Ferdy adalah seorang pria yang tampak biasa saja, bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan yang tidak seberapa. Hidupnya berubah ketika ia menikahi Nadia, wanita cantik yang ia cintai. Namun, kebahagiaan Ferdy tidak berlangsung lama. Keluarga Nadia, yang selalu meremehkannya karena penghasilannya yang rendah, mulai merongrong kehidupan rumah tangga mereka. Dipengaruhi oleh keluarganya yang materialistis, Nadia terjebak dalam hasutan mereka untuk meninggalkan Ferdy demi Adrian, seorang pria kaya yang dianggap lebih menjanjikan.
View MoreUdara dingin menerpa wajah Ferdy ketika helikopter mulai menjauh dari reruntuhan gedung yang baru saja meledak. Semburan api masih terlihat dari jauh, membakar apa pun yang tersisa. Semua orang di dalam helikopter diam, tidak ada yang berbicara. Mereka masih terguncang oleh jebakan yang hampir saja menewaskan mereka. Namun, di tengah kesunyian itu, amarah Ferdy membara. Aldo, yang duduk di sebelahnya, menatap Ferdy dengan pandangan penuh keprihatinan. "Boss, kita harus menyusun ulang strategi. Mereka sudah tahu semua gerakan kita, dan ini bukan pertarungan biasa. Musuh kita kali ini jauh lebih licik."Ferdy mengangguk, meski pandangannya masih tertuju ke luar jendela. "Kita salah langkah, tapi ini belum berakhir. Mereka mungkin sudah menghancurkan markas kita, tapi mereka belum menghancurkan kita.""Bagaimana kita bisa melawan balik?" tanya Aldo, mencoba merencanakan langkah selanjutnya. "Mereka jelas lebih siap. Siapa pun yang memimpin mereka, tahu setiap gerakan kita dan bahkan ren
Suara ledakan yang menggema masih berputar di kepala Ferdy. Kepanikan terasa di udara, namun Ferdy tidak bisa membiarkan dirinya terguncang. Ia tahu betul bahwa dalam dunia seperti ini, kehilangan kendali berarti kalah. Matanya tetap fokus pada layar yang baru saja menjadi hitam. Timnya, yang sebelumnya siap siaga, kini terputus dari komunikasi.Aldo bergegas masuk ke ruangan, wajahnya menunjukkan ketegangan yang tak bisa disembunyikan. "Kami kehilangan kontak dengan beberapa tim. Sepertinya mereka sudah berada dalam perangkap musuh."Ferdy menggertakkan gigi, menatap layar yang kosong itu dengan mata tajam. "Berapa banyak tim yang hilang?""Empat tim utama di titik strategis yang kita pasang," jawab Aldo. "Musuh tahu langkah kita, dan mereka memanfaatkannya dengan sempurna."“Keparat,” gumam Ferdy dengan nada rendah tapi penuh amarah. "Mereka tahu kita sedang memancing mereka. Tapi bagaimana bisa mereka bereaksi begitu cepat?"Aldo hanya menggelengkan kepala. "Entah bagaimana, mereka
Ferdy berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke kota. Gemerlap lampu-lampu malam membentuk pola indah, tetapi baginya, semua itu terasa hambar. Kota yang selama ini menjadi arena permainannya kini dipenuhi ancaman yang tak terlihat. Musuh-musuhnya bersembunyi dalam bayang-bayang, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.Aldo telah memberi tahu tentang pergerakan bawah tanah yang semakin aktif. Kelompok-kelompok kecil yang sebelumnya dianggap tak berdaya kini menunjukkan taring mereka. Mereka bukan lagi sekadar serpihan yang tersebar, tetapi ancaman nyata yang harus diperhitungkan.Ferdy merenung, mengingat setiap langkah yang telah diambil. Langkah-langkahnya selama ini penuh perhitungan. Dia bukan seseorang yang bertindak impulsif. Setiap gerakan musuh telah diperhitungkan, tetapi kali ini, ada yang berbeda. Lawannya tampak lebih berani, lebih cerdas. Mereka menyusun strategi dengan hati-hati, tidak lagi bergerak sembarangan.Pintu ruangannya terbuka, Aldo masuk tanpa menget
Ferdy duduk di balkon kamarnya, menikmati secangkir kopi yang hangat. Angin malam menghembus perlahan, membawa kesegaran yang membuat pikirannya lebih jernih. Meski banyak hal telah terjadi, ia merasa ini adalah momen yang tenang, sejenak sebelum badai berikutnya datang.Pikirannya kembali ke pertemuan dengan para pemegang saham. Mereka semua mendukungnya, setidaknya untuk saat ini. Tapi Ferdy tahu dunia ini kejam, dan kepercayaan bisa hilang dalam sekejap. Dia tidak bisa lengah. Rencana yang ia susun baru saja dimulai, dan dia harus memastikan setiap langkahnya tepat, tanpa celah untuk serangan balik.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat dari arah pintu. Aldo masuk, wajahnya tampak serius, menyiratkan bahwa sesuatu telah terjadi."Ada sesuatu yang perlu kau lihat," kata Aldo tanpa basa-basi.Ferdy meletakkan cangkir kopinya, berdiri, dan mengikuti Aldo menuju ruang kerja. Sesampainya di sana, Aldo menyalakan layar besar di dinding. "Kita mendapatkan informasi baru. Sepert
Setelah jatuhnya Darius, keadaan mulai tenang. Dunia Ferdy, yang selama ini dipenuhi dengan konspirasi, pengkhianatan, dan ancaman, perlahan-lahan mulai kembali ke jalurnya. Meski kekuasaan Darius telah runtuh, Ferdy tahu bahwa langkah ke depan tidak akan mudah. Masih ada bekas luka yang perlu disembuhkan, dan dunia bisnis serta kekuasaan yang dia jalani masih penuh dengan bahaya yang belum terlihat. Namun, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Ferdy merasa bisa bernapas dengan lega.Dia duduk di ruang kerjanya yang luas, menatap tumpukan dokumen di mejanya. Semua kekacauan yang ditinggalkan Darius sekarang menjadi tanggung jawabnya untuk diatasi. Namun, dia tidak merasa terbebani. Justru, ini adalah awal dari kebebasan yang selama ini dia impikan—kesempatan untuk membangun kembali segalanya, dari awal, sesuai dengan prinsip-prinsipnya sendiri."Ferdy, rapat dengan para pemegang saham akan dimulai dalam sepuluh menit," kata Aldo, yang masuk ke ruangan itu dengan membawa tablet d
Darius mundur selangkah ketika Ferdy masuk ke ruangannya dengan tenang, diikuti oleh beberapa orang kepercayaannya. Ruangan yang megah, dengan lampu kristal bergemerlapan di atas kepala, tampak begitu kontras dengan ketegangan yang mencekam di antara kedua pria itu. Darius, yang biasanya angkuh dan penuh kendali, kini terlihat terguncang. Seluruh skandal yang meledak di media dalam waktu singkat telah membuatnya kehilangan pijakan. Semua rahasianya terbongkar, dan pasukan yang dia kirim untuk menumpas Ferdy sudah kehabisan tenaga."Dari semua orang, aku tidak menyangka akan kau yang berani melakukan ini, Ferdy." Suara Darius berat, mencoba terdengar percaya diri meskipun jelas ada keraguan di dalamnya.Ferdy tersenyum tipis, tapi matanya tetap dingin. "Kau meremehkan banyak hal, Darius. Kau terlalu percaya diri dengan kekuasaan dan koneksimu. Tapi seperti yang kau lihat sekarang, semuanya rapuh. Hanya perlu sedikit dorongan, dan seluruh duniamu runtuh."Darius meremas gagang meja di d
Ferdy berdiri di depan para anak buahnya dengan pandangan tegas. Malam ini, pergerakan besar akan dimulai. Setelah berhasil menjebak anak buah Darius dan mengirimkan pesan yang jelas, tidak ada lagi yang bisa ditahan. Ini bukan lagi soal melindungi Aldo, ini tentang melindungi seluruh apa yang sudah mereka bangun, keluarga, dan kehormatan mereka."Kita tidak akan menunggu lagi," kata Ferdy dengan suara berat yang bergema di ruangan gudang tua itu. "Darius harus dihentikan malam ini. Jika tidak, dia akan terus datang, menyerang, dan menghancurkan apa pun yang kita punya."Semua mata tertuju padanya, mendengarkan dengan seksama. Di tengah suasana mencekam itu, Doni berjalan maju. "Apa rencana kita? Kita tidak bisa hanya melawan secara fisik. Darius punya terlalu banyak koneksi dan sumber daya."Ferdy tersenyum tipis. "Kita akan menggunakannya melawan dia. Darius terlalu percaya diri dengan jaringannya, tapi kita sudah cukup lama mempelajari pergerakannya. Ini waktunya mengalahkannya den
Pagi yang suram menggantung di langit, memancarkan aura ketegangan di antara semua orang yang terlibat dalam pertempuran diam-diam ini. Ferdy berdiri di jendela, menatap keluar dengan pikiran yang berat. Di belakangnya, Aldo duduk di kursi dengan ekspresi cemas, sementara Doni baru saja tiba membawa berita terbaru. Semua mata tertuju pada Doni, menunggu kabar buruk yang mungkin sudah mereka duga akan datang."Kabar buruk," kata Doni, memecah keheningan ruangan. "Darius sudah tahu lebih banyak dari yang kita kira. Dia sudah mulai bergerak untuk mengepung kita. Orang-orangnya ada di mana-mana, dan mereka tidak hanya mencari Aldo."Ferdy mengernyit. "Apa maksudmu?"Doni menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Mereka tidak hanya mengejar Aldo. Darius tahu bahwa kau juga terlibat, Ferdy. Mereka sudah mulai melacak jejakmu. Jika kita tidak segera bertindak, mereka akan menemukan kita."Ferdy merasakan darahnya mendidih. Darius sudah melangkah terlalu jauh. Jika ia berani menyentuh Aldo
Pagi itu, udara di sekitar terasa lebih tegang dari biasanya. Ferdy duduk di teras rumahnya, memandangi langit yang tampak mendung. Pikiran-pikirannya berkecamuk. Meski Aldo telah setuju untuk membantu, Ferdy tahu bahwa keputusan tersebut belum sepenuhnya membuatnya aman. Masih ada banyak risiko yang harus ia hadapi, terutama dari Darius, yang terkenal licik dan tidak segan-segan mengorbankan siapa saja yang menghalangi jalannya.Nadia keluar dari dalam rumah membawa secangkir kopi untuk Ferdy. Dia duduk di samping suaminya, menatapnya dengan senyum tipis. "Apa yang kamu pikirkan sekarang?" tanyanya lembut.Ferdy menatapnya, lalu menggelengkan kepala. "Aku hanya memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Segalanya bisa berubah dalam sekejap. Aku merasa ada sesuatu yang besar yang akan terjadi."Nadia mengangguk, memahami kecemasan suaminya. "Tapi kamu sudah mempersiapkan segalanya, kan?"Ferdy tersenyum tipis. "Ya, semampuku. Tapi dalam permainan seperti ini, selalu ada yang tidak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments