Share

Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik
Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik
Penulis: Rianoir

Bab 1 - Prolog

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-20 14:38:32

Dalam keheningan kamar kost yang sempit dan berantakan, suara wanita paruh baya yang kasar dari sisi lain telepon terdengar seperti guntur. "Saya tidak mau tahu! Pokoknya, jika kamu tidak segera menyelesaikan pembayaran sewa dalam waktu satu minggu, maka kamu harus angkat kaki dari bangunan saya!" ucap wanita itu dengan nada yang tajam dan dingin.

Ian, sosok pria tampan berusia 25 tahun itu, dengan rambut hitamnya yang dipiyak ke kanan, tampak seperti patung. Ia berdiri di tengah kamar kostnya yang berantakan, dengan telepon di tangan dan ekspresi kosong di wajahnya. Ia tampak terpaku, seolah-olah dirinya tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Ian menutup sambungan telepon dengan perlahan, seolah-olah berusaha memahami apa yang baru saja terjadi. Wajahnya tampak kosong, seolah-olah dia baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga. 

Kedai makanan kekinian yang dibukanya dengan penuh semangat dan harapan, kini terancam tutup permanen. Ini adalah kedai yang dibuka dengan jerih payahnya, menggunakan uang tabungan hasil bekerja paruh waktu di beberapa tempat sekaligus selama masa kuliah.  

Di saat teman-teman Ian bekerja di perusahaan besar, Ian malah membuka kedainya sendiri. Banyak teman-teman Ian yang berusaha memberi saran agar Ian mengurungkan niatnya. Apalagi, dengan nilai tinggi dan wajah “good looking” yang dimilikinya, ia pasti dapat dengan mudah bekerja di perusahaan besar. Namun, Ian tetap bersikeras untuk membuka kedainya sendiri.

"Aku tidak akan menyerah!" ucap Ian dengan tekad kuat, sambil menggertakkan giginya dan menggenggam tangannya erat-erat. "Aku harus mencari cara lain untuk mendapatkan 10 juta rupiah dalam waktu satu minggu!"

Ian kemudian mencoba menghubungi beberapa teman kuliahnya untuk meminjam uang. Namun, semua upayanya berakhir dengan penolakan.

"Maaf Ian, aku sudah memiliki keluarga. Jadi aku tidak bisa meminjamkanmu uang," kata salah satu temannya.

"Sudah kukatakan sebelumnya, lebih baik cari pekerjaan saja. Membuka kedai bukanlah pilihan yang baik. Jadi maaf, jangan menghubungiku lagi!" ujar teman lainnya.

"Maaf Ian, aku memiliki banyak cicilan, jadi aku tidak bisa membantu," tambah teman yang lain.

Dan masih ada banyak alasan lainnya. Bahkan ada beberapa teman yang langsung mematikan teleponnya saat Ian menyampaikan keinginannya untuk meminjam uang.

Kini, Ian hanya bisa duduk termenung di tempat tidurnya. Ia terus berpikir bagaimana bisa mendapatkan uang 10 juta rupiah dalam satu minggu. Tiba-tiba, terbesit bayangan seorang wanita cantik berambut panjang dalam benaknya.

“Jika itu Lisa, mungkin …” Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Ian langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak! Aku tidak boleh merepotkannya. Dia telah banyak membantuku.”

Dreeet!

Ponsel Ian mendadak bergetar. Saat ia melihat penelponnya, terpampang nama “Ibu” pada layar ponselnya. Tanpa pikir panjang, Ian langsung mengangkatnya.

“Halo, Ibu … bagaimana kabar Ibu?”

Ian dan Ibunya, Retno berbincang dengan sangat harmonis. Dalam perbincangan iru, Retno terdengar sangat merindukan putranya itu. Saat ini, Retno tinggal di kota Nganjuk, sedangkan Ian berada di kota Surabaya sejak berkuliah hingga sekarang. Hampir tujuh tahun, Ian sama sekali belum pulang ke kampungnya

Ian adalah anak yang mandiri. Ia berkuliah jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Sura & Baya hanya dengan mengandalkan beasiswa. Dengan kecerdasannya, Ian berhasil mendapat beasiswa penuh sampai lulus.

“Nak, kamu sudah melajang selama 25 tahun. Kapan kamu akan membawakanku menantu?” ucap Retno dari sisi lain telepon.

“Maaf Bu, sekarang aku masih berkonsentrasi pada bisnis kedaiku. Lagipula, belum ada wanita yang menyukaiku.”

“Baik, anakku yang tampan. Ibu senantiasa mendoakan kesuksesanmu, baik dalam bisnis maupun percintaan. Ibu tidak sabar menggendong cucu yang gemuk,” tawa Retno. “Semua baik-baik saja kan di Surabaya?”

Mendengar pertanyaan Retno, hati Ian terasa sakit. Namun, Ian memilih untuk menyembunyikan kesulitannya. “Aku baik-baik saja kok Bu.”

“Jika kamu butuh apa-apa seperti uang, segera hubungi Ibu. Aku bisa meminta Ayahmu untuk mentransfer sedikit uang ke rekeningmu.”

“Terima kasih Bu,” ucap Ian dengan lembut. Ia merasa hangat dengan niat baik ibunya. Tapi, kondisi keluarga Ian yang tergolong kurang mampu, membuatnya tidak ingin membebani keluarganya.

Setelah berbincang sejenak, Ian menutup sambungan teleponnya. Ia kembali merenung dan bergumam, “Haruskah aku melakukan pinjaman online? Tapi dari yang aku dengar, bunga yang mereka tawarkan sangat besar.”

Saat Ian tengah larut dalam pikiran, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya. Dengan dahi yang berkerut, ia bertanya-tanya, "Siapa itu? Apakah itu Ibu Kos?"

Namun, ketika Ian membuka pintu, tak ada seorangpun di sana. Ia memandang ke kanan dan ke kiri, namun tak ada bayangan orang sama sekali. Mengingat hari ini adalah Sabtu dan kost ini kebanyakan dihuni oleh mahasiswa, suasana kost-kostan terasa sangat sepi. Kebanyakan penghuni telah pulang kampung, meninggalkan kost ini dalam kesunyian.

"Siapa sih yang main ketuk-ketuk pintu?" gumam Ian sambil melangkah keluar dari kamarnya. Namun, sebelum sempat benar-benar keluar, kakinya menabrak sesuatu. Ternyata, itu adalah sebuah kotak besi berwarna putih.

"Apa ini ya?" Ian bertanya-tanya. Dengan rasa penasaran, ia berjongkok dan membawa kotak putih misterius itu ke dalam kamarnya.

Ian merasa penasaran dengan kotak putih misterius tersebut. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Ian membuka kotak tersebut. Di dalam kotak, Ian menemukan secarik kertas dengan gambar tongkat yang dililit dua ular, mirip dengan lambang yang biasa digunakan di bidang farmasi. Selain kertas tersebut, ada juga sebuah botol kaca yang berisi pil berwarna putih.

Ian tidak bisa menahan rasa penasaran dan mengambil kertas tersebut. Ia membaca tulisan yang tercetak di sana, yang berbunyi, "Selamat! Anda Terpilih dalam menggunakan produk kami! Minumlah jika kamu ingin memiliki kemampuan untuk keluar dari masalahmu."

“Kemampuan untuk keluar dari masalah? Apa maksudnya?” gumam Ian penuh kebingungan. “Ini benar-benar mencurigakan!”

Ian kemudian tanpa sengaja kembali memandangi gambar di balik kertas tebal di tangannya. Entah mengapa, saat memandanginya, timbul rasa penasaran yang kuat. Bahkan dalam pikirannya, ia merasa bahwa dirinya harus meminum pil yang ada di dalam botol kaca itu.

Di luar kesadarannya, Ian meraih botol kaca yang ada di dalam kotak besi putih itu. Ia membukanya, dan langsung meminumnya tanpa ada keraguan. Namun, seketika itu juga, dunia seolah-olah berubah menjadi neraka bagi Ian. Rasa sakit yang tak terbayangkan menerpa kepalanya dengan kekuatan yang tak terkatakan.

“Arghhh—!” Ian merasa seolah tengkoraknya terbelah, sambil memegangi kepalanya yang seakan-akan akan meledak. Wajahnya memerah seperti bara api, dan garis-garis berdenyut yang membelah dahinya tampak semakin tajam, menandakan betapa menderita yang ia rasakan. Setiap denyutan terasa seperti tusukan pedang yang menusuk ke dalam otaknya, menciptakan sensasi yang tak terlukiskan. Di saat yang sama, dalam benak Ian muncul suara menyerupai robot.

[Ding!]

[Host telah terkonfirmasi]

[Melakukan instalasi dan pengikatan pada Host]

[10%]

[20%]

[35%]

[93%]

[100%]

[Selamat Host, Anda telah berhasil mengaktifkan Sistem Kaya Tujuh Turunan! Silahkan segera Check-In hari ini]

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sylus wife
Keturunan ke-8, yah gak kebagian warisan ...
goodnovel comment avatar
jazzstudio15
jiahahahaha
goodnovel comment avatar
Yuzia Marsya Kh.
hahaha mau dong pil.nya ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 238 - Extreme Death: Shadow Tempest

    "Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 237 - Pedang Terkutuk

    Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 236- Kemunculan Overgod Lain

    Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 235 - Pertarungan Yang Mengguncang Bumi (III)

    Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 234 - Pertarungan Yang Mengguncang Bumi (II)

    Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 233 - Pertarungan Yang Mengguncang Bumi

    Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 232 - Konfrontasi Awal

    Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 231 - Melesat Menjadi Celestial

    “Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny

  • Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik   Bab 230 - Hades

    Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status