Share

Athaya Si Pak Dokter

Nayara mencoba untuk menghentikan bersinnya dengan menutup hidungnya dengan sapu tangan pemberian Kendrick yang berada di dalam jasnya. Kemudian dia membantu Kendrick untuk duduk di kursi sofa di ruang tengah.

Mata Nayara yang masih sembab karena menangis tanpa dia sadari ketika melihat Kendrick kesusahan dan celaka tadi.

"Apa perlu kita ke rumah sakit aja Pak? Saya takut kaki Bapak kenapa-kenapa?" tanya Nayara sambil menyingsingkan sedikit ke atas celana katun Kendrick untuk melihat apakah lukanya parah atau tidak.

Kendrick tak langsung menjawabnya dia malah terpanah pada Nayara yang Sembab, "Kamu tadi kenapa nangis?"

"Euh? Apa? Siapa yang nangis?" Nayara malah bertanya balik pada Kendrick dengan wajah yang polosnya karena tak menyadari tangisan nya sendiri.

Tangan Kendrick bergerak menyeka sisa air mata yang masih tertinggal di pipi Nayara. Nayara yang pipinya disentuh oleh Kendrick langsung terkejut. Dia agak memundurkan sedikit tubuhnya dari jangkauan Kendrick. Baru kali ini dia disentuh secara langsung oleh lawan jenisnya selain ayahnya.

"Oh??? Euh... Maaf tadi saya panik Pak!" ujar Nayara yang langsung menyeka habis seluruh air mata yang masih tersisa diwajahnya dengan punggung tangannya.

"Ini telepon orang ini dan bilang semuanya!" ucap Kendrick yang memberikan ponselnya pada Nayara yang sudah tertampil nomor telepon seseorang bernama Athaya.

"Hallo ini dengan Pak Athaya?"

"Eu? Iya, ini bukannya nomor Kendrick?"

"Iya Pak, saya asisten Pak Kendrick eu.. Maksudnya Sekertaris juga Pak."

"Ada apa?"

"Pak Kendrick tadi kakinya tertimpa lemari terus..."

"Ya sudah saya langsung ke sana sekarang.."

Mendengar panggilannya diakhiri Nayara memberikan kembali ponselnya pada Kendrick.

"Kamu tolong beresin kamar saya!"

"Iya Pak!" tanpa menunggu lebih lama lagi Nayara langsung pergi ke ruangan dimana Kendrick tadi tertimpa lemari.

Nayara memasuki ruangan itu, namun bersin-bersinnya kembali kumat. Namun mau tak mau harus segera membereskan semua buku dan barang lainnya yang berserakan itu.

Di satu sisi.

Teman Kendrick atau bisa disebut juga teman lamanya yang seorang dokter dan kini menjadi dokter pribadi Kendrick, Athaya baru sampai.

"Uwah.. Ku kira yang meneleponku adalah telepon iseng.. Ternyata benar!" seru Athaya ketika dirinya melihat secara langsung keadaan Kendrick yang sebenarnya.

"Apa maksudmu? Aku ini benar-benar tertimpa lemari!" terang Kendrick yang menopangkan kakinya ke atas meja yang ada didepannya.

"Hacih.. Hacih.. Hacih..."

"Suara siapa itu? Apakah suara perempuan yang tadi meneleponku?" tanya Athaya memastikan dia tak langsung membuka tas dokternya yang berisikan obat dan alat medis miliknya.

"Dia asistenku, sudahlah jangan terlalu dihiraukan. Cepat obati lukaku ini!" suruh Kendrick yang tampak sudah tak sabar ingin segera diobati kakinya. Dia sendiri takut ada patahan di kaki nya. Jika itu terjadi maka dia tak bisa membantu kakeknya untuk menjaga perusahaannya yang juga pernah dibesarkan oleh ayahnya.

"Apa aku tidak salah? Kau memasukkan seorang wanita ke rumahmu setelah empat tahun lamanya?" tanya Athaya dengan nada heran. Tangannya mulai fokus pada tas dokternya untuk memulai mengecek dan mengobati luka Kendrick.

"Memangnya kenapa? Dia hanya sekertarisku yang terpaksa aku jadikan dia sebagai asisten pribadi karena dia harus membayar sesuatu hal yang mahal padaku!" jelas Kendrick yang menahan rasa sakit dikakinya.

Kaki Kendrick tampak merah dan juga memar. Ada sedikit luka goresan yang membuat darah keluar dari dalam kulitnya yang terkelupas.

"Tapi.. Kenapa bisa kau sampai tertimpa lemari? Apakah itu dikamarmu?" tanyanya dengan tatapan yang seperti mencurigai sesuatu dengan mata yang sebelah disengaja berkedip untuk menggoda Kendrick.

"Apa sih?"

"Kau dan sekertaris itu??"

"Berhenti bicara sebelum kau ku pecat!" tegas Kendrick dengan nada yang kesal. Dia tak suka dengan praduga yang diucapkan oleh Athaya.

"Dia hanya asisten dan sekertaris biasa saja. Aku tertimpa karena Loli. Dia naik ke atas lemari dan tak bisa turun lalu menolongnya, dan malah aku yang terjatuh!" jelas Kendrick dengan wajah yang agak malu-malu.

Lelaki yang terkesan dingin itu ternyata masih memiliki hati yang hangat jika pada seekor anjing bernama Loli tersebut.

"Loli? Kau masih memeliharanya?" tanya Athaya tak percaya. Tangannya baru saja selesai mengobati luka Kendrick dengan cepat. Kendrick hanya mengalami luka lebam dan goresan sedikit dikakinya.

"Memangnya kenapa? Dia kan hanya seekor anjing, apa menjadi masalah?" tanya Kendrick yang berusaha tak mau menyebutkan nama seseorang yang pernah hilang dari hidupnya.

"Ohh memang, kau benar."

"Pak, saya sudah selesai. Ha.. Ha.. Hacih hacih hacih.." Nayara semakin parah bersin-bersin.

"Kau ini kenapa? Bersinmu tak berhenti?" heran Kendrick.

"Entahlah, biasanya aku alergi pada anjing. Tapi aku tak melihat seekor anjing pun di sini!" terang Nayara yang menggesek-gesel hidungnya supaya membaik hidungnya.

"Kau?"

Athaya membalikkan tubuhnya ke arah Nayara. Athaya berdiri menghadap Nayara dengan wajah yang memerah terutama dibagian hidungnya. Athaya tersenyum manis padanya. Namun Nayara malah membalasnya dengan senyuman yang kaku.

"Di dalam kamar ku memang ada anjing, dia Loli" celetuk Kendrick dengan pandangan yang dia alihkan ke arah samping tak mau melihat wajah Nayara yang menyedihkan.

"Apa?? Benarkah?"

Athaya tertawa kecil. Dia berdiri dan berjalan ke arah Nayara. Dia melihat sekitar pakaian Nayara yang ternyata banyak ditempeli bulu-bulu Loli. Anjing peliharaan Kendrick.

"Kau harus segera ganti pakaian. Dipakaianmu banyak sekali bulunya Loli!" suruh Athaya. Dia memandang ke arah Kendrick.

"Ah.. Bagaimana bisa? Ini hari pertamaku kerja, apa aku harus pulang? Pak?" tanya Nayara yang menepuk-nepuk tangannya di pakaian nya agar bulu-bulu si anjing kecil itu hilang dari pakaiannya.

Athaya memandangi Kendrick yang malah terdiam dengan pandangan yang terus mondar mandir.

"Bukankah kau masih ada beberapa pakaiannya?" tanya Athaya pada Kendrick. Athaya tahu jika Kendrick. Pakaian wanita.

"Jangan bilang kau tak mau meminjam kan nya karena kau masih..."

"Ambil saja di dalam kamar tamu!" suruh Kendrick dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari Athaya.

"Ikut denganku!" ajak Athaya yang menarik lengan Nayara berjalan ke arah sebuah kamar yang dituju.

"Masuklah sana, carilah pakaian yang kau suka! Setelah itu aku akan memberikanmu obat," ucap Athaya yang berhenti di depan pintu kamar dan menyuruh Nayara untuk masuk kedalamnya.

"Ini kamar siapa?" tanya Nayara yang menerbangkan pandangannya ke segala arah. Dia merasa tak enak jika harus berbuat seenaknya.

"Ini bukan kamar milik siapapun, cepatlah nanti dia bisa berubah pikiran!" suruh Athaya yang mendorong tubuh Nayara masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Athaya kembali duduk di samping Kendrick.

"Kau tak bisa selamanya menyimpan semua barang-barang miliknya seperti itu..."

"Aku bukan menyimpannya hanya saja aku tak ada waktu untuk membuang itu semua!" potong Kendrick. Dia selalu kesal jika Athaya membahas hal tak dia sukai.

Lima belas menit kemudian.

Nayara keluar dan menghampiri Kendrick dan juga Athaya yang berada di ruang tengah, "Apa aku boleh mengenakan yang ini?"

Kendrick terdiam. Tubuhnya tampak mematung. Matanya terpaku pada Nayara yang mengenakan pakaian yang entah milik siapa. Namun sepertinya mengingatkannya pada seseorang dan kenangannya.

"Uwahhh kau cocok sekali pakai pakaian itu!!!" seru Athaya yang terkesima. Kendrick masih tak berbicara sedikit pun. Dia mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Hal itu membuat Nayara yang menangkapnya menjadi merasa tak enak.

"Eu??? Apa aku ganti pakaianku saja?" tanya Nayara yang berinisiatif terlebih dahulu sebelum sesuatu hal terjadi.

"Tidak usah! Apa yang kau pakai itu sudah menjadi milikmu!" ucap Kendrick dengan nada yang penuh penekanan. Nayara langsung tersenyum semringah. Tangannya yang mungil menyelipkan rambut ke sela telinganya.

"Benarkah? Terima kasih!" ucap Nayara membungkukkan tubuhnya.

"Ya sudah kali ini aku pulang dulu, kalian lanjutkan kegiatan kalian!" tutur Athaya yang merasa semua permasalah sudah dia Bereskan.

"Ah, Pak dokter apa sudah sarapan? Aku tadi memasak banyak jadi sepertinya cukup untuk Pak dokter dan juga Pak Kendrick," ujar Nayara. Dia tak mau begitu saja menerima kebaikan hati seseorang. Dia sebisa mungkin untuk membalasnya walaupun sedikit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status