Share

Kawin Culik Sang Jenius
Kawin Culik Sang Jenius
Penulis: Rainy

1. Bertemu Kembali!

.

.

.

Di sebuah pulau terpencil yang sangat jauh dari peradaban manusia modern, seorang wanita berkulit putih dan berparas sangat cantik nampak sedang tertidur pulas akibat obat bius yang dihirupnya dengan kedua tangan yang terikat kuat dengan sebuah tali tambang yang cukup besar. Meringkuk di atas kasur besar berukuran king size, wanita itu samar-samar dapat mendengar deburan ombak yang bersahut-sahutan.

Dengan kepala yang agak pening, wanita itu mencoba untuk sayup-sayup membuka kedua matanya yang sangat indah itu yang sepertinya sedikit terheran-heran dengan situasi disekitarnya. Disana, diruangan itu dirinya melihat sebuah kamar kayu yang didesain dengan begitu mewah dan elegan bagai villa milik artis-artis tersohor dunia yang ingin menampilkan kesan etnik didalamnya. Tunggu dimanakah ini?, batinnya di dalam hati sembari mengumpulkan seluruh kesadarannya yang sebelumnya telah menghilang.

Mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, wanita itu berusaha mengingat hal-hal yang dialaminya. Sebelumnya, sepertinya ia ingat dirinya sedang berada disebuah butik baju pengantin untuk mencoba gaun pernikahan yang hendak dipakainya. Saat itu, ia ingat bahwa dirinya telah memilih satu gaun untuk dicobanya di dalam ruang ganti yang telah disediakan.

“Lalu setelah itu apa yang sebenarnya terjadi?” gumamnya seakan sudah lupa dengan seluruh kejadian setelahnya. Terdiam beberapa saat, wanita cantik itu tampaknya memikirkan hal yang terjadi kemudian namun dirinya tidak dapat menemukan jawabannya sampai sebuah suara bariton mengagetkan dirinya.

“Setelah itu, aku menculikmu.” sahut seorang pria bertubuh tinggi besar dengan tubuh atasnya yang terbuka menampilkan otot-otot sixpack yang menghiasi perutnya yang rata itu.

“Apa kau bilang?!” Wanita yang baru tersadar dari obat bius itupun menaikkan alisnya dan memandang tajam kepada pria yang sangat tampan itu seakan sedang mencerna seluruh situasi yang ada disana.

Tunggu! Siapa pria itu?! Jelas itu bukanlah tunangan yang akan dinikahinya satu minggu lagi. Apa yang terjadi padanya sebenarnya?! Dengan wajah yang sepertinya mulai panik, wanita cantik itu kemudian memandang ke arah tangannya yang terasa sedikit perih akibat tali yang mengikatnya. Benar. Saat ini dirinya telah diculik!

“Brengsek!!! Lepaskah aku! Aku akan menikah. Tolong lepaskan aku atau Rasyid akan membawa polisi untuk membunuhmu!” perintah sang wanita sembari mencoba untuk terlepas dari tali yang mengikatnya. Setelah beberapa kali mencobanya, sepertinya usahanya nampak sia-sia karena dirinya saat ini saja sudah mulai kehabisan tenaga.

Keringat dingin mulai membasahi wajah Mawar, wanita yang saat ini tengah diculik itu. Ia tidak mengerti mengapa dirinya diculik oleh seorang pria brengsek yang sangat tampan. Seingatnya, dirinya tidak pernah membuat masalah dengan pria dihadapannya ini. Lalu mengapa pria itu menculiknya?!

“Bukan aku yang brengsek. Tetapi kau Mawar.”, Pria itu berkata sembari tersenyum dengan sinisnya yang seketika memperlihatkan kedua lesung pipi di wajahnya. "Dan Rasyid? Ckck... Aku rasa dia tidak akan pernah bisa menemukanmu." Imbuhnya dengan senyum yang menampilkan kedua lesung pipi tampannya.

Lesung pipi itu begitu dalam dan sangat manis, hanya dengan melihatnya saja, siapapun pasti akan jatuh pada pesonanya. Tetapi hal itu belum berlaku bagi Mawar yang sedang dilanda rasa khawatir karena dia tidak mengenal pria jahat didepannya.

Setelah beberapa saat memandang dalam pada kedua lesung pipi yang nampak familiar itu, Mawar seketika tertegun dan terdiam. Lesung pipi itu dan juga suara yang didengarnya… apakah sama dengan yang dimiliki oleh budaknya di kampus yang dulu yang sempat dipermalukannya?

“Jali?! Apakah itu adalah kau?” Mawar memanggilnya dengan sedikit ragu-ragu.

Apakah benar pria itu adalah Jali si jelek yang dulu menjadi budaknya semasa kuliah?! Dahulu Mawar mengingat jelas bahwa Jali, budak yang selalu dibullinya adalah pria kurus berkaca-mata tebal dengan rambut klimis belah tengah ala Charlie Caplin. Tetapi pria yang ada dihadapannya kali ini begitu sempurna dan sangatlah berbeda!

Sedikit menyipitkan kedua matanya, Mawar menatap kedua manik mata pria itu dengan tatapan yang sangat tajam. Benar, itu pasti dia si kucluk itu. Mawar sangat yakin di dalam hatinya. Tetapi kenapa pria itu sekarang berubah drastis dan menculiknya?! Dalam kemarahannya yang mulai meluap, Mawar, yang terbiasa tampil arogan itu kemudian berteriak dengan keras.

“Jali! Brengsek! Lepaskan aku! Kucluk!!! Lepas!!!!" serunya sambil menendang-nendangkan kedua kakinya di atas ranjang besar yang sepertinya tidak bisa merubah apapun disana.

Semakin mendekat, pria itu kemudian memegang dagu lancip milik wanita itu dan tanpa aba-aba langsung menyesap bibir jahat itu dengan paksa.

“Emm! Emm!!” Dengan wajah yang merah padam, gadis itu berupaya untuk memberontak namun sepertinya usahanya hanyalah sebuah kesia-siaan karena punggungnya telah dihimpit pada sandaran kasur dibelakangnya oleh tubuh pria itu dengan kuatnya.

Beberapa waktu, ciuman itu berlangsung dengan sangat panas dan bahkan pria itu terlihat memagut dan menggigit bibir itu hanya untuk membalas dendam. Meskipun sebenarnya jantungnya juga ikut berdebar, tetapi pria itu kembali menggunakan logika untuk mematikan seluruh perasaan yang pernah ada di dalam dirinya. Setelah merasa cukup puas, pria itu kemudian melepaskan tautan bibir mereka dan menyeka mulut wanita itu yang sedikit berdarah.

“Itu adalah hukuman untuk mulutmu yang kotor itu.”

Benar meskipun bibir mungil itu terasa sangat manis, tetapi bibir itu pula yang sudah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang laki-laki. Tentu, dirinya, harus memberikan hukuman kepada mulut arogan dihadapannya.

Sedangkan Mawar, yang saat ini baru saja merasakan ciuman pertamanya, hatinya begitu terpukul! Apalagi, dirinya telah dicium oleh pria brengsek yang dulu sangatlah jelek itu.

“Arrkkk! Kau benar-benar brengsek!! Kucluk sialan! Awas kau, aku akan membunuhmu! Arkkkk!” teriak Mawar dengan bibir bawahnya yang terasa sangat sakit karena ulah pria itu.

Tidak! Mawar tidak bisa menerima semua kenyataan ini sehingga dirinya hanya bisa menangis dalam ketidak-berdayaannya sambil sesekali berteriak untuk meluapkan kekesalannya. Andaikan ia tahu hal ini akan terjadi, mungkin dahulu ia akan melenyapkan pria itu saja, batinnya.

Mawar, saat ini sungguh tidak menyangka jika adik tingkat yang dahulu selalu dikerjainya telah berani memperlakukannya dengan sangat memalukan seperti ini. Dengan air mata yang telah membanjiri kedua pipinya, Mawar menangis sembari terus mengumpat pria brengsek yang saat ini terlihat sama sekali tidak menggubris teriakannya dan bahkan seakan sedang menikmati pemandangan diluar sana.

“Arkkkk! Brengsek!!!” Mawar begitu kesal dan bahkan sangat kesal! Dengan asal, ia menendang seluruh bantal guling yang ada disana hanya untuk menyalurkan emosinya tersebut.

Sedikit melirik ke arah wanita cantik dengan baju yang sudah sedikit terbuka, senyum mengejek pria itu kemudian mengembang. Cih! Mawar, wanita itu dahulu begitu kejamnya telah menindas, memanfaatkan dan bahkan mempermalukannya di depan umum setelah semua pengorbanan cinta yang ia lakukan.

Tidak! Tentu saja dirinya tidak akan membiarkan wanita itu bahagia begitu mudahnya. Ia akan memastikan bahwa wanita itu akan menerima karma dari seluruh perbuatannya yang semena-mena itu. Saat ini, roda kehidupan telah berbalik, ia bukanlah dirinya yang dulu lagi. Untuk itu mulai sekarang jangan panggil dia Jali karena itu hanya akan mengingatkannya kepada nama sebutan pemberian dari wanita jahat yang telah diculiknya.

Kembali memandang pantai berwarna biru yang ada disana, Jayden yang saat ini mengenakan sebuah kemeja transparan berwarna putih yang terbuka memilih untuk menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang berasal dari laut biru sembari mengenang masa lalunya beberapa waktu silam.

Masih terasa segar di-ingatannya, beberapa tahun yang lalu...

Waktu itu adalah hari kelulusan Mawar. Dan tentu, itu adalah kesempatan besar baginya untuk menyatakan cintanya secara langsung kepada sang pujaan hati. Menyusuri taman yang sudah dipenuhi oleh banyak orang, dengan tubuhnya yang sakit, ia berjalan terus sampai ia menemukan wanita yang dicintainya.

“Kak Mawar…” Sapanya kepada wanita yang malah memandang sinis ke arahnya.

“Kucluk, aku tidak menyuruhmu datang. Mengapa kau bisa kemari? Hah?! Sana pulang saja!”, kata wanita itu seakan merasa terganggu dengan kehadirannya ke gedung wisuda itu.

“Mawar. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyukaimu." Ungkapnya secara tiba-tiba dengan kedua tangannya yang telah menyodorkan sebuket bunga kepada Mawar yang telah mengernyitkan kedua alisnya.

Sontak, ungkapan cinta itu seketika menarik perhatian semua orang yang mulai tertawa, berbisik-bisik, dan bahkan ada yang menyoraki tindakannya yang dinilai cukup berani itu.

“Aduh si jelek menyatakan cinta.. cie…”

"Lihat itu kucluk lagi termehek-mehek…”

“Huuu! Dasar tidak tahu diri! Kalau jelek ke laut aja!”

“Gila, berani sekali ya si kutu buku.”

Sorakan demi sorakan hingga membuat nyalinya sedikit menciut. Namun ia tidak begitu memperdulikannya karena baginya yang terpenting adalah pendapat dari Mawar.

Beberapa detik, ia terdiam untuk menunggu jawaban dari Mawar, tetapi sepertinya wanita itu tidak kunjung bersuara sehingga ia memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya yang sebelumnya menunduk itu hanya untuk mendapati sebuah senyuman sinis yang keluar dari bibir mungil wanita yang dicintainya.

“Cih! Kucluk. Apa kau tidak pernah berkaca?” Sontak kata-kata Mawar disambut riuh oleh orang-orang disana yang semakin keras mengeluarkan cibiran baginya.

Bagi orang-orang yang menonton disana, tentu ini adalah sebuah drama romansa bercampur tragedy yang sangat konyol. Bagaimana mungkin itik buruk rupa bisa menyatakan cinta kepada sang primadona?! Sehingga dengan semena-mena mereka semua mengeluarkan kata-kata cemoohan yang bahkan diantaranya terdengar sedikit agak kasar.

“Kucluk. Kau dengar kata-kata mereka kan?! Kau tidak pantas buatku. Selama ini aku hanya memanfaatkanmu saja. Jadi sekarang, enyahlah!”  Mawar menambahkan perkataannya lagi yang membuat hatinya semakin hancur berkeping-keping. Ia tidak pernah menyangka bahwa Mawar akan mengusir dan mempermalukan dirinya di depan umum. Bukankah selama ini ia telah rela menjadi budak dari wanita itu?!

Dengan tubuh bergetar karena flu berat yang dideritanya, ia lalu hendak bertanya kepada wanitau itu. Sayangnya, sebelum kata-katanya sempat terucap, ia terlebih dahulu melihat kedatangan seorang pemuda dari arah lain yang langsung memeluk tubuh Mawar dengan begitu erat dan posesifnya.

“Mawar..”, kata pemuda tampan itu sembari masih memegang pinggang Mawar di tangan kekarnya seakan-akan ia sudah terbiasa melakukannya.

“Oh. Kak Rasyid sayangku.”, sahut Mawar kemudian yang sepertinya sengaja mencium kedua pipi milik pemuda itu dengan begitu leluasanya.

Terkejut! ia merasa terhantam dengan sikap manja Mawar yang begitu manis kepada pria yang dipanggilnya Rasyid itu. Selama ini, ia mengira bahwa Mawar hanyalah menyukai dirinya seorang sehingga Mawar selalu saja menyuruhnya atas nama cinta. Tetapi sekarang apa yang sebenarnya terjadi?!

“Kak Ma- ma- war. Siapa dia?”, ucapnya dengan suara terbata-bata yang membuat Mawar seketika melepaskan pelukannya dan menyuruh pemuda itu untuk menunggu di dalam mobil.

“Kucluk. Aku sudah menerima cinta dari pria lain. Jadi pergilah.”, kata Mawar hendak meninggalkan tempat itu dengan segera. Sayangnya, pergerakan Mawar terhenti karena Jayden terlebih dahulu meraih tangan lentiknya sembari duduk bersimpuh.

“Mawar. Kau tau aku sudah mencintaimu dari lama. Apakah kau ingat? Dulu ketika kecil kau pernah menolongku dan semenjak itu aku mencintaimu. Bahkan aku rela menjadi budakmu. Aku kira kau menyukaiku... ”

“Haha.... Oh Kucluk, si Jali budakku. Lupakanlah rasa cintamu karena selain kau jelek, aku juga tidak tertarik untuk jatuh cinta pada berondong sepertimu meskipun kau berganti rupa sekalipun.”, ucapnya dengan pilihan kata yang begitu menusuk ke dalam hati pemuda yang telah bersimpuh di depannya.

Setelah Mawar merasa puas dengan perkataannya, bergegas ia kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi menyusul Rasyid yang telah sedikit lama menunggunya. Namun, sebelum dirinya benar-benar pergi, mendadak segerombolan pemuda datang menghampiri wanita itu.

Orang-orang itu….

Yang satu adalah orang yang suka memukuli pria itu, yang lainnya adalah para preman yang selalu memerasnya, dan yang lainnya lagi bahkan pernah memberikan permen karet bekas ke kepalanya yang membuatnya harus menggunduli rambutnya, dan juga ada diantara mereka juga ada yang pernah menyetrumnya!

Tidak! Tidak! Tidak mungkin!!! Sembari memegang kepalanya yang sudah mulai pening akibat demam tinggi sekaligus keterkejutannya, ia hendak menyangkal semua memori kejam yang mendadak terlintas begitu saja dikepalanya.

“Mawar!!!! Apakah kau yang selama ini menyuruh mereka semua untuk menyiksaku, hah?!”, dengan gigi yang bergemeretak dan emosi yang memuncak, ia mencoba berdiri di kakinya sendiri namun ia kembali terjatuh bahkan kali ini wajahnya sempat berbenturan dengan tanah becek yang membuat wajahnya nampak lebih kotor dari sebelumnya.

Dalam kondisinya itu, ia bisa mendengar suara-suara yang menertawakan dan meneriakinya seolah-olah dirinya adalah seekor monyet yang sedang berada dalam pertunjukan.

Sejak saat itu, ia bersumpah bahwa dia tidak akan melepaskan wanita iblis itu dengan mudah! Jadi jangan salahkan dirinya jika saat ini dia menculik wanita busuk itu!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status