Share

Awal Kehidupan yang Baru (2)

Author: HwaMi
last update Last Updated: 2023-03-11 13:27:01

Samar-samar Selene mendengar suara seorang pria memanggil-manggil namanya.

"Kakak?" lirihnya mencoba memastikan suara yang dia dengar benar suara kakaknya.

"Lene!"

Selene mengerjap memandang wajah familiar kakaknya yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Bagian mana yang sakit? Dokter akan segera kemari, jadi tahanlah sebentar!" hebohnya seolah Selene sedang terluka parah.

Selene memandang wajah khawatir kakaknya dalam diam. Dulu, raut itu adalah raut yang sering dia lihat ketika kakaknya mengunjunginya di penjara bawah tanah. Bahkan di saat-saat terakhir kakaknya, pria itu tetap lebih mengkhawatirkan Selene dibanding dirinya yang sudah bersimpuh di bawah tiang pancung.

Membayangkannya kembali tanpa sadar membuat air mata Selene menetes.

"Astaga! Apa sesakit itu sampai kau menangis? Di mana dokternya! Kenapa lama sekali!?"

Kakak Selene, mengusap puncak kepalanya sembari terus membisikkan kalimat menenangkan.

"Tenang, ada aku di sini. Apa sungguh sesakit itu?"

Selene yang mulai sadar dengan kondisinya saat ini kemudian menyentuh tangan Lucas di kepalanya. "Aku tidak apa-apa," ucapnya sambil mencoba mendudukkan diri.

"Tunggu! Kau baru saja pingsan, jangan memaksakan dirimu, Lene."

Selene tersenyum mendengarnya. Namun, entah kenapa seolah ada perasaan lain yang terselip di balik ukiran senyumnya.

Maaf, kau jadi harus merasakan hukuman mati karena bersikeras membelaku.

Lucas Sebastian Alpheratz, putra sulung Duke Alpheratz yang merupakan seorang pewaris utama kediaman Alpheratz sekaligus prajurit terpandang di kekaisaran. Dia adalah seorang ahli pedang yang bisa dibilang hanya muncul sekali dalam 100 tahun. Berkat kemampuannya itulah, dia diangkat menjadi prajurit khusus yang bergerak langsung di bawah perintah Kaisar.

Lucas adalah sahabat dekat pangeran kedua di mana mereka pernah sama-sama bertarung di garis terdepan dalam ekspedisi yang dilakukan Kekaisaran Acharnes dalam rangka mempertahankan wilayah. Setidaknya itulah yang akan terjadi dalam 8 tahun kedepan.

"Sepertinya aku hanya kelelahan karena belajar terlalu larut," alibi Selene, masih memasang senyum manis di wajahnya.

Lucas menghela nafas. "Sudah kubilang 'kan, kau tidak perlu berusaha sekeras itu! Apa gunanya menjadi pintar tapi tubuhmu sakit-sakit begini!" omelnya.

Dalam hati Selene meruntuki mulutnya yang asal-asalan memberi alasan. Ah, pasti dia akan dapat ceramah lagi kali ini.

Meskipun begitu, sudah lama Selene tidak mendengar ocehan kakaknya. Sejauh yang dia ingat, hanya ucapan semangat dan doa untuk keselamatannya yang selalu kakaknya ucapkan setiap kali mereka berjumpa. Karena di kehidupannya dulu, Lucas adalah orang yang paling mengerti bahwa Selene tidak diberi kesempatan untuk merasakan kebahagiaan dan juga ketenangan dalam kehidupan pernikahannya.

Entah kenapa Selene tidak merasa keberatan jika harus mendengar kakaknya ini mengomel, setidaknya untuk saat ini.

Lucas merasa janggal dengan ekspresi adiknya yang menatapnya sambil tersenyum, membuat pria itu menempelkan tangannya ke dahi Selene. "Sepertinya terlalu banyak belajar membuat otakmu sedikit konslet," desisnya.

Selene yang mendengar itu kemudian menghempaskan tangan kakaknya dengan raut kesal. "Jahat sekali, sih!"

Lucas tertawa lalu memeluk adiknya sambil mengusap kepalanya pelan. "Aku hanya bercanda." Selene yang awalnya kesal, setelah mendapat pelukan hangat dari kakaknya kemudian menjadi luluh dan membalasnya.

Di saat bersamaan, dokter yang dipanggil untuk mengobati Selene datang dengan raut panik. Kakak-beradik itu seketika menoleh bersamaan. "Maaf saya terlambat! Saya akan segera mengobati Lady Sel-ene? Lho?"

Lucas menatap dokter itu dengan wajah datar. "Kau terlambat, adikku sudah sembuh."

. . .

Beberapa hari telah berlalu sejak Selene terbangun kembali ke masa lalu. Setelah melewati penderitaan tak berujung di kehidupannya yang lalu, Selene akhirnya mendapatkan kembali kehidupannya yang damai, aman, sejahtera, dan sentosa di kediaman Duke Alpheratz. Tidak ada yang berubah dari dirinya saat ini, ya... kecuali satu hal.

Para pelayan tampak berbisik satu sama lain.

"Kau dengar beritanya? Katanya Lady Selene sekarang tampak berbeda."

"Benar!"

"Tampak berbeda bagaimana?"

"Lady Selene jadi lebih sering tersenyum dan menyapa para pelayan."

"Yang benar?!"

"Benar! Aku melihatnya sendiri!"

Perubahan sikap Selene akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan para pelayan di rumahnya.

"Lady~ sepertinya belakangan ini Anda terlihat sangat senang, apa terjadi sesuatu yang tidak saya ketahui?" tanya Marie yang sedang menyisir rambut Selene di belakangnya.

Bukannya bermaksud kurang ajar, tapi memang sedekat itulah hubungan Marie dengan Selene.

"Memangnya kenapa?" Selene menoleh menatap Marie dengan raut polosnya.

"Uhh... saya mendengar beberapa obrolan pelayan akhir-akhir ini," ucapnya sambil menggaruk pipinya.

"Obrolan yang seperti apa?"

"Saya dengar mereka terkesan dengan sikap Anda belakangan ini."

Selene terdiam sejenak. "Benarkah?" Marie membalasnya dengan anggukan.

"Saya bahkan mendengar beberapa pelayan yang sempat Anda sapa sampai mematung di tempatnya karena terlalu kaget."

Selene terkekeh pelan. "Lalu menurutmu, perubahan sikapku merupakan hal yang baik atau buruk?"

"Tentu saja hal baik!" seru Marie penuh antusias. "Tapi, Lady...."

Selene memandang Marie lewat cermin, menunggu gadis itu melanjutkan kalimatnya.

"Sebenarnya kenapa akhir-akhir ini sikap Anda berubah?" tanyanya sedikit ragu. "Apa terjadi sesuatu yang tidak saya ketahui?" Ada nada kekhawatiran dalam suara Marie.

Selene terdiam. Bagaimana dia harus menjelaskan alasannya tanpa terlihat mengada-ada? Apa mungkin seseorang dapat berubah begitu saja dalam semalam?

"Aku hanya berpikir untuk lebih menikmati hidupku..." gumam Selene terdengar menggantung.

Ah, kalau aku bilang begitu, bukankah akan terdengar mencurigakan?

"Maksudku, aku ingin berteman dengan semua orang!" lanjutnya diiringi senyum polos.

Dengan tubuhnya yang masih berusia 12 tahun, Selene mencoba berpikir untuk mengatakan sesuatu yang sederhana agar tidak membuat Marie curiga. Cukup wajar bukan jika dia ingin berteman dengan semua orang?

"Ah, jadi begitu," angguk Marie tanpa curiga. "Sepertinya para pelayan akan sangat senang jika mendengar hal ini."

"Aku juga akan senang jika bisa mengenal mereka lebih dekat," ucap Selene tampak antusias.

Mencoba mengenal lebih dekat orang-orang di sekitarnya.... Sebenarnya Selene juga baru memikirkannya baru-baru ini setelah terbangun dari masa depan. 

Dulu, Selene yang dibesarkan di kediaman Duke Alpheratz hampir tidak pernah keluar dari mansion dan jarang sekali bersosialisasi dengan putri bangsawan lain. Bukan karena sombong atau apa, Selene hanya tidak memiliki keberanian untuk berbincang dengan orang lain selain ayah dan kakaknya. Bahkan kepada para pelayan sekalipun, Selene selalu menutup diri pergaulan.

Namun, dia menyadarinya akhir-akhir ini. Dia tahu para pelayannya bukan bagian dari orang-orang yang mencoba menghancurkannya. Justru mereka sempat berusaha membela Selene ketika dia dijatuhi hukuman mati. Hanya saja, karena sikapnya yang tidak pernah terbuka, mereka tidak bisa membelanya lebih jauh. Tidak ada bukti konkret yang bisa mereka berikan untuk membuktikan ketidakbersalahannya.

Bagaimana mungkin selama ini aku tidak menyadari kebaikan orang-orang di sekitarku?

Pada akhirnya Selene sadar dan bersumpah bahwa di kehidupannya kali ini dia akan menjadi sosok yang lebih kuat. Sosok yang tidak mudah dihancurkan apalagi direndahkan oleh seseorang seperti Helios.

Selene, ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari dirinya yang dulu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Sebuah Penawaran

    Berita kemenangan pertempuran di wilayah barat pun sampai di istana. "Begitu rupanya," ucap Kaisar setelah mendengar laporan dari salah satu prajurit pembawa pesan. "Kalau begitu siapkan pawai penyambutan untuk para prajurit yang kembali," perintah Kaisar pada penasihatnya. "Buat semeriah mungkin, mereka sudah bekerja keras mempertahankan wilayah barat." Jadi dia benar-benar kembali dengan selamat. Kaisar tersenyum misterius. Dia pun kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Putra Mahkota dan Putri Mahkota terpilih. Tak lama kemudian Putra Mahkota dan Putri Mahkota pun menghadapnya. Keduanya membungkuk memberi hormat. "Persiapkan diri kalian, para prajurit yang memenangkan pertempuran di wilayah barat akan segera tiba, danLadyHyacinth...." Panggilan itu membuat Hyacinth mengangkat kepalanya menatap Kaisar. "Aku ingin memberimu tugas pertama sebagai putri mahkota." Putra Mahkota yang berdiri di sam

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertempuran di Medan Perang

    Akhirnya hari keberangkatan menuju Pyrgos pun tiba.Tidak pernah terbayangkan bahwa akan tiba saatnya bagi Duke Alpheratz melepas darah dagingnya menuju medan perang."Jaga dirimu baik-baik, Lene," ucapnya sembari memeluk erat putrinya. Rasanya berat sekali melepas putrinya ini. Bukannya Duke rela begitu saja melepas Lucas, tapi memang rasanya berbeda ketika dia harus melepas putri satu-satunya.Putrinya ini adalah peninggalan terakhir istrinya. Bagi Duke Alpheratz, tentu saja Selene lebih berharga dibanding permata sekalipun. Melepas Selene ke medan perang rasanya seperti melepas jantungnya sendiri ke kandang singa."Ayah juga. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Aku sudah minta Edward untuk menyembunyikan kertas pekerjaan Ayah, jika Ayah tidak mau berhenti bekerja."Tanpa Selene ketahui, Duke memang berniat lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja. Meskipun bisa, dia yakin tidak akan bisa bersantai, karena pada saat itu perasaannya pasti akan sangat tidak tenang memiki

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pilihan untuk Menentang

    "Aku akan menawarkan tempat putri mahkota bagimu, jika nantinya Lady kembali dengan selamat tanpa luka yang berarti." Hah? Apa-apaan ini?! Susah payah dia menghindari seleksi, kenapa malah begini jadinya?! "Ya-yang Mulia..." Ini benar-benar di luar dugaannya. "Bagaimana mungkin saya melakukannya? Itu seperti tindakan curang. Semua putri bangsawan sedang berkompetisi dengan sepenuh hati agar bisa menjadi putri mahkota, tidak mungkin saya bisa menjadi putri mahkota dengan cara seperti ini." "Kenapa? Syarat yang kuajukan cukup sulit, bukan? Lady harus kembali dengan selamat," ucap Kaisar dengan seringaian misterius. Sialan! Dia meremehkanku! Selene cukup dibuat kesal dengan Kaisar yang sejak tadi memaksanya menjadi putri mahkota dan sekarang pria paruh baya itu bahkan meremehkannya dengan mengatakan seolah Selene tidak akan kembali dengan selamat. "Menurutku, syarat yang harus dipenuhi oleh Lady bahkan lebih sulit dibandingkan calon yang lain," ucap Kaisar dengan entengnya. "Jadi

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Kembali ke Tempat Terkutuk

    Setelah 7 tahun mengasah kemampuan berpedangnya, kemampuan Selene akhirnya diakui oleh semua orang termasuk pihak kekaisaran.Kali ini Selene benar-benar kembali ke istana. Bukan sebagai calon putri mahkota, melainkan sebagai salah satu komandan pasukan perang yang sebentar lagi akan bertempur di medan perang.Meski memiliki peran yang berbeda, Selene tetap menerima atensi yang luar biasa sama seperti dulu. Di sepanjang langkahnya, tiap kali dia berpapasan dengan bangsawan atau pelayan, mereka selalu terpana melihatnya. Walaupun Selene sendiri tidak yakin mereka lebih terpesona dengannya atau dengan para pria yang berjalan bersamanya.Tepat seperti yang tertulis di undangan. Kekaisaran dengan hormat berniat menjamu para komandan pasukan yang sebentar lagi akan berangkat ke medan perang. Itulah mengapa kali ini dia tidak berjalan sendiri memasuki istana.Sebagai komandan pasukan berpangkat Letnan, dia memiliki serdadu yang dia pimpin sendiri. Bersama dengan para komandan lain, mereka a

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pria Asing yang Aneh

    Selene memekik begitu mendapati sesuatu di balik semak-semak itu. Seorang pria dengan jubah dan tudung kepala terduduk sambil memegang perutnya yang terluka. Selene sontak melompat dari lorong dan mendekati pria itu. "Apa Anda baik-baik saja?!" tanya Selene panik. "Apa menurutmu aku terlihat baik-baik saja?" Pria itu balik bertanya pada Selene, membuat Selene tersenyum canggung. Pria itu mengerang sambil memegang perutnya yang bersimbah darah. Membuat Selene semakin panik dan tidak tahu harus berbuat apa. "Tu—tunggu di sini sebentar, biar saya panggilkan seseorang yang bisa membantu." Saat Selene hendak berdiri, pria itu seketika menahan lengannya. "Jangan! Jangan coba-coba memanggil orang lain!" cegah pria itu. "Tapi Anda berdarah sangat parah! Kalau Anda kehabisan darah, Anda bisa mati di sini!" "Sudah kubilang jangan libatkan siapa pun. Kalau aku sampai ketahuan karenamu, aku tidak akan sengan untuk membunuhmu, apa kau mengerti?" ancam pria itu. Selene memandang pria bertu

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pesta yang Ditunggu-tunggu

    Hari besar yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Selene memandang ke luar jendela dengan tatapan jenuh. "Hey, setidaknya tunjukkan sedikit semangatmu. Hari ini semua orang akan merayakan kedewasaanmu di istana. Kau mungkin akan menjadi pusat perhatian orang-orang di sana," celoteh Lucas yang duduk di depannya. Selene melirik Lucas dengan tatapan sinisnya. Ya, jika itu benar-benar terjadi, semua ini karena salahmu! Sama seperti dulu, kali ini Lucas juga menemaninya datang ke pesta debutante sebagai pasangannya. Pria itu tampak menawan dengan setelan baju formalnya dan gaya rambut yang ditata rapi ke belakang. Padahal sebelumnya Selene sudah mengingatkan Lucas agar tidak tampil mencolok supaya tidak menarik perhatian orang-orang, tapi bagi seseorang yang sudah terlahir dengan paras mempesona, tentu saja lebih sulit untuk tampil sederhana dibanding mencolok, bukan? "Jika kau ingin mencari calon istri, jangan datang bersamaku begini," gerutu Selene. "Sia-sia aku tampil biasa aja kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status