Share

3 - Raja Bengis Diceraikan

Author: Gauche Diablo
last update Huling Na-update: 2024-08-12 20:38:35

“Vanya, hei!” seru Jay dengan emosi yang berusaha dia tahan sekuat mungkin.

Tidak pernah terkira dalam imaji liarnya sekalipun bahwa istrinya—Vanya, merupakan si wanita dalam aktivitas ‘mobil goyang’ yang bagi Jay sangat memalukan jika menilik dari mewahnya mobil tersebut.

Menarik napas panjang, Jay mengetuk kaca jendela agar Vanya yang saat itu sedang bergerak aktif di atas tubuh seorang pria seumuran ayahnya, mau berhenti. “Vanya! Vanya!”

Namun, bukannya Vanya terlihat malu karena terpergok olehnya dalam situasi yang sangat memalukan, wanita itu justru menurunkan setengah dari kaca jendela tanpa sungkan. Padahal penampilannya sudah kacau meski tidak telanjang bulat.

“Apa sih, Jay?!” bentak Vanya tanpa takut, justru matanya mendelik karena kesenangannya diganggu.

Ketika pria di bawah Vanya hendak berpindah posisi, Vanya justru mencegah.

“Kenapa kamu di sini dan … dan melakukan hal gini?” Jay sampai tak sanggup mengucapkan hal apa yang sedang dilakukan istrinya.

Hati Jay terluka begitu dalam ketika wanita yang dia cintai justru melakukan itu dengan pria lain di depan matanya, dan tanpa merasa bersalah apalagi malu!

“Sshh! Jangan banyak bacot! Sana pergi! Nggak usah ganggu!” ujar Vanya sambil menaikkan lagi kaca jendela dan kembali bergerak, melanjutkan apa yang terjeda.

Jay menelan saliva, berikut juga kecewanya. Dia bisa mendengar pria paruh baya itu bertanya dari dalam mobil mengenai siapa dirinya.

“Oh, itu cuma kacung di rumahku, Pak. Udah, nggak usah gubris dia! Tinggal kupukul aja kalau dia berani melapor ke mama dan papaku.” Vanya menjawab.

Mendengar ucapan Vanya, Jay tak terima. Dia menggedor jendela dan bodi samping mobil, sehingga dua orang di dalamnya terpaksa berhenti dengan kegiatan intim mereka dan mulai merapikan pakaian agar suara gedoran Jay tidak memancing perhatian warga sekitar.

Vanya membuka lagi kaca jendelanya, kali ini lebih lebar dari sebelumnya. “Apa maumu, setan?!”

“Kamu boleh nggak cinta aku, Van, tapi aku ini suamimu! Akui itu! Kita menikah secara sah!” Jay menyahut cukup keras sehingga bisa didengar pria di kursi kemudi.

Harapannya, Vanya dan pria itu tahu diri dan pergi sambil malu. Tapi, yang dia dapatkan justru tidak seperti ekspektasinya.

“Dia suami kamu, Sayang? Dia? Penyapu jalan begitu?” Si pria menatap penuh cemoohan ke Jay sambil sesekali menoleh ke Vanya.

Vanya semakin kesal karena Jay justru membongkar status mereka.

“Iya, Pak. Dia suami nggak bergunaku! Makanya aku malas sama dia! Kalau dia becus jadi suami, mana mungkin aku jatuh cinta sama Bapak yang keren ini.” Vanya masih sempat-sempatnya melontarkan rayuan ke si pria.

“Van, tega kamu, yah, bilang seperti itu di depan suamimu. Tolong hargai aku dan pekerjaanku! Aku rela kerja begini juga demi bisa menghidupi kamu.” Jay tak bisa menerima ketika Vanya dan pria itu merendahkan dirinya sebagai petugas PPSU.

Memang apa salahnya jadi petugas PPSU?

“Ngaca dong, Jay! Udah bagus kamu dipungut jadi menantu sama orang tuaku. Udah bagus aku bersedia dinikahi kamu. Apalagi kamu pernah dipenjara, ihh! Kamu pikir kamu layak sama aku? Dasar mantan napi!” Vanya semakin menjadi-jadi.

Pria itu membelalakkan mata atas kalimat apa yang Vanya semburkan baru saja.

“Sayang, dia … dia mantan napi? Serius?” tanya si pria dengan gaya dibuat-buat.

“Iya, Pak. Dia dipenjara karena menggelapkan uang perusahaan papa aku. Makanya kami bangkrut dan nasibku begini. Wajar kalau aku benci dia sampai ke ubun-ubun, kan? Bahkan aku udah malas disentuh dia! Amit-amit!” Vanya memburaikan kebohongan semakin mendalam.

Amarah di dada Jay menggelegak, siap meledak. Hanya karena dia mencintai Vanya, dia tidak menggulingkan mobil itu. Tapi, sampai kapan cinta bisa bertahan?

“Van, bukannya kamu dan keluargamu yang maksa aku jadi kambing hitam dalam kasus itu? Kamu nggak boleh lupa itu, Van!” protes Jay.

Vanya malah memutar malas bola matanya.

“Sayang, jangan mau disentuh pesakitan seperti dia! Kamu disentuhnya sama aku aja, yah!” Pria itu kemudian menyalakan mesin mobil. “Yuk, cabut! Takut, ada mantan napi! Hi hi!” ejek pria itu ke Jay.

Vanya menaikkan kaca jendelanya. Namun, Jay masih sempat melihat senyum hinaan pria itu padanya sebelum kaca benar-benar tertutup dan mobil bergerak keluar dari area itu.

Napas Jay memburu, dia banting sapunya. Dia lihat plat nomor mobil yang sudah menjauh dan dia ingat-ingat. Lalu dia ambil ponselnya.

“Ya, Bos?” tanya orang di seberang setelah mengangkat panggilan darinya.

“Carikan aku informasi dan data pemilik mobil.” Kemudian, Jay menyebutkan nomor mobil pria tadi agar dilacak oleh divisi investigasi PhantomClaw.

Tak sampai 5 menit, Jay sudah mendapatkan semua data yang diperlukan melalui email.

Ketika kembali ke rumah mertua, Jay justru disambut dengan gamparan di kepala oleh Alan.

“Kamu membuat putriku kesal hari ini, hah?” Mata melotot Alan seakan ingin menelan Jay.

Dari arah kamar, keluar Vanya yang cemberut didampingi Bonita.

“Kamu apakan putriku, dasar mantan napi sialan!” sembur Bonita ikut melotot seperti suaminya.

Tak puas begitu saja, Bonita maju dan menampar pipi Jay.

“Ma, Pa, kenapa aku yang kalian marahi? Justru Vanya yang harusnya kalian nasehati agar tidak sembarangan berkencan dengan pria, apalagi pria itu seumuran Papa.” Jay membela diri.

Bukannya malu, Vanya justru maju dan mendelik kesal.

“Nggak perlu ikut campur urusanku! Dasar tukang sapu rendahan! Jujur aja aku udah muak punya label sebagai istrimu! Apalagi aku ini pegawai MekaPrima Tech. Level kita terlalu jomplang, tau nggak?!” sengit Vanya.

Kedua tangannya ada di pinggang dengan mata melotot galak bercampur arogan ketika dia menyebutkan nama perusahaan tempat dia bekerja.

“Huh! Orang dari panti asuhan seperti dia mana paham MekaPrima Tech?” Bonita menyahut sambil mencibir.

Ucapan ibunya direspon senyum miring Vanya. Wajahnya semakin pongah, merasa dirinya jauh lebih tinggi ketimbang Jay.

“Kamu harus tau, Jay, MekaPrima Tech itu perusahaan level 1 di Pulau Cendana ini. Omset per tahunnya mencapai puluhan miliar! Ah, kamu pasti belum pernah liat uang sebanyak itu, kan?” cibir Vanya.

Jay tersenyum kecil sambil menghela napas panjang. Puluhan miliar? Itu hanya uang jajan iseng dia saja. Tapi untuk apa memberitahu Vanya?  Sepertinya Jay ingin bermain-main sebentar dengan keluarga Sagara.

“Ya, aku belum pernah liat uang sebanyak itu.” Jay sengaja mengikuti alur Vanya sambil tersenyum santai. “Lalu, apa kamu udah pernah?”

Vanya mendelik. Bonita dan Alan juga melengos canggung. Meski memiliki perusahaan pengemasan makanan dan minuman, tapi itu hanya di level 2 dan tidak begitu besar.

“Oh, kamu juga belum pernah liat?” Jay semakin terdengar mengejek.

Tapi Vanya tak mau kalah dan berkata, “Aku bisa dengan mudah minta Om Deri nunjukin aku uang puluhan miliar!”

Dagu Vanya terangkat naik untuk menunjukkan dominasi kekuatan statusnya di hadapan Jay.

“Oh, bapak-bapak tua yang tadi berkencan denganmu di mobil itu? Jadi namanya Deri?” Jay manggut-manggut.

Jay dengan sengaja mengungkapkan itu agar kedua Bonita dan Alan mengetahui kelakuan putri semata wayang mereka.

“Setidaknya Om Deri mampu memberiku uang bulanan dan membiayai banyak kebutuhan di sini! Lalu apa yang bisa kamu berikan untuk aku dan kedua orang tuaku?” tantang Vanya setelah membandingkan suaminya dengan si selingkuhan.

“Memangnya kenapa kalau Vanya berhubungan dengan bosnya? Itu jauh lebih baik daripada jadi istrimu!” bela Bonita ke Vanya.

Menarik napas dalam-dalam, Jay menahan emosinya. Harusnya dia tahu bahwa mereka ini materialistis dan kebangkrutan yang menimpa mereka masih saja tidak membuat mereka tersadar untuk evaluasi diri.

Karena malas meladeni lebih lama, Jay memilih masuk ke kamarnya di belakang. Sebuah gudang yang sudah dia bersihkan dan sedikit layak dijadikan tempat untuk tidur meski berbagi petak dengan banyaknya kardus aneka ukuran.

Satu minggu berlalu dalam badai penindasan tiada henti oleh keluarga Sagara ke Jay.

Hingga suatu sore, Vanya melemparkan lembaran berkas dan pena ke wajah Jay, lalu bicara ketus, “Cepat tanda tangani!”

Jay memungut berkas yang jatuh usai menabrak wajahnya dan membaca kalimat yang tertera di sana.

“Surat Gugatan Cerai?” Jay membaca judul formulirnya.

Keningnya berkerut dalam-dalam sembari menatap Vanya.

“Aku ingin kita bercerai, secepatnya! Aku udah nggak tahan sama kamu! Aku muak!” ucap Vanya tanpa ragu.

Bonita mendekat dan sudah pasti mendukung keputusan putrinya.

“Nah, begini memang seharusnya, Sayangku! Harusnya sejak dulu ini yang kamu lakukan!” Bonita menatap bangga ke putrinya.

“Iya, Ma. Dulu aku masih menahan diri. Tapi kemarin Om Deri mendesakku untuk lekas terbebas dari lelaki benalu seperti dia. Karena itu, Om Deri pakai koneksinya agar aku bisa bercerai dengan mudah dan lancar.” Vanya tersenyum tanpa malu saat menjelaskan.

Tangan Jay mengepal erat. Rupanya Deri dalangnya. Padahal seminggu ini dia belum melakukan apa pun pada pria cabul itu. Dengan dada berkecamuk akan amarah, Jay membubuhkan tanda tangannya di formulir gugatan cerai tadi.

“Karena Vanya udah menggugat kamu, maka cepat pergi dari sini! Pergi sana!” usir Bonita ke Jay dengan suara tinggi.

Tak ingin menimbulkan banyak drama yang bisa jadi tontonan tetangga, Jay pun mengemasi barangnya yang tak seberapa banyak dan masih sempat menoleh ke Vanya sebelum melangkah keluar.

“Liat apa?” Vanya semakin arogan sembari menaikkan dagunya ke Jay.

Baiklah, mungkin memang sudah tak bisa ditoleransi lagi. Malam itu, Jay kembali ke markasnya.

“Akan aku buat keluarga Sagara dan Deri memilih mati daripada hidup! Akan kubuat dunia gempar ketika aku berdiri di puncak kekuasaan!” tekadnya setelah duduk di ruang pribadinya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sherly Monicamey
Ayo balaskan sakit hatimu, Jay
goodnovel comment avatar
Shefira Alma
Vanya halal nich d beri hadiah. hadiah kepretan! ᕕ(˵•̀෴•́˵)ᕗ udh Jay tnggalin ajh bini durhaka kyak dia!
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   206 - Kuasa Absolut Si Raja Bengis

    * * *Ketika pesta yang dinantikan tiba, semua mata tertuju pada pasangan yang tengah menjadi pusat perhatian.Jay tampil memukau dalam setelan jas hitam klasik dengan aksen emas di bagian kerah, yang dirancang khusus oleh perancang busana ternama dunia. Rambutnya disisir rapi ke belakang, memancarkan aura karisma dan kekuasaan.Zafia, di sisi lain, terlihat seperti dewi. Gaun pengantinnya, rancangan desainer haute couture terkenal dari kota mode internasional, Parisiane, terbuat dari bahan sutra putih yang dihiasi kristal Swarovski.Sebuah jubah panjang dengan bordir emas mengalir di belakangnya, membuatnya tampak seperti ratu sejati. Tiara berlian bertengger di kepalanya, melengkapi penampilannya yang elegan dan memesona.“Astaga! Mereka keren banget!” seru salah satu tamu undangan.“Duhai! Aku yakin baju mereka bukan barang sepele.” Tamu lain berdesis saat melihat Jay dan Zafia.“Mana ada barang sepele di sekitar pengusaha muda dan sukses yang kekayaan bersihnya dikatakan mencapai

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   205 - Pesta yang Tertunda

    “Terima kasih, suamiku.” Di samping Jay, Zafia tersenyum ketika tatapan mereka saling bertaut mesra.“Hah? Jadi … selama ini Kak Fia udah menikah?” Tiba-tiba muncul Feinata di ruang tamu.Gadis itu mendekat dengan wajah terkejutnya.“Maaf kalau kamu baru tau ini sekarang, Fei.” Zafia meraih adiknya untuk dia rangkul.Saat Feinata hendak menyahut, terdengar bunyi bel pagar depan.“Ah! Itu pasti si bodoh itu!” Feinata melepaskan rangkulan kakaknya dan berlari ke depan untuk membukakan pagar.Tak berapa lama, Feinata kembali masuk ke dalam sambil membawa pria muda. Jay tersenyum karena sangat mengenali pemuda itu. Radeva.“Permisi, Tante dan Om.” Radeva menyapa pasangan Narendra. “Oh, Kak Fia dan Bang Jay juga.” Dia tidak melupakan pasangan muda di sana.“Heh, kamu tau,” Feinata menepuk keras lengan Radeva dan berkata, “Kak Fia dan Bang Jay udah menikah! Kamu kapan ngelamar aku?”“Fei!” Ibunya langsung menegur putri bungsunya yang terlalu frontal ketika bertutur. “Kamu ini perempuan, loh

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   204 - Kesuksesan Si Raja Bengis

    “Fu fu fu ….” Jay terkekeh santai.Dia duduk di kursi kulit hitamnya yang megah, di ruang kerja yang memancarkan kemewahan modern.Sambil memegang cangkir teh herbal yang baru saja dituangkan oleh Atin, wajahnya tetap tenang, dengan sedikit senyum penuh keyakinan yang hanya dia tunjukkan pada orang-orang terdekatnya.“Aku tidak bermain, Pak,” kata Jay dengan suara datar namun penuh makna. “Aku hanya memastikan papan catur tetap di bawah kendaliku. Apa gunanya menjadi raja jika kamu tidak bisa mengontrol bidak-bidakmu?”Atin tersenyum tipis, mengakui kecerdikan bosnya. “Kamu bahkan mengalahkan mereka yang mencoba mengaitkanmu dengan PhantomClaw. Kini publik melihatmu sebagai pahlawan teknologi Astronesia.”Jay menyesap tehnya perlahan, matanya menatap jendela besar yang memperlihatkan pemandangan Jatayu yang gemerlap di malam hari.Kota itu, dengan segala kesibukannya, kini terasa seperti berada di telapak tangannya.Seiring waktu, NeoTech, perusahaan teknologi milik Jay, menjadi binta

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   203 - Permainan Hebat Jay

    Jonas mencoba mempertahankan argumennya. “Jenderal, saya yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jay. Keberadaannya di Jorgandia bisa saja ....”“Cukup!” potong Hambali dengan nada keras, membuat Jonas terdiam. “Fakta menunjukkan bahwa Jay Mahawira berada di Jorgandia, bekerja sama dengan ilmuwan internasional untuk sesuatu yang sangat penting bagi masa depan dunia. Dan sementara itu, Anda menyebarkan tuduhan bahwa dia adalah seorang kriminal yang memimpin organisasi bawah tanah. Apa yang Anda harapkan? Bahwa publik akan percaya omong kosong ini tanpa bukti yang jelas?”Jonas berusaha keras menyusun pembelaan. “Saya memiliki informasi dari Bruno sebelum dia mati, dan saya yakin itu valid. Jay—”“Bruno adalah kriminal yang bermain di dua sisi!” bentak Hambali. “Dan sekarang Anda ingin membangun seluruh argumenmu berdasarkan kata-kata seorang pengkhianat?”“Pak Jonas,&rdqu

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   202 - Akhir dari Jonas?

    “Jangan harap kamu bisa sewenang-wenang, Jek Jon!” seru Jonas.Pertarungan semakin sengit. Jonas menggunakan teknik Cakar Garuda, sebuah gaya bertarung yang memadukan kekuatan fisik dengan gerakan cepat.Dengan teknik itu, dia berhasil meloloskan dirinya dari cengkeraman Jek Jon.Namun, Jek Jon memiliki keunggulan dalam pengalaman dan teknik kanuragan tingkat tinggi.Dengan gerakan Langkah Naga Terbang, dia mengelak dari setiap serangan Jonas sambil melancarkan pukulan dan tendangan presisi yang mulai melemahkan sang mayor jenderal.Jonas tidak gentar. Dia mengaktifkan teknik bela diri Harimau Lembah yang menjadi kebanggaan Kostrad.Membawa serangan cepat, dia melancarkan pukulan dan tendangan yang ditujukan ke titik vital Jek Jon.Namun, Jek Jon memblokir setiap serangan dengan mudah, menggunakan teknik Cengkraman Naga Hitam untuk menangkap pergelangan tangan Jonas dan memutarnya hingga terdengar bunyi retakan kecil.Jonas meringis kesakitan, tetapi dia tidak menyerah. Dengan lompata

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   201 - Bertempur Melawan Pasukan Militer

    "Rupanya sungguh Pak Mayjen Jonas Patulubi, salah satu orang kepercayaan Pak Jendral Hambali Sardi." Jek Jon terkekeh santai. Dia berdiri di depan pondok utama milik Bruno, sedangkan mayat pria itu masih di dalam sana. Di belakang Jonas, sekelompok pasukan Kostrad bersenjata lengkap berjaga dalam formasi disiplin. Jonas maju selangkah, tatapannya tajam mencoba memberikan perasaan superior ke Jek Jon. "Kamu tak perlu berpura-pura lagi, Jek Jon. Kami tau siapa kamu sebenarnya. Kamu pikir bisa menyembunyikan identitasmu selamanya? Bruno sudah memberiku cukup petunjuk." Jay dalam wujud Jek Jon, menyeringai kecil seraya berkata, "Bruno? Anda mengandalkan ucapan orang yang bahkan tak tau caranya melindungi diri sendiri? Saya berduka untuk Anda, Mayjen. Saya kira Anda lebih pintar dari itu." Kemudian Jek Jon memberikan gestur mengejek ke Jonas beserta ekspresi wajah yang tak berlebihan tapi menusuk ulu hati lawannya. Jonas menggeram pelan, menahan amarah. "Kami tau kamu adalah Jay M

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   200 - Berhasil Ditaklukkan

    "Tutup moncong busukmu, Jek! Aku tak butuh belas kasihanmu!" teriak Bruno. "Lebih baik kau lekas menyerah padaku, dan PhantomClaw milikmu akan baik-baik saja!" Jek Jon terkekeh sembari dia menerima pukulan demi pukulan Bruno. Kali ini dia tidak menghindari. "Memangnya apa yang dijanjikan majikanmu mengenai aku dan PhantomClaw?" Jek Jon bertanya dengan bahasa tersirat. Dia sudah paham bahwa di balik pergerakan organisasi milik Bruno yang mengganggu PhantomClaw, pasti ada orang dengan kedudukan tinggi yang ingin dia hancur. Hanya saja, dia belum bisa memastikan orangnya. Tapi dia yakin, tak lama lagi semua tabir akan terbuka untuknya. Bruno menyeringai. "Beliau hanya meminta aku untuk mengendalikan kamu yang mirip kuda liar! Maka dari itu, Jek. Kusarankan kamu lekas menyerah dan kalian akan tetap bisa bertahan. Patuhlah!"Seraya menyerukan kata terakhir, Bruno mengirimkan pukulan tenaga dalam dari jarak 15 meter ke Jek Jon di depannya. "Apakah kepalamu terbentur meja saat kamu m

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   199 - Pertarungan Sengit

    "Oh, rupanya kau juga mampu menggunakan kekuatan semacam itu, he he!" Keluar seringaian dari Jek Jon. Bukannya gentar, dia justru terpacu untuk lekas menerjang ke Bruno. "Kemari kau, Jek Jon sampah!" teriak Bruno. Malam itu, di sebuah kedalaman wilayah yang jauh dari pemukiman penduduk di Pulau Gaharu, suasana tegang telah tercipta sejak awal. Jek Jon mengumpulkan tenaga murni, aliran chakra segera membanjiri tubuhnya, pergi ke titik-titik chakra untuk memaksimalkan potensi di setiap lini tubuhnya. "Hmph!" Jek Jon mendengus keras seraya meledakkan auranya sehingga debu di sekelilingnya mulai beterbangan. Setelahnya, dia melesat ke Bruno yang telah menanti dengan mata nyalang melotot. "Ayo! Kita tak perlu banyak basa-basi!" seru Bruno tanpa mengendurkan auranya sendiri. Jay yang sedang dalam mode Jek Jon si Raja Bengis, lekas menebaskan tangannya yang membentuk cakar. Angin energi keluar dari sana dan siap mencabik Bruno. "Apa itu basa-basi? Justru kamu yang te

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   198 - Mendatangi Markas Mafia Lain

    “Dia adalah Jay, Pa.” Zafia menjawab Tistan.Zafia tidak ingin secara gamblang mengungkap mengenai jati diri suaminya.Tapi, Tristan tidak puas dan masih bertanya, “Iya, dia adalah Jay. Tapi apakah dia juga punya identitas lain sebagai Jek Jon?”Sembari memunculkan senyumannya, Zafia menyahut, “Dia Jay, Pa. Jay Mahawira.”Usai mengucapkan kalimat itu, tampaknya tak hanya Tristan yang gemas. Yoana pun demikian.“Fia, jawab yang benar!” Yoana kehilangan kesabaran.Yoana merasa putrinya sedang menutupi sesuatu dan hal tersebut berbahaya dan menakutkan.Bagaimana mungkin sesuatu yang berkaitan dengan organisasi mafia terbesar di Astronesia tidak menakutkan?“Dia suamiku, Ma, Pa. Dia Jay Mahawira. Tentunya jawaban ini sudah lebih dari cukup, kan?” Masih dengan ketenangan yang sama, Zafia menanggapi kedua orang tuanya.Tristan menghela napas, tak tau lagi bagaimana cara berpikir Zafia. Membela suaminya sedemikian kuat di depan orang tuanya sendiri ketika sang suami terindikasi memiliki kait

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status