Share

Bab 4

Author: Savana
Begitu jam pulang kerja, hampir semua karyawan sudah pulang. Zoey berdiri di samping jendela dan menatap Harry yang menunggu di lantai bawah sambil memegang bunga. Dia mau tak mau merasa konyol.

Harry adalah seorang pejabat pemerintah kota ini. Namun, posisi itu didapatkan ayahnya dengan berusaha keras menyuap koneksinya. Jadi, meskipun memiliki posisi, Harry tidak benar-benar memiliki kekuasaan.

Ayahnya Harry adalah bos dealer mobil terbesar di Kota Andar. Dia sangat menentang hubungan Zoey dengan putranya. Sebaliknya, dia menyukai latar belakang keluarga Sheila. Orang tua Sheila juga merupakan pejabat pemerintah. Jika Harry dan Sheila menikah, beberapa proyek pemerintah mungkin akan terhubung secara langsung dengan jalur logistik Keluarga Chandra.

Jadi, Sheila bertekad untuk mendapatkan Harry. Hanya saja, karena Harry masih berpacaran dengan Zoey, mereka hanya bisa berhubungan secara diam-diam.

Zoey berdiri di depan pintu lift. Dia memasang headset dan sedang menjawab panggilan Harry. Sambil membaca komik di tablet, dia memasang tampang jijik, tetapi menjawab dengan suara manja yang dibuat-buat.

"Iya, Sayang. Kamu pergi saja dulu. Aku akan berangkat sebentar lagi. Aku akan tiba tepat waktu. Jangan khawatir."

Zoey tidak menyadari bahwa pintu lift sudah terbuka, tetapi Jerry menahan pintu lift dengan tangannya supaya tidak tertutup. Tampang manja yang dibuat-buat itu membuat Zayden di dalam lift tersenyum tipis. Sementara itu, Jerry tidak berani tertawa dan memalingkan wajahnya.

"Iya. Kamu juga tahu bos kami itu vampir ...."

Zoey masih ingin mengatakan sesuatu yang lain, tetapi tanpa sengaja mendongak dan melihat ekspresi kelam Zayden serta tatapan Jerry yang seolah berkata "tamatlah riwayatmu". Dia segera menutup telepon dengan terkejut.

"Pak Zayden ...."

"Emm."

Entah kenapa, Zoey sepertinya melihat sedikit senyuman di sudut mulut Zayden.

"Masuk!" Jerry tidak berhenti mengedipkan mata pada Zoey.

Zoey memaksakan seulas senyum, lalu berjalan masuk dan berdiri di pinggir lift. Dalam sekejap, suasana canggung pun menyelimuti ketiga orang itu. Seberapa besar masalah yang bisa ditimbulkan oleh sebuah kalimat? Mungkin sebesar ini ....

"Bu Zoey mau pergi kencan?" tanya Zayden.

"Nggak, aku cuma mau antar seorang teman ke krematorium," jawab Zoey secara refleks.

"Butuh bantuan?" Zayden tidak terkejut dengan jawaban itu.

"Untuk sementara nggak perlu," jawab Zoey sambil memaksakan senyum.

Jerry menyadari maksud tersirat Zoey. Sebab, perselingkuhan Harry bukanlah rahasia di antara mereka bertiga.

Ting ....

Pada lantai 18 yang merupakan kantor departemen publisitas, ada sekitar tujuh atau delapan orang yang masuk ke lift. Jerry dan Zoey pun buru-buru mundur.

"Halo, Pak Zayden!" Semua orang menyapa Zayden tanpa merasa canggung.

Zayden hanya mengangguk pelan.

Orang-orang di departemen publisitas memang memiliki sifat terbuka dan selalu terlihat gembira. Mereka bahkan bisa mengobrol tanpa henti di dalam lift.

"Di sini sudah penuh. Geser dikit," kata seseorang. Kemudian, lift pun terasa mulai penuh.

Pada saat ini, pinggang Zoey tiba-tiba menegang. Dia merasakan suhu tubuh panas seseorang menembus kemeja tipisnya dan dirinya ditarik ke sisi Zayden. Kemudian, wajahnya yang mengenakan alas bedak sempat menempel ke jas hitam Zayden dan meninggalkan bekas putih samar.

Namun, Zayden segera melepaskan Zoey. Dalam seketika, wajahnya terasa sepanas tungku yang telah ditempa selama 49 hari.

Ketika mereka tiba di lantai pertama, orang-orang dari departemen publisitas berhamburan keluar. Sesekali, terdengar suara bincangan mereka.

"Sudah lihat? Ada bekas ciuman di leher Pak Zayden!"

"Dengar-dengar, Pak Zayden sarapan bareng seseorang pagi ini. Aku nggak tahu siapa orangnya, tapi dinilai dari bekas ciuman di lehernya, itu pasti seorang wanita!"

...

Haih, orang-orang dari departemen publisitas memang "profesional"!

Pada saat ini, Zoey juga ingin ikut berjalan keluar. Akan tetapi, ketika melihat Harry masih berdiri menunggu di depan pintu, dia buru-buru bersembunyi di samping.

Zayden menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.

"Kamu mau keluar?" tanya Jerry sambil tersenyum.

Zoey yakin Jerry pasti mengetahui sesuatu. Jika keluar, dia pasti akan bertemu pria berengsek itu. Namun, jika tidak keluar, apa dia akan ikut dengan mereka? Hari ini, dia datang ke perusahaan dengan naik mobil bosnya. Dia tidak mungkin pulang dengan naik mobil bosnya lagi, 'kan?

"Aku ketinggalan sesuatu di atas. Kalian turun saja dulu, aku mau naik lagi." Zoey mengarang alasan dengan santai.

Zoey merasa waktu terasa sangat panjang. Meskipun lift ini hanya turun selantai, waktunya terasa begitu panjang, seolah-olah ada yang menodongkan pisau ke lehernya dan dia bisa tewas kapan saja.

Zayden dan Jerry akhirnya keluar di lantai basement pertama. Sementara Zoey, berhubung masih belum bisa pulang, dia akan kembali ke meja kerjanya untuk menggambar.

...

Di lantai 28.

Zoey menghela napas lega dan berjalan ke sisi jendela sambil memandangi lampu di luar jendela. Dia duduk kembali di meja kerjanya, lalu memutar musik, dan mulai menggambar.

Entah berapa lama waktu sudah berlalu, Harry menelepon lagi. Zoey tidak menjawab, melainkan langsung menonaktifkan ponselnya. Dia membuat secangkir kopi di pantri, lalu lanjut menggambar.

'Lihat gimana aku akan kerjai kamu! Dasar master manajemen waktu!' umpat Zoey dalam hati.

Pada pukul setengah sebelas, Zoey mengatupkan bibir sambil memandang hasil desainnya dan merasa cukup puas! Dia memadamkan komputernya, lalu meregangkan badan, mengambil tasnya, dan berjalan menuju lift.

"Hmm?" Lampu di kedua lift sudah dimatikan?

Zoey menyalakan kembali ponselnya, lalu membaca pesan di grup yang mengatakan bahwa lift sedang dalam perbaikan dan baru akan dibuka kembali pada pukul 8 pagi besok! Bukankah itu berarti dia harus menuruni 28 lantai melalui tangga?

Zoey mengambil ponselnya dan mengambil foto lift itu.

[ Aku terjebak. Adakah yang bisa menolongku .... ]

Zoey memosting foto beserta sebaris teks singkat ke media sosial, lalu berjalan dengan tidak berdaya menuju tangga darurat yang gelap. Setelah menghela napas panjang, dia mengumpulkan keberanian dan berjalan menuruni tangga.

Baru saja dia berjalan beberapa langkah, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia pun menjerit kaget dan ponselnya jatuh ke tengah tangga sebelum dia sempat melihat siapa yang menelepon. Terdengar dering ponselnya dari tangga, lalu hening. Dalam seketika, kegelapan menyelimutinya dan yang tersisa hanyalah suara napasnya yang samar.

Zoey meraba-raba untuk mencari ponselnya. Layarnya sudah padam, mungkin rusak karena terjatuh tadi. Ya Tuhan! Kenapa dia sesial ini?

Dia menekan tombol daya dan mencoba menyelamatkan diri dari bencana mendadak ini. Dia berharap ponselnya akan menyala kembali, tetapi layarnya masih tidak menyala. Sebaliknya, malah lampu sensor di lantai atas yang menyala.

Kemudian, terdengar suara nyaring seseorang menuruni tangga.

"Tap, tap, tap ...."

Itu adalah suara sepatu kulit yang berhantaman dengan lantai dan napas samar seseorang.

"Siapa itu? Siapa yang ada di sana?" Zoey sedikit meringkuk di sudut dan mulai berkeringat dingin.

Begitu dia selesai berbicara, terlihat sosok jangkung seseorang berdiri di ujung tangga. Berhubung membelakangi cahaya, siluet tubuhnya yang sempurna tersembunyi dalam bayangan. Lampu sensor yang redup meneranginya secara samar sehingga ekspresinya tidak terlihat jelas.

"Aku, si bos vampir."

Sangat jelas bahwa itu adalah suara Zayden.

"Pak Zayden, kenapa kamu juga ada di sini?" tanya Zoey yang ketakutan dengan suara gemetar.

"Bukannya vampir biasanya melakukan kejahatan di malam hari?"

Sepertinya, Zayden juga tersenyum menggoda saat mengucapkan kata-kata itu.

Zoey pun terdiam. Pria ini ternyata cukup pendendam. Namun, dia akhirnya merasa lega. Setidaknya, itu bukanlah orang aneh atau psikopat. Namun, Zayden juga sepertinya bukan orang yang baik.

"Naik kemari," ucap Zayden.

"Aku mau pulang."

Zoey tiba-tiba merasa bahwa pria di depannya jauh lebih menakutkan daripada situasi apa pun yang pernah dia hadapi.

Zayden menghela napas dengan pelan.

"Pintu di lantai pertama sudah dikunci. Kamu nggak akan bisa keluar." Zayden berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Lift biasanya diperbaiki selama satu atau dua jam. Kalau kamu nggak keberatan, naiklah dan minum kopi dulu."

Apa Zoey boleh menjawab bahwa dirinya sangat keberatan? Namun, sepertinya tidak ada cara lain juga.

Zayden langsung naik tanpa menunggu jawaban Zoey. Zoey menatap lubang gelap tak berdasar di bawah tangga dan memilih untuk naik bersama Zayden.

Di lantai 30, bahkan akses tangga darurat juga dikontrol.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 100

    Zoey menggigit bibirnya. Punggungnya terasa geli dan telinganya memerah. Zoey mengeluh, "Sakit ...."Zayden membalas, "Maaf ...."Suara Zayden terdengar sedikit gugup. Dia menarik gaun Zoey dengan hati-hati karena takut membuat Zoey kesakitan. Zayden berucap, "Duduk dulu."Zoey duduk di tepi tempat tidur dengan patuh. Zayden mendorong kacamata dan menyibakkan rambut Zoey yang tergerai ke bagian dadanya, lalu menarik rambut yang tersangkut dengan perlahan.Untung saja tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Ritsleting berhasil ditarik dan semua rambut Zoey disibakkan ke bagian depan.Zoey merasakan dingin di punggungnya. Tulang belikatnya terlihat. Zayden mengatupkan bibirnya, lalu memanggil, "Zo.""Um?" sahut Zoey. Dia yang ingin berdiri mendengar suara Zayden yang serak.Zayden yang duduk di belakang Zoey menimpali, "Kamu boleh cuti sore ini.""Kenapa?" tanya Zoey. Dia menoleh, tetapi tidak bisa melihat Zayden.Zayden tidak bicara. Ciuman yang hangat mendarat di bahu Zoey. Zayden memel

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 99

    Setelah Layla pergi, mereka pun duduk untuk makan siang. Zoey melepaskan jaketnya. Dia memakai gaun rajut hitam berkerah tinggi yang dipadankan dengan sepatu bot pendek. Zoey terlihat sangat manis sehingga membuat Zayden terpikat.Zayden angkat bicara, "Apa malam ini kamu ada waktu?"Zoey menyahut, "Um, ada."Zayden menimpali, "Aku mau minta bantuanmu.""Kamu bilang saja," balas Zoey. Dia bingung, memangnya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan seorang presdir?Zayden berkata, "Aku mau minta bantuanmu untuk membereskan pengagumku."Zoey hampir tersedak. Zayden seperti seorang petapa. Dia hanya bekerja di kantor seharian. Apa para wanita itu menguasai ilmu menyusup tanah atau menerobos dinding? Kenapa banyak sekali?Zayden menjelaskan, "Putri seorang paman baru membuka perusahaan. Dia mengundangku menghadiri acaranya nanti malam. Dia sudah menyukaiku sejak lama, dulu dia selalu mendekatiku. Ibunya juga berniat menjodohkan kami."Zayden mengamati ekspresi Zoey. Sementara itu, Zoey men

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 98

    Jantung Zoey berdegup kencang seperti hampir copot. Pria yang selalu bersikap dingin ini mengirim pesan kepadanya pagi-pagi?Leah mendekati Zoey dan bertanya, "Siapa suamimu ini?"Zoey tersipu malu. Leahmengambil ponsel, lalu membuka grup obrolan Perusahaan Cakrawana. Dia membuka akun LINE Zayden dan menunjukkannya kepada Zoey sembari bertanya, "Dia ya?"Zoey menutup mulutnya dan mengangguk. Leah yang emosional berseru, "Sialan!'Mereka menghabiskan waktu beberapa menit untuk menenangkan diri. Zoey menceritakan semuanya kepada Leah.Mendengar cerita Zoey, Leah berkomentar dengan ekspresi iri, "Bahkan alur cerita di drama serial juga nggak begini."Zoey memperingatkan Leah, "Jaga mulutmu. Kalau nggak, aku langsung bunuh kamu malam ini."Leah mengatupkan bibirnya, lalu membuat gestur seperti menutup ritsleting di mulutnya untuk menunjukkan dia tidak akan membocorkan rahasia ini.Zoey menarik napas dalam-dalam dan tidak berani membuka LINE di komputer lagi. Dia melihat pesannya dari pon

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 97

    Setelah pulang dari Food Empire, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Zoey duduk di dalam mobil sambil melihat foto lama itu di ponselnya. Dia diam-diam memfotonya dari album Siena, pria ini adalah ayah kandung Zoey.Zoey tinggal di luar negeri dan Siena tidak mengizinkannya pulang. Dia pun mencari berbagai alasan. Akhirnya, Siena terpaksa menyetujuinya.Tujuan Zoey pulang adalah untuk mencari ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya selama 20 tahun lebih. Dia ingin tahu ayah kandungnya sudah mati atau masih hidup.Zoey juga ingin tahu apa ayah kandungnya memiliki ambisi yang menakjubkan sampai-sampai tega meninggalkan istri dan anaknya. Ayah kandungnya mengabaikan mereka selama 20 tahun lebih. Jika diketahui Siena, Zoey pasti akan dimarahi habis-habisan.Selama ini, Siena tidak pernah mengungkit tentang pria itu. Bahkan, dia menyembunyikan informasi tentang pria itu dengan baik.Zoey juga mengira Siena akan mendesaknya pulang dalam 1 atau 2 tahun ini. Siapa sangka, sekarang Zoey s

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 96

    Zayden mengecek ponselnya, lalu membuka kontak "Istriku". Tidak ada pesan yang masuk.Tiba-tiba, Jerry membawa dessert dengan catatan khusus dan berucap, "Pak Zayden, punyamu manis 90 persen."Zayden bertanya, "Kenapa cuma 90 persen? Mana 10 persen lagi?"Jerry tidak bisa berkata-kata. Zayden yang berusia 28 tahun lemot sekali. Akhirnya, Jerry menjelaskan selama beberapa menit. Zayden mengirim pesan kepada Zoey.[ Dessert yang kamu belikan enak sekali. Terima kasih. ]Zoey membalas pesan Zayden.[ Sama-sama. ]Zoey baru selesai mandi dan sedang duduk di depan meja rias sambil membaca pesan Zayden. Tampak Zayden sedang mengetik pesan di layar ....Sementara itu, Zayden juga memandangi ponsel dan melihat Zoey sedang mengetik pesan di bagian atas layar ....Akhirnya, mereka berdua tidak mengirim pesan apa pun. Jerry kesal melihat mereka berdua. Yang satu bucin, tetapi tidak pandai mengungkapkan perasaannya. Yang satunya lagi keras kepala, dia ingin menutup hati karena tidak percaya cinta

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 95

    Zayden yang sedang mengurus dokumen di dalam ruangan kantor membuka video setelah melihat pesan Michael. Zoey yang memenangkan pertandingan tersenyum senang. Dia terlihat sangat energik. Zoey juga melakukan tos dengan pria di samping.Zayden juga melihat jelas 2 orang di seberang yang kalah. Dia mengernyit dan teringat pria yang mengantar Zoey kembali ke hotel di Negara Swige. Pria ini yang melakukan tos dengan Zoey. Zayden bergumam, "Finley."Petinggi di samping mengingatkan Zayden yang kehilangan fokus, "Pak Zayden, laporan ini nggak cocok."Zayden tersadar, lalu menutup ponselnya dan lanjut fokus bekerja....."Responsnya lambat sekali. Bisa-bisanya dia cuma membaca pesan dan nggak membalasnya," komentar Michael. Dia melihat Zayden sedang mengetik pesan, tetapi akhirnya tidak ada pesan yang masuk."Kakak Ipar cukup hebat," puji Willy yang duduk di samping. Dia menyilangkan kakinya sembari melihat Zoey. Baik pertahanan atau serangan, gerakan Zoey sangat tepat.Pantas saja tadi Finley

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status