Home / Urban / Ah! Mantap Mas Ramli / Bab 131 wanita bertytyd

Share

Bab 131 wanita bertytyd

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-12-17 22:49:20

Ramli langsung melepaskan tangannya dari kerah baju sang asisten. Meskipun mencoba untuk terlihat biasa saja, namun wajah malu-malu nya tidak bisa disembunyikan.

"Diam kamu! Tahu apa kamu soal itu!" sahut Ramli. "Nanti, kamu bilang sama Romi, suruh dia bawa anak-anakku untuk diantar ke rumah ini Minggu depan. Mereka akan tinggal bersamaku!" imbuh Ramli.

"Anak-anak Anda akan tinggal di rumah Mbak Vina?"

Ramli mengangguk. "Vina sendiri yang meminta!" jawabnya.

"Mbak Vina sendiri yang minta? Tapi kalau menurut saya sebaiknya anak-anak tinggal bersama neneknya. Kalau tinggal bersama Anda,saya khawatir aja, Tuan!" ucap Edi yang cukup keberatan jika anak-anak Ramli yang masih kecil-kecil tinggal bersama keluarga Rangga.

"Kenapa kamu bisa bilang seperti itu?" Ramli menjawabnya tanpa menatap wajah sang asisten.

"Ya masalahnya, anak-anak Anda pasti sering ketemu sama Tuan Andreas. Nggak tahu kenapa saya sangat khawatir jika mereka ketemu Tuan Andreas!" kata Edi lagi. Sebenarnya Ramli juga ada kekhawatiran seperti itu. Tuan Andreas adalah orang yang sangat berbahaya, apa jadinya jika pria itu tahu bahwa anak-anak itu adalah bagian dari hidup seorang Aland Orlando.

"Kamu benar, aku juga merasa seperti itu. Tapi Vina memaksa terus!"

"Sebaiknya Anda pikirkan lagi, Tuan. Lagipula saya khawatir jika mereka cukup mengganggu waktu Anda. Ingat, Anda di sini sedang menyamar, sedangkan anak-anak sudah tahu wajah asli ayah mereka. Jika mereka ngomong ke mbak Vina, ini bisa kacau!" bisik Edi.

Kedua pria itu terlihat dalam obrolan serius sehingga membuat Vina dan Sandra yang telah selesai membeli makanan, tampak saling melirik. Apalagi Edi yang terlihat begitu akrab dan dekat. Seolah mereka tengah berbicara tentang suatu hal yang sangat serius.

"Loh, Mas Edi dan Ramli ngapain ya, Mbak? Mereka ngobrolin apa sih? Kayak serius gitu!" bisik Sandra sambil membawa bungkusan makanan di tangannya.

"Nggak tahu tuh!" jawab Vina yang juga penasaran apa yang sedang dua pria itu obrolkan. Di saat kedua wanita itu hendak menghampiri mereka. Tiba-tiba saja seorang wanita cantik dan seksi sedang berjalan lewat di depan Edi dan Ramli yang sedang bermusyawarah.

Wanita itu dengan centilnya tersenyum sambil mengibaskan rambutnya yang ia panjang dan lebat. Wanita yang berusia sekitar dua puluh lima tahun itu nampak sedang memakai baju ketat dengan atasan dress dengan leher Sabrina yang rendah, sehingga memperlihatkan belahan dadanya yang simetris dan begitu padat.

Pakaiannya yang super seksi, tentu saja membuat setiap lekuk tubuhnya membentuk dengan jelas. Namun sesuatu yang aneh, tubuhnya memang seksi dan mulus, hanya saja ada tonjolan kecil pada batang lehernya. Sayangnya, Ramli dan Edi belum menyadarinya.

Aroma wangi dari wanita itu tertinggal dan membelai hidung dua pria itu, rasanya sangat harum dan seolah-olah mereka ingin terus menciuminya.

Jiwa laki-laki keduanya spontan bangkit, reflek mereka mulai bergerak untuk mengikuti wanita tersebut.

Sementara itu Vina dan Sandra melongo melihat Edi dan Ramli yang sedang berjalan mengekor di belakang seorang wanita cantik dan begitu seksi.

Sandra dibuat kesal melihat suaminya yang sedang mengekor di belakang wanita itu.

"Ihhh Mas Edi ngapain sih kayak gitu! Apa dia pingin nasibnya sama kayak Mas Rangga! Berani dia lirik-lirik cewek lain. Biar aku cabein terongnya yang item itu, biar mampus!" gerutu Sandra. Tapi tidak dengan Vina.

Bukannya marah, Vina justru ingin sekali tertawa melihat itu, karena ini benar-benar sangat lucu. Dirinya justru menonton Ramli dan Edi sambil tertawa kecil.

"Ihhh, Mbak Vina kok malah ketawa sih! Harusnya Mbak Vina marahin mereka tuh! Pokonya aku nggak terima!" Sandra langsung beranjak pergi untuk menghampiri suaminya. Namun dengan cepat, Vina menahan tangan adik iparnya itu.

"Kamu mau ke mana, San? Di sini aja, mending kita duduk dulu sambil makan!" kata Vina sambil mengajak adik iparnya untuk duduk di kursi.

"Mbak Vina kok malah santai sih, aku mau jewer telinga Mas Edi, dasar cowok. Di mana-mana sama aja, kalau lihat jidat mulus, pasti lupa dengan istri. Itu juga si Ramli, ternyata mereka sama aja!" kata Sandra kesal setengah mati.

"Udah tenang, bentar lagi kamu juga tahu. Udah deh, duduk aja di sini!" ajak Vina lagi. Wajahnya terlihat santai dan tidak cemburu jika Ramli tergoda oleh wanita itu.

Sementara itu, wanita cantik itu tiba-tiba berhenti. Ramli dan Edi juga berhenti sambil memasang muka cengar-cengir.

"Hehehe, hai mbak!" sapa Edi kali pertama. Wanita itu cuma diam sambil tersenyum. Ramli sendiri juga pura-pura baik dengan wanita itu.

"Gila, Tuan. Nih cewek bening beud! Perfect! Semuanya serba gede, uhuyyy!" bisik Edi yang tiba-tiba berpikiran mesum tatkala melihat tubuh sang wanita yang tinggi semampai dan besar.

Memang, tubuh wanita itu cenderung tinggi besar, mungkin sejajar dengan tinggi Edi yang lebih pendek dari Ramli.

"Busett nih cewek! Tingginya kek jerapah euy, bener kan, Tuan?" bisik Edi bertanya di telinga Ramli dengan pikirannya yang mulai aneh-aneh.

"Ada apa ya, Mbak? Mbak nyari sesuatu?" tanya Ramli memberanikan diri dengan wajah polosnya. Sayangnya wanita itu tidak terlalu tertarik dengan Ramli yang menurutnya sangat jelek.

Wanita itu pun reflek menjawab ucapan Ramli dengan suara baritonnya yang besar persis suara pria normal.

"Ihhh kamu kok jelek banget sih, bikin jijay eieh, ihhh najong mukanya!" kata wanita itu sambil mengibaskan rambutnya yang panjang.

Seketika, baik Edi maupun Ramli saling menatap setelah mendengar suara wanita cantik itu. Ternyata suara wanita itu jauh lebih besar ketimbang suara maskulin kedua pria itu.

"Njirrr, bowtie, eimmm!" kata Edi yang seketika itu ia menjadi jijik melihat wanita itu. Sudah dipastikan itu adalah wanita bertytyd.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ikawulandarik
hahaha,, ceritanya makin ngelantur ya kak
goodnovel comment avatar
perintismenengah08
iya. kaget banget krna aku masih setengah jalan bacanya. tapi penasaran ada eps baru jadi ku baca. eeeh kok gitu, ga ada berkelasnya samsek jadinya. Malah kek ngelantur ceritanya
goodnovel comment avatar
Saefudin Gumilang
ending nya gak jelas
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 140 hanya karena seorang pelayan

    Rangga langsung panik, apa yang dikatakan oleh istrinya bisa-bisa membuat Tuan Andreas curiga. Pria itu segera membalas ucapan sang istri. "Emmm Vina, mak-maksud aku tadi. Ramli itu kan tugasnya di rumah buat bersih-bersih, bantuin Pak Sarip dan mbok Yem, jadi pekerjaan dia di rumah udah banyak, kalau kamu maksa dia jadi bodyguard ya kasihan lah, biar nanti aku sewa bodyguard lain, ya!" ucap Rangga agar sang istri tidak terlalu membicarakan tentang dirinya dan Audrey di depan Tuan Andreas. Vina memutar bola matanya mendengar alasan yang tak jelas dari suaminya, ia tahu itu cuma alasan suaminya saja. "Hah, sudahlah. Aku mau istirahat!" sahut Vina yang sudah muak dengan kebohongan suaminya, lalu ia menoleh ke arah Ramli, "Ramli, kamu bisa pergi ke kamarmu dan istirahatlah, supaya besok kamu bisa bekerja lagi. Terima kasih sudah mau menjagaku hari ini!" lanjutnya sambil tersenyum pada sang pelayan. "Baik, Bu!" jawab Ramli mengangguk, lalu pria itu segera pergi menuju ke kamarnya.

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 139 aku cuma mau Ramli

    Sandra sendiri juga sedikit cemas karena kehadiran Tuan Andreas. Wanita itu merapat ke suaminya sambil berbisik-bisik. "Mas, gimana ini?" kata Sandra yang merasa khawatir jika Tuan Andreas melakukan sesuatu pada Ramli. "Ya nggak gimana-gimana!" jawab Edi berusaha untuk tetap tenang. "Tapi matanya itu loh, Mas. Menakutkan kayak orang yang mau kesetanan!" kata Sandra lagi. "Iya juga sih!" Edi mengiyakannya. Dan tak lama kemudian, Vina mulai membuka pintu mobil, lalu dengan pelan sambil memastikan bajunya sudah rapi, wanita itu lalu turun. Begitu juga dengan Ramli yang juga turun beberapa detik setelah Vina. "Tuh kan, Pa. Mereka malah duduk bareng di belakang. Sudah pasti si jongos sialan itu sedang merayu istriku!" bisik Rangga pada Tuan Andreas saat tahu Vina dan Ramli keluar dari mobil hampir bersamaan. "Hmmmm!" Tuan Andreas langsung menatap wajah Ramli. Sungguh, pria itu merasa jika Ramli mengingatkan dirinya pada seseorang yang tak lain adalah musuh besarnya sen

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 138 dijebak

    Sementara itu di kediaman rumah Rangga, Tuan Andreas sudah datang dan menunggu kedatangan sang putri yang katanya sedang pergi bersama Ramli. Namun, justru pria itu dikejutkan dengan kedatangan Rangga dalam keadaan kepalanya yang diperban. Rangga menjelaskan jika itu adalah ulah istrinya sendiri dengan alasan karena Vina tak ingin Rangga melarangnya pergi bersama pelayan itu. Karena bagaimanapun juga tidak sepantasnya majikan perempuan pergi bersama pelayannya meskipun ada Sandra dan Edi bersama mereka. Rangga berusaha keras untuk mempengaruhi Tuan Andreas agar percaya pada dirinya, karena ia sendiri ingin menyingkirkan Ramli karena ia rasa pria itu akan menjadi penghambat dirinya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Vina. "Begitulah, Pa. Entahlah kenapa sekarang Vina jadi seperti itu. Sejak kedatangan Ramli, dia banyak berubah. Saya takut Ramli sudah mencuci otak Vina, bahkan hamil saja sampai seperti itu. Bukannya ngidam sama suaminya, malah ngidam pelayan kampung itu!" k

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 137 tolong usap perutku

    "Ah, sudah, sudah! Lanjutkan nyetirnya dan jangan kenceng-kenceng,Ed. Santai saja, lagian aku juga nggak sedang buru-buru, hanya saja biar Ramli cepat sampai rumah!" titah Vina yang akhirnya bisa menyelamatkan Edi dari Ramli. "Siap, Mbak!" jawab Edi dengan semangat. Pria itu pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sesuai permintaan sang kakak ipar. Sementara itu, Sandra tiba-tiba mendapat telpon dari Rangga yang saat ini sudah sampai di rumah. Rupanya pria itu segera pulang setelah dianiaya oleh istrinya, dan sangat kebetulan sekali di rumah ada Tuan Andreas datang untuk menjenguk putrinya. "Mas Rangga, iya halo!" sapa Sandra, semuanya pun terhenyak apalagi Vina yang saat ini sedang bermasalah dengan suaminya. "Kalian di mana sekarang? Mbakmu di mana?" Rangga langsung menanyakan keberadaan sang istri yang diketahui pergi bersama adiknya. "Mbak Vina sama aku, kita mau pulang. Ngomong-ngomong mas Rangga ada di mana? Mas Rangga baik-baik saja, kan?" tanya Sandra y

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 136 kecebong premium

    Vina tersenyum saat berada di dalam pelukan sang pelayan. Meskipun mobil sedang melaju kencang dan membuatnya sedikit was-was, Vina tidak merasa khawatir lagi karena dirinya merasa aman dalam pelukan sang pelayan. Sementara itu dari arah spion tengah mobil, Edi tanpa sengaja mendapati pemandangan yang membuatnya garuk-garuk kepala. Bagaimana tidak, ia melihat Vina yang begitu nyaman berada dalam dekapan sang bos. Memang tidak bisa dipungkiri, wanita mana pun jika pernah merasakan pelukan seorang Aland, pasti tidak akan pernah mau melepaskannya, termasuk mantan tunangannya, Monica. "Buset dah! Mbak Vina udah terRamli-Ramli, gila bener si bos! Mainnya rapi beud! Anak musuhnya bisa langsung klepek-klepek. Nggak kebayang kalau Tuan Andreas tahu siapa si Ramli, apalagi Mbak Vina sedang hamil anak musuhnya. Udah pasti auto koit tuh orang!" batin Edi sambil senyum-senyum. Sandra heran melihat suaminya yang sedang cengar-cengir sendiri. "Kamu kenapa, Mas? Senyum-senyum sendiri kek ket

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 135 lebih cepat lebih enak

    Pada akhirnya mereka pulang setelah mual-mual Ramli sedikit reda. Namun, Vina meminta Edi untuk duduk di kursi depan agar Ramli bisa beristirahat, karena ia khawatir Ramli tidak bisa fokus menyetir. "Ayo pulang!" titah Vina saat ia dan Ramli sudah sampai di dekat mobil di mana Sandra dan Edi sudah menunggu mereka. Seketika Edi melihat wajah sang bos yang kusut dan terlihat pucat. "Ramli, kamu muntah lagi?" tanya Edi yang sebenarnya ia sangat khawatir terhadap kondisi atasannya itu. Ramli cuma mengangguk lemas. Sandra sendiri juga heran melihat keadaan Ramli yang semula terlihat kuat namun tiba-tiba menjadi lemas seperti jemuran basah. "Iya ih, masa gara-gara gitu aja jadi muntah? Masuk angin barangkali!" sahut Sandra saat memperhatikan wajah Ramli yang sedikit teler tapi bukan karena mabuk. "Masa kamu nggak tahu sih, Sayang! Si Ramli itu teler bukan karena masuk angin biasa, tapi karena... karena kehamilan Mbak Vina, nyetrum gitu ceritanya!" jawab Edi yang mengerti kondisi yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status