Share

Bab 5

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 11:22:34

Domenico tak main-main dalam menghancurkan Jovan. Tak hanya karir yang dibuat luluh lantak, Jovan dan Rosa juga berhasil dideportasi dari negaranya sendiri. Mereka saat ini ditempatkan di sebuah negara tak terlalu besar, memulai kehidupan baru tanpa apapun yang mereka miliki. Terlebih lagi, sedari dulu mereka memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga yang lain. Dan beginilah hasilnya, tak ada yang peduli pada mereka.

Beralih pada sepasang pasangan kontrak, entah mengapa, selalu saja ada hal yang mereka alami. Saat ini di hari ke-7 pernikahan, Shiren dan Nicholas sudah kembali bekerja seperti biasa. Mereka bahkan berangkat bersama agar menunjukkan pada dunia jika mereka adalah sepasang suami istri. Ya ... meskipun pada awalnya banyak cibiran tentang pasangan Shiren yang tentunya bukan Jovan. Dan lagi-lagi, entah apa yang Domenico lakukan sampai akhirnya tak ada satu orang pun berani mengomentari pernikahan Shiren. Bahkan yang awalnya media sangat gencar membuat berita tentang Shiren, saat ini tak ada satu pun yang seperti itu. Sungguh, Domenico benar-benar sanggup melindungi keluarganya sebaik mungkin. Terlebih lagi cucunya itu yatim.

"Huh, aku masih ingin di rumah padahal," keluh Shiren setelah masuk ke dalam mobil yang sama dengan Nicholas. Mereka harus segera sampai di kantor.

"Kenapa harus kamu yang mengambil alih perusahaan? Padahal, ada Jay yang lebih pantas. Dia laki-laki dan sudah dewasa," heran Nicholas.

"Kamu ingin perusahaan yang keluargaku bangun susah payah itu hancur dalam sekejap mata? Bukannya sibuk di meja kerja, Jay justru akan sibuk melukis semua dinding yang kosong! Jangankan mengurus banyak hal seperti itu, dia kuliah saja tidak selesai-selesai!" jelas Shiren dengan nada kesal.

Baginya, Jay sama sekali tidak cocok ada di perusahaan. Jiwa seni Jay sudah sampai ke tulang sumsum sampai tidak bisa direcoki oleh hal lain seperti bisnis dan kepemimpinan.

"Ya, kudengar dia kuliah sudah 7 tahun. Sedangkan kamu, kurang dari 7 tahun sudah berhasil wisuda 3 kali," ucap Nicholas membuat Shiren sedikit malu juga bangga. Sepertinya, semua orang juga tahu jika Jay sangat payah tentang materi. Padahal, dia sudah kuliah di jurusan yang sesuai minat dan bakatnya. Sangat berbeda dengannya.

Di seberang sana, telinga Jay mendadak berdengung. Dia mengumpati orang-orang yang berani membicarakannya.

"Ck, patungku jadi tidak sempurna!" kesal Jay ketika wajah patung yang dia buat tidak seindah yang diharapkan. Dia sempat kehilangan konsentrasi kala telinganya berdengung.

Jay akhirnya memilih mengistirahatkan diri, jika di pertengahan proses sempat kacau, dia tidak akan memaksa diri dan memilih istirahat. Kali ini patung yang dia buat adalah pesanan orang penting bahkan dari luar negaranya, dia tidak ingin mengecewakan klien pentingnya itu.

"Lebih enak juga menjadi seniman daripada pemimpin perusahaan. Oh God, terima kasih telah mengirim Shiren Lavine menjadi kakak-ku." Jay sangat merasa beruntung memiliki Shiren, meskipun wanita kepemimpinan Shiren tidak bisa diragukan. Sejak kecil pun wanita itu sangat betah bermain di kantor bersama sang ayah.

Setelah dirasa cukup, Jay kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Dia merapikan bagian yang dirasa kurang rapi dan tidak sempurna.

***

"Ayah, Shiren sepertinya nyaman dengan Nicholas. Dia bahkan tidak berlarut dalam kesedihan setelah apa yang Jovan lakukan. Dia bisa bangkit dengan cepat," ujar Belinda pada sang ayah mertua. Saat ini Belinda sedang berkunjung ke kediaman mertuanya.

"Nicholas ini selalu memiliki hal yang bisa membuat Shiren lupa akan masalahnya, dia pandai menyesuaikan diri. Huh, bahkan dari banyaknya hal yang aku tawarkan dia hanya meminta jabatan sekretaris. Dia juga tidak banyak tingkah yang menunjukkan bahwa dia aji mumpung. Semoga saja sikapnya terus seperti itu dan tidak berubah, dan jikapun Tuhan menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya, aku tidak masalah," balas Domenico. Bersyukur yang dia tarik saat itu adalah Nicholas.

"Ya, aku juga setuju. Ah tapi sepertinya Nicholas ini cukup tertutup. Kita bahkan tidak tahu keluarganya. Atau jangan-jangan, dia juga belum memberitahukan pernikahannya pada orang tuanya." Kali ini istri Domenico membuka suara, Jasmine.

"Tidak masalah, toh hanya 6 bulan. Dia juga menikah hanya untuk memberikan status pada Shiren, aku yakin dia tidak akan berani macam-macam pada cucu kita," balas Domenico santai.

Yang menjadi perbincangan kini tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Shiren sangat kagum pada Nicholas yang cepat tanggap meskipun dia sekretaris baru. Bahkan banyak hal yang lebih Nicholas mengerti daripada dirinya.

"Astaga!" pekik Shiren terkejut. Saking sibuknya dia sampai tidak sengaja tersandung undakan tangga. Nicholas yang ada di belakangnya pun terkejut ketika suara tabrakan antar benda terdengar. Belum reda rasa terkejutnya, tubuh Shiren yang limbung dan hampir jatuh membuat rasa terkejut Nicholas semakin menjadi-jadi. Dia dengan cepat menarik tubuh Shiren agar tidak menyentuh lantai.

Shiren sebenarnya sudah pasrah ketika jaraknya dengan lantai semakin dekat. Namun, dia kembali memiliki harapan ketika sebuah lengan kekar menarik pinggangnya. Beberapa detik setelah itu, tubuh mungil Shiren sudah berada di dekapan hangat Nicholas.

Shiren hampir melayang ke surga ketika mendapat pelukan ternyaman seumur hidupnya, dia bahkan sampai lupa akan rasa sakit di kakinya. Harum tubuh Nicholas sangat berbeda dan memiliki khas sendiri.

"Nyaman, heh?"

Shiren yang sedang melayang-layang kembali dijatuhkan ke bumi mendengar nada mengejek itu. Dia pun segera sadar dan berusaha menjauhkan diri.

"Kamu mengambil keuntungan dari—Aw!" Kini Shiren sadar jika kakinya tidak baik-baik saja. Sudahlah tersandung, kesleo pula.

Tawa Nicholas menguar mendengar gerutuan Shiren. Saat ini bahkan Shiren kembali memegangi lengannya agar tidak jatuh.

"Kenapa memegangiku lagi? Kamu ingin mengambil keuntungan dariku?" tanya Nicholas dengan alis naik sebelah, dia sangat senang menggoda Shiren.

Jika sudah seperti ini, tak ada hal lain yang bisa Shiren lakukan selain menurunkan gengsinya.

"Kakiku sakit, aku tidak bisa berjalan," cicit Shiren seraya menunduk malu. Dia menyesal telah mengata-ngatai Nicholas.

Tanpa aba-aba lagi Nicholas segera mengangkat tubuh Shiren. Hanya dalam 2 detik Shiren kembali mendapatkan kenyamanan seperti tadi. Bahkan lengannya secara spontan mengalung di leher indah Nicholas.

Sungguh, bersama Jovan dia tidak pernah mendapatkan kenyamanan seperti ini.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status