Share

Bab 4 Kelembutan yang Sirna.

Penulis: Juni
Setengah jam kemudian, Naomi menerima draf surat perceraian yang telah disiapkan.

Begitu menerima surat perceraian, Naomi langsung menandatanganinya tanpa ragu, lalu pergi menemui Clay. Hanya saja Naomi tidak menemukan Clay. Kata pelayan, Clay sudah pergi tak lama setelah Naomi naik ke atas.

Hari ini Naomi harus menceraikan Clay, dia tidak ingin berlama-lama. Agar tidak membuang-buang waktu, Naomi mengirimkan surat perceraian ke kantor Clay melalui faks.

Begitu membaca kata "Surat Perceraian", sekretaris yang menerima faks tersebut kaget dan berkata secara terbata-bata, "Bu ... Bu Naomi, Pak Clay belum sampai di kantor."

"Begitu dia sampai di kantor, suruh dia tandatangani surat itu, lalu bawa ke kantor catatan sipil untuk menemuiku," jawab Naomi.

"Ini ...."

Naomi dapat merasakan gugup dan khawatirnya sekretaris yang berada di ujung telepon. Naomi tidak menghiraukannya, lalu menutup telepon dan kembali ke kamar untuk berganti pakaian.

Naomi memandang wajahnya sendiri di depan cermin. Secantik apa pun wanita, wajah tidak bisa membuat seorang pria setia. Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau.

....

Naomi pergi ke kantor catatan sipil dan menunggu Clay di sana. Naomi menunggu sangat lama, tetapi batang hidung Clay tidak muncul juga.

Sebentar lagi kantor catatan sipil sudah mau tutup, Naomi pun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Clay.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Clay menjawab panggilan video Naomi. Dilihat dari latar ruangan, sepertinya Clay sedang berada di ruang rapat.

Naomi tidak sungkan-sungkan dan langsung berkata, "Aku sudah menunggu berjam-jam di kantor catatan sipil, kamu di mana? Kamu masih belum puas sama syarat pembagian harta gono-gini di dalam surat cerai?"

Sesaat mendengar pertanyaan Naomi, suhu di ruang rapat langsung terasa dingin. Semua pandangan sontak tertuju ke arah Clay.

Naomi mau bercerai? Pembagian harta gono-gini?

Sorotan mata Clay tampak dingin, semua orang pun menundukkan kepala dan berpura-pura tidak mendengarnya. Namun berita ini sangat mengejutkan untuk semua orang.

"Istirahat 30 menit." Clay bangkit berdiri sambil melonggarkan kerah kemejanya. Dia terlihat agak kesal, seolah akan memberikan pelajaran kepada Naomi.

Setelah Clay pergi, suasana di dalam ruang rapat pun ricuh. "Bu Naomi minta cerai?"

"Tidak disangka, wanita selembut dia pun bisa marah."

"Bu Naomi mengalah sama Mauren?"

....

Sementara suasana di ruang rapat ricuh, Naomi yang berada di ujung telepon mulai kehabisan kesabaran. "Kamu kapan ke sini?"

"Naomi!" Clay menggertakkan gigi.

Naomi tidak takut. "Perlu aku bawa petugas catatan sipil ke kantormu?"

Asalkan Clay tidak malu, Naomi tidak keberatan. Sebenarnya, seluruh harga diri Clay sudah hancur sejak berada di dalam ruang rapat. Bagaimana tidak? Semua orang telah mengetahui gugatan cerai yang dilayangkan Naomi kepada Clay.

"Sepuluh menit," Clay menjawab dengan dingin.

"Em, jangan lupa bawa buku nikah." Naomi menutup panggilannya dengan puas.

Clay menatap layar ponsel yang gelap, lalu membantingnya ke sudut ruangan. Wajahnya yang tampan terlihat murka.

Clay tidak pernah menyangka Naomi akan meminta cerai. Tadi pagi Clay menganggap Naomi sedang mengigau, tetapi nyatanya dia mendesak Clay untuk bercerai sampai sekarang.

Dari mana Naomi mendapatkan keberanian untuk menceraikan Clay?

....

Naomi memegang buku nikahnya sambil menunggu kedatangan Clay. Keputusan Naomi sudah bulat, dia ingin bercerai.

Setibanya di kantor catatan sipil, ekspresi Clay pun muram saat melihat buku nikah yang dipegang Naomi.

Clay jengkel melihat sikap Naomi, entah apa yang dipikirkan wanita ini?

....

Naomi menatap Clay seperti orang asing. Di saat Naomi mengira Clay akan masuk untuk mengurus perceraian, tiba-tiba Clay malah menggendong Naomi masuk ke dalam mobil.

"Eh, kamu ...." Buku nikah yang dipegang Naomi jatuh ke lantai.

Naomi tidak berdaya, tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan Clay.

"Clay, kamu nggak tahu malu!" Naomi memberontak saat dipaksa masuk ke dalam mobil.

Naomi berusaha keluar, tetapi pintu mobil telah dikunci.

Kemudian Clay menarik kaki Naomi, lalu menindih tubuhnya. Melihat tindakan Clay, sopir pun terkejut dan bergegas keluar dari mobil.

"Lepaskan aku! Kamu ... uhm! Sakit." Naomi memberontak sambil meronta kesakitan.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 185 Tidak Bisa Melewati Malam Ini

    Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 184 Pukulan Telak

    Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 183 Dokter yang Disuap

    Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 182 Bersikeras Menolaknya

    "Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 181 Membuatnya Bangkrut

    Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 180 Bradlie

    Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status