Beranda / Rumah Tangga / Kebangkitan Mafia yang Dikhianati / Bab 7: membangun kembali kehidupan

Share

Bab 7: membangun kembali kehidupan

Penulis: Ferdyfbrnsyh25
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-07 10:55:05

Hari-hari berlalu dengan cepat setelah penangkapan Adrian. Nadia dan Ferdy mulai menyesuaikan diri dengan rutinitas baru mereka. Meski masa lalu yang penuh dengan ketegangan masih membayangi, mereka berdua bertekad untuk melangkah maju dan membangun kehidupan yang lebih baik.

Pagi itu, Nadia duduk di teras rumah baru mereka, menikmati secangkir kopi. Ia merasa lebih tenang dan lega, tetapi bayangan masa lalu masih sering datang menghantui. Ferdy duduk di sampingnya, memegang tangannya dengan lembut.

"Nadia, apa yang kamu pikirkan?" tanya Ferdy, melihat raut wajah Nadia yang tampak merenung.

Nadia menghela napas. "Aku hanya berpikir tentang semua yang telah terjadi. Rasanya seperti mimpi buruk yang panjang. Aku masih sulit percaya bahwa kita berhasil melewatinya."

Ferdy mengangguk. "Kita memang telah melalui banyak hal. Tapi yang penting adalah kita ada di sini sekarang, bersama. Kita bisa mulai dari awal."

Nadia tersenyum dan merasakan ketenangan. "Kamu benar, Ferdy. Terima kasih karena selalu ada di sisiku."

Hari itu, mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kota. Mereka menikmati suasana yang damai, jauh dari hiruk-pikuk dan ketegangan masa lalu. Ferdy bercerita tentang rencananya untuk membuka bisnis baru yang lebih bersih dan legal, meninggalkan dunia gelap yang pernah ia jalani.

"Aku ingin mencoba sesuatu yang berbeda, Nadia. Aku ingin kita bisa hidup tanpa harus takut atau bersembunyi. Aku berpikir untuk membuka restoran atau kafe. Bagaimana menurutmu?" tanya Ferdy dengan antusias.

Nadia tersenyum, merasa bersemangat dengan ide Ferdy. "Aku pikir itu ide yang bagus, Ferdy. Kita bisa memulai sesuatu yang baru dan membangun masa depan kita bersama. Aku akan mendukungmu sepenuhnya."

***

Beberapa minggu kemudian, Ferdy dan Nadia mulai merealisasikan rencana mereka. Mereka menemukan sebuah bangunan kosong di pusat kota yang cocok untuk dijadikan restoran. Dengan bantuan dari beberapa teman Ferdy yang masih setia, mereka mulai merenovasi tempat itu.

Selama proses renovasi, Nadia menemukan kebahagiaan baru dalam bekerja bersama Ferdy. Mereka saling mendukung dan bekerja keras untuk mewujudkan impian mereka. Setiap hari, mereka melihat perkembangan yang semakin nyata, dan ini memberikan mereka semangat baru.

Suatu sore, setelah hari yang melelahkan, Ferdy dan Nadia duduk di lantai restoran yang hampir selesai direnovasi. Mereka melihat sekeliling dan merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai.

"Kita hampir sampai, Nadia. Restoran ini akan menjadi awal baru bagi kita," kata Ferdy dengan senyum bangga.

Nadia mengangguk. "Aku tidak sabar untuk melihatnya beroperasi. Ini akan menjadi tempat di mana kita bisa benar-benar memulai hidup baru."

***

Pada hari pembukaan restoran, teman-teman dan keluarga mereka datang untuk merayakan. Restoran tersebut penuh dengan tawa dan kegembiraan. Nadia dan Ferdy bekerja bersama di dapur, melayani pelanggan dengan senyuman. Mereka merasa bahwa semua kerja keras dan pengorbanan mereka telah terbayar.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, Ferdy masih merasa ada sesuatu yang belum selesai. Meskipun dia telah meninggalkan dunia bawah, dia tahu bahwa musuh-musuhnya mungkin masih mengintai. Dia tidak ingin Nadia terlibat dalam bahaya lagi.

Malam itu, setelah restoran tutup, Ferdy berbicara serius dengan Nadia. "Nadia, aku ingin kita selalu waspada. Meskipun kita telah meninggalkan masa lalu, kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan ancaman yang mungkin datang."

Nadia memahami kekhawatiran Ferdy. "Aku mengerti, Ferdy. Kita harus tetap berhati-hati. Tapi aku percaya bahwa kita bisa menghadapinya bersama."

Dengan semangat baru dan tekad yang kuat, Ferdy dan Nadia terus menjalankan restoran mereka. Mereka menikmati setiap momen kebersamaan dan merasakan kebahagiaan yang semakin tumbuh. Namun, mereka juga selalu siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin datang.

***

Beberapa bulan kemudian, restoran mereka menjadi sangat populer di kota. Pelanggan selalu ramai, dan bisnis mereka berkembang pesat. Nadia dan Ferdy semakin dekat dan merasa lebih kuat bersama.

Suatu malam, setelah restoran tutup, Ferdy mendapat telepon dari seorang teman lama. "Ferdy, ada kabar penting. Salah satu musuh lama kita telah muncul kembali. Dia sedang mencari cara untuk membalas dendam."

Ferdy mendengar kabar itu dengan serius. Dia tahu bahwa ini bisa menjadi ancaman besar bagi mereka. "Terima kasih atas informasinya. Aku akan bersiap-siap."

Ferdy mengakhiri telepon dan mendekati Nadia. "Nadia, kita harus lebih berhati-hati. Ada ancaman baru yang mungkin datang. Aku tidak ingin kita lengah."

Nadia merasakan kekhawatiran, tetapi dia juga merasa siap. "Kita sudah melewati banyak hal, Ferdy. Aku yakin kita bisa menghadapi ini juga."

Dengan keberanian dan persiapan, Ferdy dan Nadia bertekad untuk melindungi apa yang telah mereka bangun. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, tetapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa mengatasi segala rintangan.

Masa depan mungkin tidak pasti, tetapi dengan cinta dan dukungan satu sama lain, Nadia dan Ferdy siap menghadapi apa pun yang datang. Mereka berdua tahu bahwa selama mereka bersama, tidak ada yang bisa menghentikan mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 107: Babak Baru Kehidupan

    Matahari pagi bersinar lembut di atas desa, memberikan kehangatan yang meresap ke hati setiap penduduk. Hari itu terasa berbeda, lebih tenang, tetapi juga lebih penuh harapan. Pusat pembelajaran yang telah dibangun dengan kerja keras menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Laras dan Rizal bersama komunitas desa. Namun, meski proyek besar itu telah selesai, perjalanan hidup mereka masih jauh dari kata usai.Hari itu, Laras dan Rizal memutuskan untuk memulai rapat kecil dengan para pengurus pusat pembelajaran. Ada banyak hal yang harus mereka bahas, dari jadwal pelatihan hingga pengelolaan perpustakaan. Mereka ingin memastikan bahwa tempat itu terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.“Aku berpikir untuk mengadakan pelatihan komputer,” ujar Rizal di tengah diskusi. “Kita bisa mulai dari hal-hal dasar seperti mengetik dan menggunakan internet. Ini akan membantu mereka terhubung dengan dunia luar.”Laras mengangguk setuju. “Itu ide bagus. Selain itu, kita juga bisa

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 106: Cahaya Baru di Ujung Perjalanan

    Setelah lahan untuk pusat pembelajaran resmi menjadi milik komunitas, Laras dan Rizal tidak membuang waktu untuk memulai pembangunan fasilitas permanen. Sebuah rapat besar diadakan di balai desa, melibatkan penduduk, relawan, dan pemuda desa untuk berdiskusi tentang rencana dan desain pusat pembelajaran baru.“Ini adalah milik kita bersama,” kata Laras membuka rapat. “Kami ingin mendengar pendapat kalian tentang apa yang dibutuhkan agar tempat ini menjadi rumah bagi pendidikan dan perkembangan desa.”Beberapa orang mulai memberikan ide-ide mereka. Siti, seorang ibu muda yang sering mengikuti kegiatan belajar-mengajar, mengusulkan adanya ruang khusus bagi ibu-ibu untuk belajar keterampilan baru.“Kami butuh sesuatu yang bisa membantu kami menambah penghasilan,” katanya dengan semangat.“Setuju,” sahut Pak Hadi, seorang petani setempat. “Kalau bisa, ada juga pelatihan teknologi pertanian modern.”Rizal mencatat semua usulan itu. Ia menambahkan, “Kita juga bisa membangun perpustakaan kec

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 105: Keteguhan Hati di Tengah Perubahan

    Setelah kembali dari desa terpencil, Laras dan Rizal memulai babak baru dalam perjuangan mereka. Program pendidikan yang mereka bangun di sana mulai menunjukkan hasil. Berbagai laporan dari tim lapangan mengabarkan bahwa anak-anak semakin semangat belajar, para pemuda mulai mengajukan ide-ide untuk memperbaiki desa, dan komunitas menjadi lebih solid.Namun, kabar baik itu tidak berarti tanpa tantangan. Saat Laras dan Rizal duduk di ruang kerja mereka di kantor kecil Rumah Kita, telepon berdering.“Laras, kita punya masalah besar,” suara Maya, salah satu relawan senior mereka, terdengar di ujung telepon.Laras langsung merasa waspada. “Apa yang terjadi, Maya?”“Lahan yang kita gunakan untuk pusat pembelajaran sementara di desa itu ternyata akan dijual oleh pemiliknya. Kalau tidak segera bertindak, kita bisa kehilangan tempat itu,” jelas Maya dengan nada cemas.Rizal, yang mendengar percakapan itu, langsung menegakkan tubuhnya. “Apa kita tahu siapa pemiliknya?” tanyanya setelah Laras me

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 104: Cahaya Baru di Tengah Perjuangan

    Pagi itu, Laras dan Rizal sibuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke salah satu wilayah terpencil yang akan menjadi lokasi program pendidikan baru dari Rumah Kita. Dengan dana hasil penggalangan festival seni yang sukses besar, mereka kini bisa merealisasikan rencana untuk membangun pusat pembelajaran di sana.“Semua barang sudah masuk ke mobil, kan?” tanya Laras sambil memeriksa daftar logistik di tangannya.“Sudah, semuanya lengkap,” jawab Rizal sambil memastikan tenda portabel dan peralatan belajar sudah diangkut.Perjalanan kali ini memiliki arti yang sangat mendalam bagi mereka. Bukan hanya sebagai upaya untuk memperluas misi mereka, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada masyarakat yang akan mereka bantu.---Setelah menempuh perjalanan enam jam yang penuh tantangan, mulai dari jalanan yang berlumpur hingga tanjakan curam, akhirnya mereka tiba di desa kecil di kaki bukit. Desa itu tampak sederhana, dengan rumah-rumah dari kayu dan atap seng yang terlihat sudah tua.“Selamat

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 103: Langkah Pertama Menuju Impian Baru

    Hari itu, Laras dan Rizal memulai pagi dengan semangat baru. Setelah resmi bertunangan, mereka merasa hubungan mereka semakin kuat. Namun, baik Laras maupun Rizal tahu bahwa cinta saja tidak cukup. Mereka memiliki tanggung jawab besar, tidak hanya pada satu sama lain tetapi juga pada visi mereka untuk mengembangkan Rumah Kita."Jadi, apa langkah kita berikutnya?" tanya Rizal sambil menyeruput kopi paginya.Laras memandang papan tulis kecil di dinding dapur, di mana mereka sering menuliskan rencana mingguan. "Aku pikir kita harus fokus pada ekspansi program pendidikan kita. Ada banyak anak di daerah terpencil yang belum terjangkau."Rizal mengangguk setuju. "Aku setuju. Tapi untuk itu, kita butuh lebih banyak dana dan mitra yang kuat. Kita bisa menghubungi beberapa organisasi yang kita temui saat acara sosial bulan lalu."Laras tersenyum. "Kita bisa melakukannya bersama. Kita sudah pernah menghadapi tantangan besar sebelumnya, dan aku yakin kita bisa melakukannya lagi."---Sore hariny

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 102: Cinta yang Kembali Bersemi

    Pagi itu, langit cerah, dan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela kamar Laras. Ia bangun dengan perasaan lega setelah malam panjang yang penuh kenangan indah. Hari sebelumnya adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya, tetapi ia tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang.Setelah menyelesaikan rutinitas paginya, Laras turun ke dapur. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara. Rizal sudah ada di sana, sibuk menyiapkan sarapan sederhana."Selamat pagi," sapa Rizal dengan senyum lebar."Selamat pagi," balas Laras sambil duduk di meja. "Kamu bangun lebih pagi hari ini.""Aku hanya ingin memastikan kamu memulai harimu dengan baik," jawab Rizal.Laras tersenyum. Ada sesuatu yang berbeda pada Rizal pagi itu, seolah-olah ia menyimpan sesuatu yang ingin disampaikan. Namun, Rizal hanya menyajikan sarapan dan mengobrol ringan seperti biasa.---Beberapa jam kemudian, Laras menerima panggilan dari salah satu mitra kerja Rumah Kita. Mereka mendiskusikan peluang untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status