Share

Bab 3

Author: Savana
Terdengar tiga suara ketukan di pintu.

"Masuk."

Zoey membuka pintu dengan cemas.

Zayden sedang bekerja di depan komputer. Tidak seperti pagi ini, dia telah melepas jasnya dan ada dua kancing kemeja hitamnya yang terbuka dengan dasinya miring ke satu sisi. Bekas ciuman yang tertinggal di lehernya semalam bisa terlihat secara samar ....

Dia duduk miring di kursi kantor sehingga memberikan kesan malas dan kesopanan yang palsu.

Zoey berjalan masuk dengan perlahan, sedangkan Jerry menutup pintu di belakangnya.

"Duk." Suara pintu tertutup itu sangat pelan, tetapi terdengar memekakkan di telinga Zoey.

"Pak Zayden, kamu mencariku?"

"Emm." Zayden meliriknya yang berdiri di depan pintu, lalu matanya kembali ke komputer.

Kemudian, suasananya menjadi hening. Meskipun hanya semenit, waktu yang berlalu seolah-olah sudah setahun.

Zayden berdiri, lalu berjalan ke arah Zoey. Harus diakui bahwa dia adalah pacar ideal di mata ribuan gadis. Dia memiliki garis rahang tegas, fitur wajah tampan, batang hidung mancung, bibir tipis kemerahan, serta mata besar nan tajam. Bahkan Zoey pun tak kuasa menahan diri untuk meliriknya.

Saat berdiri di samping Zayden, puncak kepala Zoey hanya sebatas dagunya. Zoey harus mengakui bahwa tubuhnya juga luar biasa bagus. Sebab, ketika berada di kamar mandi semalam, yang paling sering disentuh tangan mulusnya adalah otot perut Zayden yang kekar ....

Astaga, Zoey teringat lagi hal-hal memalukan yang terjadi semalam.

"Pak Zayden, ada apa?"

Zoey terlihat tenang. Ucapannya jelas, dan dia terkesan sangat luar biasa dalam menghadapi tekanan. Namun, hatinya sebenarnya sudah kacau.

"Duduk." Zayden berbelok dan duduk di sofa samping.

Zoey berjalan mendekat dan duduk dua meter jauhnya dari Zayden.

"Duduk di sini," ucap Zayden sambil menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahnya.

Zoey ragu sejenak, lalu bangkit dan duduk di sana.

Zayden menatapnya sambil termenung, sedangkan Zoey meremas kedua tangannya dengan gugup.

"Masih sakit?" tanya Zayden.

Zoey tertegun sejenak, lalu menggeleng. Apa pria sialan ini benar-benar ingin mereka ulang kejadian semalam?

"Gimana rencanamu?"

Zoey meliriknya, lalu melihat tulang selangkanya yang sempurna dan bekas ciuman samar di lehernya ....

"Maaf, Pak Zayden. Semalam, aku mabuk dan benar-benar nggak nyangka akan melakukan hal seabsurd itu padamu ...."

"Nggak perlu minta maaf," sela Zayden sambil menegakkan punggungnya. Kemudian, dia bersandar di sofa dan memandangi wajah samping Zoey yang sempurna.

"Aku yang berinisiatif semalam." Zayden berujar dengan santai, "Kamu memang mabuk dan menciumku. Tapi, aku yang berinisiatif setelahnya."

"Jangan ngomong lagi ...." Zoey sudah merasa cukup malu. Apakah dia harus mempermalukan dirinya lagi di depan Zayden?

"Kita sama-sama sudah dewasa. Hal semacam ini sudah biasa. Anggap saja itu nggak pernah terjadi," sahut Zoey dengan wajah merona merah.

"Kamu anggap aku ini gigolo?"

Tatapan dingin Zayden terlihat seperti hendak menyiksa Zoey.

"Kamu salah paham." Kedua telinga Zoey juga memerah.

Apa yang Zayden inginkan? Apa dia ingin memulai hubungan yang tidak pantas? Namun, dinilai dari tampang sopannya pagi ini, seharusnya bukan begitu!

"Kamu mau coba jadi istriku?"

"Hah?" Zoey mengira dirinya salah dengar!

Keduanya saling berpandangan dan tatapan mereka saling bertautan. Zoey tidak bisa menilai perasaan apa yang tersembunyi dalam mata Zayden.

"Aku nggak pakai pengaman semalam. Kalau kamu hamil, lahirkan saja anaknya. Kalau nggak, aku juga akan tetap bertanggung jawab," ujar Zayden dengan santai, seolah-olah sedang mendiskusikan hal sepele.

Zoey pun terdiam. Saat ini, dia lebih rasional dari sebelum-sebelumnya.

Zayden lahir di keluarga terpandang. Pendidikannya tidak perlu diragukan lagi. Dia mungkin adalah pria yang konservatif. Jika tidak, dia tidak akan melajang selama 28 tahun. Setelah "ditiduri", dia pasti merasa ada batasan moral yang telah dilanggarnya.

Zoey tidak berani mendekati seseorang yang statusnya lebih tinggi darinya. Sebab, dia tahu jelas bagaimana latar belakang keluarganya.

Zoey adalah anak haram ibunya dengan seorang pengusaha yang tidak diketahui identitasnya. Sejak kecil, dia telah menjadi sasaran gosip orang-orang. Jika dia terlibat dengan pria bereputasi bersih seperti Zayden, dia akan menjadi beban bagi Zayden. Lagi pula, dia juga tidak bisa menerima orang baru secepat itu karena luka yang ditimbulkan Harry kepadanya.

"Maaf, Pak Zayden. Aku nggak punya niat lain. Tadi pagi, aku sudah minum obat. Kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak mau jadi istrimu. Kalau kamu merasa bersalah padaku atas kejadian semalam, aku nggak akan akan mempermasalahkannya. Anggap saja semuanya sudah berakhir dan jangan diungkit lagi."

Mata Zayden seketika meredup. Mata di balik kacamata tanpa bingkai itu terlihat gelap dan tak berdasar.

Zoey menyelesaikan ucapan itu dalam satu tarikan napas, lalu berbalik dan hendak keluar dari kantor presdir.

"Tunggu." Zayden berdiri secara perlahan. Untuk sesaat, kata-kata Zoey tadi membuatnya tertegun. Dia adalah seorang konglomerat terkenal di Kota Andar. Ada sangat banyak wanita yang ingin mendekatinya, tetapi ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan seorang wanita yang bisa menolaknya.

Zoey menarik napas panjang, lalu berbalik, dan menatap pria di hadapannya.

"Pak Zayden, kamu masih punya perintah lain?"

"Ayo tukaran LINE."

Zayden terlihat tenang dan menunjukkan kode QR dari ponselnya.

Zoey pun terdiam.

"Bulan depan, perusahaan berencana mengirimmu dan Harvey ke Fashion Week di Negara Swige. Kalau kamu nggak mau pergi, anggap saja aku nggak ngomong apa-apa."

"Selain itu." Zayden menambahkan, "Kamu nggak perlu buru-buru jawab pertanyaan tadi. Aku akan beri kamu waktu untuk memikirkannya."

Huh! Dasar pengusaha! Hanya dengan beberapa patah kata, dia sudah berhasil mengendalikan Zoey.

Tidak semua orang bisa pergi ke Fashion Week di Negara Swige. Jadi, kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Lagi pula, Zoey juga tidak akan dirugikan. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan menambahkan LINE Zayden. Untuk masalah terakhir itu, lupakan saja.

...

Setelah Zoey kembali ke meja kerjanya, Leah yang suka bergosip pun muncul.

"Gimana? Apa kantor presdir sangat mewah?"

Sejujurnya, Zoey tidak terlalu memperhatikannya. Selama seluruh prosesnya, perhatiannya terfokus pada pertanyaan singkat nan tajam Zayden.

"Itu cuma bisa dirasakan, tapi nggak bisa diungkapkan pakai kata-kata. Lain kali, aku akan bantu daftarkan namamu supaya kamu bisa mengunjunginya secara langsung," jawab Zoey sambil mengedipkan matanya dengan nakal.

"Ngagetin banget! Kukira, kamu bakal dibopong turun," ucap Leah. Dia melirik Zoey sambil membaca data di komputer.

"Bu Zoey!"

Harvey berlari kecil menghampiri Zoey dengan gembira. Semua orang pun menatapnya. Ekspresinya yang terlalu gembira menarik perhatian semua orang di departemen.

"Pak Harvey."

Zoey berdiri dengan tergesa-gesa. Semalam, Zayden memandangnya dari atas dan mencengkeram dagunya sambil bertanya apakah dia suka atau tidak. Sikap dominan dan mengintimidasi seperti itu pun menimbulkan trauma dalam hati Zoey.

"Sudah ada pengumuman resmi dari atasan. Kamu dan aku akan hadiri Fashion Week di Negara Swige!"

"Aku tahu." Zoey sama sekali tidak terkejut dengan hal ini.

Bagaimanapun juga, ada begitu banyak senior di perusahaan. Bagi Zoey yang baru bekerja selama setahun, dia akan menjadi sasaran empuk ke depannya. Zayden mungkin memberikan kesempatan ini untuknya sebagai tebusan atas kejadian semalam.

Begitu berita itu keluar, seluruh departemen pun heboh. Ada yang senang dan ada yang kecewa.

Para junior yang baru mulai bekerja menjadi lebih termotivasi. Namun, para senior di perusahaan merasa itu tidak adil. Mereka sudah lama bekerja di perusahaan, tetapi beberapa dari mereka bahkan belum pernah berpartisipasi dalam Fashion Week dalam kota, apalagi di luar negeri.

Zoey tidak peduli dan hanya mengerjakan pekerjaannya sendiri.

[ Zozo, kamu senggang nggak malam ini? Ayo nonton film bareng! ]

Harry mengirim pesan.

Zoey memanyunkan bibirnya. Orang yang tidak tahu malu benar-benar tidak ada tandingannya. Sembari menyenangkan selingkuhannya, dia juga tidak lupa menjilat pasangan sahnya.

[ Oke! ]

Zoey mengambil tangkapan layar dan berencana memostingnya di media sosial. Dia mengatur postingan itu agar hanya bisa dilihat oleh sahabatnya, Sheila Murdi dan menambahkan teks.

[ Sudah lima tahun, tapi masih bagaikan sehari. ]

Tak lama kemudian, Sheila pun tidak bisa diam lagi dan mengirim pesan untuk bertanya.

[ Beb, aku dan temanku juga mau pergi ke bioskop malam ini. Kamu nonton film apa? Jam berapa? ]

Heh! Dia sungguh berdedikasi. Sayang sekali jika dia tidak diberi penghargaan.

Zoey tidak menjawab dan langsung mematikan layar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 100

    Zoey menggigit bibirnya. Punggungnya terasa geli dan telinganya memerah. Zoey mengeluh, "Sakit ...."Zayden membalas, "Maaf ...."Suara Zayden terdengar sedikit gugup. Dia menarik gaun Zoey dengan hati-hati karena takut membuat Zoey kesakitan. Zayden berucap, "Duduk dulu."Zoey duduk di tepi tempat tidur dengan patuh. Zayden mendorong kacamata dan menyibakkan rambut Zoey yang tergerai ke bagian dadanya, lalu menarik rambut yang tersangkut dengan perlahan.Untung saja tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Ritsleting berhasil ditarik dan semua rambut Zoey disibakkan ke bagian depan.Zoey merasakan dingin di punggungnya. Tulang belikatnya terlihat. Zayden mengatupkan bibirnya, lalu memanggil, "Zo.""Um?" sahut Zoey. Dia yang ingin berdiri mendengar suara Zayden yang serak.Zayden yang duduk di belakang Zoey menimpali, "Kamu boleh cuti sore ini.""Kenapa?" tanya Zoey. Dia menoleh, tetapi tidak bisa melihat Zayden.Zayden tidak bicara. Ciuman yang hangat mendarat di bahu Zoey. Zayden memel

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 99

    Setelah Layla pergi, mereka pun duduk untuk makan siang. Zoey melepaskan jaketnya. Dia memakai gaun rajut hitam berkerah tinggi yang dipadankan dengan sepatu bot pendek. Zoey terlihat sangat manis sehingga membuat Zayden terpikat.Zayden angkat bicara, "Apa malam ini kamu ada waktu?"Zoey menyahut, "Um, ada."Zayden menimpali, "Aku mau minta bantuanmu.""Kamu bilang saja," balas Zoey. Dia bingung, memangnya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan seorang presdir?Zayden berkata, "Aku mau minta bantuanmu untuk membereskan pengagumku."Zoey hampir tersedak. Zayden seperti seorang petapa. Dia hanya bekerja di kantor seharian. Apa para wanita itu menguasai ilmu menyusup tanah atau menerobos dinding? Kenapa banyak sekali?Zayden menjelaskan, "Putri seorang paman baru membuka perusahaan. Dia mengundangku menghadiri acaranya nanti malam. Dia sudah menyukaiku sejak lama, dulu dia selalu mendekatiku. Ibunya juga berniat menjodohkan kami."Zayden mengamati ekspresi Zoey. Sementara itu, Zoey men

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 98

    Jantung Zoey berdegup kencang seperti hampir copot. Pria yang selalu bersikap dingin ini mengirim pesan kepadanya pagi-pagi?Leah mendekati Zoey dan bertanya, "Siapa suamimu ini?"Zoey tersipu malu. Leahmengambil ponsel, lalu membuka grup obrolan Perusahaan Cakrawana. Dia membuka akun LINE Zayden dan menunjukkannya kepada Zoey sembari bertanya, "Dia ya?"Zoey menutup mulutnya dan mengangguk. Leah yang emosional berseru, "Sialan!'Mereka menghabiskan waktu beberapa menit untuk menenangkan diri. Zoey menceritakan semuanya kepada Leah.Mendengar cerita Zoey, Leah berkomentar dengan ekspresi iri, "Bahkan alur cerita di drama serial juga nggak begini."Zoey memperingatkan Leah, "Jaga mulutmu. Kalau nggak, aku langsung bunuh kamu malam ini."Leah mengatupkan bibirnya, lalu membuat gestur seperti menutup ritsleting di mulutnya untuk menunjukkan dia tidak akan membocorkan rahasia ini.Zoey menarik napas dalam-dalam dan tidak berani membuka LINE di komputer lagi. Dia melihat pesannya dari pon

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 97

    Setelah pulang dari Food Empire, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Zoey duduk di dalam mobil sambil melihat foto lama itu di ponselnya. Dia diam-diam memfotonya dari album Siena, pria ini adalah ayah kandung Zoey.Zoey tinggal di luar negeri dan Siena tidak mengizinkannya pulang. Dia pun mencari berbagai alasan. Akhirnya, Siena terpaksa menyetujuinya.Tujuan Zoey pulang adalah untuk mencari ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya selama 20 tahun lebih. Dia ingin tahu ayah kandungnya sudah mati atau masih hidup.Zoey juga ingin tahu apa ayah kandungnya memiliki ambisi yang menakjubkan sampai-sampai tega meninggalkan istri dan anaknya. Ayah kandungnya mengabaikan mereka selama 20 tahun lebih. Jika diketahui Siena, Zoey pasti akan dimarahi habis-habisan.Selama ini, Siena tidak pernah mengungkit tentang pria itu. Bahkan, dia menyembunyikan informasi tentang pria itu dengan baik.Zoey juga mengira Siena akan mendesaknya pulang dalam 1 atau 2 tahun ini. Siapa sangka, sekarang Zoey s

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 96

    Zayden mengecek ponselnya, lalu membuka kontak "Istriku". Tidak ada pesan yang masuk.Tiba-tiba, Jerry membawa dessert dengan catatan khusus dan berucap, "Pak Zayden, punyamu manis 90 persen."Zayden bertanya, "Kenapa cuma 90 persen? Mana 10 persen lagi?"Jerry tidak bisa berkata-kata. Zayden yang berusia 28 tahun lemot sekali. Akhirnya, Jerry menjelaskan selama beberapa menit. Zayden mengirim pesan kepada Zoey.[ Dessert yang kamu belikan enak sekali. Terima kasih. ]Zoey membalas pesan Zayden.[ Sama-sama. ]Zoey baru selesai mandi dan sedang duduk di depan meja rias sambil membaca pesan Zayden. Tampak Zayden sedang mengetik pesan di layar ....Sementara itu, Zayden juga memandangi ponsel dan melihat Zoey sedang mengetik pesan di bagian atas layar ....Akhirnya, mereka berdua tidak mengirim pesan apa pun. Jerry kesal melihat mereka berdua. Yang satu bucin, tetapi tidak pandai mengungkapkan perasaannya. Yang satunya lagi keras kepala, dia ingin menutup hati karena tidak percaya cinta

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 95

    Zayden yang sedang mengurus dokumen di dalam ruangan kantor membuka video setelah melihat pesan Michael. Zoey yang memenangkan pertandingan tersenyum senang. Dia terlihat sangat energik. Zoey juga melakukan tos dengan pria di samping.Zayden juga melihat jelas 2 orang di seberang yang kalah. Dia mengernyit dan teringat pria yang mengantar Zoey kembali ke hotel di Negara Swige. Pria ini yang melakukan tos dengan Zoey. Zayden bergumam, "Finley."Petinggi di samping mengingatkan Zayden yang kehilangan fokus, "Pak Zayden, laporan ini nggak cocok."Zayden tersadar, lalu menutup ponselnya dan lanjut fokus bekerja....."Responsnya lambat sekali. Bisa-bisanya dia cuma membaca pesan dan nggak membalasnya," komentar Michael. Dia melihat Zayden sedang mengetik pesan, tetapi akhirnya tidak ada pesan yang masuk."Kakak Ipar cukup hebat," puji Willy yang duduk di samping. Dia menyilangkan kakinya sembari melihat Zoey. Baik pertahanan atau serangan, gerakan Zoey sangat tepat.Pantas saja tadi Finley

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status