Share

Bab 2 Kehidupan Sendok Emas Tiba

Setelah kejadian itu, Charlotte di gendong oleh laki-laki yang dianggapnya sebagai seorang ayah ke mansion lamanya untuk melihat para pelayan yang merawatnya selama ini. Betapa terkejutnya sosok laki-laki itu melihat kamar yang begitu besar hanya ada kasur yang keras dan pakaian yang tidak terlalu banyak jangankan mewah layak pakai saja masih bagus, walaupun sebagian adalah bekas berada di dalam ruangan itu.

Untuk makanan gadis kecil itu juga hanya ada roti yang keras dan sup yang tawar seperti air, tidak terbayangkan kehidupan seperti itu dialami oleh anak kecil hingga bertahan seperti sekarang. Semua pelayan berkumpul di satu tempat tidak berani menatap sang Duke yang terlihat marah.

"Katakan padaku kenapa di tempat ini hanya ada roti yang tidak layak dimakan dan sup seperti air tawar? Aku ingat dulu memberikan anggaran yang cukup besar ke mansion ini untuk di urus," ucap sang Duke dengan tatapan dingin dan aura yang menekan sambil menggendong Charlotte

Terlihat dengan jelas sosok kepala pelayan di tempat itu yang biasanya mengurus keuangan mansion terlihat ketakutan saat sebuah buku anggaran diberikan kepada Duke. Setelah melihat isi buku Sang Duke meminta penjelasan mengenai anggaran mansion tersebut, tetapi kepala pelayan yang bertanggung jawab hanya mengatakan kalau itu adalah jumlah dana yang diberikan oleh mansion utama kepadanya jadi dia tidak tau menahu mengenai dana yang berkurang setiap tahunnya.

Sang Duke tanpa pikir panjang langsung memanggil bawahannya yang bertugas mengurus keuangan keluarga Fitzgerald, setelah diselidiki olehnya seorang pelayan yang bertugas mengantarkan dana itu melakukan korupsi besar-besaran hingga mansion itu tidak pernah mendapatkan makanan yang layak untuk benar-benar di makan.

Charlotte terkejut dengan sikap seorang ayah yang sedang menggendong dirinya saat ini, karena akhirnya dia bisa merubah setidaknya sedikit. Dia merasa bersyukur karena saat ini jadinya para pelayannya tidak perlu mengorbankan gaji mereka untuk membelikan dirinya makanan yang sedikit enak ataupun membeli pakaian walaupun bekas tetapi setidaknya masih bagus dan layak di pakai.

"Nona, Anda pasti selama ini menderita ya,"

"Tapi, untungnya Anda kuat walaupun keadaannya sulit, dan tawaran saya untuk mengadopsi Anda masih berlaku nona,"

"Kalau nona dibuang oleh Duke saya siap menjadikan nona putri kecil saya," ucap sang ajudan sambil mengelap air mata karena sedih melihat anak kecil yang mendapatkan perlakuan buruk

Sang Duke langsung menatap tajam ke arah bawahannya yang terlihat begitu berani berbicara seperti itu, seketika laki-laki berkacamata itu merinding karena tatapan dingin Duke walaupun begitu dia tidak dibunuh oleh Duke, Sebab dia adalah satu-satunya orang yang paling setia dengan Duke dan bersumpah tidak akan pernah berkhianat.

"Kalau kamu masih berbicara seperti itu sepertinya kamu sangat santai," ucap sang Duke dengan tatapan tajam ke arah laki-laki di depannya membuat sosok laki-laki di depannya langsung merinding

"Ah... saya baru ingat ada dokumen yang belum saya sortir dan periksa, kalau begitu saya pergi dulu," ucap sosok laki-laki itu dengan cepat langsung keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Charlotte dan ayahnya di dalam ruangan tersebut

Setelah ajudan tersebut keluar dari ruangan, seketika suasana sunyi dan menegangkan muncul. Semua pelayan yang berada di dalam ruangan tertunduk ketakutan melihat sang Duke yang hanya diam tidak berbicara sama sekali.

Beberapa menit berlalu, setelah sang Duke sangat puas melihat ekspresi para pelayan, dia langsung pergi meninggalkan ruangan dan membawa Charlotte yang berada di pelukannya ke bangunan utama keluarga Duke.

Charlotte yang baru pertama kali melangkah masuk ke bangunan utama keluarga Duke sangat terpukau, takjub dan berbinar-binar melihat beberapa benda yang terbuat dari emas atau dilapisi oleh emas di setiap langkah Duke berjalan lorong bangunan besar tersebut. Charlotte yang masih berada di pelukan Duke, di bawa ke sebuah pintu besar dan mewah.

Ketika pintu besar ruangan kamar itu dibuka oleh Duke, sebuah ruangan yang mewah, besar, dan luas dengan sebuah tempat tidur yang terlihat sangat empuk dan nyaman terlihat membuat tatapan Charlotte berbinar-binar. Merasa ekspresi kekanak-kanakan yang terlihat seperti penasaran dari sosok gadis kecil yang di gendongnya, dia menurunkan Charlotte dan memberikan isyarat tangan untuk memeriksa ruangan mewah dan besar itu.

"Mulai sekarang ini adalah kamar milikmu, dari mulai pakaian, makanan dan semua yang kamu inginkan menjadi milikmu,"

"Dan tempat tinggal kamu saat ini dan seterusnya adalah kamar ini," ucap Duke dengan tatapan serius ke arah sang gadis kecil yang menyentuh kasurnya dengan tatapan terharu dan berbinar-binar di mata Duke

Charlotte yang tidak percaya dengan kenyataan yang terjadi sekarang, bukannya mencubit pipinya untuk merasakan sakit melihat nyata atau tidaknya, dia malah langsung naik ke atas tempat tidur dan berbaring apakah kasur empuk itu asli atau hanya mimpinya. Charlotte sampai berucap di dalam hatinya dengan tatapan terharu dan bangga dengan perjuangannya.

'Akhirnya kehidupan sendok emasku tercapai.'

Tanpa Charlotte sadari sang Duke berjalan ke arahnya dan mulai mengangkat Charlotte dengan memegang pakaian belakangnya, seketika membuat Charlotte teringat dengan sebuah fakta kalau sang Duke masih berada di dalam satu ruangan bersama dengan dirinya.

"Terima kasih papa, telah ingin menerimaku untuk tinggal bersama,"

"Aku pikir papa tidak menginginkan aku lagi," ucap Charlotte dengan senyuman yang lembut dan lebar seolah-olah seperti seorang anak kecil yang mendapatkan hadiah yang besar

"Tidak perlu berterima kasih,"

"Kamu adalah putri keluarga Fitzgerald dan satu-satunya calon pewaris keluarga ini jadi kamu sangat berharga,"

"Jika seorang calon pewaris tidak mendapatkan hal-hal seperti ini, nanti apa yang akan di katakan oleh orang-orang di luar tentang keluarga Duke," ucap sang Duke dengan tatapan yang dingin dan menurunkan Charlotte kembali ke atas kasur

Charlotte hanya tersenyum dan mengangguk mengerti, dia memang tidak mengharapkan lebih dari Duke, selain menghindari takdir kematian tragis, dia hanya ingin menikmati hidupnya dengan harta keluarga Duke yang seharusnya dia terima sebagai seorang anak, jadi kasih sayang seorang ayah tidak terlalu berarti untuknya sama seperti dengan kehidupannya sebelum bereinkarnasi, tidak masalah tidak mendapatkan kasih sayang asalkan bisa bertahan sudah lebih dari cukup untuk dirinya.

"Beristirahat di dalam kamar hingga makan malam tiba," ucap sang Duke yang mengelus-elus kepala Charlotte kemudian berjalan ke arah pintu besar dan keluar dari ruangan hingga tersisa Charlotte sendiri di dalam ruangan

Charlotte yang ditinggalkan sendirian di dalam ruangan langsung berguling-guling di atas kasur yang luas, lembut dan empuk.

"Kehidupan sendok emas akhirnya aku tiba,"

"Tetapi, ini baru langkah pertamaku untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan kalau bisa menyelamatkan dirinya dari sifat haus darah itu,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status