Share

Salah Gelas

Sepertinya Athaya ke ruangan Kendrick. Dengan segera Kendrick menekan sebuah tombol remote yang membuat si tembok kaca menjadi tak transparan lagi. Semuanya tampak putih seluruhnya dan tak lagi terlihat ke dalam ruangan Kendrick.

Seketika setelah Kendrick mengubah tampilan tembok ruangannya beberapa karyawan wanita langsung mendekati Nayara. Ketika mereka Nayara tampak sangat akrab dengan Athaya.

"Nay kamu kenal sama Pak Athaya?"

"Kok bisa kenal gitu sama Pak Athaya?"

"Kamu baru aja kerja belum satu hari tapi udah akrab sama Pak Athaya, sahabatnya Pak Kendrick!"

Nayara hanya menarik napas mendengar semua pertanyaan yang terlontar untuk dirinya. Nayara hanya tersenyum kepada setiap orang yang bertanya padanya dan juga yang memandangi nya.

"Aku cuman kenal sekilas aja kok sama Pak Athaya. A-aku mau kerja dulu yah.." ucap Nayara dengan nada yang seiring merendah. Dia juga tak mau menjadi membuat tak enak kepada para seniornya. Dia hanya ingin bekerja.

Tiba-tiba tembok ruangan Kendrick kembali berubah menjadi transparan kembali. Semua yang menyadari dan melihat hal itu segera berhamburan pergi ke meja mereka masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

Tiba-tiba telepon di hadapan Nayara berdering. Dengan segera Nayara mengangkatnya dengan mata yang mengarah ke arah Kendrick yang sama tengah mengangkat gagang telepon. Itu artinya panggil itu adalah dari Kendrick.

"Kamu cepat ke ruangan saya!" ucap Kendrick dengan nada yang begitu tegas. Nayara segera menutup telepon. Dia seperti robot otomatis segera berdiri dan berjalan menuju ruangan atasannya tersebut.

"Masuk!" suruh Kendrick ketika punggung tangan Nayara hendak mengetuk pintu. Terlihat seperti Kendrick tahu dimana posisi Nayara saat ini.

Tanpa berlama-lama Nayara pun masuk ke dalam ruangan. Dan segera berdiri di samping Athaya yang tengah berdiri di depan meja Kendrick.

"Ada apa Pak?" tanya Nayara yang langsung menatap ke arah Kendrick.

"Temani saya meeting hari ini, dan setelah itu sorenya kita langsung pergi ke toserba untuk membeli kebutuhan dapur seperti apa yang kamu katakan!" terang Kendrick dengan wajah yang agak canggung walau terlihat berusaha untuk berpenampilan tegas.

"Loh? Belanja juga?"

"Tapi kan," bel usai dirinya melanjutkan kalimatnya, Athaya yang disampingnya menepuk pundak Nayara yang membuatnya menjadi agak terkejut.

"Santai aja Nay, Kendrick itu gak punya temen. Jadi, dia udah merasa kamu itu sahabatnya. Jadi wajar aja kalau mulai sekarang dia bakal sedikit sedikit kamu."

"Dia asisten cuman seorang asisten dan sekretaris aja. Wajar lah, kan dibayar juga!" potong Kendrick yang memotong kalimat Athaya.

Nayara menghembuskan napasnya dengan cepat, "okey!" setujunya.

Di balik tatapan Kendrick yang menatap Nayara tampak pasrah. Dia tersenyum tipis. Merasa berhasil apa yang sedang dia rencanakan sendiri. Entah, mungkin dia sudah mulai terpikat oleh Nayara hanya karena gengsinya yang terlalu tinggi.

"Oh ya, kamu harus ingetin Kendrick untuk nanti jam satu makan obat. Jangan sampe telat ya!" kata Athaya mewanti-wanti Nayara. Dia menyerahkan segala kesehatan Kendrick di tangan Nayara.

"Apa separah itu ya Pak?" tanya Nayara yang langsung merubah posisi berdirinya menghadap Athaya yang berada di samping dirinya.

Athaya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum hangat. Membuat hati Nayara, hati seorang gadis menjadi luluh oleh lesung pipi yang dimilikinya. Belum lagi tariknya ujung kelopak matanya yang menjadi sipit.

Untuk beberapa detik Nayara sempat terbawa suasana. Dia tanpa sadar menatap Athaya dengan penuh harapan. Kendrick yang menangkap basah Nayara seperti itu dia segera menggebrak meja secara sengaja membuat Nayara sadarkan diri.

Athaya tersenyum nyaris tertawa kecil. Berbeda dengan wajah Kendrick yang tampak sangat masam.

"Sekarang kita pergi!" ajak Kendrick yang segera berdiri dan berjalan perlahan namun pasti dia meninggalkan ruangannya sendiri.

Nayara yang tertinggal beberapa langkah darinya segera menyusul yang sebelumnya berpamitan dengan Athaya.

"Saya permisi Pak!" ucap Nayara yang kemudian bergegas segera membuntuti langkah Kendrick. Nayara agak canggung berjalan di belakang Kendrick. Dirinya menyadari jika langkahnya dengan Kendrick tengah menjadi pusat perhatian. Belum lagi setiap orang yang mereka lalui selalu merindukan tubuh mereka sebagai penghormatan kepada atasan mereka. Atasan yang akan menjadi pewaris pemilik perusahaan di mana mereka bernaung mencari rezeki.

Nayara mengikuti rapat hingga melalui waktu jam minum obat Kendrick. Dirinya ingin sekali menghentikan rapat tersebut karena teringat nasihat Athaya yang mengatakan jika Kendrick tak boleh telat minum obat. Nayara berusaha memberikan banyak kode pada Kendrick yang berakhir pada kegagalan.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Barulah rapat tersebut selesai. Kendrick tampak diam seperti tengah meringis menahan sakit dikakinya. Semua orang terkecuali Kendrick dan Nayara masih berada di dalam ruangan tersebut.

"Bapak kenapa?" tanya Nayara khawatir. Namun dirinya sudah memprediksi jika sakit di kaki Kendrick pasti akan kambuh karena telat minum obat.

Dengan segera Nayara mengeluarkan dua butir obat dari dalam tasnya yang tersimpan aman di dalam dua botol yang berbeda. Nayara segera memberikannya pada Kendrick dan juga segera menyodorkan segelas air di mana sajian air minum ketika rapat miliknya.

Kendrick sempat terbengong ketika melihat Nayara malah memberikan gelas minum yang bukan miliknya. Bukan milik pribadi Kendrick.

"Ayo Pak! Cepet diminum biar cepet ilang juga sakitnya!" seru Nayara yang tak menyadari jika gelas pemberiannya adalah bukan milik Kendrick melainkan milik dirinya.

Melihat Nayara yang begitu terlihat mengkhawatirkan dirinya. Kendrick akhirnya meminum air yang berada di gelas itu untuk mendorong obat agar mencapai lambungnya.

"Gimana Pak? Udah enakan?" tanya Nayara yang mengelus-elus punggung Kendrick dengan lembut. Dia terbiasa mengelus punggung ayahnya yang pernah sakit dan membantunya minum obat. Seperti hal sekarang ini. Seperti apa yang tengah dia lakukan pada Kendrick sekarang.

Kendrick lagi-lagi tampak terhanyut oleh sikap Nayara yang begitu tulus merawat dirinya. Mungkin memang karena pekerjaannya. Namun Kendrick malah menyalah artinya yang membuat dirinya semakin ingin mendekati Nayara secara lebih. Dia mungkin menyukai bahkan mencintai Nayara sekarang ini karena selalu diperlakukan lembut walau Kendrick sendiri selalu memperlakukannya sebaliknya pada Nayara.

"Kamu sadar gak sih, ini kan gelas punya kamu!" celetuk Kendrick yang membuyarkan pikirannya sendiri. Termasuk kekhawatirannya Nayara terhadap Kendrick. Bayar menjauhkan tubuhnya dari Kendrick.

"Ah? Iya gitu?" bingung Nayara yang melirik ke arah gelas miliknya dan juga ke arah letak gelas milik Kendrick. Benar saja, di depan Kendrick masih terdapat gelas yang terisi nyaris penuh sedangkan gelas yang seharusnya berada di depan tempat duduknya menghilang, lebih tepatnya berganti letak berada di genggaman Kendrick.

"Duh.. Maaf Pak! Tadi gak sengaja soalnya aku panik lihat Bapak kesakitan gitu!" terang Nayara yang meraih gelasnya dari tangan Kendrick yang kemudian dia simpan di atas meja.

"Kamu mau tanggung jawab kalau saya kenapa-kenapa?" cecar Kendrick sembari membereskan pakaiannya yang sempat agak sedikit acak-acakan.

"Memangnya, saya kenapa? Saya gak apa-apa kok, sehat! Lagian bapak juga gak akan kenapa-kenapa..." timpal Nayara yang tak terima mendengar ucapan Kendrick yang merasa dirugikan karena telah salah minum air di gelas yang bukan miliknya.

"Siapa yang tahu? Kalau tiba-tiba saja saya masuk rumah sakit gimana? Saya kan gak tahu kamu makan apaan di rumah," gerutu Kendrick yang masih tak mau menerima alasan dari Nayara itu.

Nayara menurunkan pundaknya. Dia kesal namun tak bisa jika pada atasannya yang satu ini. Selain memang karena orang yang akan menggajinya langsung, ditambah jika Kendrick adalah seorang pasien yang tengah sakit kaki.

"Duhh... Pak, saya jamin deh! Bapak gak akan kenapa-kenapa, lagian saya sama bapak juga sama-sama manusia, sama-sama makan nasi!!" jelas Nayara dengan banyak penekanan di beberapa kata agar Kendrick tak selalu merendahkan dirinya.

Kendrick tak lagi mencela ucapan Nayara kali ini. Dia malah seperti tengah bangga dengan apa yang diucapkan oleh Nayara. Dia tak pernah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Nayara. Dia pun belum pernah menemui orang yang tak pernah rendah diri seperti Nayara. Terkecuali rendah hati.

"Jelas beda!" tegas Kendrick yang tetap tak mau kalah bicara dari Nayara.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status