Share

Bab 272

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-05-02 01:38:56

Di aula Langka, Zyran terlihat langkahnya berat, pikirannya penuh dengan bayang-bayang yang mengganggu. Dia melangkah masuk ke dalam aula dengan langkah mantap, namun ada ketegangan yang menggantung di udara, tak bisa diabaikan. Dia berusaha menenangkan diri, berfokus pada ujian tengah tahunan yang akan datang, meskipun perasaan gelisah terus menggerogotinya.

"Zyran, ada yang ingin aku katakan," suara Kyle terdengar ragu, menahan sesuatu di dalam dirinya. Zyran menoleh, terkejut dengan nada yang tak biasa. Kyle tampak ragu, matanya memancarkan kecemasan yang jelas.

Zyran menatapnya dengan bingung. "Guru, apakah ada yang ingin Anda katakan?" dia bertanya dengan suara datar, mencoba menyembunyikan kekhawatiran di hatinya.

Kyle menghela napas panjang, seolah berjuang dengan dirinya sendiri. "Sebenarnya, aku seharusnya tidak mengatakan ini sekarang, tapi .... setelah berlatih beberapa hari terakhir, aku merasa ada kesempatan untuk terobosan. Apakah kamu bisa membantu?"

Zyran menyadari mak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 273

    Di sisi lain aula Mytic, Sahada menyerap elixir dengan diam. Aura di sekitarnya berkedip-kedip seperti bintang yang berjatuhan dan tubuhnya bergetar hebat."Guru," ujarnya, menatap pria tua bersorban emas, "Tingkatku kini berada di ujung tahap pemurnian tubuh. Jika tidak karena penilaian setengah tahun ini, aku sudah menerobos.""Kau tidak mengecewakan," gumam Guru Coro, bibirnya melengkung tipis. "Tapi awas, Zyran dari aula Langka bisa menjadi batu sandungan."Sahada terkekeh sinis. "Zyran hanyalah bayangan dan aku adalah cahaya. Dalam ujian ini, aku akan menghapuskan namanya dari empat jenius besar."***Di sebuah ruang rahasia yang menyerupai kutub beku, Neil membuka matanya. Udara membeku, dan kristal es memantul dari dinding seperti pecahan cermin."Dia akan merasakannya, kekuatan garis keturunan dewi salju tidak akan memberi ampun."Dengan satu gerakan tangan, ribuan tombak es muncul dari udara tipis. Suara ledakan es yang meletus memenuhi ruang rahasia seperti dentuman genderan

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 274

    Sementara itu, di aula utama Mytic, Rosty tengah berkonsentrasi penuh dalam latihannya. Aura petir melingkar di sekeliling tubuhnya, suara gemuruh dari tekniknya seperti guntur yang terkungkung."Zyran, aku akan menghapus namamu dari sejarah empat besar!" gumamnya penuh kebencian.Menggenggam elixir peledak, dia menelannya dalam satu gerakan tajam. Tubuhnya langsung menyala dengan semburan energi spiritual. Segala dendamnya terpatri dalam satu tujuan, menghancurkan Zyran di hadapan semua orang.Tak lama kemudian, Jace datang meletakkan sumber daya pelatihan. Diam, tanpa sepatah kata pun, dia hanya menatap Rosty dengan mata penuh kesunyian dan sedikit rasa iba yang dalam.***Waktu terus berlalu.Selama setengah tahun ini, Zyran telah berlatih tanpa henti bersama Kyle. Mereka bukan hanya guru dan murid, mereka adalah mitra dalam kegelapan, saling mendorong, saling mengasah.Kyle yang sudah mulai mendekati puncak kekuatannya pada tingkat tubuh pedang. Sementara itu, Zyran sendiri berhas

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 275

    Lalu giliran Zyran. Langkah kakinya ringan namun stabil saat dia naik ke atas panggung. Pandangan para murid, para penguji, dan bahkan para guru secara otomatis terarah padanya. Suasana menjadi lebih tegang dari sebelumnya.Zyran berdiri di depan batu uji, menarik napas dalam-dalam, dan mengumpulkan semua kekuatan yang terkonsentrasi dari bulan-bulan pelatihannya.Tinju kanan perlahan terangkat.Di dalam diam, kekuatan menggumpal bagai badai yang bersiap dilepaskan.“Tinju Emas, retakan petir!”BOOM!Tinju menghantam batu uji, dan gelombang kejut menyebar seperti gempa bumi kecil, membuat sebagian murid terhuyung. Batu besar itu bergetar keras dan pancaran cahaya dari dalamnya melonjak tajam, menerangi angka yang segera menyala.[99.999]Seketika, kerumunan menjadi heboh!“Dia .… hampir menyentuh seratus ribu!”“Hanya selisih satu?! Itu .... itu setara tubuh sisik emas, kan?!”“Mustahil! Murid aula Langka bisa mencapai sejauh ini?”Kyle yang berdiri di pinggir kerumunan tersenyum tipi

    Last Updated : 2025-05-03
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 276

    Di atas panggung, Nachiro bersandar di kursi, sorot matanya tajam menembus riuh suara. "Apa kau merasa lega, Kyle?" tanyanya pelan."Belum. Badai belum datang. Tapi Zyran adalah badai itu sendiri."Grace mendengus geli. "Andai aku punya murid seperti dia, aku beri dapur penuh, bukan cuma kompor.""Dan musuh juga satu sekolah penuh," cetus Yuri.Namun tak semua bersorak."Kenapa hanya uji kekuatan fisik? Ini tidak adil!" seru seorang murid dari aula Langka."Betul! Bagaimana dengan kekuatan garis keturunan? Spiritual? Kami juga punya keistimewaan!""Itu sudah diperhitungkan dalam laporan khusus," jawab seorang guru dari balik barisan penonton. "Tapi hanya mereka yang mencolok yang bisa dilisensikan. Selebihnya, kalian harus bertarung."Kenyataan itu menggantung bagai cambuk. Dunia ini keras, dan Zyran barangkali satu dari sedikit yang cukup kuat untuk mematahkan rantainya.***Keesokan paginya, langit mendung membungkus Sekte Pedang Ilahi. Sembilan ratus murid berdiri di alun-alun besa

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 277

    Tawa merendahkan meledak dari pihak aula Mytic. Mereka tak berbisik, mereka mengucapkan ejekan secara terbuka, menghujani kepala para guru dan murid aula Langka dengan rasa malu yang tebal seperti kabut.Nachiro, wajahnya seperti baja yang baru ditempa, tak gentar. "Jangan terlalu percaya diri. Tahun ini, mungkin akan ada kejutan besar," katanya dengan suara datar, namun mengandung percikan bara."Keajaiban macam apa yang bisa kau harapkan dari tanah yang kering?" ejek seorang guru Legend. "Kau bertaruh pada satu anak? Bodoh dan menyedihkan.""Zyran," kata salah satu dari mereka sambil mencibir. "Itu saja kartu kalian?""Dia hanya kuat secara fisik. Darahnya kotor, garis keturunannya lemah. Bakatnya adalah bencana."Kyle, yang sejak tadi menahan diri, akhirnya angkat bicara. "Kau tidak tahu apa-apa tentang kekuatan sejati Zyran. Jangan mencibir sebelum kalian lihat sendiri bagaimana keangkuhan kalian dilumatkan di tanah.""Tentu saja kami tahu!" bentak seorang guru Mytic. "Empat jeniu

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 278

    Di tengah arena, Wakil Tetua Sekte mengangkat tangannya. Puluhan undian hitam dan putih terlempar ke udara, bersinar lembut dengan angka yang bersaing di bawah kekuatan spiritual."Waktunya telah tiba! Pertarungan pertama …. dimulai!"Bunyi gong menggetarkan udara. Empat ratus lima puluh pasang murid menapaki arena luas. Tanah bergetar oleh kekuatan spiritual, udara bergemuruh oleh teriakan tantangan dan denting pedang.Sebagian besar murid aula Langka tumbang hanya dalam beberapa jurus. Tubuh mereka terpental, luka-luka terbuka. Namun, di tengah badai itu, Zyran melangkah perlahan ke tengah arena.Lawan pertamanya, murid Mytic, mendesis sinis. "Beraninya kamu! Akan kubuat kau merangkak keluar dari sini!"Zyran mengangkat tangannya pelan. Aura dingin membungkus tubuhnya seperti kabut petir. "Sudah selesai bicaramu? Pergilah."BAAM!Ledakan energi membelah arena, memecah lantai giok dan menghempaskan lawan Zyran ke dinding pertahanan spiritual. Suara retakan tulang terdengar samar.Sen

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 279

    Zyran menjawab dengan suara rendah dan dingin. "Dulu kau bukan lawanku, Rosty. Sekarang kau bahkan lebih jauh di belakang."Darren dan Carlo ikut menatap penuh kebencian."Kali ini, tidak ada alasan, tidak ada batasan energi darah atau kekuatan spiritual. Kau tak bisa bersembunyi lagi!"Zyran hanya mengangkat bahu, santai. "Kalian bisa mencoba, aku akan tetap berdiri. Seperti biasa."Mereka semua bersiap di garis start. Aura di sekeliling mereka mulai melonjak. Namun, pandangan mata yang saling bertukar dan semuanya mengarah ke satu orang, jelas menandakan sesuatu yang lebih jahat."Mereka telah sepakat" desis Nachiro dari kursi penonton, matanya melebar. "Mereka semua bersekutu melawan Zyran!"Para guru dan murid aula Langka tampak tegang."Itu pengepungan kotor! Tidak adil!"Namun, Kyle tetap duduk, tenang seperti permukaan danau. "Zyran tahu. Percayalah, dia tidak akan membiarkan dirinya jatuh ke perangkap begitu mudah.""Mulai!"Teriakan tetua menggema. Empat belas sosok langsung

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 280

    Bang! Bang! Bang!Tembakan tanda dimulainya kompetisi bergema di seluruh arena. Tanpa Zyran sebagai musuh bersama, para murid aula Mytic dengan cepat berubah arah—mereka sekarang saling bertarung demi satu tempat di posisi sepuluh besar.Beberapa di antara mereka mencoba berlari lebih dulu, ingin segera meninggalkan kekacauan. Namun sebelum melangkah beberapa langkah pun, tinju-tinju keras telah menyambut mereka. Yang ingin menerobos justru menjadi korban pertama. Mereka saling menjatuhkan, dan adegan itu segera berubah menjadi pertempuran tanpa aturan.“Hahaha! Sekarang waktunya pertunjukan para jenius!”“Kamu duluan aja, aku nyusul nanti!”“Berani kabur? Lewat mayatku dulu!”Tubuh-tubuh saling berbenturan, jeritan dan geraman bercampur jadi satu. Dalam hitungan tarikan napas, tak satu pun dari mereka yang berhasil bergerak jauh dari garis start. Mereka semua tenggelam dalam kekacauan internal, pertarungan sesama sendiri.Di kejauhan, Zyran hanya mengamati dengan ekspresi datar. “Ora

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   PROLOG & EPILOG

    PROLOG. DIBAWAH LANGITMereka pertama kali bertemu di bawah pohon sakura yang langka di taman, di antara bangunan marmer dan jembatan kristal Kota Lunar, kota yang tentram dan damai, tempat angin membawa aroma bunga abadi dan matahari senja menciptakan siluet keemasan di permukaan danau. Di sanalah dunia diam sejenak untuk mempertemukan dua jiwa muda yang tak tahu bahwa mereka akan saling mencintai dan menghancurkan.Zyran duduk di bangku batu, mengenakan jubah latihan yang sudah lusuh. Rambut hitamnya berantakan, matanya menatap danau dengan sorot tajam yang seolah hendak menantang takdir. Dia pewaris keluarga Endevour—atau seharusnya begitu. Namun sejak ayahnya, Leiv Endevour, pemimpin sebelumnya meninggal, Zyran hanya dianggap bayangan buruk, anak dengan garis darah yang terbuang, warisan yang tak diinginkan.Sementara itu, seorang gadis dengan rambut perak seperti cahaya bulan berjalan menyusuri jalan setapak dengan langkah anggun. Gaun ringan berwarna ungu membelai rerumputan, da

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 294

    Mata mereka bertemu …. dan untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Di antara mereka bukan hanya ada pertarungan kekuatan, tapi juga reruntuhan cinta dan janji yang terkoyak. “A-apa?!” “Apa yang sebenarnya terjadi?” “Janji satu tahun …. apa maksud meraka?” “Kudengar, dulu mereka bertunangan, bukan?” Suara sorak-sorai penonton bergema. "Zyran ...." bisik Neil, nyaris tak terdengar. "Apa kau tahu sesuatu?" Mata mereka bertaut, dan di sana—di kedalaman pupil mereka—tersimpan kisah yang belum selesai. "Aku tahu segalanya," jawab Zyran pelan. "Tapi hari ini, aku ingin tahu, apakah hatimu masih bisa kutemukan di antara tebasan pedangmu, Neil?" Zyran dan Neil saling menatap dalam waktu yang cukup lama, penuh kehangatan, rindu namun meyakitkan. Keduanya mengeluarkan pedang dari sarung di pinggang mereka, pedang es Wistoria dengan cahya ungu kebiruan di tangan Zyran. Dan pedang Fenghuang dengan cahaya merah ditangan Neil. Swoosshh~ Klang! Dan dengan itu, mereka mulai bergera

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 293

    "KAIJIN!" Ledakan dahsyat mengoyak udara. Bayangan tanduk meledak dari langit seperti meteor neraka, menghantam dengan kekuatan brutal. Debu dan energi spiritual beterbangan, menciptakan pusaran kekacauan yang membuat waktu seakan berhenti. Namun yang terjadi berikutnya membuat semua penonton terperangah. Zyran tidak terguling. Dia hanya terhenti sejenak, seolah menerima serangan itu sebagai angin lalu. Matanya menatap tajam ke arah lawannya dengan ketenangan yang mengintimidasi. Sunny sendiri ternganga. "Tidak mungkin!" Dalam pikirannya, tinju kaijin adalah teknik pamungkas, mampu merobohkan batu besar dan menumbangkan binatang buas berkulit baja. Tapi kini? Hanya menghasilkan jeda sepersekian detik. Zyran menghela napas. "Kalau hanya segitu, kamu sudah kalah sejak awal." Tawa gila meledak dari bibir Sunny. Dia melompat tinggi, tubuhnya dilingkupi aura merah menyala. "Jangan sombong! Kekuatan garis keturunanku belum kau rasakan sepenuhnya!" Kaki kanannya menghantam uda

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 292

    Langkahnya ringan namun mantap, dia mengepalkan tinju dan melayangkan pukulan lurus, menyambut serangan telapak tangan raksasa Sunny.Swohs!Tinju itu meluncur secepat kilat, menimbulkan raungan angin yang menggema di seluruh arena.Sunny justru menyeringai, percaya diri bahwa ini adalah akhir bagi Zyran. Teknik tanduk banteng adalah warisan keluarganya dari Kota Marlin, mampu menghancurkan logam dan tulang dalam satu cengkeraman.Begitu telapak tangan itu menangkap tinju Zyran, dia berniat langsung meremukkannya. “Hahaha! Ini yang kau minta, Zyran!”BANG!Namun, saat telapak tangan Sunny mencengkeram tinju Zyran, senyum kemenangan itu langsung membeku. Matanya membelalak, tangan kanannya bergetar hebat.“A-Apa?! Tidak mungkin!” Dia menggigit bibir bawah, mencoba menghimpun kekuatan untuk menekan balik. Tapi tinju Zyran justru memancarkan dua gelombang energi dahsyat yang meledak dari dalam genggaman!“Apakah ini yang kau sebut tanduk?” Zyran mencibir. Tinju keduanya kini melayang ke

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 291

    Sunny menatap Zyran dari atas panggung, matanya menyipit merendahkan, seolah kemenangan telah dia genggam. Namun sebelum duel dimulai, tatapannya sempat beralih kepada Leslie yang duduk di tribun.“Leslie, aku ingin kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menghancurkan murid Aula Langka!”Leslie tidak menyembunyikan perasaannya, dia mengernyit jijik melihat tubuh kekar Sunny yang menggembung dan penuh percaya diri. Baginya, pria semacam itu tak punya nilai.Sunny tak menyadari penolakan itu, dia terlalu sibuk menikmati rasa kagumnya terhadap diri sendiri. “Aku akan membuat semua orang tahu,” katanya lantang. "Zyran mungkin kuat, tapi kekuatan fisikku telah mencapai sembilan puluh ribu! Hanya dengan tubuhku, aku bisa menghancurkannya!”Zyran terdiam, sedikit terkejut. “Sembilan puluh ribu?” gumamnya pelan.Melihat keterkejutan itu, Sunny semakin menjadi-jadi. “Apa? Takut? Dunia kecil macam apa yang pernah kau lihat, bocah desa? Aku tahu kekuatanmu hanya delapan puluh delapan ribu. Tapi i

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 290

    Tawa para murid Aula Langka pun pecah memecah keheningan. Suara sorak-sorai menggema di sekitar arena, meluapkan emosi yang sejak tadi mereka tahan.“Zyran mengalahkan Sahada! Ini luar biasa!”“Ini sejarah! Murid Aula Langka mengalahkan salah satu dari rmpat jenius Aula Mytic!”Sebaliknya, para murid Aula Mytic hanya bisa terdiam. Keangkuhan mereka selama ini runtuh dalam sekejap. Wajah mereka suram, penuh kekecewaan.Guru dari Aula Mytic mengerutkan kening. “Sahada, jika kau tak ingin kehilangan segalanya, fokuslah ke penilaian eksternal. Masih ada kesempatan untuk membuktikan dirimu. Tapi sekarang, minggirlah! Jangan ganggu jalannya ujian!”Sahada mengertakkan gigi, matanya bersinar dingin. “Penilaian eksternal, ya? Di sanalah aku akan bangkit dan menjatuhkanmu, Zyran!”Zyran mengabaikannya. Tatapannya kini beralih ke satu sosok lain—Sunny.Dari bangku pengamat, Pemimpin Aula Mytic, Kotaro, hanya bisa mengerutkan kening, wajahnya muram. Para guru di sekitarnya terlihat lebih buruk l

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 289

    Dengan terengah-engah, dia menatap Zyran. “Bagaimana bisa anak ini—”Namun, sebelum kata-kata itu selesai, cahaya emas menyilaukan muncul tepat di depannya. Zyran telah bergerak.“Tidak mungkin!” seru Sahada.BANG!Tinju Kirin meledak lagi, langsung menghantam kekuatan pelindungnya. Sahada terpaksa mundur bertubi-tubi, wajahnya pucat.Di tempatnya berdiri, Zyran memandangi lawannya yang terhuyung dengan dingin. “Sudah kuduga kau lemah.”Penonton gempar.“Kenapa anak ini begitu kuat?!”“Tidak mungkin! Sahada itu salah satu dari empat jenius besar!”“Pasti Sahada belum mengeluarkan seluruh kekuatannya!”Wajah para guru Aula Mytic tampak buruk dan beberapa mulai panik. Dan saat itu terjadi sesuatu yang tak terduga.Tepat sebelum terlempar keluar dari arena, Sahada berteriak keras. Cahaya biru menyilaukan meledak dari tubuhnya, memecah kekuatan spiritual yang menekannya.BAAM!Sebuah pedang panjang muncul di tangannya. Aura mengerikan terpancar dari tubuhnya. Dia tampak seperti binatang b

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 288

    “Aku akan menunjukkan pada kalian kekuatan garis keturunan tingkat kedelapan!”Di atas kepalanya, delapan keping salju berputar cepat, membentuk formasi. Setiap kepingan mengandung lapisan kekuatan spiritual yang berbeda bak ilusi, paksaan, pembekuan, dan kehancuran.BANG!Salju biru kehijauan menyelimuti arena. Kristal-kristal es sebesar kepala manusia jatuh dari langit, membentuk sangkar beku di sekitar Zyran.“Jangan kau kira ini adalah kekuatan puncakku,” ujar Sahada dengan nada membunuh. “Aku belum menunjukkan apa-apa!”Zyran kali ini tak menyela, tatapannya tajam seperti bilah pedang. Perlahan, dia mengepalkan tangan. “Aku tahu,” jawabnya tenang. "Karena aku pun belum.”Dan saat itu, suara seperti suara ribuan bel pecah di udara.BAAM!Debu mengepul menghiasi seisi arena, menutupi pandangan orang-orang.“Sahada memang pantas menjadi salah satu dari empat jenius hebat Aula Mytic. Garis keturunan Rostgard tingkat rendah tingkat kedelapan benar-benar luar biasa,” gumam Nachiro samb

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 287

    Sunny mencibir, menoleh tajam. “Jangan terlalu senang dulu. Kau paham kenapa aku disuruh menunggu, bukan? Itu artinya kau takkan menang.”Mendengar sindiran itu, wajah Sahada seketika menegang. Namun, dia memilih bungkam, hanya menatap Sunny sekilas sebelum mengalihkan pandangan ke Zyran, menyembunyikan gejolak di hatinya.Sambil melangkah maju, Sahada menatap Zyran tajam. “Zyran, jika ada yang ingin kau katakan, katakanlah sekarang. Tak akan ada kesempatan lagi setelah ini.”Zyran menanggapi dengan senyum tipis, nyaris mengejek. “Kata-kata terakhir? Justru kaulah yang harus bersiap untuk itu.”Amarah Sahada meledak. “Bajingan! Kau pikir ini lelucon? Terakhir kali kau memanfaatkanku di Lembah Pedang Naga. Hari ini, aku akan merebut kembali pedang Rostgard dan membuatmu menyesal seumur hidup!”Zyran mengangkat tangan, dan sebuah pedang panjang berwarna hijau menyala muncul dari kehampaan, memantulkan cahaya tajam. Pedang itu bergetar ringan, seolah menyambut tuannya. "Pedang ini maksud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status