Share

Bab 6

Auteur: Xyraazyn
last update Dernière mise à jour: 2025-11-24 17:26:49

Beruntung, Irene memiliki pengendalian diri yang luar biasa. Dia bisa tersenyum santai, walaupun keinginannya untuk membunuh anggota keluarga kerajaan saat ini tengah berkobar.

“Berterima kasihlah kepada Elard, dia memintaku langsung untuk ikut hadir malam ini.”

Nama yang disebut tersenyum kecil, Irene pun tak punya pilihan lain selain sedikit menundukkan kepalanya kepada Elard.

“Terakhir kali aku melihatmu tiga tahun yang lalu, dan sekarang kau terlihat semakin cantik juga anggun. Pantas saja Erald sering menceritakanmu.” puji Ratu Charlotte.

“Terimakasih atas pujiannya Yang Mulia.” Irene tersenyum, namun hatinya terus memaki kedua orang didepannya.

Perkataan Ratu Charlotte mungkin sangatlah manis saat ini, tapi jangan salah, dongeng kekejaman ibu mertua ini telah dirasakannya selama bertahun-tahun dulu.

“Maafkan kedatangannya kami yang cukup terlambat ya, ada sedikit masalah dengan kereta sebelum kami berangkat.” Suara berat Erald yang terdengar lembut, sukses membuat Irene merinding dan mual. Tangannya sudah sangat gatal ingin mengambil pedang.

“Tidak apa pangeran, acara juga belum lama dimulai.”

Senyuman Erald mengembang, membuat para perempuan muda memekik melihat ketampanan putra mahkota itu.

Mereka semua tentu saja sangat iri kepada Irene. Dengan wajah secantik itu dan keluarga sekuat Ester, sangatlah mudah mengajukan diri sebagai calon Ratu.

“Jika berkenan, apa saya bisa menjadi pasangan anda dalam acara dansa malam ini?” Erald mulai bertanya.

Pekikan tertahan para perempuan terdengar kembali, ajakan yang dilontarkan langsung oleh Pangeran mahkota merupakan kehormatan khusus yang menjadi impian semua putri bangsawan.

Tentu berbeda dengan Irene, ketika mendengar ajakan itu tangan yang tertutup dengan gaun terkepal erat, hingga buku buku tangannya memutih.

Namun, Irene tetap bersikap profesional demi berpegang kepada rencananya. Masih ada satu jam sebelum acara dansa dimulai.

“Sebuah kehormatan bisa menjadi pasangan dansa anda Pangeran.”

***

Dinginnya udara malam menghembus perlahan, memberikan rasa segar setelah cukup lama bercengkrama dengan bangsawan lain. Sorot mata Irene terlihat tajam serta dingin, melihat keramaian dari atas balkon, menunggu seseorang yang akan menjadi salah satu pion terbaiknya.

“Lady Irene.”

Irene berbalik, menemukan sosok lelaki muda berkacamata, dengan rambut pirang panjang yang diikat rapi.

Putra dari Marquess Oliver, Helios Oliver. Laki-laki itu di masa depan akan menjadi tangan kanan Elard.

“Kemarilah Tuan Helios.”

“Ada perlu apa Lady memanggil saya secara pribadi saat ini?” Tanya Helios dengan raut datar tanpa berbasa basi.

Satu sudut bibir Irene terangkat, “Kau memang orang yang tidak suka berbasa basi, Tuan Helios.”

Helios tidak menjawab. Tatapannya masih datar, namun masih dengan penuh hormat.

Tak lama, raut wajah Irene kembali berubah menjadi dingin, “Kau sedang mencari obat untuk adikmu yang sedang sakit bukan?”

Netra Helios membesar, terkejut dengan ucapan putri Ester. Pasalnya keberadaan adik perempuannya yang sedang sakit parah tidak diketahui oleh dunia luar.

“Apa maksud anda?”

“Kau tenang saja, tidak ada seorangpun yang tahu tentang semua itu selain aku.”

Irene mengubah gaya bicaranya, memberikan tatapan serius kepada Helios. Membuat laki laki itu menelan saliva kasar.

“Aku tau sesuatu mengenai penyakit itu, dan jika kau ingin tahu, mari bertemu besok!”

***

Mata hazel Irene menyala tajam dalam kegelapan dibalik semak semak taman, mengawasi Erald yang sedang berjalan dari kejauhan bersama dengan Marie.

Gaun panjangnya kini telah berganti menjadi setelan serba hitam, dengan kain melingkari kepalanya, menyisakan ruang untuk mata.

Ia tersenyum miring saat kedua orang itu telah tiba di bangku taman.

“Pangeran mohon tunggu saja di sini. Nona Irene mungkin akan sedikit terlambat karena dikerumuni para Lady di sana.”

Erald mengangguk pelan, “Aku paham, pasti sedikit susah baginya untuk keluar dari acara itu.”

“Baiklah Pangeran, saya undur diri.” Marie membungkuk sebentar, kemudian pergi dari sana.

‘Kau tidak akan lolos kali ini Elard, ku pastikan kau harus merasakan penderitaan Sion saat dia harus kehilangan kakinya.’ batin Irene yakin.

Mata Irene tak lepas dari Erald yang sedang menikmati langit gelap. Panah dan busur di tangannya hanya menunggu detik yang tepat untuk melesat.

Jangan salah, meskipun ia perempuan. Namun, keluarga Ester tetap memberikan pengajaran untuk memegang beberapa senjata.

Salah satunya yang paling dia sukai adalah panahan.

“Pangeran?”

Irene berdecak sebal saat melihat atensi gadis menghampiri Erald. Padahal tangannya sudah bersiap melepaskan anak panah.

“Lady Tiodore.”

Gadis dengan gaun pastel itu tersenyum malu malu, menyelipkan sehelai rambutnya ke telinga.

“Apa yang Pangeran lakukan di sini sendirian? Bukankah semua orang menghirup udara segar di taman sebelah selatan?”

“Saya hanya ingin berjalan jalan ke sini saja. Sudah lama sejak terakhir kali saya berkunjung ke kediaman Ester.”

Bibir gadis itu sedikit turun, “Jangan terlalu lama Pangeran, setelah ini pesta dansa akan dimulai. Sebaiknya anda segera masuk ke dalam.”

“Terima kasih informasinya Lady Tiodore, setelah merasa cukup segar saya akan segera kembali ke sana.” Erald kembali tersenyum, membuat pipi gadis itu memerah malu.

“Kalau begitu saya masuk terlebih dahulu.” Pamitnya dengan cepat, membuat Erald bernafas lega.

“Kemana sebenarnya Irene pergi, apa pelayan pribadinya salah mengantarkan ke sini…?” Erald berdiri dari bangku taman, membuat Irene sedikit panik karena pria itu terlihat akan kembali ke tempat acara.

Dengan sedikit terburu buru, ia segera mengarahkan panahnya menuju ke arah kaki kanan Erald.

Sreet

“ARGH!!”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 9

    Alicia tersenyum kaku dan tergesa-gesa mengalihkan topik.“Lupakan saja, Lady Irene. Aku penasaran… bagaimana perasaanmu setelah berdansa dengan Pangeran? Pasti hatimu berbunga-bunga.”Irene tersenyum tipis. Cara Alicia mengalihkan pembicaraan masih sama seperti dulu.“Susunan acaranya berubah, Lady. Acara dansa dimulai setelah Pangeran kembali ke istana untuk perawatan.”Alicia terperanjat, memasang wajah sedih.“Sangat disayangkan. Padahal Nona Irene dan Pangeran Erald cocok sekali.”“Tidak juga. Saya rasa Pangeran lebih cocok dengan Anda.”Pipi Adele langsung memerah.“Apa maksudmu, Lady? Aku tidak pantas.”Tentu saja, perempuan ular itu sangat tidak cocok menjadi seorang putri mahkota. Namun jika pasangannya adalah orang sebrengsek Elard maka akan sangat sempurna.“Jangan begitu Nona Alicia. Dengan kecantikan dan kerendahan hati seperti ini, anda menjadi kandidat paling sempurna untuk menjadi Ratu Eldoria di masa depan.” Ucap Irene membuat Alicia semakin salah tingkah. Senyuman ga

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 8

    Irene sedikit melunakkan raut wajahnya, setelah mengingat sosok Duke Inggrid. “Seharusnya aku bisa mengenali mu sejak awal,” ucapnya pelan. “Aku tidak meminta untuk dikenal,” balas Duke Inggrid tenang. Langkah mereka terus bergerak mengikuti irama waltz. “Tapi kau cukup membuat keributan hari ini.” Irene mengerutkan kening. “Keributan? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan.” Duke Inggrid menatapnya singkat, seolah menilai kebenaran ucapannya. “Tetap saja, tindakanmu terlalu berani untuk ukuran seorang gadis.” “Aku bukan seukuran gadis biasa” balas datar Irene dengan menetralkan raut wajahnya. Mereka berputar perlahan, melewati pasangan-pasangan lain yang sedang berdansa. “Malam ini, kau menarik perhatian lebih dari yang kau sadari.” Irene menatap datar sekilas, “Aku tidak berniat menarik perhatian siapa pun,” “Ya, aku tahu.” Inggrid mengangguk kecil. Musik memasuki bagian akhir. Keduanya mulai memperlambat langkah, tanpa ada lagi obrolan diantara mereka. Saat musik

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 7

    “Sial!” Irene segera lari dan bersembunyi saat teriakan Erald terdengar nyaring. Langkahnya tergesa-gesa, memastikan tidak ada yang melihatnya. Anak panahnya memang mengenai kaki pria itu, namun lagi lagi ia merasa tidak puas karena targetnya sedikit meleset. Ia berdecak kesal. Kaki Irene terus berlari kencang, menaiki tangga gudang usang mansion dan memasuki sebuah ruangan kotor tidak terpakai. “Nona!” “Ssst, diamlah Marie. Ada seorang yang akan melewati tempat ini.” Bisik Irene membungkam Marie yang terlihat ketakutan. Tak lama, suara langkah kaki terdengar melewati ruangan mereka, membuat keduanya merasa lega. “Berikan gaunku, akan mencurigakan jika kita tidak segera kembali!” Marie segera memberikan gaun sang majikan dengan tangan masih bergetar, ketakutan benar benar menguasai dirinya. “A-apa yang Nona lakukan s-sebenarnya…?” Irene tersenyum, “Ceritanya sangat panjang jika diceritakan sekarang. Tapi percayalah, aku tidak akan melakukan sesuatu berbahaya tanpa alasan yan

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 6

    Beruntung, Irene memiliki pengendalian diri yang luar biasa. Dia bisa tersenyum santai, walaupun keinginannya untuk membunuh anggota keluarga kerajaan saat ini tengah berkobar. “Berterima kasihlah kepada Elard, dia memintaku langsung untuk ikut hadir malam ini.” Nama yang disebut tersenyum kecil, Irene pun tak punya pilihan lain selain sedikit menundukkan kepalanya kepada Elard. “Terakhir kali aku melihatmu tiga tahun yang lalu, dan sekarang kau terlihat semakin cantik juga anggun. Pantas saja Erald sering menceritakanmu.” puji Ratu Charlotte. “Terimakasih atas pujiannya Yang Mulia.” Irene tersenyum, namun hatinya terus memaki kedua orang didepannya. Perkataan Ratu Charlotte mungkin sangatlah manis saat ini, tapi jangan salah, dongeng kekejaman ibu mertua ini telah dirasakannya selama bertahun-tahun dulu. “Maafkan kedatangannya kami yang cukup terlambat ya, ada sedikit masalah dengan kereta sebelum kami berangkat.” Suara berat Erald yang terdengar lembut, sukses membuat Irene me

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 5

    Ballroom mansion Ester sudah terlihat cukup ramai malam ini, ruangan luas yang telah dihias sedemikian rupa dengan berbagai ornamen mewah itu telah dipenuhi oleh para bangsawan yang menantikan sosok putri satu satunya milik Ester. Mereka semua tentu tak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Selain sebagai perkenalan anak perempuan yang sudah memasuki usia dewasa, Debutante juga menjadi tempat bagi para bangsawan untuk memperkuat koneksi dengan bangsawan lain. Apalagi keluarga Ester memiliki kekuasaan hampir setara dengan kerajaan, yang mana tentu saja tamu tamu undangan mereka bukan hanya bangsawan biasa. “Aku kehilangan kata-kata. Nona, kau terlihat sangat cantik. Jika saja aku laki laki pasti akan jatuh cinta!” puji Marie. Irene menatap pantulan wajahnya dalam kaca besar. Ia tak menyangkal, wajahnya memang cantik. Perpaduan antara kecantikan Bella dan ketegasan William menyatu sempurna dalam dirinya. Wajah yang memang sudah cantik itu kini sudah dipoles tipis, rambut hitamnya t

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 4

    "Apa Nona jatuh cinta dengan pria bernama Dion itu?” “Tidak ada hal yang seperti itu Marie. Aku memilihnya karena potensinya sangat besar.” Jawab Irene santai. Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju ruang makan. Selama berjalan, tak henti hentinya Marie menebak alasan Irene memilih seorang asing bernama Dion sebagai pengawal pribadi. “Tapi masih banyak sekali prajurit berpengalaman yang memiliki potensi sangat besar.” Satu sudut bibir Irene terangkat, memang banyak sekali prajurit yang lebih hebat dan berpengalaman untuk dijadikan pengawal pribadinya. Namun di masa depan, Dion Willton adalah anjing setia Erald yang menjadi pemimpin pasukan kerajaan. Dan tidak ada yang lebih baik selain menjadikan orang penting Erald sebagai orang orangnya. “Kau akan memahaminya suatu saat.” Balas Irene bertepatan dengan kedatangannya di ruang makan. Kedua saudaranya sudah berada di sana, bersama seseorang paling ia rindukan selama ini. Sang Ayah, William Veshane Ester. Duke Ester itu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status