Kontrak Cinta Sang Tuan Muda

Kontrak Cinta Sang Tuan Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-30
Oleh:  SyamwiekBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
39Bab
677Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nayla Azzahra adalah dokter anak yang cerdas, sabar, dan penuh kasih—terutama pada pasien-pasien kecilnya. Tapi hidupnya berubah total saat bertemu Rey, bocah lima tahun yang superaktif dan Papanya, Alvaro Arsenio Juhar —seorang CEO dingin, perfeksionis, dan nyaris tanpa ekspresi. Pertemuan mereka seharusnya hanya sebatas dokter dan wali pasien. Tapi satu insiden tak terduga, satu malam penuh kesalahpahaman, dan satu keputusan dadakan—mengubah segalanya. Tiba-tiba, Nayla harus menjadi "istri" dari pria yang tak dikenalnya. Alvaro tidak percaya pada cinta. Pernikahan baginya hanyalah kontrak sosial—dan Nayla hanyalah solusi sementara demi reputasi perusahaan dan stabilitas Rey. Tapi semakin hari, cara Nayla menyentuh hidupnya—dan hatinya—tidak bisa lagi dianggap biasa. Mampukah dua orang yang tidak saling mengenal, dan menikah karena keadaan, berubah menjadi dua orang yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain? Atau justru… cinta itu hanya akan jadi salah satu kontrak jangka pendek yang berakhir ketika semuanya tenang?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Salah Acara, Salah Jodoh

Hari ini, aku hanya ingin datang ke pernikahan sahabatku. Itu saja.

Tapi entah mengapa, semesta seperti sedang iseng—atau mungkin terlampau bosan—hingga memutuskan menjadikanku tokoh utama dalam drama yang bahkan tidak kutulis sendiri.

Aku berdiri di depan ballroom mewah Hotel Virelle Grand, menyibak sedikit gaun satin warna biru gelap yang menggantung rapi di tubuhku. High heels lima senti sudah mulai menyiksa, tapi aku tahan. Demi Mira, sahabatku, yang akan melepas masa lajang hari ini.

“Pernikahan Mira di ballroom L,” bisikku, membaca ulang pesan dari grup bridesmaid.

Aku melihat ke arah kiri, lalu kanan. Dua ballroom besar di lantai yang sama. Satu bertuliskan huruf emas: L. Satu lagi: R.

Tapi di pintu ballroom R, seorang wanita dari event organizer melambai-lambai ke arahku dengan ekspresi lega.

“Dokter Nayla, ya? Cepat masuk, acara hampir mulai!” katanya sambil menarik lenganku.

Aku refleks mengikuti. Mungkin ini bagian dari kejutan sahabatku? Aku tahu Mira suka drama.

Lima detik kemudian, aku sudah berdiri di belakang panggung kecil dengan bunga-bunga putih berjejer di kanan-kiri. Musik romantis mulai mengalun. Seorang pria tinggi bersetelan jas abu-abu berdiri membelakangiku, tampak tenang dan gagah.

"Silakan naik, Nona. Selamat bertunangan," bisik seorang panitia sambil menyerahkan buket bunga ke tanganku.

TUNANGAN?

Aku hampir menjatuhkan buket.

Tapi sebelum sempat bicara, MC sudah mulai berbicara ke mikrofon.

"Hari ini, kita akan menyaksikan pertunangan dua insan luar biasa—Tuan Muda Alvaro Arsenio dan calon istrinya, dokter Nayla Azzahra!"

Aku merasa seperti akan pingsan.

Apa yang barusan dia katakan?!

Orang-orang bertepuk tangan. Blitz kamera mulai menyala. Dan pria yang berdiri di sebelahku—ternyata Alvaro Arsenio Juhar, CEO super terkenal yang wajahnya sering muncul di majalah bisnis—menoleh perlahan.

Aku tidak tahu apa yang lebih gila dari ini semua.

Berdiri di panggung megah, dikelilingi kilau lampu kristal dan denting musik klasik, dengan tangan menggenggam buket bunga, dan seorang pria asing berdiri di sampingku seperti memang sudah ditakdirkan menjadi pasangan hidupku.

Padahal satu jam lalu aku masih sibuk mencari lipstik di dompet kecilku, berharap sempat ke kamar kecil sebelum acara resepsi pernikahan Mira dimulai.

Dan kini?

“Apa yang barusan MC katakan?” bisikku lagi, berharap semua ini cuma ilusi.

Tapi Alvaro Arsenio Juhar tidak tampak seperti bagian dari halusinasi. Sorot matanya tajam, nyaris dingin, namun penuh kontrol.

“Kamu bukan tunanganku,” katanya pelan, tapi tegas.

“Dan kamu bukan pria yang aku inginkan,” balasku dengan suara yang sama pelannya.

Seketika itu juga, seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan mendekat. Kalung mutiara berkilau di lehernya, dan senyumnya begitu lebar saat memelukku tiba-tiba.

“Cantik sekali kamu, Nak. Terima kasih sudah mau menerima Alvaro.”

Aku membeku. Beliau adalah Zura Juhar, Ibunda Alvaro.

Sebelum sempat menjawab, cincin dikeluarkan dalam kotak beludru hitam. MC dengan sigap menuntun kami untuk saling menyematkan. Aku bahkan belum sadar sepenuhnya ketika cincin mengkilap itu sudah melingkar di jari manisku.

Dan seakan itu belum cukup, Bunda Zura kemudian menggantungkan kalung berlian putih ke leherku.

“Simpel tapi anggun, seperti kamu,” katanya, sambari tersenyum lebar.

Aku menoleh ke arah Alvaro, memohon dengan mata.

Berhenti. Tolong. Aku bahkan belum tahu golongan darahmu!

Tapi dia hanya menatap ke depan, bibirnya bergerak nyaris tak terdengar.

"Tolong mainkan peranmu. Hanya malam ini. Harga diri keluarga dipertaruhkan."

Harga diri siapa?! Aku bahkan belum kenal keluargamu!

Namun sebelum kesadaranku kembali, pria yang dikenalkan sebagai Zain Juhar—ayah Alvaro—naik ke panggung pertunangan dan memberikan sambutan hangat tentang “generasi baru keluarga Juhar yang akan memimpin masa depan.”

Aku seperti sedang berada di dunia yang bukan milikku.

Satu-satunya hal yang masuk akal bagiku hanyalah— kenyataan bahwa high heels-ku cukup tajam untuk menusuk kaki sendiri jika aku butuh alasan jatuh.

Acara pertunangan mewah itu berjalan lancar. Bahkan terlalu lancar.

Dan ketika semua orang mulai sibuk menikmati hidangan dan menghampiri Alvaro, aku menepi, berniat mencari pintu darurat untuk melarikan diri.

Namun seseorang menarik ujung gaunku.

Aku menunduk.

Anak kecil. Laki-laki. Umurnya sekitar lima tahun. Rambut ikal dan mata bulat seperti kelereng madu.

“Mama?” katanya pelan.

Aku terpaku. “Eh?”

Dia mengerjap. “Mama, ayo kita pulang sekarang.”

Aku panik.

Beberapa tamu di sekitar mulai menoleh. Salah satu wanita dengan kebaya brokat mencubit lengan temannya dan berbisik, “Anaknya lucu banget! Persis Mamanya.”

Apa? Anak? Mama?

“Eh, maaf, Nak, kamu mungkin salah orang—” Aku mencoba tersenyum, menunduk ke arah si bocah.

Tapi dia malah menggenggam tanganku erat.

“Papa Al bilang kamu mama baruku.”

Papa?!

Aku menoleh. Dan saat mataku bertemu dengan manik kelam milik Alvaro dari kejauhan, aku tahu.

Hari ini aku tak hanya salah masuk ballroom.

Tapi, aku juga baru saja salah masuk di kehidupan seseorang.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Siva Latina
Bagus ceritanya ...️
2025-07-12 10:42:52
0
user avatar
Shafeeya Humairoh
absen dl ahhh
2025-07-05 11:41:37
0
user avatar
Kania Putri
ikut meramaikan hadir selalu suport buat karya barunya. ceritanya keren bagus bikin greget
2025-07-03 17:07:41
1
user avatar
Dilla dilawan
absen pertama dulu dimari
2025-07-03 15:44:03
0
39 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status