Share

Peter's cunning

Gerald berdecak kesal karena pagi ini kondisi meja makan yang biasanya terhidang berbagai makanan lezat terlihat sepi. 

"Bi Asri!" masih pagi Gerald sudah harus mengeluarkan tenaganya.

"Ya tuan." 

Gerald mengerutkan keningnya, ia memanggil bi Asri tapi malah Asti yang datang. 

"Dimana bi Asri?" tanya Gerald dengan wajah datarnya.

"Bibi sedang istirahat di kamarnya karena sakit tuan." ujar Asti.

Gerald menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Buatkan sarapannya." perintah Gerald.

"Baik tuan." Asti beranjak kembali ke dapur.

Gerald menduduki salah satu kursi yang ada di meja makan. Seperti sudah kebiasaan pagi, Gerald membuka beberapa berita mengenai bisnis dan perekonomian negara dan dunia. Tangannya yang sedang sibuk menggeser layar tablet tiba-tiba harus berhenti karena kedatangan seseorang yang menarik salah satu kursi di hadapannya.

Gerald menatap Ana yang seperti baru bangun dari tidurnya. Gadis itu masih mengenakan baju tidur nya berwarna pink. Gadis seperti Ana mana mungkin tidur dengan mengenakan lingerie. Ah tapi boleh juga jika Gerald membelikan beberapa lingerie untuk Ana. Bukankah ia akan mendapatkan banyak keuntungan dari itu.

Asti berjalan mendekati Gerald dengan nampan yang sudah berisi makanan dan minuman untuk Gerald.

"Silahkan tuan." ujar Asti sambil menatap semua makanan ke hadapan Gerald.

Ana menatap lapar makanan yang ada di depan Gerald. Ia sudah merasa bingung karena sejak awal ia datang ke meja makan tidak ada satupun makanan yang terhidang di meja makan. Ia juga tidak melihat bi Asri yang biasanya selalu menyiapkan sarapan setiap pagi.

Gerald yang merasa sedang diawasi menghentikan sarapannya. Ia menatap Ana yang terlihat menatap makanannya. 

"Asti buatkan sarapan juga untuk Ana." ujar Gerald yang membuat mata Ana berbinar senang.

"Tapi tuan nona Ana bisa memasak makanan yang ia mau sendiri." ujar Asti masih dengan nada sopan tetapi wajahnya menatap tak suka ke arah Ana yang seperti seorang ratu di rumah ini.

Prang!

Gerald membanting sendok dan garpu yang ada di tangannya hingga menimbulkan suara dentingan yang nyaring hingga bisa memekakan telinga. Wajahnya berubah sangat datar. 

"Kau tidak dengar apa yang kuperintahkan!" suaranya terdengar tenang tetapi penuh penekanan apalagi dengan wajah datarnya. 

"Maaf tuan, akan segera saya buatkan sarapan untuk non Ana." 

Ana bisa melihat jika Asti melakukannya karena terpaksa. 

"Selamat pagi tuan." sapa Jack yang baru saja datang.

"Pagi Jack." balas Gerald.

"Selamat pagi nona." 

"Selamat pagi." balas Ana dengan tersenyum ramah. Ana tahu Jack orang yang baik berbeda dengan Gerald.

Tak lama Asti kembali datang dengan membawa sarapan untuk Ana. Gadis itu tidak tersenyum sama sekali saat menghidangkan sarapan untuk Ana berbeda saat menghidangkan sarapan untuk Gerald.

"Terimakasih Asti." ujar Ana yang hanya di abaikan oleh Asti.

Setelah menyelesaikan sarapannya Gerald langsung pergi tanpa berbasa basi dengan Ana. 

"Semua orang di rumah ini sangat sulit dimengerti."gumam Ana.

***

"Sir PT Altar tiba-tiba menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan kita." ujar Jack memberikan tablet yang berisi pembatalan pemesanan batu bara.

"Bukan hanya PT Altar sir, tetapi PT Reward juga membatalkan kontrak kerja samanya dengan PT kita." lanjut Jack.

"Cari tahu apa penyebab mereka menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan kita." perintah Gerald. Gerald melempar tablet di tangannya ke sofa begitu saja.

"Baik sir." Jack berjalan keluar dari ruangan Gerald.

Gerald menatap pemandangan kota melalui jendela ruangannya. Ruangannya berada di lantai paling tinggi di perusahaannya. Saham perusahaannya mengalami kerugian karena pembatalan kerja sama oleh dua perusahaan sekaligus. Ia berjanji tidak akan membiarkan orang lain merebut kontrak kerja samanya dengan dua perusahaan itu. 

"Permisi sir, saya sudah menemukan alasan di balik pembatalan kerjasama perusahaan kita dengan perusahaan Altar dan Reward." Jack memberikan tablet ditangannya.

Gerald mengamati satu persatu kalimat yang terpampang di layar tablet. Tangannya mencengkram erat tablet yang ada di tangannya. Matanya menatap tajam nama perusahaan yang telah merebut dua kolega perusahaannya.

PT. Altar dan PT. Reward telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT. PS pada pagi hari ini.

Begitulah kalimat yang terpampang di layar tablet. PT. PS adalah perusahaan pertambangan yang tak lain dan tak bukan adalah perusahaan milik ayahnya. Ia tahu ayahnya itu benar-benar licik. Ia ingin mengambil semua yang Gerald miliki untuk membuktikan jika dirinya tidak ada apa-apa nya dengan ayahnya.

"Buat jadwal rapat untuk semua pemegang saham minggu ini." perintah Gerald.

Jika ayahnya pikir ia akan menyerah begitu saja maka ayahnya salah, ia tidak akan membiarkan pria tua itu menang begitu saja. Pria tua itu harus mendapat hukuman atas semua kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu. Pria tua itu sudah merenggut kebahagian seorang anak dari hidupnya, ia membuat seorang anak kehilangan adik dan ibunya.

"Aku akan membalasnya!" ujar Gerald dengan senyum menyeringai.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status