Share

Bab 65

Author: Gekko
last update Last Updated: 2025-10-18 15:39:57
Qiang Jun menghela nafas berat, dia mulai tenang. Dengan gerakan lembut, Qiang Jun mengecup pelan telapak tangan Istrinya.

“Jangan lukai dirimu lagi,” ucapnya kembali melembut.

Sangat berbeda saat sebelumnya Qiang Jun berteriak penuh amarah pada An Beiye.

Ming Yue tersenyum tipis. “Aku tahu bagaimana kondisi tubuhku, tenang saja.”

Akhirnya setelah di tenangkan, Qiang Jun menarik kembali pedangnya. Meski masih memberikan tatapan tajam pada An Beiye seolah mengawasi.

Ming Yue terlepas dari pelukan erat Suaminya. Kini mendekat dan kembali duduk di kursi samping tempat tidur.

“An Beiye” panggilnya.

Tanpa embel-embel Guru. Kali ini Ming Yue berbicara bukan sebagai murid, tapi seorang perempuan.

“Maaf aku tidak bisa menerima perasaanmu. Meski pernikahanku hanya perjodohan, tapi bagiku pernikahan hanya satu kali seumur hidup, aku tidak bisa mengkhianati Suamiku. Tapi terima kasih sudah menyukaiku,” ucapnya, menolak dengan halus.

Di belakangnya, Qiang Jun menyilangkan kedua lengan. Dagunya ter
Gekko

Oke gaes. Walau challenge Gems kurang satu hari ini, tapi karena ada yang kasih hadiah, aku up satu bab sebagai bonus. Happy weekend (〃^ω^〃)

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 83

    “Ibu bilang apa? Wei Chao anakmu?” tanya Qiang Yuze sekali lagi. mencoba mencerna apa yang dia dengar.Yi ran menarik nafas panjang, mengusap kasar wajahnya. Dia berusaha menyiapkan hati untuk mengatakan hal ini.“Sebelum melahirkanmu, Ibu pernah memiliki hubungan dengan Wei Bao. Tapi orang tuanya tak merestui karena Ibu hanya orang biasa. Ibu meninggalkan Wei Chao padanya dan masuk ke istana.”Qiang Yuze terdiam sejenak. Dan akhirnya tertawa hambar.“Dan Ibu merayu Ayahanda tapi masih tetap berhubungan dengan Menteri Wei?” katanya meneruskan.Sangat mudah ditebak.Yi Ran memalingkan wajah. Tidak ingin mengakuinya.“Yang Ibu cintai hanya Wei Bao. Ibu tidak terima terus direndahkan, tapi akhirnya berhasil berada di posisi ini.”Yi Ran kembali menatap Putranya dengan tatapan lembut. “Tolong mengertilah, Yuze. Maafkan saudaramu, ya? Bujuk Kaisar mencabut keputusannya.”Namun QIang Yuze masih berwajah datar. Kisah memilukan sang Ibu tak membuatnya merasakan ap apun.Hanya ada kebencian da

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 82

    “Ekhem.” Akhirnya Ming Yue berdehem. Menutupi kegugupannya “Mungkin nanti, Nenek. Masalah anak tidak bisa kita paksakan.”Shi Linhua mendengus, sambil menggeleng pelan.“Haish. Apa si bocah menyebalkan itu tidak bisa melakukannya dengan baik? Dasar payah,” gerutunya.Ming Yue tertawa kecil. Sedikit canggung membicarakan hal ini.‘Bagaimana aku bisa hamil? Melakukan itu saja kami belum pernah,’ gumamnya hanya bisa berbicara pada diri sendiri.Namun Shi Linhua tak kehabisan ide.“Kalau begitu kau saja yang menyerang lebih dulu, Yue. Qiang Jun memang sedikit kesulitan karena kondisi tubuhnya. Tapi kudengar malam pertama kalian sangat sukses. Jadi lakukan sesering mungkin-“Belum selesai berbicara, Ming Yue tiba-tiba berdiri.“Saya pulang dulu, Nenek. Sebentar lagi hari mulai gelap. Permisi,” pamitnya.Lalu keluar dari ruangan dengan langkah cepat.Shi Linhua terkekeh dengan tatapan meledek. Seolah menikmati reaksi Ming Yue yang terlihat malu-malu. Sifat jahil Qiang Jun memang berasal dar

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 81

    Shi Linhua hendak melerai. Tiba-tiba seorang wanita masuk dengan teriakan panik.“Wei Chao!” seru Permaisuri Yi Ran.Langsung menghampiri Wei Chao yang terjatuh dan membantunya bangkit.“Kau tidak apa-apa? Hm?” tanyanya lembut.Wei Chao menggeleng pelan. “Terima kasih, Yang Mulia.”Qiang Yuze mengernyit heran dengan sikap Ibunya.“Ibunda. Kenapa kau menolongnya? Dia sudah menghianatiku,” desisnya dengan tatapan tajam.Yi Ran menelan ludah. Jantungnya berdebar gelisah karena terlalu impulsif. Akhirnya dia berbalik mendekat Qiang Yuze dan mengusap pundaknya, seolah menenangkan.“Tenanglah, Yuze. Ini pasti salah paham, iya kan? Wei Chao?” ujarnya dengan suara lembut.Wei Chao tak menjawab. Hanya terdiam gelisah, memikirkan nasibnya setelah ini.Lao Lan mengepalkan tangan. Dengan tatapan penuh dendam dan rasa terhina. Kesal karena tidak ada yang mendengarkannya. Dia ingin keadilan untuk dirinya.“Ini semua karena kau, Yuze! Kau yang mandul tapi terus mendesakku untuk hamil! Jadi aku terpa

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 80

    Berita tentang penyerangan dari kerajaan Bailong mulai menyebar di antara para warga perbatasan.Qiang Yuze dan Jendral baru, Gu Bai, sepakat melaporkan hal ini pada kaisar.Mereka bergegas datang ke istana dan langsung pergi ke ruang singgasana.“Salam, Yang Mulia Kaisar,” ucap mereka membungkuk sopan.Kaisar Qiang Mingze menatap kedua orang itu sedikit terkejut.“Bangkitlah. Ada apa kalian datang ke istana bersamaan seperti ini?” tanyanya heran.“Kami ingin melaporkan. Di daerah perbatasan wilayah selatan, ksatria Kerajaan Bailong menyerang warga dan mencuri hasil tambang,” ujar Gu Bai.Qiang Mingze sontak terbelalak.“Apa?!”“Tapi kami berhasil mengalahkan mereka. Walau ada banyak ksatria kita yang terluka parah,” tambah Qiang Yuze menjelaskan.Qiang Mingze mengepalkan tangan, wajahnya mengeras.“Bailong keparat,” umpatnya kesal.Diam-diam, Qiang Yuze dan Gu Bai saling menatap. Bibir mereka tersenyum menyeringai, seolah reaksi Qiang Mingze sesuai dengan apa yang mereka harapkan.Qi

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 79

    Langit menampilkan layung oranye yang indah.Ming Yue dan Qiang Jun baru tiba di markas Song She saat sore hari. Perjalanan mereka cukup jauh dari desa penempa.Qiang Jun segera mengantar Ming Yue ke ruang pribadi tabib long. Dan kebetulan dia sedang ada di markas.“Tabib Long! Aku ingin meminta bantuanmu,” seru Ming Yue langsung menghampirinya.Tabib Long yang berdiri di depan rak buku itu menoleh.“Katakan saja Putri. Aku pasti membantu,” jawabnya ramah.Ming Yue senyum tipis. Sedetik kemudian wajahnya berubah serius.“Apa kau pernah dengar wabah kematian?”Mendengar hal itu, seketika tabib Long sedikit memucat.“Dari mana kau tahu itu, Putri?”“Jawab saja apa kau sesuatu?” balas Ming Yue tak sabar. Dia melihat sepertinya tabib Long mengetahuinya.Tabib Long akhirnya menghela nafas panjang.“Wabah itu pernah melanda desa terpencil di suatu pulau bertahun-tahun lalu. Penyebarannya sangat cepat dan belum ada penawarnya sampai sekarang. Aku pun hampir terkena wabahnya jika tak cepat-ce

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 78

    Di gerobak sederhana yang memuat kayu. Ming Yue duduk bersebelahan dengan kusir di sampingnya. Menyamar dengan pakaian biasa dan tudung menutupi wajahnya“Kenapa kau harus ikut juga, dasar keras kepala,” gerutu Qiang Jun.Dialah kusir yang mengemudikan gerobak itu. Dengan pakaian yang sama menyembunyikan identitasnya.Ming Yue melipat kedua tangannya di dada.“Aku ingin memastikannya sendiri,” balasnya tak mau kalah.Tujuan mereka saat ini menuju lokasi para penempa besi. Seperti yang dikatakan pejabat kementerian sebelumnya. Mereka ada di bawah komando Qiang Yuze yang sedang membuat senjata perang.Qiang Jun hanya mendengus. “Terserah. Saat tiba di sana tetap bersamaku.”Ming Yue tersenyum puas. Namun dalam kepalanya masih memikirkan hal lain.“Menurutmu anak haram Permaisuri itu siapa? Apa dia masih anak=anak?”Karena di kehidupan sebelumnya, Ming Yue sama sekali tak pernah mendengar tentang hal ini. Sepertinya Permaisuri menutup fakta ini rapat-rapat.“Aku juga tidak tahu. Tapi aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status