Home / Urban / Ah! Mantap Mas Ramli / Bab 94 Kamu pikir aku pebinor?

Share

Bab 94 Kamu pikir aku pebinor?

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-12-08 20:53:55

Ramli salah satu setelah mengucapkan kalimat itu. Sedangkan Romi, pria itu nampak mengulum senyumnya dan ia tahu sekali jika bosnya berkata benar. Ramli memang merindukan Vina.

"Eh maksud ayah, tidak mungkin lagi ayah kerja di rumah Bu Vina. Mereka sudah memberhentikan ayah, ya sudah, tidak usah memikirkan itu lagi. Ayu tidur ya, sudah malam, besok Ayu harus sekolah!" kata Ramli sambil mengusap puncak kepala sang anak.

Bocah itu pun menurut perintah ayahnya. Namun sebelum ia pergi ke kamar, Ayu sempat berucap kepada Ramli tentang keinginannya untuk memiliki ibu, agar teman-temannya di sekolah tidak meledeknya lagi, karena di setiap kegiatan di luar sekolah, Ayu dan Bagas tidak pernah ditemani oleh ibu mereka dan itulah yang membuat kedua bocah itu ingin ayah mereka menikah lagi.

"Ayah, bolehkah Ayu minta satu hal?" ucap gadis kecil itu dengan wajahnya yang memelas. Ramli berjongkok di depan sang anak, pria itu nampak bersiap mendengar keinginan anaknya yang sebisa mungkin akan i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 140 hanya karena seorang pelayan

    Rangga langsung panik, apa yang dikatakan oleh istrinya bisa-bisa membuat Tuan Andreas curiga. Pria itu segera membalas ucapan sang istri. "Emmm Vina, mak-maksud aku tadi. Ramli itu kan tugasnya di rumah buat bersih-bersih, bantuin Pak Sarip dan mbok Yem, jadi pekerjaan dia di rumah udah banyak, kalau kamu maksa dia jadi bodyguard ya kasihan lah, biar nanti aku sewa bodyguard lain, ya!" ucap Rangga agar sang istri tidak terlalu membicarakan tentang dirinya dan Audrey di depan Tuan Andreas. Vina memutar bola matanya mendengar alasan yang tak jelas dari suaminya, ia tahu itu cuma alasan suaminya saja. "Hah, sudahlah. Aku mau istirahat!" sahut Vina yang sudah muak dengan kebohongan suaminya, lalu ia menoleh ke arah Ramli, "Ramli, kamu bisa pergi ke kamarmu dan istirahatlah, supaya besok kamu bisa bekerja lagi. Terima kasih sudah mau menjagaku hari ini!" lanjutnya sambil tersenyum pada sang pelayan. "Baik, Bu!" jawab Ramli mengangguk, lalu pria itu segera pergi menuju ke kamarnya.

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 139 aku cuma mau Ramli

    Sandra sendiri juga sedikit cemas karena kehadiran Tuan Andreas. Wanita itu merapat ke suaminya sambil berbisik-bisik. "Mas, gimana ini?" kata Sandra yang merasa khawatir jika Tuan Andreas melakukan sesuatu pada Ramli. "Ya nggak gimana-gimana!" jawab Edi berusaha untuk tetap tenang. "Tapi matanya itu loh, Mas. Menakutkan kayak orang yang mau kesetanan!" kata Sandra lagi. "Iya juga sih!" Edi mengiyakannya. Dan tak lama kemudian, Vina mulai membuka pintu mobil, lalu dengan pelan sambil memastikan bajunya sudah rapi, wanita itu lalu turun. Begitu juga dengan Ramli yang juga turun beberapa detik setelah Vina. "Tuh kan, Pa. Mereka malah duduk bareng di belakang. Sudah pasti si jongos sialan itu sedang merayu istriku!" bisik Rangga pada Tuan Andreas saat tahu Vina dan Ramli keluar dari mobil hampir bersamaan. "Hmmmm!" Tuan Andreas langsung menatap wajah Ramli. Sungguh, pria itu merasa jika Ramli mengingatkan dirinya pada seseorang yang tak lain adalah musuh besarnya sen

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 138 dijebak

    Sementara itu di kediaman rumah Rangga, Tuan Andreas sudah datang dan menunggu kedatangan sang putri yang katanya sedang pergi bersama Ramli. Namun, justru pria itu dikejutkan dengan kedatangan Rangga dalam keadaan kepalanya yang diperban. Rangga menjelaskan jika itu adalah ulah istrinya sendiri dengan alasan karena Vina tak ingin Rangga melarangnya pergi bersama pelayan itu. Karena bagaimanapun juga tidak sepantasnya majikan perempuan pergi bersama pelayannya meskipun ada Sandra dan Edi bersama mereka. Rangga berusaha keras untuk mempengaruhi Tuan Andreas agar percaya pada dirinya, karena ia sendiri ingin menyingkirkan Ramli karena ia rasa pria itu akan menjadi penghambat dirinya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Vina. "Begitulah, Pa. Entahlah kenapa sekarang Vina jadi seperti itu. Sejak kedatangan Ramli, dia banyak berubah. Saya takut Ramli sudah mencuci otak Vina, bahkan hamil saja sampai seperti itu. Bukannya ngidam sama suaminya, malah ngidam pelayan kampung itu!" k

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 137 tolong usap perutku

    "Ah, sudah, sudah! Lanjutkan nyetirnya dan jangan kenceng-kenceng,Ed. Santai saja, lagian aku juga nggak sedang buru-buru, hanya saja biar Ramli cepat sampai rumah!" titah Vina yang akhirnya bisa menyelamatkan Edi dari Ramli. "Siap, Mbak!" jawab Edi dengan semangat. Pria itu pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sesuai permintaan sang kakak ipar. Sementara itu, Sandra tiba-tiba mendapat telpon dari Rangga yang saat ini sudah sampai di rumah. Rupanya pria itu segera pulang setelah dianiaya oleh istrinya, dan sangat kebetulan sekali di rumah ada Tuan Andreas datang untuk menjenguk putrinya. "Mas Rangga, iya halo!" sapa Sandra, semuanya pun terhenyak apalagi Vina yang saat ini sedang bermasalah dengan suaminya. "Kalian di mana sekarang? Mbakmu di mana?" Rangga langsung menanyakan keberadaan sang istri yang diketahui pergi bersama adiknya. "Mbak Vina sama aku, kita mau pulang. Ngomong-ngomong mas Rangga ada di mana? Mas Rangga baik-baik saja, kan?" tanya Sandra y

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 136 kecebong premium

    Vina tersenyum saat berada di dalam pelukan sang pelayan. Meskipun mobil sedang melaju kencang dan membuatnya sedikit was-was, Vina tidak merasa khawatir lagi karena dirinya merasa aman dalam pelukan sang pelayan. Sementara itu dari arah spion tengah mobil, Edi tanpa sengaja mendapati pemandangan yang membuatnya garuk-garuk kepala. Bagaimana tidak, ia melihat Vina yang begitu nyaman berada dalam dekapan sang bos. Memang tidak bisa dipungkiri, wanita mana pun jika pernah merasakan pelukan seorang Aland, pasti tidak akan pernah mau melepaskannya, termasuk mantan tunangannya, Monica. "Buset dah! Mbak Vina udah terRamli-Ramli, gila bener si bos! Mainnya rapi beud! Anak musuhnya bisa langsung klepek-klepek. Nggak kebayang kalau Tuan Andreas tahu siapa si Ramli, apalagi Mbak Vina sedang hamil anak musuhnya. Udah pasti auto koit tuh orang!" batin Edi sambil senyum-senyum. Sandra heran melihat suaminya yang sedang cengar-cengir sendiri. "Kamu kenapa, Mas? Senyum-senyum sendiri kek ket

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 135 lebih cepat lebih enak

    Pada akhirnya mereka pulang setelah mual-mual Ramli sedikit reda. Namun, Vina meminta Edi untuk duduk di kursi depan agar Ramli bisa beristirahat, karena ia khawatir Ramli tidak bisa fokus menyetir. "Ayo pulang!" titah Vina saat ia dan Ramli sudah sampai di dekat mobil di mana Sandra dan Edi sudah menunggu mereka. Seketika Edi melihat wajah sang bos yang kusut dan terlihat pucat. "Ramli, kamu muntah lagi?" tanya Edi yang sebenarnya ia sangat khawatir terhadap kondisi atasannya itu. Ramli cuma mengangguk lemas. Sandra sendiri juga heran melihat keadaan Ramli yang semula terlihat kuat namun tiba-tiba menjadi lemas seperti jemuran basah. "Iya ih, masa gara-gara gitu aja jadi muntah? Masuk angin barangkali!" sahut Sandra saat memperhatikan wajah Ramli yang sedikit teler tapi bukan karena mabuk. "Masa kamu nggak tahu sih, Sayang! Si Ramli itu teler bukan karena masuk angin biasa, tapi karena... karena kehamilan Mbak Vina, nyetrum gitu ceritanya!" jawab Edi yang mengerti kondisi yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status