Mata Kendrick begitu fokus ke arah Nayara yang sedang mempersiapkan sarapan untuk dirinya. Dirinya memang sengaja memeritah pada Nayara, sebagai ganti balas dendam karena kejadian cipratan air diwaktu yang sudah lalu.
Entah kenapa dirinya yang hanya berniat mengerjai Nayara satu hari saja dirumahnya. Namun semenjak Kendrick melihat Nayara mengenakan pakaian itu dia ingin selalu berada di samping Nayara. Ada sesuatu hal yang dia rindui telah terobati.
"Hari ini kita pergi ke kantor Pak?" tanya Nayara seraya menghidangkan makanan di atas meja dan memberikannya ke hadapan Kendrick. Hanya sekedar nasi goreng dan sedikit olahan salad yang dia buat.
"Loh kok nasi goreng?" tanya Kendrick agak kurang berkenan melihatnya. Tangannya menjauhkan piring berisi nasi goreng itu dari dirinya.
"Di dalam kulkas bapak tuh kosong, hanya ada bahan makanan itu saja" jelas Nayara yang kemudian duduk. Dia hendak menarik piring yang berisi nasi goreng buatannya. Namun setelah mendengar penjelasan dari Nayara Kendrick langsung segera meraih piring itu lagi dan memakannya.
"Seriusan Pak, mau dimakan? Enak gak?" tanya Nayara sangat penasaran dengan pujian yang terlontar dari mulut Kendrick.
Sudah dua hari ini dia menantikan pujian tersebut namun kenyataannya Kendrick tak pernah mau memujinya. Mungkin gengsi mungkin juga memang tak sesuai dengan seleranya."Selesai bekerja kamu belanja isi kulkas ya!" ucap Kendrick dengan nada datar. Dia berbicara sambil makanan penuh di dalam mulutnya.
Mendengar ucapan Kendrick Nayara seketika menarik napas panjang. Dia sudah tak mau berlama-lama bekerja namun kali ini malah menambahkan pekerjaan. Hal sekecil dan sesepele belanja isi kulkas saja harus dirinya."Pak, apa Bapak selama ini tinggal sendiri di sini?" tanya Nayara mengalihkan pembicaraan.
"Memangnya kenapa? Kita baru kenal dua hari tapi kamu bicara seperti kita sudah kenal lama saja!" ucap Kendrick yang memang merasa sangat akrab dengan Nayara. Walaupun insiden pertama yang tak mengenakan keduanya telah terjadi.
"Sensi banget sih Pak, saya kan sekarang kerja sama Bapak. Jadi sedikitnya saya harus tahu tentang Bapak juga!" terang Nayara menjelaskan. Dia tak berniat hal lain.
"Udah jangan banyak nanya, ini salad nya tolong dimasukin ke kotak makanan saja!" ucap Kendrick yang kemudian berdiri dan perlahan berjalan mengenakan jasnya.
"Bapak mau bekal ini?" tanya Nayara tak percaya.
"Kenapa? Gak boleh ya?" Kendrick malah bertanya kembali dengan nada yang sinis dan tak enak didengar di telinga.
"Gak, boleh kok Pak!"
***Kendrick pergi ke kantor menggunakan mobilnya dengan disupiri oleh Nayara sendiri. Dia beralasan jika supirnya sedang sakit dan tak bisa masuk kerja seperti biasa. Maka Mau tak mau Nayara-lah yang menggantikan supir tersebut.
Di perjalanan ke Kantor Kendrick tampak diam seribu bahasa. Namuna tidak dengan kedua matanya yang tak jarang terus menatap ke arah Nayara yang sedang fokus menyetir melalui kaca spion didepannya.
"Hari ini kamu bantu saya presentasi, nanti kalau proyek yang kamu presentasi kan lolos saya akan mengadakan liburan untuk karyawan diakhir pekan nanti selama dua malam berturut-turut!" ucap Kendrick yang seperti tengah mempertaruhkan sesuatu dengan seorang anak baru akan bisnisnya kali ini.
"Ah? Seriusan Pak? Kalau gak lolos gimana?" tanya Nayara yang merasa agak kurang percaya diri namun dirimu menjadi terpacu dengan iming-iming yang ditawarkan oleh Kendrick jika dirinya berhasil.
"Ya kalau kamu gak lolos saya turunkan jabatan kamu jadi supir pribadi saya, bukan lagi sekertaris!" jelas Kendrick dengan tatapan yang sinis.
Mendengar kalimat yang dilontarkan Kendrick agak membuat Nayara menjadi gedek dibuatnya. Mentang-mentang dia seorang bos bicaranya selalu seenaknya tak pernah mau menyaringnya terlebih dahulu apa saja yang akan diucapkan.
Sesampainya di kantor. Seturunnya dari mobil, Nayara kembali membantu Kendrick berjalan sesuai apa yang diminta Kendrick ketika akan turun dari mobil. Padahal dia sudah memiliki dua tongkat untuk membantunya berjalan pemberian dari dokter Athaya sahabatnya.
Nayara membantunya hingga masuk ke dalam ruangan kerja Kendrick. Karyawan sekitar yang melihat Kendrick dibopong oleh Nayara merasa aneh. Pasalnya, selama mereka bekerja tak pernah melihat Kendrick mau didekati apalagi disentuh oleh orang yang baru dikenalnya. Apalagi karyawan baru. Tapi sepertinya tak berlaku bagi Nayara. Ada sesuatu yang berbeda.
"Tongkatnya saya simpan di sini yah!" seru Nayara yang sengaja menyimpan tongkat milik Kendrick berada dekat dengannya.
"Ya sudah kamu ke meja kamu sana, dan segera kemari jika saya panggil kamu!" ujar Kendrick dengan menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya.
"Iya Pak, eu... Tapi.."
"Kenapa?"
"Meja saya yang mana ya?" tanya Nayara dengan malu-malu. Dia merasa enggan untuk bertanya. Namun apa boleh buat, ini adalah hari pertamanya masuk kantor dia harus bertindak sebaik mungkin.
Jari tangan Kendrick langsung menunjuk ke arah luar ruangannya yang terlihat dalam melalui tembok kaca yang super besar. Terlihat ada sebuah meja kerja yang terlihat sangat jelas dari ruangannya. Meja kosong yang tampak bernuansa abu.
"Itu!"
"Ohh i iya Pak makasih, saya ke meja saya!" ujar Nayara tanpa berlama-lama. Dia segera berjalan ke luar ruangan dengan tak lupa menutup pintu ruangan kerja Kendrick terlebih dahulu.
Nayara perlahan berjalan ke meja kerjanya. Para karyawan lain memperhatikan dirinya dari atas hingga ujung kakinya. Menyadari hal itu Nayara mencoba untuk bersikap biasa. Dia memberikan senyuman pada siapa saja yang menatap kearahnya.
"Kau benar-benar sekretaris Tuan Kendrick?" tanya seorang wanita yang duduknya berada di seberang Nayara. Hanya perlu menggeserkan kursi berodanya ke arah Nayara maka dia pun sampai di meja Nayara.
"Iya, saya anak baru kak!" ucap Nayara yang mencoba merendah. Dia menyadari dirinya masih sangat baru di sana. Dan akan berusaha untuk sebaik mungkin kepada setiap senior ditempatnya bekerja.
"Duh.. Santai aja, aku Aneu. Aku bagian pemasaran. Kamu kalau ada bingung atau ada perlu ditanyain tanya aja ya? Jangan sungkan!" ujar Aneu sembari tersenyum ramah kearah Nayara. Hal tersebut membuat Nsuara menjadi lega hati. Apa yang dia pikirkan tentang senior dan junior di tempat kerja lebih seram dari pada senior dan junior di sekolah.
"Dan kalau bisa jangan panggil aku kakak, panggil nama aja! Kita dilingkungan kerja!" ucapnya mengakhiri pembicaraannya dengan Nayara.
Nayara menganggukkan kepalanya.
Kendrick dari arah dalam ruangan dia terus memperhatikan apa-apa saja yang dilakukan oleh Nayara yang terlihat sangat jelas dari dalam ruang kerjanya.
Melihat Nayara tampak sopan dan lugu dan menganggapnya biasa saja tak ada yang istimewa mereka semua yang sedari tadi penasaran akan siapa Sekretaris tuannya itu pun kembali pada pekerjaan mereka masing-masing.
Nayara berusaha beradaptasi sebisa mungkin. Dia mulai membuka tumpukkan data didepannya dan mempelajarinya. Kemudian dia baru mengerti jika ada tugas yang harus dia kerjakan.
Beberapa lama kemudian dari arah masuk datang Athaya si dokter tampan. Niatnya akan menemui Kendrick dan memberinya nasihat akan kesembuhan kaki Kendrick. Namun matanya tak sengaja melihat ke arah Nayara yang membuat dirinya teralihkan dan mampir sebentar ke meja Nayara.
"Pagi!!" sapa Athaya yang berdiri santai di depan meja Nayara.
"Euh? Pak Athaya? Pagi Pak! Kok ke sini?" tanya Nayara heran. Padahal dirinya tak ingin menanyakan hal itu. Namun bibirnya saja yang reflek tak bisa dia rem.
Athaya sedikit tertawa. Dia tampak begitu akrab dengan Nayara.
"Aku dipanggil Kendrick. Dia kan mau ada meeting siang ini!" jelas Athaya selaku dokter pribadi Kendrick dia diprioritaskan mementingkan kesehatan Kendrick di samping tali persahabatan diantara mereka.
"Ohh..."
"Ya udah aku masuk dulu yah, semangat kerjanya!" seru Athaya sembari mengangkat kedua tangannya bah binaragawan yang tengah angkat besi. Nayara menganggukkan kepalanya seraya tersenyum malu-malu.
Kendrick yang melihatnya dari dalam ruangan agak panas hati melihat Nayara seperti tengah digoda oleh seorang Athaya si pria playboy yang suka memainkan banyak wanita setiap yang dia kenal.
Selain Kendrick, karyawan sekitar yang melihat, mereka tak menyangka jika Nayara ternyata mengenal sosok dokter pribadi Kendrick yang banyak dipuji dan dipuja oleh wanita lainnya dimanapun. Termasuk di kantor.
Nayara duduk di sofa dengan helaan napas yang panjang. Dia merasa sedikit lega karena bisa memisahkan diri dari Kendrick juga Yuri.Tangan Nayara langsung merogoh pada saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya yang ada di dalam.Dia berusaha menenggelamkan diri untuk tidak merasa bosan selama menunggu Kendrick dan Yuri di dapur sana.Setengah jam berlalu.Nayara baru tersadar jika diri masih berada di ruang tamu sendirian dan belum melihat Kendrick atau pun Yuri keluar dari sana. Dirinya hanya ingin memastikan dan membawa tasnya yang tertinggal di sana untuk diri dapat pergi dari rumah Kendrick sesegera mungkin.Akan tetapi, dirinya harus segera pergi ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah tertunda dan harus segera dia selesaikan hari itu juga.Alhasil, dirinya hanya bisa mondar-mandir naik turun tangga untuk menuju ke arah dapur."Kamu sedang apa?" tanya Kendrick yang memecahkan lamunan Nayara yang sedang hanyut dalam pikirannya sendiri.Seketika Nayara langsung menghen
Yuri yang baru saja menghidangkan makanan di atas meja makan dia agak sedikit tertegun melihat kemesraan yang dilakukan Kendrick pada Nayara. Sedangkan Nayara sendiri dia agak merasa canggung diperlakukan seperti itu oleh Kendrick. Dia jelas tak biasa bersikap seperti itu pada bosnya. “Maaf aku tak sempat memberitahu pihak kantor karena tadi terlalu khawatir mengetahui keadaan Kendrick yang demam tinggi tadi pagi!” tutur Yuri sambil duduk di kursi, dia berusaha untuk memperlihatkan sikap yang dewasa dan tak kekanakan. Tak cemburu walaupun hatinya saat ini tengah memberontak atas dirinya yang hanya diam saja melihat seseorang yang dia sukai malah mesra dengan wanita lain. Nayara menarik napas. Dia ingin menghilangkan sikap canggungnya di depan Yuri. Dia pun duduk di kursi di samping Kendrick. “Tak masalah! Saya malah harus mengucapkan terima kasih pada Kak Yuri karena telah merawat Kendrick untuk saya!” ujar Nayara dengan senyuman yang membuat Yuri semakin kesal karen
Keesokan harinya.eNayara pergi ke kantor seperti biasanya. Namun ada hal yang baginya berbeda hari ini. Yaitu kehadiran Kendrick yang masih belum dia lihat sejak tadi pagi. Dia pun belum mendapatkan informasi apakah Kendrick akan izin kerja ataupun masuk kantro siang hari ini."Nay kok, hari ini Pak Kendrick belum masuk kerja sih?" tanya salah satu karyawan yang merasa heran akan bosnya yang tak biasa absen dalam kerja masuk kantor."Gak tahu juga, soalnya aku belum ada konfirmasi dari Pak Kendricknya. Ponselnya gak aktif!" jawab Nayara yang merasa masih belum bisa memberikan jawaban pasti padanya.Hingga waktu berselang dua jam dari jam masuk kantor Kendrick masih belum juga masuk kantor. Hal itu membuat Nayara menjadi kebingungan dan juga ada sedikit rasa khawatir di pikirannya akan Kendrick bosnya.Dia pun sudah berulangkali menghubungi ponsel Kendrick namun tetap saja tak ada jawaban dari sana.Maka hal yang terakhir bisa dia lakukan adalah dengan
“Nayara!” Kendrick dari arah belakang memanggil Nayara yang sedang berjalan ke arahnya. Ternyata tak hanya Nayara saja yang menoleh ke arah panggilan Kendrick namun Yuri yang ada di samping Nayara dia juga ikut menoleh ke suara yang sudah sangat dia kenal dan tak asing lagi di telinganya.“Kendrick!” sapa Yuri yang langsung mendahului Nayara yang baru saja hendak menghampiri Kendrick namun langsung di susul oleh Yuri. Sontak Nayara langsung menghentikan langkah kakinya dengan tatapan wajah yang agak sedikit kecewa.Yuri mengembangkan senyumannya sangat indah ke arah Kendrick yang tersenyum padanya. Ramah seperti biasa ketika keduanya saling bertemu.“Heum,” Kendrick hanya berdeham padanya dan dia terus berjalan melalui Yuri yang berharap jika Kendrick akan datang pada dirinya. Kendrick malah datang untuk menghampiri Nayara yang dibuatnya terkejut.“Kau ke man
Nayara berbisik ke telinga Kendrick dengan perlahan nan ragu. “Pak, saya ingin ke toilet!" bisiknya dengan wajah yang meringis karena sudah tak tahan menahannya sejak keluar mobil tadi. Kendrick berdehem untuk mengalihkan kekesalannya dan merubahnya menjadi senyuman yang terlihat seperti tengah tersenyum ke arah Nayara. "Kamu ini disaat seperti ini malah ke toilet!” gumamnya dengan tekanan nada yang kesal dan juga mata yang diam-diam memelototi Nayara yang hanya bisa senyum-senyum merasa bersalah padanya. “Maafkan aku, aku janji hanya sebentar. Sekalian aku ingin memperbaiki riasan wajahku!” mohon Nayara yang kini memegangi lengan Kendrick dan memperlihatkan jika dirinya betulan ingin segera pergi ke toilet. Kendrick menghela napas panjangnya dengan wajah yang pasrah. “Ya, sudahlah! Tapi cepatlah kembali padaku!” ujarnya yang akhirnya mau melepask
Nayara dan Kendrick berjalan memasuki gedung acara pernikahan dengan langkah kaki yang sangat elega nan tenang layaknya sepasang terpadu kasih. Kini giliran di dalam gedung untuk kedua kalinya puluhan pasang mata hanya tertuju pada mereka berdua. Namun untuk kali ini Nayara tak terlalu canggung apalagi kaku karena Kendrick telah mengajarinya untuk tetap tenang di dalam pusat perhatian orang banyak dan tetap menampilkan senyuman yang cantiknya. “Wah, Kendrick ternyata kau benar datang?!” seru seseorang yang keluar dari kerumunan dan berjalan menuju ke arahnya sambil memegangi gelas yang masih berisi air berwarna merah di dalamnya. Mungkin pemiliknya hanya baru meminumnya beberapa kali teguk saja. Kendrick segera berbisik ke telinga Nayara sambil berpura-pura tersenyum ke arah orang yang sedang dalam perjalanan menuju ke arahnya. “Dia adalah Keanu, teman satu sekolahku di Amerika. Dia adalah pr