Share

Tiga puluh Lima

Aku mengerucutkan bibir, menatap kesal pada Mas Aksa. Kenapa juga Ibu dan Ulfa hanya tersenyum mesem seperti itu, dan tidak membelaku?

"Baiklah kalau begitu, aku tidak akan keluar dari Rumah Sakit ini!" kelakarku sembari membelakangi mereka.

"Kenapa?" tanya Mas Aksa polos.

"Orang bodoh pun pasti melakukan hal yang sama Mas! di rumah nggak dikasih makan di sini makan tiga kali sehari. Pasti pilih tinggal di sinilah."

"Itu kalau Mas masih bayar biaya pengobatannya, kalau enggak kamu pasti disuruh keluar dari sini."

Bola mataku berputar, benar juga, kalau sudah tidak dibayar boro-boro makan, tinggal pun pasti tidak diperbolehkan.

"Kalau begitu kenapa Mas tidak membiarkan aku mati saja kemarin!" sungutku.

"Kalau kamu mati, lalu siapa yang akan menjadi Ibu dari anak-anakku?"

Aku mengerutkan dahi, "Anak?"

"Heum!"

"Tanggal berapa sekarang Mas?" Tiba-tiba aku mengingat sesuatu yang terlupakan.

"Sebelas."

"Apa?" Aku langsung terbangun.

"Ada apa Hilya, kamu masih sakit," tegur Mas Aksa langsun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
DESI LUSIANA WIBOWO
...akhirnya
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
terima kasih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status