Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 500. Penyergapan The Killer

Share

500. Penyergapan The Killer

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-04-16 21:49:06

Langit Negeri Malam menggantung redup di atas pelabuhan udara itu. Kabut tipis mulai menyelimuti jalanan saat Rendy dan keempat Penjuru Angin melangkah keluar dari terminal. Jalan-jalan di Dark City tampak sibuk, tapi sepi dari tatapan awam terhadap kelompok kecil yang begitu tenang namun mengintimidasi.

Namun ketenangan itu hanya bertahan sekejap.

Ledakan mendadak mengguncang sisi timur bangunan parkir bandara. Rendy refleks memutar tubuh, tangan kanannya otomatis menyentuh gagang Pedang Kabut Darah yang disimpannya di Cincin Ruang. Suara alarm meraung. Asap dan puing beterbangan, membungkus langit dengan abu hitam dan percikan api.

Dari balik kabut itu, sosok-sosok berjubah hitam menyembul. Mereka bergerak dengan kecepatan abnormal—seolah meluncur di udara. Mata mereka tertutup topeng setengah wajah, membawa senjata api dan belati yang seolah menyatu dengan tangan mereka.

“The Killer…” gumam Laras dengan sorot dingin.

Ia mengenali anggota The Killer yang akan membunuh tanpa meningg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   Sekilas Negeri Malam

    Sistem Cahaya dan Energi : Surya BuatanNegeri Malam tidak mengenal matahari alami. Langit mereka selalu diselimuti mendung hitam pekat yang abadi akibat peristiwa besar bernama Perang Langit Tertutup, sebuah konflik kuno yang menyebabkan langit di wilayah ini kehilangan sinar alami.Sebagai gantinya, mereka menciptakan Energi Surya, bola cahaya buatan yang mengambang di langit. Ini adalah teknologi campuran antara rekayasa energi dan sihir kuno yang ditambatkan pada rangkaian kristal hitam di menara-menara penjaga. Cahaya ini hangat namun steril, tidak pernah benar-benar bisa mengusir rasa dingin yang terus mengendap di kulit dan hati.Banyak penduduk percaya bahwa cahaya palsu ini menyimpan jiwa-jiwa dari para penyihir tua yang dikorbankan demi menciptakannya.Arsitektur dan Tata Kota: Keindahan dalam KegelapanKota-kota di Negeri Malam dibangun menjulang tinggi dengan gaya gothic futuristik—menara hitam mengilap, jembatan melengkung di antara bangunan, dan taman-taman violet bercaha

    Last Updated : 2025-04-17
  • Kebangkitan Naga Perang   501. Pasukan Bayaran Kronos

    Laras melangkah maju dengan mata menyipit. “Kau sadar apa yang kau katakan barusan, Rendy? Sheila Tanoto tidak mungkin mau bergabung denganmu! Ia menyuruh kami menjemputmu hanya karena ia penasaran dengan tujuanmu menemuinya. Ia tidak mau kamu tewas oleh Kakak sulungnya, Sang Pewaris Negeri Malam yang masih bersembunyi!”Lintang menambahkan dengan nada penuh tekanan, “Dan lebih dari itu… dia sangat membencimu.”Rendy menatap mereka satu per satu, lalu mengalihkan pandangannya ke arah puing bangunan tempat The Killer sempat menghilang. “Justru karena itu aku datang padanya. Hanya orang yang pernah jatuh sejatuh-jatuhnya yang bisa berdiri dengan kekuatan yang baru. Aku tahu dia belum melupakan sumpah kami di Dunia Paralel.”Namun saat Rendy akan melangkah ke mobil cadangan yang dipanggil Laras dari cincin dimensi, ledakan lain mengguncang jalanan.BOOOM ...!!!Asap membumbung dari bawah tanah—sebuah ranjau sihir aktif meledak, membuat mobil cadangan hancur dalam sekejap. Dari celah-cela

    Last Updated : 2025-04-17
  • Kebangkitan Naga Perang   502. Menemui Sheila Tanoto

    Rumah Sheila Tanoto ...Beberapa jam setelah pertarungan.Udara malam di Negeri Malam menyusup dingin, seperti jemari hantu yang merambat di kulit dan menusuk sampai ke tulang sumsum. Kabut abadi bergelayut di udara, mengalir pelan-pelan di antara pohon-pohon gelap dan pilar batu hitam yang melingkari kompleks keluarga Tanoto. Kompleks itu ibarat benteng dari dunia lain—sunyi, berbahaya, dan memancarkan aura kuno yang membuat bulu kuduk meremang.Di ujung jalan batu berlumur embun, gerbang besi tinggi berdiri angkuh. Ukiran naga menari di permukaannya, namun bukannya menggetarkan, bentuk mereka seolah tercabik oleh arang dan waktu. Saat Rendy dan Empat Penjuru Angin mendekat, gerbang itu membuka dengan decit nyaring seperti jeritan logam, seolah enggan membiarkan mereka masuk.Bayangan seseorang muncul di balik kabut. Seorang wanita berdiri tegak, tubuhnya dibalut pakaian hitam yang membaur dengan kegelapan. Rambutnya sebahu, lurus, seperti helai-helai malam yang menolak memantulkan c

    Last Updated : 2025-04-19
  • Kebangkitan Naga Perang   503. Menjebak Sindikat Organ

    NEGERI MALAM – Distrik HitamBeberapa hari telah berlalu sejak mereka tiba di Distrik Hitam—sebuah labirin kelam di jantung Negeri Malam yang bahkan cahaya pun enggan singgah terlalu lama. Udara di distrik itu seperti bernapas dengan berat, penuh kabut tipis yang menggantung rendah, menyerap bau asap rokok basi, alkohol murahan, dan karat dari pabrik-pabrik tua yang sudah lama ditinggalkan hukum.Rendy—atau Dylan, sebagaimana ia dikenal di sana, menyamar sebagai turis bodoh dari Khatulistiwa. Nama samaran yang sederhana, tapi cukup untuk membuat musuh meremehkannya. Ia menyewa sebuah kamar kecil di penginapan yang bahkan tikus pun tampak enggan menetap. Dindingnya lembab, penuh bercak jamur dan retakan menyerupai akar pohon mati. Setiap kali ia berbalik di atas ranjang usang yang berderit, debu halus beterbangan seperti abu dari bara kenangan yang belum padam.Di bawah penginapan, Lintang dan Laras bekerja sebagai penjaga bar, menyamar dengan seragam hitam ketat dan raut wajah bosan. N

    Last Updated : 2025-04-20
  • Kebangkitan Naga Perang   504. Elemental Naga Baru : Sheila Tanoto

    Ledakan mengguncang lantai bawah tanah markas gelap itu, menelan suara jeritan dan derak logam. Percikan api menari di udara yang berbau mesiu dan darah. Tepat di detik yang genting, sesosok tubuh melesat dari langit-langit seperti bayangan petir.Crakkk!Dua penjaga tak sempat mengangkat senjata. Lena, dengan mata berkilat penuh murka, mendarat ringan di punggung salah satu, pisau pendeknya menyayat leher keduanya dalam satu gerakan. Kabut darah menyembur seperti lukisan merah di udara, sementara tubuh mereka ambruk tanpa suara.Dari balik bayangan, Laras muncul bagai ilusi—tapi sentuhannya nyata. Tangannya bersinar biru kehijauan, dan setiap kali dia menyentuh lawan, tubuh mereka kejang, mata melotot dalam keheningan ngeri."Jangan bergerak," bisiknya ke salah satu penjagal sebelum menyentuhkan telapak tangan ke dada pria itu. Arus listrik menggelegar ke seluruh tubuhnya, membuatnya roboh dengan wajah terbelalak membeku.Di atas, Lily menyatu dengan aliran angin. Rambut peraknya berp

    Last Updated : 2025-04-20
  • Kebangkitan Naga Perang   505. Azerith - Pewaris Negeri Malam

    Dua malam telah berlalu sejak aliansi antara Rendy dan Sheila terbentuk—sebuah kesepakatan rapuh yang ditandai dengan percikan api kebencian masa lalu dan bara tekad akan pembalasan. Malam ini, langit Negeri Malam tampak lebih kelam dari biasanya, seolah bintang pun enggan menatap apa yang akan terjadi.Delapan sosok berdiri tegak di pelataran batu obsidian di depan Menara Tanpa Bayangan—bangunan menjulang dengan dinding berkilau hitam pekat yang tampak hidup, berdenyut halus seperti nadi monster kuno yang sedang tertidur. Cahaya bulan pun lenyap begitu menyentuh permukaannya, seakan tertelan oleh lapisan spiritual yang tak mengenal pantulan.Rendy berdiri paling depan. Nafasnya terlihat dalam kepulan dingin malam, tapi keringat hangat membasahi tengkuknya. Di sisinya, Sheila tampak tenang, namun sorot matanya tajam seperti bilah belati yang disembunyikan di balik senyuman.Empat Penjuru Angin mengitari mereka dalam formasi setengah lingkaran, menjaga dua orang di belakang: para saksi

    Last Updated : 2025-04-21
  • Kebangkitan Naga Perang   506. Satria Tanpa Jiwa

    Azerith melangkah maju, jubahnya berkibar perlahan seiring gerakannya. Suhu ruangan turun drastis. Nafas menjadi uap putih.“Itu semua hanya... umpan. Seleksi alam, Sheila. Dunia Bawah tidak butuh simpati. Ia menuntut kekuatan. Yang lemah... hilang. Yang kuat... bertahan. Itu hukum satu-satunya di sini.”Ia berhenti tepat di depan Sheila. Mereka hanya dipisahkan oleh helai napas.“Tapi kau... masih terlalu naif untuk mengerti.”Sheila menggertakkan gigi, menahan amarah. Tapi matanya tidak berpaling.“Kau bukan Tuhan, Azerith. Dan aku di sini... untuk menjatuhkan dewa palsu.”Langkah Rendy menggema di antara debu dan reruntuhan menara tua. Bayangan dari nyala obor menari di wajahnya yang tegang, rahangnya mengeras. Matanya tajam, penuh kemarahan yang tak bisa lagi ditahan.“Kau menyebut kehancuran sebagai seleksi?” suaranya memotong keheningan seperti kilatan petir. “Kau buang anak-anak, wanita, dan turis tak berdosa hanya untuk eksperimen sosial?”Angin mendesis, membawa aroma tanah ba

    Last Updated : 2025-04-21
  • Kebangkitan Naga Perang   507. Rahasia Keluarga Tanoto

    Kilatan petir terakhir mencabik langit, menyambar reruntuhan yang hangus di belakang Azerith. Sekilas, cahaya itu memahat siluet sosoknya yang menjulang tinggi, berdiri laksana dewa penghancur dengan pedang terangkat ke langit. Dari bilah senjata itu, lidah-lidah api neraka melompat liar, memekik dalam nyala yang bukan hanya membakar udara, tapi juga jiwa. Tangisan lirih bergema dari logamnya—jeritan ribuan roh yang terperangkap di dalam, merintih antara harapan akan kebebasan… atau kehancuran abadi.Sheila tersentak. Tumitnya bergeser ke belakang, satu langkah kecil yang nyaris tak terdengar. Bukan ketakutan yang membuatnya mundur, tapi sesuatu yang lebih kompleks—kesadaran akan kekuatan yang berdiri di hadapannya.“Rendy…” bisiknya, tangan refleks terangkat. Tapi sebelum ia bergerak lebih jauh, sebuah tangan menggenggam pergelangannya.“Jangan,” ujar Rendy pelan, suaranya rendah tapi tegas, nyaris seperti bisikan petir sebelum badai.Tatapannya tertuju penuh pada Azerith, dan di mata

    Last Updated : 2025-04-22

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   523. Rendy vs Bara Sena - II

    Bara Sena menarik napas panjang, lalu melemparkannya dalam pekikan perang yang menggetarkan langit-langit balairung.“AARRRGHHH!!!”Kedua tangannya bersatu di depan dada, dan seketika api melonjak liar, melingkar membentuk mandala raksasa berwarna merah keemasan yang menyelubungi tubuhnya. Api itu berkilau dengan pola-pola kuno yang menari seperti cap naga, masing-masing garisnya seperti ditulis dengan darah para leluhur.“Api Leluhur Andalas!” raungnya.Langit-langit Balairung Matahari berdetak dengan gema mantra yang terpatri di ukiran-ukiran dinding. Pilar-pilar tua yang menopang bangunan itu tiba-tiba bersinar terang, garis-garis sihir purba menyala, mengalirkan kekuatan suci dari akar sejarah Andalas. Aura mereka menyalakan seluruh balairung, menyulut langit dalam ruangan itu menjadi nyala abadi yang mendesis pelan.Api itu bukan hanya panas—ia menyengat jiwa, menusuk kesadaran, membawa kilasan ribuan tahun sejarah dan darah yang telah tertumpah demi kerajaan ini. Bara Sena kini t

  • Kebangkitan Naga Perang   522. Rendy vs Bara Sena - I

    Benturan pertama mengguncang dunia seakan langit dan bumi menolak keberadaan pertarungan itu. Lantai kayu Balairung Matahari retak dalam pola menjalar seperti akar pohon purba, suara kayu pecah menggemuruh dari bawah kaki mereka. Getarannya menjalar hingga ke pilar-pilar penyangga yang mulai bergoyang pelan, menebarkan debu yang turun seperti hujan abu dari langit-langit.Bara Sena, dengan tubuh kekarnya yang dipenuhi tato suci, menghantam pusaran kabut merah yang membungkus tubuh Rendy. Tinju apinya menyala menyilaukan, semburan panasnya membuat udara di sekeliling bergetar seperti fatamorgana di tengah gurun.Namun, dari balik kabut merah itu, seekor naga merah transparan meraung—raungan panjang dan purba yang menggema ke seluruh penjuru ruangan. Nafasnya menguarkan hawa panas bercampur aroma darah dan belerang. Pusaran kabut berubah menjadi pusaran angin liar yang meliuk, membelokkan hantaman Bara Sena seolah waktu itu sendiri membelanya.Bara Sena menyeringai, giginya menyeringai t

  • Kebangkitan Naga Perang   521. Menantang Bara Sena

    Seruni duduk tegak, tubuhnya bersandar pada kursi kayu yang tebal. Wajahnya terpelintir sedikit, matanya menyipit tajam menatap Rendy yang berdiri di hadapannya. Di udara, terasa ketegangan yang mencekam, seperti listrik yang siap meledak. Perlahan, ia menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti peringatan, namun dibalut dengan rasa penasaran.“Elemental Naga Baru?” Suaranya serak, nyaris tak terdengar, seolah kata-kata itu berat dan penuh beban. “Kau tahu, Rendy, gelar itu bukan sekadar sebutan. Itu berarti mengguncang seluruh Andalas—menyentuh setiap sudut dunia ini.”Rendy menatapnya tanpa berkedip, setiap helaan napasnya semakin dalam, menyusup ke dalam dadanya yang berdenyut. “Aku tahu,” jawabnya dengan suara penuh tekad yang menggetarkan udara. “Dan aku tahu, aku tidak akan mendapatkan persetujuan itu hanya dengan kata-kata.”Dengan langkah perlahan namun penuh keyakinan, ia berdiri tegak. Ketegangan yang terbangun begitu kental, terasa seolah waktu berhenti sejenak. Tangan ka

  • Kebangkitan Naga Perang   520. Merekrut Seruni

    Perempuan itu menghentikan kudanya beberapa meter di depan Rendy. Udara di antara mereka seolah menjadi lebih berat. Kenangan akan masa lalu—pertarungan sengit di Horizon City, perdebatan tentang kehormatan dan tujuan, dan kekaguman diam-diam yang tak pernah sempat diutarakan—kembali mengapung di udara."Kau datang sendiri, Rendy?" Seruni akhirnya berbicara, suaranya rendah namun penuh tekanan. "Apa kau pikir aku akan lupa bahwa kau pernah hampir mengalahkanku di Horizon City?"Rendy tersenyum tipis. "Aku tidak lupa... dan aku juga tidak datang untuk mengulang masa itu. Aku datang membawa kabar yang bisa menyelamatkan Andalas—atau membinasakannya jika diabaikan."Seruni turun dari kudanya, lalu berjalan mendekat dengan langkah penuh percaya diri. Srikandi Andalas tetap berjaga di belakang, tangan mereka sudah menyentuh gagang senjata, bersiap untuk segala kemungkinan."Jika kau datang dengan niat baik," ucap Seruni sambil menatap lurus ke dalam mata Rendy, "mengapa tidak mengirim utus

  • Kebangkitan Naga Perang   519. Negeri Andalas

    Angin pagi membelai rambut panjang Sheila Tanoto saat ia berdiri di tepi landasan bandara jet pribadi di pinggiran Dark City. Suasana masih gelap karena waktu baru menunjukkan pukul 02.00 pagi. Matahari buatan masih mati digantikann oleh bulan buattan yang memiliki energi gravitasi bulan seperti di Khatulistiwa. Di belakangnya, lampu-lampu kota berkelip seperti bintang jatuh, sementara deru mesin pesawat pribadi Rendy menggeram pelan, siap untuk lepas landas. Bau logam dan bahan bakar memenuhi udara, menambah ketegangan yang terasa seperti benang halus yang siap putus kapan saja.Wajah Sheila disinari remang lampu bandara, menunjukkan keraguan yang dalam di matanya."Aku akan segera menyusulmu ke Khatulistiwa," ucapnya, suaranya tenang namun mengandung kekhawatiran. "Dan aku akan memerintahkan Empat Penjuru Angin untuk menemanimu ke Negeri Andalas. Setidaknya, mereka bisa menjadi pelindungmu dari pengkhianatan yang tak terduga."Rendy menoleh, siluetnya tegap dalam bayang pesawat. Mat

  • Kebangkitan Naga Perang   518. Hasrat Sang Elemental Naga

    Udara di apartemen terasa berat, hampir pekat, seolah setiap molekul udara merapat, menahan napas mereka dalam pusaran hasrat yang menggetarkan. Di antara gemuruh jantung yang berdetak terlalu keras, tubuh Rendy dan Sheila melebur dalam tarikan naluriah—sebuah pencarian yang tak membutuhkan kata, hanya desakan naluri yang tak terbantahkan.Sheila, dengan mata berkilat dalam cahaya remang, meraih tangan Rendy. Genggamannya kecil, namun panasnya menembus kulit hingga ke nadi. Tanpa sepatah kata pun, ia menariknya melewati ruang tamu menuju kamar tidur.Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan luas dengan jendela kaca setinggi langit-langit, menghadap langsung ke hamparan Dark City yang bermandikan cahaya malam. Lampu-lampu kota berkedip seperti bintang patah yang jatuh ke bumi, menciptakan lukisan malam yang sendu sekaligus memabukkan.Langkah-langkah mereka terhenti di tepi ranjang. Sheila berbalik perlahan. Rambut hitamnya berkilau di bawah lampu gantung, mengalir seperti ti

  • Kebangkitan Naga Perang   517. Godaan Sheila

    Mata Sheila menyipit, bibirnya membentuk senyum penuh misteri. "Oh begitu? Jadi... kamu sudah tahu semua tentang tubuhku, ya?" Nadanya melengking manis, tapi ada sesuatu yang membuat udara di antara mereka mendadak terasa lebih panas. "Apa kita pernah... bercinta di sana?"Uhuk!Rendy tersedak kopi, buru-buru menahan batuknya dengan tisu. Wajahnya memerah, entah karena panas kopi atau pertanyaan lugas yang sama sekali tidak ia duga."Hihihi..." Sheila terkikik geli, menatapnya dengan tatapan jahil. Ia menyender santai di sofa, memperlihatkan leher jenjangnya dengan sangat disengaja. "Kenapa? Kaget mendengar pertanyaanku? Bukankah aku... kekasihmu?" godanya dengan suara manja, hampir berbisik."A-aku..." Rendy berusaha menguasai diri, tapi lidahnya terasa kelu. Matanya berusaha fokus ke cangkir di tangan, tidak berani menatap langsung ke mata Sheila yang berbinar penuh rasa ingin tahu.Melihat Rendy gugup justru membuat Sheila semakin bersemangat. Ia mendekat sedikit, memperkecil jarak

  • Kebangkitan Naga Perang   516. Hadiah Kecil Sheila

    Gemuruh sorak-sorai membahana di seluruh penjuru Dark City. Malam itu, langit Negeri Malam seolah terbakar oleh kembang api yang menghujam ke udara, meledak dalam semburat warna merah darah dan biru keunguan. Udara dipenuhi aroma manis dari bunga-bunga yang dihiasi sepanjang jalan, bercampur dengan bau hangat makanan yang dibakar di setiap sudut festival.Kemenangan atas Azerith — Sang Pewaris Malam yang selama ini menjadi duri dalam upaya Sheila untuk membangun negeri ini — terasa seperti beban besar yang akhirnya terangkat dari dada semua orang. Negeri Malam, untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, merasakan apa itu kebebasan.Renata dan Jessy berdiri di tengah kerumunan, senyum mereka merekah di bawah cahaya lentera. Kilatan kebahagiaan di mata mereka membuat keduanya tampak lebih muda dari biasanya. Rencana untuk kembali ke Negeri Khatulistiwa pun mereka tangguhkan tanpa ragu, terpikat oleh atmosfer penuh sukacita ini.“Aku rasa... kita memang harus tinggal lebih lama,” ujar Je

  • Kebangkitan Naga Perang   515. Menghancurkan The Killer

    The Killer berdiri di tengah medan, darah hitam menetes dari lengannya, menodai tanah Negeri Malam yang retak. Untuk pertama kalinya dalam berabad-abad, ia merasakan tekanan—bukan dari satu musuh, tapi dari kekuatan bersatu.Jessy menggenggam erat pedang lebarnya yang bergetar karena energi spiritual. Napasnya berat, tapi matanya penuh keyakinan. Di sisi lain, Renata mengaktifkan mode serangan penuh dari Nova-Core, tubuhnya dilapisi armor spiritual tipis berkilau biru muda. Kupu-kupu logam di belakangnya mulai berubah, mengepakkan sayap berbentuk bilah tajam, siap menghujani The Killer kapan saja.Sementara itu, Rendy, walau masih berlutut dan tubuhnya gemetar, membuka matanya perlahan. Cahaya keemasan samar mulai berkedip di dalam irisnya — tanda bahwa sebagian kecil energi Naga Perang mulai bangkit kembali.The Killer menggeram rendah, suaranya seperti dua dimensi bertabrakan.“Aku... tidak akan berakhir di sini...”Dengan satu gerakan memutar, tubuhnya membelah menjadi sepuluh baya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status