lebar dan yang lain juga tampak bersemangat.

"Yee makan malam!" Semua orang di ruangan itu bersorak-sorai dengan gembira. Alea yang sebenarnya tidak mau pergi, jadi terpaksa harus mengikuti mereka karena merasa tidak enak dengan semua orang yang sudah bersemangat itu.

"Sepertinya aku tidak punya pilihan," gumamnya pelan.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 petang, dan beberapa karyawan W Grup mulai meninggalkan kantor. Hanya anggota tim desain yang masih bersiap-siap meninggalkan kantor. Sebenarnya mereka belum pulang karena menunggu Alea yang masih berkutat dengan komputernya.

"Bu Alea sangat bersemangat dalam pekerjaannya. Padahal ini hari pertamanya bekerja. Keren sekali ya."

"Benar. Ketika orang-orang ingin buru-buru pulang, bu Alea masih aja bekerja."

Beberapa dari mereka mulai membicarakan Alea yang sudah giat bekerja dihari pertamanya ini.

"Maaf ya lama. Ayo kita pergi sekarang," kata Alea seraya mengambil tas selempang miliknya dan tersenyum pada semua orang.

Alea dan para anggota timnya pun pergi ke sebuah restoran mewah yang tak jauh dari kantor. Pak Gunawan yang sudah memesan semuanya untuk Alea. Namun, hanya mereka berenam yang ikut, sedangkan 5 orang anggota tim desain yang lain berhalangan dan tidak bisa ikut.

"Kita jangan cuma makan-makan saja. Bagaimana kalau kita minum-minum juga?" tanya Alea kepada semua orang yang ada di sana dan mereka langsung setuju.

"Boleh tuh, Bu. Kebetulan sudah lama saya tidak minum," sahut Yudha, salah seorang anggota timnya juga.

Sebenarnya Alea tidak bisa minum, baru semalam dia merasakan alkohol dan kehilangan akal sehat. Tapi wanita itu ingin merasakannya lagi.

Mereka berenam makan bersama, sambil berbincang dan tertawa. Mengakrabkan diri satu sama lain, terutama Alea yang masih baru di perusahaan W Grup.

"Jadi bu Alea ... apa Ibu sudah punya pacar?" celetuk Pak Gunawan yang iseng menanyakan tentang hal pribadi pada Alea.

Alea tersenyum lembut, lalu menggelengkan kepalanya. Dia sudah minum sedikit dan mulai mabuk. "Tidak."

Dia baru saja putus, jadi dia tidak punya pacar. Bahkan dia tidak ada niatan untuk pacaran dulu.

"Kebetulan sekali, anak saya masih jomblo. Apa bisa kalau anak saya—"

Ekhem!

Suara deheman itu membuat semua orang yang sedang duduk di meja itu langsung terpaku. Terutama saat mereka melihat presdir baru mereka ada di hadapan mereka sekarang. Dia bersama dengan sekretarisnya.

"Pak Presdir!"

Mereka semua langsung terkejut dan berdiri memberi hormat pada sang presdir, kecuali Alea yang masih tampak santai menenggak minumannya. Dia tidak menganggap keberadaan Juno di sana dan pura-pura tidak melihatnya.

"Selamat malam Pak!"

"Malam," jawab Juno datar. Tetapi tatapannya tertuju pada Alea yang masih duduk santai di sana. "Ada acara apa ini?" tanya Juno penasaran.

"Bukan urusan Bapak. Lebih baik Bapak pulang," jawaban ketus Alea membuat semua orang di sana terkejut akan keberaniannya.

Sedangkan Juno melihat ke arahnya dengan tajam. Tangannya terkepal disamping tubuhnya, rahangnya mengetat menahan amarah.

"Ma-maaf Pak. Sepertinya Bu Alea sedang mabuk, jadi dia bersikap tidak sopan kepada Bapak," kata pak Gunawan menjelaskan agar Juno tidak salah paham.

"Saya tanya kalian sedang apa?" tanya Juno dingin. Hingga pak Gunawan dan anggota timnya yang lain tampak tegang.

"Ka-kami sedang makan bersama untuk merayakan bergabungnya Bu Alea di perusahaan kita, Pak."

"Kenapa saya tidak diajak?" tanya Juno yang seketika membuat semua orang di dekatnya terkejut.

"Untuk apa mengajak pria mesum seperti Om ini. Pergi sana! Pergi!" Alea mengusir pria itu dengan berani. Rupanya wanita yang sudah mabuk ini, sudah menggali kuburnya sendiri. "Orang mesum gak diajak."

"Om? Pria mesum?" Kening Juno mengerut.

Apa yang Alea katakan pada Juno, sungguh membuat semua orang di sana bertanya-tanya?

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 204. Ending

    Setelah resepsi yang sederhana namun indah itu, Martin benar-benar menjalankan janjinya, membuktikan pada Ghea. Bahwa ia meratukan Ghea—dalam arti sebenar-benarnya.Setiap pagi, sebelum berangkat kerja, Martin selalu menyiapkan sarapan untuk Ghea. Kadang, ia bangun lebih pagi hanya untuk membuatkan teh hangat, menyiapkan baju, atau sekadar mengecup kening istrinya sambil berbisik, “Ratuku, hari ini kamu nggak boleh capek, ya.”Ghea awalnya sering merasa tak enak, bahkan canggung. Tapi seiring waktu, perhatian Martin menjadi sesuatu yang ia syukuri setiap hari. Ghea yang dulu terbiasa menyendiri dan mandiri, kini terbiasa dimanja.Saat Ghea mengalami migrain akibat kecapekan mengurus galeri seni barunya, Martin tak marah sedikit pun. Ia langsung mengambil alih semua pekerjaan rumah, memijat kepala Ghea, membelikan makanan favoritnya, bahkan membacakan buku untuk menenangkan hati istrinya.“Kak Martin…” gumam Ghea suatu malam, sambil menyandarkan kepala di dada suaminya, “Aku nggak pern

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 203. Kamu Ratuku (Ending)

    "Daddy. Cepet bangun dong! Aku nggak mau kita sampai telat ke nikahannya Ghea sama Martin," ujar Alea pada suaminya yang masih rebahan di atas ranjang, bergelut di dalam selimut.Sedangkan Alea, saat ini sedang memoles wajahnya di depan cermin. Ia ingin melihat pernikahan Ghea dan Martin. Ya, hari ini mereka berdua akan menikah. Setelah cukup lama berkabung atas kepergian Arkan, mantan kekasihnya, Ghea akhirnya mau menerima Martin kembali. Membuka hatinya untuk Martin yang mau berusaha mendapatkan hatinya.Nyatanya, usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Ghea bisa menerimanya kembali, setelah 3 tahun menyendiri. Martin juga bisa membuktikan kepada Ghea, kalau ia pantas mendapatkan maaf dan cinta dari wanita itu. Bahwa ia memang sudah berubah dan hari ini adalah waktunya, Ghea dan Martin akan menikah."Daddy, kalau kamu tidak mau bangun. Aku mau pergi sama cowok lain aja!" seru Alea mengancam suaminya yang masih diam saja dan tak merespon ucapannya. Bibirnya memonyong ke depan, menunjukk

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 202. Bahagiakan Dia

    Ghea menggeleng cepat. “Jangan, Mas… jangan bilang hal-hal kayak gitu. Aku gak butuh siapa-siapa selain kamu. Aku cinta kamu…”Arkan menarik napas pelan, tubuhnya gemetar menahan sakit luar biasa. Namun bibirnya tetap memaksakan senyum. “Tapi kamu butuh seseorang yang bisa nemenin kamu sampai tua. Yang bisa berjalan di sebelah kamu, bukan yang hanya bisa tinggal di hati kamu.”Martin berdiri terpaku, tubuhnya kaku di ambang pintu. Ia mendengar setiap kata Arkan. Hatinya bergetar, tapi dia belum mengerti arah pembicaraan itu sampai akhirnya Arkan memanggil namanya.“Martin… ke sini…”Martin melangkah perlahan, seperti dibawa angin. Ia tidak bisa berkata apa pun. Luka Arkan terlalu mengerikan, namun senyumnya terlalu damai untuk ukuran orang yang sedang sekarat.“Aku tahu kamu masih sayang Ghea. Meskipun kamu pernah salah… Tapi kamu pria yang kuat. Aku titip Ghea ke kamu…”Martin membelalak mendengar ucapan Arkan yang begitu lirih d an memohon itu seakan kata-katanya adalah yang terakhi

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 201. Kacau gara-gara aku...

    Maya menangis tersedu-sedu, hingga membuat Alea dan Ghea bingung. "Ma, ada apa? Mas Arkan kenapa?" tanya Ghea khawatir. Dadanya tiba-tiba panas, saat bibir Maya yang terisak itu menyebut nama Arkan."Arkan ...mobil yang membawa Arkan,saat dalam perjalanan ke sini ...mengalami kecelakaan."Ghea tersentak kaget, ia berdiri dari tempat duduknya. Dadanya sesak, matanya berkaca-kaca, hatinya tidak percaya dengan semua ini. Kepalanya menggeleng-geleng berulang kali.Alea juga terkejut mendengar kabar tidak menyenangkan itu. Namun, ia tidak berkomentar selain wajahnya yang memperlihatkan rasa prihatin."Nggak. Mama pasti bohong. Belum lama Mas Arkan bilang, dia bakal datang. Dia akan datang!" seru Ghea dengan tangan gemetar."Ghea, tenangkan diri kamu, ya?" Akhirnya Alea bicara. Bermaksud menenangkan Ghea.Akan tetapi, Ghea melangkah pergi dari ruang rias. Ia berlari dengan memakai gaun pengantinnya dan melihat beberapa tamu undangan yang sudah hadir di sana. Bahkan pria yang akan menikahkan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 200. Dia...

    Hari pernikahan Ghea dan Arkan pun tiba. Ghea tampak cantik mengenakan gaun putih ala sabrina dengan mahkota kecil menghiasi rambutnya yang disanggul. Ia sangat cantik, berbeda dengan pernikahan pertamanya yang tidak sebahagia ini. Pernikahan karena kecelakaan.Saat ia sedang bercermin, ia malah terbayang wajah Martin semalam. Ya, semalam mantan suaminya itu datang menemuinya."Mau apa lagi kamu ke sini, Kak?" tanya Ghea dengan tidak ramah seperti sebelumnya. Hingga ia pun terkejut melihat wajah pria itu yang memerah dan bibirnya yang tersenyum seperti orang linglung.Jalannya sempoyongan, ia mendekati mantan istrinya itu."Selamat malam mantan istri.""Kamu ...kamu mabuk, Kak?" tanya Ghea saat ia menghirup aroma alkohol yang menyengat dari tubuh Martin."Aku gak mabuk. Aku baik-baik aja kok. Hehe. Aku ke sini, karena aku mau ngucapin selamat untuk pernikahan kamu. Besok mungkin aku gak bisa hadir, tapi aku udah siapkan hadiah untuk kamu dan calon suamimu," tutur Martin seraya menatap

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 199. Aku Mau...

    Sore menjelang malam, Ghea akhirnya mulai sadar. Kelopak matanya bergerak perlahan, dan ia mendengar suara mesin monitor berdetak pelan. Aroma antiseptik memenuhi hidungnya, dan lampu di langit-langit ruangan terlihat menyilaukan.“Ghea?” suara itu lembut dan penuh harap. Arkan langsung mendekat.Ghea mengerjap pelan, melihat sosok Arkan yang wajahnya dipenuhi kekhawatiran. “Mas…” suaranya lirih.“Syukurlah… kamu sadar,” ucap Arkan dengan suara yang hampir pecah. Ia langsung memeluknya lembut, takut menyentuh area yang terluka.“Lula… dia baik-baik aja, kan?” tanya Ghea pelan.Arkan tersenyum haru. “Kamu bahkan masih mikirin dia dalam keadaan begini.” Bisa-bisanya Ghea memikirkan adiknya yang selama ini bersikap tidak baik padanya.Ghea memaksakan senyum. “Aku nggak papa, Mas. Yang penting… dia selamat.”Di luar ruangan, Lula mengintip dari balik kaca. Air matanya kembali mengalir. Tapi kali ini bukan karena takut atau sedih, melainkan karena sebuah rasa yang baru mulai tumbuh di hati

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status