Share

Bab 7. Wanita Golden Night

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 09:30:59

Semua orang yang berada di meja itu langsung membisu. Napas mereka tertahan, takut melihat reaksi Juno setelah mendengar kata-kata Alea yang sangat berani, atau lebih tepatnya, nekat.

Pak Gunawan, yang duduk di sebelah Alea, dengan panik mencoba meredakan situasi. "Maaf, Pak Presdir. Bu Alea benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia katakan..."

Namun, Juno tetap diam dan itu membuat suasana menjadi horor. Tatapannya tertuju pada Alea, yang tampak tidak peduli dan malah menuangkan lebih banyak minuman ke gelasnya. Wanita itu benar-benar menantangnya.

"Hey wanita Gold Night!" Suara Juno dalam, hampir seperti bisikan, tapi mengandung ancaman yang jelas. Gold Night adalah nama klub malam tempat Alea dan Juno bertemu semalam.

Alea mendongak, menatapnya dengan mata yang mulai kehilangan fokus. "Apa?" jawabnya enteng, masih dengan nada menantang.

Juno mendekat. Sekretarisnya, Adrian, terlihat tegang di belakangnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pria itu.

Lalu, dalam hitungan detik, Juno meraih gelas dari tangan Alea dan meletakkannya di meja dengan suara tak! yang cukup keras.

"Cukup," katanya tegas. "Kamu harus pulang. Sekarang."

Alea tertawa kecil. "Kenapa? Om takut aku ngomong lebih banyak? Tentang kejadian semalam? Dasar mesum!"

Juno menatapnya dengan intens. Semua orang menahan napas dengan pikiran yang bertanya-tanya, kiranya kejadian semalam apa yang dimaksud Alea? Sampai ada kata mesum di sana. Lantas apa hubungan presdir baru mereka dengan ketua tim desain baru mereka?

Kemudian, tanpa peringatan, pria itu meraih pergelangan tangan Alea dan menariknya berdiri.

"Adrian, bayar semua tagihan mereka," perintah Juno pada Adrian. "Dan kamu, wanita Golden Night, ikut denganku."

"Aku nggak mau!" Alea berusaha menarik tangannya, tapi Juno lebih kuat. "Om aja yang pergi dari sini. Om ganggu tau nggak," ucap Alea kesal.

"Kamu tidak dalam posisi untuk menolak," bisik Juno di telinganya.

"Pak, biar saya yang mengantar bu Alea pulang!" Yudha tiba-tiba berbicara, niatnya baik ingin mengantar Alea yang mabuk, tapi malah mendapatkan tatapan horor dari Juno.

"Haha, tidak jadi Pak. Silahkan Bapak saja yang antar Bu Alea." Yudha tertawa canggung, sambil menghindari tatapan Juno padanya.

Juno memegang tangan Alea semakin erat. "Ayo."

"Aku masih mau—" Dan sebelum Alea bisa membantah lagi, Juno sudah membawanya keluar dari restoran itu. Alea terlihat sempoyongan dan Juno membawanya keluar begitu saja.

Sementara orang-orang yang ada di dalam restoran itu, langsung berbisik-bisik membicarakan Alea dan Juno.

"Ada hubungan apa Bu Alea dengan Pak Juno? Pak Adrian pasti tahu kan?" tanya salah seorang karyawan wanita pada Adrian dengan rasa penasaran yang besar.

"Saya juga tidak tahu!"

Adrian sendiri bertanya-tanya ada hubungan apa Juno dan Alea. Sampai-sampai Juno yang ia tahu sebagai pria dingin dan tidak peduli pada wanita, menunjuk perhatiannya pada Alea.

***

Di dalam mobil yang Juno kendarai sendiri, Alea yang duduk disampingnya tampak tidak tenang. Wanita itu bergerak dengan gelisah, wajahnya berkeringat seperti kepanasan.

"Kenapa aku peduli pada kamu yang sudah menolakku?" gumam Juno bertanya-tanya, kenapa dia peduli pada wanita yang sudah menolaknya mentah-mentah. "Tidak ada wanita di dunia ini yang menolakku. Semua wanita berusaha mendekatiku, tapi kamu ..."

Juno merasa bicara sendiri, sebab wanita yang diajaknya bicara itu sedang berada dalam keadaan setengah sadar. Boro-boro diajak bicara, sadar saja tidak?

Huwek!

Tanpa Juno duga, Alea menumpahkan muntahannya di kemeja dan jas mahalnya. Sampai Juno kaget dan memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.

"Hey! Kamu sengaja ya?" tuduh Juno.

Jari Alea tiba-tiba mampir di bibir Juno dan membungkamnya. "Sst ... jangan berisik Om. Om jadi kelihatan gak ganteng lagi deh kalau marah. Diem ya Om." Tatapan Alea pada Juno sungguh membuat lelaki dewasa itu hampir lost control. Tatapan yang polos, menggemaskan, manis dan pesona wanita muda didepannya ini tak main-main.

Tiba-tiba saja Juno tersenyum menyeringai setelah mendapatkan sesuatu dikepalanya yang membuat Alea tak mampu menolaknya lagi.

"Kali ini saya tidak akan melepaskan kamu. Saya mau kamu bertanggungjawab," ucap Juno seraya mengecup jari telunjuk Alea dengan lembut.

"Hehe, aku juga nggak mau melepaskan pria setampan Om!"

Alea tak sadar, bahwa alkohol sangat berbahaya untuknya. Sangat!

***

Bulan, bintang dan gelapnya malam sudah berganti menjadi cahaya mentari hangat dan menyilaukan. Namun, seorang Alea masih terbaring diatas ranjang king size dengan seprai berwarna putih itu. Rambut panjang berwarna hitam milik si cantik itu terurai diatas bantal dan ranjang.

Tanpa dia sadari, seorang pria yang hanya memakai jubah mandi, tengah memperhatikannya dari sofa yang ada di sudut kamar itu. Ia senyum-senyum sendiri dan entah apa isi pikirannya saat ini.

"Eungh."

Suara lenguhan terdengar dari bibir Alea, perlahan-lahan mata wanita cantik itu terbuka. Dia merasakan tubuhnya tak nyaman, terutama pada perutnya yang mual, dan kepalanya pening. "Ughh."

Alea berusaha bangkit untuk duduk, dia memegang kepalanya dan saat itu dia menyadari kalau dia hanya memakai gaun tipis yang tidak dikenalinya.

"Gaun milik siapa ini? Bagus juga. Sepertinya mahal."

Bisa Alea rasakan dari bahannya, kalau gaun tidur yang dia kenakan ini pasti mahal. Sebab, selama ini Alea tidak pernah memakai pakaian yang mewah dengan bahan nyaman seperti ini. Semua kerja kerasnya selama ini, dia dedikasikan untuk membeli rumah sederhana sebagai tempatnya bernaung saat ini.

"Harganya cuma 10 juta, itu murah."

"10 juta? Itu gajiku sebulan! Dan kamu bilang murah? Murah dari—"

Wanita itu terdiam kala dia menyadari ada yang bicara padanya. Seketika Alea tersentak kaget. Dia menoleh ke samping dan melihat presensi seorang pria yang duduk santai di sofa.

"Pak Juno. Kenapa Anda ada di sini?" Alea buru-buru memakai selimutnya dan menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun tidur tipis.

"Saya tidak suka panggilan Bapak. Tapi panggilan itu lebih baik daripada dipanggil Om."

Juno melangkah mendekat ke arah Alea dengan seringai tipis tampak dibibir merahnya. Jantung Alea berdegup kencang, setiap kali Juno mendekat ke arahnya. Ada rasa takut tersirat dimatanya, tapi dia harus tetap berani.

Kini Juno sudah duduk disudut ranjang, yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Alea menelan ludah, terutama saat dia menghindari perut kotak-kotak milik Juno yang terpampang nyata.

"Kamu pasti lelah semalam. Tenanglah, saya tidak akan melakukannya lagi." Perkataan Juno membuat Alea salah fokus.

"A-apa maksud Bapak? Memangnya semalam—" Alea bingung, bertanya-tanya Apa yang terjadi semalam. Dan dia baru menyadari, saat ini dirinya berada di tempat asing. Tempat ini, ranjang ini, ruangan ini bukanlah kamarnya.

"Apa yang Bapak lakukan pada saya? Berani sekali Bapak melecehkan saya!" seru Alea dengan mata berkaca-kaca. Tubuhnya gemetaran.

"Saya? Melecehkan kamu? Salah. Kamu yang melecehkan saya dan saya minta ganti rugi sama kamu, Golden Night."

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mualif Spd
cara baca lanjutnya gimana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 185. Kamu Harus Bahagia

    “Cukup!”Sebuah suara berat dan penuh wibawa membuat semua mata di food court itu sontak menoleh. Termasuk Ghea, yang terkejut melihat siapa pemilik suara itu.Martin.Mantan suaminya berdiri tak jauh dari meja tempat Ghea duduk. Matanya tajam mengarah ke Lula, ekspresi wajahnya datar tapi menyimpan amarah. Di sampingnya, dua pria berjas hitam tampak ikut berhenti, terlihat seperti rekan bisnis Martin yang sedang menemani.Martin melangkah cepat menghampiri meja Ghea dan Lula. Ia mengabaikan tatapan penasaran orang-orang di sekitar, mengabaikan para pelayan yang mencoba menenangkan suasana. Fokusnya hanya satu: Ghea.Lula mengedipkan mata, tertegun beberapa detik. Pria tinggi dan gagah itu berdiri tepat di hadapannya, dan aura dinginnya terasa menekan.“Siapa kamu?” tanya Lula agak ketus, meski suara gadis itu sedikit bergetar.“Bukan urusanmu siapa aku,” Martin menjawab dingin. “Tapi yang jelas, hanya orang bodoh yang akan bersikap tidak sopan pada wanita yang lebih tua darinya!"Lul

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 184. Drama

    Acara jalan-jalan ke resort terpaksa harus dibatalkan, karena Juno memilki masalah di kantornya. Alea mencoba mengerti masalah suaminya dan ia berdoa agar suaminya cepat menyelesaikan masalah itu.Kedua ibu muda saat ini tengah bersama ditempat baby spa, mereka membawa baby mereka untuk jalan-jalan di hari libur. Sekalian spa baby. Aldrich dan Michael terlihat menikmati baby spa di sana. Setelahnya, kedua bayi itu diajak ibu mereka ke sebuah restoran yang ada di dekat kantor Juno."Suamiku sangat sibuk, dia selalu lembur sekarang. Tapi Al, apa benar suamiku lembur? Atau jangan-jangan dia selingkuh dariku!"Giska heboh sendiri dan overthinking. Terkadang ia selalu overthinking berlebihan dan hanya Alea juga Adrian yang bisa menenangkan wanita ini."Tenang saja. Dia sudah bucin sama kamu, Giska. Dikasih sepuluh wanita saja dia tidak akan tergoda. Jangan ovt ...karena suamiku juga sekarang suka lembur. Mereka memang sibuk bekerja. Okeh?" ucap Alea yang berpikiran lebih tenang dari Giska,

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 183. Perjuangan Ghea

    Hari Minggu mereka berlanjut dengan penuh keceriaan. Setelah menonton film romantis, Alea dan Juno mengajak Aldrich jalan-jalan sore ke taman kecil di sekitar komplek. Cuaca begitu bersahabat, langit cerah, angin sejuk, dan aroma bunga kamboja dari taman tetangga ikut menyempurnakan suasana.Aldrich digendong Juno sambil sesekali berceloteh kecil, mencoba mengoceh dengan bahasa bayinya yang belum bisa dimengerti siapa pun kecuali mungkin oleh Alea. Ia tertawa saat Juno menggelitik perutnya, lalu menatap ibunya dengan mata bundar yang bening dan polos.“Anak kita kelihatan bahagia ya, Mas,” gumam Alea sambil mengusap kepala Aldrich.“Banget. Dia punya ibu secantik kamu, mana mungkin nggak bahagia. Dia gak boleh sedih." Alea tersipu, lalu memukul pelan dada Juno. “Gombal terus.”Mereka duduk di bangku taman, menikmati langit sore yang berwarna jingga. Sesekali pasangan lain lewat sambil membawa anak juga. Beberapa menyapa, beberapa hanya tersenyum.“Mas,” kata Alea pelan, “Hari-hari ka

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 182. Setelah Malam Panas

    Beberapa jam kemudian.Alea terbaring dengan tubuh lelah, namun senyuman manis tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Rambutnya berantakan, wajahnya sedikit kemerahan. Ia menoleh pelan ke arah Juno yang juga terbaring di sampingnya, masih memeluk tubuhnya dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya sedetik pun.Juno menyibak beberapa helai rambut Alea yang menutupi wajahnya, lalu mengecup lembut kening sang istri.“Terima kasih untuk malam ini, Sayang,” bisiknya lirih. “Kamu tahu? Aku benar-benar merasa seperti pria paling beruntung di dunia.”Alea menatap suaminya dengan mata berbinar. “Terima kasih juga, Mas… udah mau... menerima aku kembali, dan… mencintaiku tanpa syarat.”Mereka kembali saling berpelukan dalam keheningan malam yang hangat.***Keesokan paginya, sinar matahari menerobos tirai jendela kamar mereka. Juno sudah lebih dulu bangun. Ia mengenakan celana training dan kaus oblong, lalu dengan cekatan masuk ke dapur dan mulai memasak. Tangannya lincah menyiapkan roti pangga

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 181. Turn On (21+)

    "Mas, kenapa diam aja? Mau nggak?" tanya Alea kepada suaminya yang berdiri mematung di ambang pintu kamar. Menyaksikan dirinya dalam penampilan yang menantang. Bisa ia pastikan kalau suaminya itu tergoda.Juno masih berdiri di sana dengan kedua mata tak berkedip, ia terpana melihat istrinya yang sangat-sangat cantik. Lingerie berwarna hitam, yang menunjukkan lekuk tubuhnya, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya yang berwarna kecoklatan, membuat Juno selalu tergila-gila.Setelah lahiran, wajah dan penampilan Alea, tidak seperti ibu-ibu lain yang mungkin kesulitan mengurus diri. Melainkan seperti anak muda yang terlahir kembali. Cantiknya berkali-kali lipat, terutama di mata Juno.'Shit. Melihatnya seperti ini saja, aku sudah tegang. Matilah aku' Juno mengumpat dalam hati. Bagian bawahnya menegang, hanya dengan melihat istrinya."Mas. Sini?" Goda Alea seraya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum nakal.Benar, wanita ini menggodanya. Jelas dari gerak-geriknya it

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 180. Persiapan Buka Puasa

    Sementara itu, di rumah Giska dan Adrian, pagi dimulai dengan keributan kecil namun manis.“Sayang, popok Marcel habis di kamar,” teriak Adrian dari kamar bayi.Giska yang sedang menyiapkan bubur di dapur membalas, “Cek laci bawah, kayaknya masih ada satu!”Tak lama kemudian, suara tawa Giska terdengar ketika Adrian datang membawa popok dan wajah belepotan bedak bayi.“Kamu diapain sama anak kita?” Giska terkikik melihat suaminya.“Marcel kayaknya lagi iseng,” jawab Adrian sambil membersihkan wajahnya. “Baru punya tangan aja udah suka jahil.”Mereka tertawa bersama. Pagi mereka mungkin tidak glamor seperti di villa, tapi dipenuhi cinta dan kekacauan manis khas rumah tangga baru.Saat akhirnya duduk sarapan berdua, Giska memandang suaminya lekat-lekat. “Kamu pernah ngebayangin kita sampai di titik ini gak, Mas?”Adrian tersenyum. “Enggak. Tapi kalau waktu bisa mundur, aku tetep akan milih kamu.”Giska menggenggam tangannya. “Aku juga.”***Di sebuah kafe kecil dekat taman kota, Martin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status