共有

Bab 5. Pagutan Bibir

作者: Irana
last update 最終更新日: 2025-03-19 18:18:31

Alea menelan salivanya sendiri dan mematung ketika Juno mengatakan bahwa dia hanya memiliki dua pilihan. Kata-kata pria itu terdengar begitu ambigu, membuat pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi.

"A-apa maksud Bapak? Kenapa Bapak bicara aneh seperti ini?" tanya Alea dengan gugup. Dia berusaha menerka maksud sebenarnya di balik ucapan Juno.

Apakah dia salah dengar? Atau justru pria itu benar-benar mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya?

"Apa saya salah dengar? Bapak meminta saya untuk berpacaran dengan Bapak?" tanyanya lagi, kini dengan suara pelan seperti berbisik.

Namun, Juno hanya tersenyum tipis tanpa segera memberikan jawaban. Tatapan matanya tetap tenang, seolah menikmati kebingungan Alea. Sementara itu, Alea mulai kehilangan kesabaran.

"Pak, saya lagi tanya sama Bapak!" ujar Alea dengan nada lebih tinggi. Dia merasa perlu mendapatkan kepastian.

Juno mengangkat sebelah alisnya sebelum akhirnya berucap, "Saya tidak tuli, jadi kamu tidak usah berteriak seperti itu untuk berbicara dengan saya." Suaranya terdengar datar, tetapi entah kenapa, justru semakin membuat Alea penasaran.

Jantung Alea berdebar lebih kencang, terlebih saat melihat sorot mata tajam berwarna abu-abu itu. Dari sana Alea bisa tahu, kalau Juno mungkin adalah pria blasteran.

"Maka dari itu, Bapak jawab dong pertanyaan saya. Apa maksud Bapak memberi saya pilihan seperti itu?"

"Iya, memang saya memerintahkanmu berpacaran dengan saya."

Kening Alea mengerut mendengar kata yang terdengar aneh olehnya. "Memerintah?"

"Berpacaran dengan saya atau kamu angkat kaki dari perusahaan ini."

"Apa? Atas dasar apa saya harus menuruti perintah Bapak?" Alea tidak terima dengan pemaksaan dan ancaman dari Juno. Apalagi pemaksaan dan ancaman ini tidak berdasar

"Karena saya merasa kita akan menjadi partner yang cocok. Terutama partner diatas ranjang, seperti tadi malam." Senyuman Juno tampak menyeringai, dingin dan tatapannya menusuk Alea.

"APA?" Lagi-lagi Alea dibuat kaget dengan pernyataan dari Juno. Perkataan Juno membuatnya berusaha untuk mengingat malam itu, tapi dia tidak ingat dengan adegan ranjang apapun. Sial, dia terlalu mabuk untuk mengingatnya.

"Ki-kita bahkan tidak tidur bersama. Jangan bicara soal partner ranjang!" ujar Alea menyangkal dengan tegas.

"Kau benar-benar tidak ingat kejadian semalam?" Pertanyaan Juno sontak saja membuat Alea terkejut bukan main. Tubuhnya gemetaran, dia juga menggigit bibirnya sendiri. Tanpa Alea sadari, Juno tengah menatap dirinya dengan intens.

"Kita tidak tidur bersama kan, Pak?" bisik Alea.

"Kamu bilang apa? Saya tidak bisa mendengarmu bicara dari sana," ucap Juno yang dengan kata lain, meminta Alea untuk mendekat kembali ke arahnya.

Alea menurut. Dengan perasaan campur aduk, dia melangkah mendekati Juno. Pria itu hanya menatapnya dengan mata tajam yang sulit ditebak, lalu tersenyum tipis—senyum yang dingin, nyaris tanpa emosi.

"Kita tidak tidur bersama, kan, Pak?" Alea mengulang pertanyaannya, suaranya bergetar sedikit.

Juno menatapnya tanpa tergesa, seolah menikmati kegelisahan di wajahnya. "Rupanya kamu tidak ingat," katanya dengan nada datar, nyaris mengejek. "Sayang sekali."

Alea mengepalkan tangannya. "Ngomong aja, Pak! Sebenarnya kita melakukan apa di dalam kamar itu?" Desaknya, frustrasi. "Bapak tinggal jawab, kan?"

Juno tetap tak tergoyahkan. Matanya menyipit sedikit, seolah menimbang sesuatu. Kemudian, bibirnya melengkung tipis lagi, tapi kali ini lebih dingin. "Jawaban itu... tergantung seberapa siap kamu mendengarnya," ucapnya pelan, tapi menusuk.

"Saya siap."

Juno pun beranjak dari tempat duduknya, kemudian dia berdiri di depan Alea. Tampak jelas wanita itu gelisah.

"Kamu siap mendengarnya?"

Alea mengangguk.

"Sungguh?"

"Iya Pak. Cepet cerita, jangan lama-lama," ucap Alea yang tak sabar mendengar cerita dan kepingan ingatan yang tak dia ingat semalam.

Melihat Alea yang sudah tak sabar, tangan Juno pun mulai bergerak dan meraih pinggang kecil Alea. Hanya dengan satu tarikan, Alea mudah jatuh ke dalam pelukannya. "Pak, apa yang anda lakukan? Kenapa Bapak malah memeluk saya? Jangan kurang ajar ya!" ujar Alea melayangkan protes.

"Saya akan cerita. Dengan ini."

Kedua mata Alea membelalak ketika dia merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya. Tidak hanya menyentuh, tapi benda kenyal itu melumat bibirnya semakin dalam. Semalam dia sudah melakukan ciuman pertamanya, tapi sekarang dia baru benar-benar merasakannya.

"Eungh—"

Alea melenguh, kala bibir Juno mulai menginvasi bibirnya dan memaksa masuk ke dalam dirinya. Namun, sebelum itu terjadi, Alea berusaha melawan dengan memukul-mukul dada bidang pria itu yang terbalut jas dan kemeja mahal.

Akan tetapi, tenaga pria itu sangat kuat sampai dia kesulitan memberontak dan melawan.

Juno terlihat sangat menikmati apa yang dia lakukan pada Alea, tapi tidak dengan Alea yang terlihat marah. Kedua matanya mulai berkaca-kaca.

Akhirnya Alea menginjak kaki Juno dengan ujung heelsnya, barulah Juno melepaskan pelukan dan juga pagutan bibir mereka.

"Haaah ... haaahh ..." Alea meraup oksigen sebanyak-banyaknya, setelah sempat kehilangan udara beberapa detik. Wajahnya tampak memerah, matanya menyalang tajam tertuju pada Juno yang terlihat sama sekali tidak merasa bersalah.

Tangan Alea melayang menampar pipi lelaki dewasa itu. "Bapak sangat keterlaluan," desis Alea marah.

Sementara Juno, lelaki itu malah tersenyum tipis setelah menerima tamparan dari Alea. "Oh, jadi ini jawabanmu, Nona?"

TBC

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 204. Ending

    Setelah resepsi yang sederhana namun indah itu, Martin benar-benar menjalankan janjinya, membuktikan pada Ghea. Bahwa ia meratukan Ghea—dalam arti sebenar-benarnya.Setiap pagi, sebelum berangkat kerja, Martin selalu menyiapkan sarapan untuk Ghea. Kadang, ia bangun lebih pagi hanya untuk membuatkan teh hangat, menyiapkan baju, atau sekadar mengecup kening istrinya sambil berbisik, “Ratuku, hari ini kamu nggak boleh capek, ya.”Ghea awalnya sering merasa tak enak, bahkan canggung. Tapi seiring waktu, perhatian Martin menjadi sesuatu yang ia syukuri setiap hari. Ghea yang dulu terbiasa menyendiri dan mandiri, kini terbiasa dimanja.Saat Ghea mengalami migrain akibat kecapekan mengurus galeri seni barunya, Martin tak marah sedikit pun. Ia langsung mengambil alih semua pekerjaan rumah, memijat kepala Ghea, membelikan makanan favoritnya, bahkan membacakan buku untuk menenangkan hati istrinya.“Kak Martin…” gumam Ghea suatu malam, sambil menyandarkan kepala di dada suaminya, “Aku nggak pern

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 203. Kamu Ratuku (Ending)

    "Daddy. Cepet bangun dong! Aku nggak mau kita sampai telat ke nikahannya Ghea sama Martin," ujar Alea pada suaminya yang masih rebahan di atas ranjang, bergelut di dalam selimut.Sedangkan Alea, saat ini sedang memoles wajahnya di depan cermin. Ia ingin melihat pernikahan Ghea dan Martin. Ya, hari ini mereka berdua akan menikah. Setelah cukup lama berkabung atas kepergian Arkan, mantan kekasihnya, Ghea akhirnya mau menerima Martin kembali. Membuka hatinya untuk Martin yang mau berusaha mendapatkan hatinya.Nyatanya, usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Ghea bisa menerimanya kembali, setelah 3 tahun menyendiri. Martin juga bisa membuktikan kepada Ghea, kalau ia pantas mendapatkan maaf dan cinta dari wanita itu. Bahwa ia memang sudah berubah dan hari ini adalah waktunya, Ghea dan Martin akan menikah."Daddy, kalau kamu tidak mau bangun. Aku mau pergi sama cowok lain aja!" seru Alea mengancam suaminya yang masih diam saja dan tak merespon ucapannya. Bibirnya memonyong ke depan, menunjukk

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 202. Bahagiakan Dia

    Ghea menggeleng cepat. “Jangan, Mas… jangan bilang hal-hal kayak gitu. Aku gak butuh siapa-siapa selain kamu. Aku cinta kamu…”Arkan menarik napas pelan, tubuhnya gemetar menahan sakit luar biasa. Namun bibirnya tetap memaksakan senyum. “Tapi kamu butuh seseorang yang bisa nemenin kamu sampai tua. Yang bisa berjalan di sebelah kamu, bukan yang hanya bisa tinggal di hati kamu.”Martin berdiri terpaku, tubuhnya kaku di ambang pintu. Ia mendengar setiap kata Arkan. Hatinya bergetar, tapi dia belum mengerti arah pembicaraan itu sampai akhirnya Arkan memanggil namanya.“Martin… ke sini…”Martin melangkah perlahan, seperti dibawa angin. Ia tidak bisa berkata apa pun. Luka Arkan terlalu mengerikan, namun senyumnya terlalu damai untuk ukuran orang yang sedang sekarat.“Aku tahu kamu masih sayang Ghea. Meskipun kamu pernah salah… Tapi kamu pria yang kuat. Aku titip Ghea ke kamu…”Martin membelalak mendengar ucapan Arkan yang begitu lirih d an memohon itu seakan kata-katanya adalah yang terakhi

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 201. Kacau gara-gara aku...

    Maya menangis tersedu-sedu, hingga membuat Alea dan Ghea bingung. "Ma, ada apa? Mas Arkan kenapa?" tanya Ghea khawatir. Dadanya tiba-tiba panas, saat bibir Maya yang terisak itu menyebut nama Arkan."Arkan ...mobil yang membawa Arkan,saat dalam perjalanan ke sini ...mengalami kecelakaan."Ghea tersentak kaget, ia berdiri dari tempat duduknya. Dadanya sesak, matanya berkaca-kaca, hatinya tidak percaya dengan semua ini. Kepalanya menggeleng-geleng berulang kali.Alea juga terkejut mendengar kabar tidak menyenangkan itu. Namun, ia tidak berkomentar selain wajahnya yang memperlihatkan rasa prihatin."Nggak. Mama pasti bohong. Belum lama Mas Arkan bilang, dia bakal datang. Dia akan datang!" seru Ghea dengan tangan gemetar."Ghea, tenangkan diri kamu, ya?" Akhirnya Alea bicara. Bermaksud menenangkan Ghea.Akan tetapi, Ghea melangkah pergi dari ruang rias. Ia berlari dengan memakai gaun pengantinnya dan melihat beberapa tamu undangan yang sudah hadir di sana. Bahkan pria yang akan menikahkan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 200. Dia...

    Hari pernikahan Ghea dan Arkan pun tiba. Ghea tampak cantik mengenakan gaun putih ala sabrina dengan mahkota kecil menghiasi rambutnya yang disanggul. Ia sangat cantik, berbeda dengan pernikahan pertamanya yang tidak sebahagia ini. Pernikahan karena kecelakaan.Saat ia sedang bercermin, ia malah terbayang wajah Martin semalam. Ya, semalam mantan suaminya itu datang menemuinya."Mau apa lagi kamu ke sini, Kak?" tanya Ghea dengan tidak ramah seperti sebelumnya. Hingga ia pun terkejut melihat wajah pria itu yang memerah dan bibirnya yang tersenyum seperti orang linglung.Jalannya sempoyongan, ia mendekati mantan istrinya itu."Selamat malam mantan istri.""Kamu ...kamu mabuk, Kak?" tanya Ghea saat ia menghirup aroma alkohol yang menyengat dari tubuh Martin."Aku gak mabuk. Aku baik-baik aja kok. Hehe. Aku ke sini, karena aku mau ngucapin selamat untuk pernikahan kamu. Besok mungkin aku gak bisa hadir, tapi aku udah siapkan hadiah untuk kamu dan calon suamimu," tutur Martin seraya menatap

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 199. Aku Mau...

    Sore menjelang malam, Ghea akhirnya mulai sadar. Kelopak matanya bergerak perlahan, dan ia mendengar suara mesin monitor berdetak pelan. Aroma antiseptik memenuhi hidungnya, dan lampu di langit-langit ruangan terlihat menyilaukan.“Ghea?” suara itu lembut dan penuh harap. Arkan langsung mendekat.Ghea mengerjap pelan, melihat sosok Arkan yang wajahnya dipenuhi kekhawatiran. “Mas…” suaranya lirih.“Syukurlah… kamu sadar,” ucap Arkan dengan suara yang hampir pecah. Ia langsung memeluknya lembut, takut menyentuh area yang terluka.“Lula… dia baik-baik aja, kan?” tanya Ghea pelan.Arkan tersenyum haru. “Kamu bahkan masih mikirin dia dalam keadaan begini.” Bisa-bisanya Ghea memikirkan adiknya yang selama ini bersikap tidak baik padanya.Ghea memaksakan senyum. “Aku nggak papa, Mas. Yang penting… dia selamat.”Di luar ruangan, Lula mengintip dari balik kaca. Air matanya kembali mengalir. Tapi kali ini bukan karena takut atau sedih, melainkan karena sebuah rasa yang baru mulai tumbuh di hati

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status