Share

Awal Kehidupan yang Baru (1)

Author: HwaMi
last update Last Updated: 2023-03-11 13:17:31

Selene memandang sosok kecil di depannya dengan tatapan bingung. Potret dalam cermin yang begitu familiar menyapa indra pengelihatannya. Tampak sangat nyata sekaligus meragukan.

"Lady, mau berapa lama lagi Anda bercermin? Anda harus segera bersiap untuk kelas berkuda hari ini."

Selene masih sibuk mengamati bayangannya dalam cermin.

Dia sudah menyadari ada yang tidak beres dengan mimpinya. Mimpi buruk yang dia alami terlalu nyata untuk disebut mimpi. Satu-satunya penjelasan untuk situasinya saat ini adalah―

"Sepertinya aku benar-benar kembali ke masa lalu," gumam Selene sambil menggigit ibu jarinya.

"Lady Selene!" tegur pelayannya, sontak membuat Selene sedikit terlonjak. Dia kemudian menyadari tatapan memohon dari Marie.

"Astaga, iya, iya aku akan segera bersiap," ucapnya sedikit malas.

Dari sekian banyak hari, kenapa dia harus terbangun di hari kelas berkuda?!

Jujur saja, rasa sakit yang dia terima semasa hidupnya sebelum kembali ke sosok kecil ini masih terasa begitu jelas. 

Kini jiwanya mendiami tubuh kecil ini, tubuh gadis kecil yang di usianya dianggap lemah bahkan bagi keluarganya sekalipun. Tidak butuh waktu lama bagi Selene menyadari situasinya sekarang. Dia terbangun setelah terlempar kembali ke masa lalu entah bagaimana caranya.

Mendapati tubuhnya mengecil membuat Selene bertanya-tanya tentang usianya kepada Marie, pelayannya.

"Bagaimana, Lady bisa lupa? Kemarin kan Anda baru saja merayakan ulang tahun yang kedua belas."

Jika tahun ini dia berusia 12 tahun, itu artinya sekarang adalah tahun 1776 Hellas. Berarti masih tersisa 6 tahun lagi sebelum perayaan debutante-nya dan 8 tahun lagi sebelum dirinya terpilih mengikuti seleksi calon putri mahkota.

Selene menggelengkan kepalanya.

Bagaimanapun caranya aku tidak boleh mengikuti seleksi itu!

Dia tidak sudi melangkahkan kakinya ke tempat terkutuk yang mereka sebut istana itu. Setidaknya, tidak sebagai calon putri mahkota.

Masalahnya, meski dirinya sudah menguatkan tekad untuk tidak mengikuti seleksi calon putri mahkota, berhak tidaknya dia menjadi kandidat putri mahkota tidak bisa dia tentukan sendiri.

Perlu diketahui bahwa Kekaisaran Acharnes merupakan salah satu kekaisaran terbesar yang tercatat dalam sejarah. Luas wilayah kekaisaran ini terus bertambah dari generasi ke generasi akibat strategi ekspansi yang brilian. Kekuatan militernya pun tidak perlu diragukan lagi. Perdagangan di wilayah ini pun jauh berkembang dibanding dengan daerah lain. Kemakmuran rakyatnya bisa dikatakan cukup merata dengan baik. Yang jelas, kekuasaan kekaisaran ini jauh lebih dari yang bisa dibayangkan.

Karena itu, untuk memegang kekuasaan tertinggi, seorang penerus dari Kaisar tidak bisa dilahirkan dari perempuan sembarangan. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Sialan! Kriteria yang dibuat para bangsawan kolot di istana benar-benar membuatku menjadi sasaran empuk pilihan terbaik mereka! 

Bicara tentang kriteria, tampaknya tidak akan jauh-jauh dari kedudukan kasta kandidatnya. Jelas, dalam sistem monarki kedudukan memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai alat politik, kedudukan seorang perempuan sebelum diangkat menjadi Permaisuri tentu akan membantu Kaisar dalam memperkuat kedudukannya. Termasuk mempengaruhi jumlah suara sang Kaisar di parlemen.

Hal kedua yang akan menjadi pertimbangan adalah intelegensi atau kecerdasan. Tidak perlu ditanya, kecerdasan seorang Permaisuri tentu akan mempengaruhi bagaimana dia akan mendidik calon penerus Kaisar.

Selain itu, sudah menjadi tugas seorang permaisuri untuk membantu Kaisar mengurus baik politik, keuangan, hingga hubungan diplomatik antara kekaisaran dengan wilayah lain. Permaisuri juga diharuskan memiliki kemampuan berpikir cepat dan tepat agar sewaktu-waktu jika terjadi sesuatu pada Kaisar, Permaisuri dapat selalu siap mengambil alih komando tertinggi.

Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata pekerjaan Permaisuri jauh lebih banyak dari yang dibayangkan. 

Karena bagi Kekaisaran Acharnes, seorang Kaisar dan Permaisuri dilambangkan sebagai matahari dan bulan. Yang berarti keduanya sama-sama memberi kontribusi penting pada kehidupan dengan caranya masing-masing.

Yang ketiga dan yang paling utama, seorang Permaisuri haruslah seseorang yang sehat secara jasmani dan rohani. Permaisuri harus siap untuk melahirkan penerus kapan pun Kaisar menghendaki. Dengan kata lain, seorang Permaisuri harus menjalani serangkaian tes kesehatan termasuk tes kesuburan agar mengetahui apakah dia mandul atau tidak.

Kenapa aku baru menyadarinya? Rasanya benar-benar tidak ada hal positif yang bisa diambil saat aku menjabat sebagai Permaisuri.  

Menimbang syarat-syarat yang ada, Selene benar-benar akan menjadi sasaran empuk bagi pihak kekaisaran untuk dipilih sebagai calon putri mahkota. Bagaimana tidak?

Sebagai putri seorang Duke yang terpandang dan salah satu pemegang suara mutlak di parlemen, tentu saja Selene sudah bisa dipastikan lolos syarat pertama. Masalah kecerdasan? Hah! Tidak perlu ditanya lagi! Tanyakan apa saja padanya, maka dia pasti akan menjawabnya dengan tepat. Pengetahuan gadis ini lebih luas dari yang bisa manusia biasa tampung di otaknya. Lalu sisanya apa? Kesuburan?

Lantas bagaimana cara mengakali hal ini? Ah tidak, Selene tidak sebodoh itu untuk membuat dirinya sendiri mandul hanya untuk menghindari Kaisar!

"Marie, bagaimana menurutmu jika suatu saat nanti aku terpilih menjadi calon putri mahkota?" Marie yang sedang menyisir rambut Selene pun terkesiap kaget.

"La-lady! Kenapa Anda sudah terpikirkan untuk menjadi putri mahkota di usia Anda yang bahkan baru menginjak dua belas tahun?" ucap Marie sedikit syok.

"Kenapa? Aku kan hanya bertanya," heran Selene.

"Astaga, Lady. Saya hampir terkena serangan jantung mendengarnya!" Meskipun protes, Marie tetap mencoba memikirkan jawabannya. Dia menyentuh dagunya, berpikir sejenak. "Kalau hal itu terjadi, tentu saja saya akan senang, tapi... mungkin juga sekaligus sedih?" ucapnya ragu.

"Kenapa begitu?"

"Soalnya jika Lady ditunjuk sebagai calon putri mahkota itu artinya Lady harus meninggalkan mansion ini. Entah apa jadinya hari-hari saya tanpa Anda di sini," ucap Marie sambil menyentuh dahinya, mendramatisir.

Selene tertawa mendengarnya. Setelah sekian lama hidup dalam penderitaan dan senyum palsu, ini pertama kalinya Selene bisa kembali tertawa.

Meskipun bayang-bayang hidupnya yang suram selama di istana dan hari-hari kelamnya di penjara bawah tanah belum sepenuhnya hilang, namun Selene mencoba untuk tidak menunjukkan raut muramnya di hadapan Marie.

Marie adalah satu-satunya pelayan sekaligus temannya di mansion keluarga Duke Alpheratz. Bukannya pelayan lainnya tidak mau mendekatinya, hanya saja Selene sendiri yang menjaga jarak dari mereka. Selene tidak terbiasa hidup dalam sorotan, karena itu semasa hidupnya di kediaman Duke Alpheratz, Selene selalu bersikap tertutup pada pelayan lain. Dia selalu menampakkan image anak penurut yang misterius. 

Aku dulu selalu tertutup dengan orang lain selain Marie di luar keluargaku sendiri. 

Bahkan saat di istana pun Selene tidak suka terlibat dengan orang luar dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya di dalam kamar. Berbeda dengan Veronica yang berkepribadian ramah dan mudah bergaul, wanita itu mudah masuk ke circle mana pun yang dia mau.

Dipikir-pikir lagi, pantas saja jika Kaisar lebih mempercayai wanita itu dibanding dengannya. Dibanding mempercayai Permaisuri yang berkepribadian suram, tentu saja Kaisar lebih bersimpati dan mempercayai Veronica yang notabenenya dekat dengan hampir semua orang di istana, meski wanita itu tidak lebih dari sekedar selirnya.

Selene tersenyum getir membayangkan kembali hidupnya yang penuh dengan diskriminasi.

"Bagaimana menurutmu jika aku menolak tawaran dari pihak kekaisaran?" celetuk Selene, membuat Marie terkejut.

"Kenapa Lady berniat menolak kesempatan berharga seperti itu?"

"Entahlah, sepertinya aku tidak akan cocok tinggal di istana," keluh Selene sambil menunduk sedih.

"Tapi bukankah menolak tawaran seperti itu sama saja dengan berkhianat pada kekaisaran? Harga yang harus dibayar mungkin adalah nyawa―"

Seketika Selene merasakan guncangan dalam dirinya saat Marie mengatakan kalimat itu.

"Akh!"

Perutnya tiba-tiba terasa perih seolah dia bisa merasakan sakit janinnya yang harus ikut mati bersamanya. Dia merintih sambil meremas perutnya. 

"Lady!" Marie panik melihat Selene yang tiba-tiba merintih kesakitan sambil memeluk perutnya.

Selene menahan lengan Marie yang hendak keluar meminta bantuan.

"Aku tidak apa," ucapnya dengan wajah berlinang keringat dingin. Selene kembali mengernyit sebelum tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.

"Lady Selene!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Sebuah Penawaran

    Berita kemenangan pertempuran di wilayah barat pun sampai di istana. "Begitu rupanya," ucap Kaisar setelah mendengar laporan dari salah satu prajurit pembawa pesan. "Kalau begitu siapkan pawai penyambutan untuk para prajurit yang kembali," perintah Kaisar pada penasihatnya. "Buat semeriah mungkin, mereka sudah bekerja keras mempertahankan wilayah barat." Jadi dia benar-benar kembali dengan selamat. Kaisar tersenyum misterius. Dia pun kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Putra Mahkota dan Putri Mahkota terpilih. Tak lama kemudian Putra Mahkota dan Putri Mahkota pun menghadapnya. Keduanya membungkuk memberi hormat. "Persiapkan diri kalian, para prajurit yang memenangkan pertempuran di wilayah barat akan segera tiba, danLadyHyacinth...." Panggilan itu membuat Hyacinth mengangkat kepalanya menatap Kaisar. "Aku ingin memberimu tugas pertama sebagai putri mahkota." Putra Mahkota yang berdiri di sam

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertempuran di Medan Perang

    Akhirnya hari keberangkatan menuju Pyrgos pun tiba.Tidak pernah terbayangkan bahwa akan tiba saatnya bagi Duke Alpheratz melepas darah dagingnya menuju medan perang."Jaga dirimu baik-baik, Lene," ucapnya sembari memeluk erat putrinya. Rasanya berat sekali melepas putrinya ini. Bukannya Duke rela begitu saja melepas Lucas, tapi memang rasanya berbeda ketika dia harus melepas putri satu-satunya.Putrinya ini adalah peninggalan terakhir istrinya. Bagi Duke Alpheratz, tentu saja Selene lebih berharga dibanding permata sekalipun. Melepas Selene ke medan perang rasanya seperti melepas jantungnya sendiri ke kandang singa."Ayah juga. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Aku sudah minta Edward untuk menyembunyikan kertas pekerjaan Ayah, jika Ayah tidak mau berhenti bekerja."Tanpa Selene ketahui, Duke memang berniat lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja. Meskipun bisa, dia yakin tidak akan bisa bersantai, karena pada saat itu perasaannya pasti akan sangat tidak tenang memiki

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pilihan untuk Menentang

    "Aku akan menawarkan tempat putri mahkota bagimu, jika nantinya Lady kembali dengan selamat tanpa luka yang berarti." Hah? Apa-apaan ini?! Susah payah dia menghindari seleksi, kenapa malah begini jadinya?! "Ya-yang Mulia..." Ini benar-benar di luar dugaannya. "Bagaimana mungkin saya melakukannya? Itu seperti tindakan curang. Semua putri bangsawan sedang berkompetisi dengan sepenuh hati agar bisa menjadi putri mahkota, tidak mungkin saya bisa menjadi putri mahkota dengan cara seperti ini." "Kenapa? Syarat yang kuajukan cukup sulit, bukan? Lady harus kembali dengan selamat," ucap Kaisar dengan seringaian misterius. Sialan! Dia meremehkanku! Selene cukup dibuat kesal dengan Kaisar yang sejak tadi memaksanya menjadi putri mahkota dan sekarang pria paruh baya itu bahkan meremehkannya dengan mengatakan seolah Selene tidak akan kembali dengan selamat. "Menurutku, syarat yang harus dipenuhi oleh Lady bahkan lebih sulit dibandingkan calon yang lain," ucap Kaisar dengan entengnya. "Jadi

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Kembali ke Tempat Terkutuk

    Setelah 7 tahun mengasah kemampuan berpedangnya, kemampuan Selene akhirnya diakui oleh semua orang termasuk pihak kekaisaran.Kali ini Selene benar-benar kembali ke istana. Bukan sebagai calon putri mahkota, melainkan sebagai salah satu komandan pasukan perang yang sebentar lagi akan bertempur di medan perang.Meski memiliki peran yang berbeda, Selene tetap menerima atensi yang luar biasa sama seperti dulu. Di sepanjang langkahnya, tiap kali dia berpapasan dengan bangsawan atau pelayan, mereka selalu terpana melihatnya. Walaupun Selene sendiri tidak yakin mereka lebih terpesona dengannya atau dengan para pria yang berjalan bersamanya.Tepat seperti yang tertulis di undangan. Kekaisaran dengan hormat berniat menjamu para komandan pasukan yang sebentar lagi akan berangkat ke medan perang. Itulah mengapa kali ini dia tidak berjalan sendiri memasuki istana.Sebagai komandan pasukan berpangkat Letnan, dia memiliki serdadu yang dia pimpin sendiri. Bersama dengan para komandan lain, mereka a

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pria Asing yang Aneh

    Selene memekik begitu mendapati sesuatu di balik semak-semak itu. Seorang pria dengan jubah dan tudung kepala terduduk sambil memegang perutnya yang terluka. Selene sontak melompat dari lorong dan mendekati pria itu. "Apa Anda baik-baik saja?!" tanya Selene panik. "Apa menurutmu aku terlihat baik-baik saja?" Pria itu balik bertanya pada Selene, membuat Selene tersenyum canggung. Pria itu mengerang sambil memegang perutnya yang bersimbah darah. Membuat Selene semakin panik dan tidak tahu harus berbuat apa. "Tu—tunggu di sini sebentar, biar saya panggilkan seseorang yang bisa membantu." Saat Selene hendak berdiri, pria itu seketika menahan lengannya. "Jangan! Jangan coba-coba memanggil orang lain!" cegah pria itu. "Tapi Anda berdarah sangat parah! Kalau Anda kehabisan darah, Anda bisa mati di sini!" "Sudah kubilang jangan libatkan siapa pun. Kalau aku sampai ketahuan karenamu, aku tidak akan sengan untuk membunuhmu, apa kau mengerti?" ancam pria itu. Selene memandang pria bertu

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pesta yang Ditunggu-tunggu

    Hari besar yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Selene memandang ke luar jendela dengan tatapan jenuh. "Hey, setidaknya tunjukkan sedikit semangatmu. Hari ini semua orang akan merayakan kedewasaanmu di istana. Kau mungkin akan menjadi pusat perhatian orang-orang di sana," celoteh Lucas yang duduk di depannya. Selene melirik Lucas dengan tatapan sinisnya. Ya, jika itu benar-benar terjadi, semua ini karena salahmu! Sama seperti dulu, kali ini Lucas juga menemaninya datang ke pesta debutante sebagai pasangannya. Pria itu tampak menawan dengan setelan baju formalnya dan gaya rambut yang ditata rapi ke belakang. Padahal sebelumnya Selene sudah mengingatkan Lucas agar tidak tampil mencolok supaya tidak menarik perhatian orang-orang, tapi bagi seseorang yang sudah terlahir dengan paras mempesona, tentu saja lebih sulit untuk tampil sederhana dibanding mencolok, bukan? "Jika kau ingin mencari calon istri, jangan datang bersamaku begini," gerutu Selene. "Sia-sia aku tampil biasa aja kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status