Tatapan mata yang menggemaskan ditunjukkan oleh Charlotte membuat orang-orang merasa tidak mungkin seorang Duke akan mengabulkan keinginan seorang anak kecil dengan cara yang begitu mudah. Namun betapa terkejutnya semua orang yang melihat sang duke mengangguk begitu mudah ketika melihat putri kecilnya yang menggemaskan. Tidak lama tersangka laki-laki dan perempuan di bawa oleh para pelayan ke ruangan yang berbeda untuk di periksa dengan teliti.
"Memangnya bisa ditemukan pelakunya di dalam ruangan? Mustahil bukan seseorang ingin melakukan pembunuhan dari dalam ruangan?" bisik D kepada seseorang yang di sebelahnya dengan tatapan remeh ke arah Charlotte"Keluarga Duke adalah keluarga terhormat mustahil ada orang yang ingin mengotori pesta yang susah payah di buat, kecuali anaknya adalah pembawa sial atau kutukan maka tidak lagi heran jika ini terjadi," bisik G kepada seseorang yang berada di tengah kerumunan orang dengan tawa yang remehBisikan orang-orang mengenai tingkah Charlotte yang berusaha mencoba menyelesaikan kasus tentu saja di anggap remeh, sebab seorang anak kecil mana mungkin bisa memiliki kemampuan seperti itu untuk menyelesaikan kasus pembunuhan itulah satu jam yang lalu pemikiran orang-orang yang hadir di tengah pesta. Sebuah botol kecil berbentuk tabung ditemukan di balik pita besar pakaian milik sang istri Count, semua orang menatap terbelalak tidak percaya dengan yang terjadi. Tidak ada jalan lagi untuk sang istri Count menghindari perbuatan yang dilakukan olehnya, semua tamu yang hadir di dalam pesta undangan memandang rendah dan jijik ke arah pelaku.Seorang istri yang seharusnya melayani dan setia kepada sang suami, tetapi bisa-bisanya ada seorang istri yang berani melakukan perbuatan kejam dan hina seperti itu. Anak laki-laki dan anak perempuannya tidak ada satu pun yang membela atas perbuatan jahat sang ibu, mereka malah sangat berterima kasih kepada Charlotte karena telah mengetahui dalang di balik pembunuhan ayah mereka. Pada akhirnya pesta itu berakhir dengan kedua kubu yaitu lahirnya seorang gadis jenius keluarga Duke dan keberuntungan seorang anak haram."Herry, menurutmu apakah gadis itu akan terpesona denganku dan menjadi tunanganku?" tanya sesosok laki-laki berambut hitam bermata merah memandang langit malam di balik jendela kereta kuda yang sedang berjalan"Jujur aku yakin dia tidak akan tertarik dengan orang yang narsis seperti Anda, jika dia melihat sikap yang sebenarnya,""Tapi, orang jenius seperti dirinya adalah hal yang bagus menjadi ratu di negeri ini di masa depan,""Aku sangat menantikan jika harus bekerja sama dengannya sebagai pewaris keluarga Duke Fitzgerald," ucap Herry dengan posisi membenarkan kacamatanya yang tidak benar"Kenapa bukan calon ratu? Dia lebih layak jadi ratuku," tanya sosok laki-laki berambut hitam bermata merah itu dengan kening yang berkerut"Yah, karena akan sulit punya laki-laki bermuka dua seperti Anda yang mementingkan keuntungan dibandingkan cinta, kalau Anda jatuh cinta maka besok mungkin di wilayah timur tengah bagian gurun pasir yang panas akan banjir," ucap Herry dengan nada yang serius sambil membuka buku catatannyaKeesokan paginya ketika Charlotte bangun pagi, seluruh pelayan mansion dengan bersemangat dan antusias melayaninya. Charlotte yang kebingungan dengan perubahan itu hanya bisa menuruti saja yang di lakukan oleh para pelayan, dia merasa mungkin perubahan yang terjadi di antara para pelayan adalah perbuatan yang dilakukan olehnya saat berada di pesta kemarin. Charlotte jadi ikut berpikir mungkin saja takdir kematiannya untuk di rubah semakin lancar di masa depan. Hari ini Charlotte melakukan kegiatan yang biasanya yaitu menemui sang ayah di ruang kerja, dengan percaya diri Charlotte masuk ke dalam ruangan dengan suasana yang suram dan mencekam setelah mengetuk pintu tidak ada respons sama sekali.'Sepertinya aku salah mengunjungi tempat? Sebaiknya aku pergi sebelum mereka menyadarinya,' ucap Charlotte di dalam hatinya sambil membalikkan badan dan berjalanTidak sampai tiga langkah Charlotte melangkah ketika memutar badan, sang ajudan atau asisten pribadi Duke yang melihatnya langsung dengan antusias dan bersemangat memanggil namanya. Charlotte di dalam hatinya yang tidak ingin mengganggu awalnya langsung membalikkan badan lagi dengan senyuman kaku."Nona, sangat hebat sekali kemarin menyelesaikan kasus pembunuhan yang terjadi,""Anda memang seorang keturunan jenius keluarga Fitzgerald dan putri tuan Duke yang buah tidak jauh jatuh dari pohonnya," ucap Carius sang asisten dengan senyuman yang lembut"Terima kasih atas pujiannya kakak Carius, tapi ini semua karena aku ingin menjadi seorang yang pantas di bagian keluarga Fitzgerald," ucap Charlotte dengan senyuman sambil berjalan ke arah sosok laki-laki yang telah duduk di sofa dengan kedua kaki yang di silangkan dengan santai sambil mengangkat cangkir tehTanpa lama Charlotte langsung di gendong ke pangkuan sang Duke dan Charlotte juga tidak protes dengan yang di lakukan oleh ayahnya sendiri. Charlotte yang di gendong diberikan kue kering dengan diam mengambil kue kering menggunakan tangan kecilnya dan memakannya."Nona, bukankah artinya sudah saatnya Anda mengikuti kelas pewaris? Karena Anda lebih pintar di anak seusia Anda, Aaron kamu setuju bukan?" tanya Carius sambil meletakkan tumpukan kertas yang berserakan di lantai ke atas meja untuk di periksa lagi"Kelas pewaris adalah kelas dimana Anda akan dipersiapkan menjadi Duke selanjutnya, harusnya ini sangat mudah untuk Anda nona karena kejeniusan yang Anda miliki," jelas Carius sambil duduk di kursi kerjanya dan memeriksa dokumen yang ada di depannyaCharlotte tiba-tiba terlintas dengan sangat jelas jika isi di dalam novel mengatakan kalau dia akan mati di tinggalkan oleh sang Duke. Tanpa kasih sayang dan perhatian sesosok ayah satu-satunya keluarganya hingga akhir kematian yang tragis menjemput Charlotte. Sudah jelas jika Charlotte menjadi antagonis dengan egois karena hanya ingin perhatian, tetapi semuanya meninggalkan dirinya dan menuju ke tokoh utama.'Apakah dengan menjadi seorang pewaris keluarga Duke artinya aku tidak akan berakhir dengan kematian? Tetapi bagaimana jika itu semua berakhir dengan benar-benar kematian sebab aku terlalu fokus dengan belajar hingga jarak memisahkan kami dan pada akhirnya dia akan meninggalkan aku?' ucap Charlotte di dalam hati dengan tertunduk menatap setengah kue kering yang telah dia makanCharlotte tenggelam ke dalam lamunannya sendiri membuat Duke merasa khawatir jika Charlotte menganggap dirinya tidak akan bisa bersenang-senang lagi, dan harus fokus dengan beban berat di bahu. Dengan pelan dan sedikit keraguan sang Duke memberanikan diri mengelus-elus kepala kecil putrinya dengan sangat pelan, karena takut jika kepala putrinya patah karena perbuatannya.'Harusnya pelan-pelan seperti ini bukan?''Kepalanya sangat kecil seperti ini, tidak akan patah bukan jika aku bersikap seperti ini?'"Tapi, tidak biasanya seorang wakil komandan kerajaan seperti dirimu berada di sini,""Jika ada dirimu bukankah artinya ada Cale, dimana dia?" ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah belakang sang wakil komandan kerajaan yang ada di depannya"Ah, ketua dilarang keluar oleh sekretarisnya, karena sering kabur dari ruangan kantornya secara diam-diam mentang-mentang tidak ada pengawasan sama sekali dari sekretarisnya selama seminggu,""Jadinya ketua menyerahkan kasus pembunuhan ini kepadaku untuk menyelidikinya," ucap laki-laki itu dengan helaan napas panjang setelah mengingat-ingat kejadian rekan kerjanya itu sangat keras Charlotte yang melihat wajah kelelahan itu hanya bisa mengangguk paham dan sudut bibir yang naik kaku. Charlotte merasa tidak mengherankan jika laki-laki itu bersikap bebas seperti itu, sebab dia menyelamatkan laki-laki itu dari penjualan budak ketika dia berumur sebelas tahun. Di usia seperti itu sudah akan sangat sulit untuk mengajarkan seseorang etika bangsaw
Keesokan harinya Charlotte yang mengira harinya akan menjadi damai, ternyata dia salah menduga. Sebab pada keesokan hari itu dia malah kedatangan tiga orang tamu tidak di undang duduk dengan manis di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang disediakan di atas meja. Charlotte yang melihat tidak adanya waktu untuk dirinya beristirahat hanya bisa membuatnya menghela nafas panjang lelah dengan sudut bibir yang dinaikkan secara paksa, ketika berada di tengah-tengah tamu yang hadir."Tuan Jafar, aku tidak menyangka pedagang timur tengah sangat senggang hingga bisa berada di rumah orang lain untuk minum teh,""Apakah Anda tidak takut saingan Anda lebih untung di saat-saat seperti ini?" ucap Achille dengan tatapan dingin ke arah sosok laki-laki yang berkulit sedikit gelap dengan tatapan tajam dan seringai menyindir"Anda bisa saja bercanda, tapi jika terjadi saya yakin itu hanya sementara,""Dan yang mulia bukankah Anda juga sama? Padahal jelas-jelas seorang calon pemimpin kerajaan ta
Keesokan harinya Charlotte memutuskan untuk mengirimkan surat pesta minum teh kecil-kecilan, karena dia ingin menggali informasi dari keluarga Marques Rickle demi sebuah tambang yang di janjikan oleh putra mahkota. Setelah selesai menulis tangan dan mengirimkan semua surat undangan ke para tamu, tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dalam ruangan dengan nafas yang tersengal-sengal."Nona, itu di ruang tamu ada seorang pedagang dari timur tengah ingin bertemu nona,""Mereka datang tidak memiliki surat izin, tetapi mereka bilang nona pasti akan suka nantinya dengan barang yang mereka bawa untuk di ajak kerja sama di wilayah Fitzgerald," ucap pelayan itu sambil berusaha mengontrol nafasnya'Sejak kapan rumahku seperti bangunan publik? Bisa keluar masuk seenaknya tanpa surat izin? Padahal aku putri keluarga Duke tapi rumahku seperti tempat umum milik kerajaan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menyipitkan matanya dan kening berkerut"Baiklah, katakan padanya aku akan menemuinya satu ja
'Apakah aku tidak salah dengar?''Harusnya dia datang ke tempat ini, karena penasaran dengan pemeran utamanya, bukan kepadaku? Apa yang sebenarnya terjadi?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan mengedipkan matanya beberapa kali dengan kebingunganCharlotte akhirnya dengan menurut duduk di kursi kereta kuda milik putra mahkota, keduanya sama sekali tidak berbicara di dalam kereta, hanya ada tatapan dan senyuman yang begitu menyilaukan dari putra mahkota membuat Charlotte tidak enak hati untuk menolak. Charlotte tidak mengerti kenapa orang seperti putra mahkota sangat ingin berteman dengan dirinya, padahal dari posisi keluarga Fitzgerald di kerajaan adalah netral dan juga dia adalah gadis yang cukup pemalas hingga sangat jarang mengikuti kegiatan pergaulan atas bahkan ayahnya sendiri yang mengatakan jika putrinya adalah gadis yang cukup pemalas."Charlotte, kenapa kamu sejak tadi tidak memandangku ataupun sangat ingin menjaga jarak? Padahal kita berteman,""Aku sedikit sedih, di abaik
Beberapa hari berlalu hingga akhirnya putra mahkota dinyatakan sembuh total, Charlotte selalu datang menemui putra mahkota dan menemaninya. Tetapi setelah sembuh Charlotte sudah tidak lagi datang ke istana kerajaan dan malah bermain dengan Frecian, karena disambut baik oleh gadis bangsawan lain saat Charlotte hadir di pesta teh tersebut. Charlotte telah menghadiri pesta yang diadakan oleh Frencia sebanyak tiga kali dan di keempat kalinya ini dia entah kenapa merasakan firasat yang sedikit buruk sebab di pesta ini adalah pesta pertama kalinya pemeran utama di dalam novel hadir semenjak debutnya. Terlihat seorang gadis berambut perak bermata biru duduk minum teh dengan sikap yang anggun layaknya bangsawan.'Tidak heran jika dia akan di cintai oleh banyak pemeran utama laki-laki,''Karena dia cantik dan begitu elegan walaupun berasal dari darah setengah bangsawan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan tatapan terpukau dengan kecantikan yang bagaikan seorang dewi"Charlotte, kamu tertar
"Dari mulai kamu adalah seorang alkimia dan belajar mengenai banyak tentang racun, obat-obatan dan bahan kimia,""Sampai bukti dari jenis racun yang kamu gunakan," ucap Charlotte dengan tatapan tajam ke arah sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinyaSemua tamu yang hadir menatap dengan tatapan merendahkan, sebab perilaku yang sangat tercela bisa-bisanya dilakukan oleh seorang anak yang di besarkan. Kepala keluarga pengganti Earl yang tidak bisa lagi menemukan celah untuk menentang ucapan Charlotte langsung mengeluarkan sebuah belati yang di sembunyikan di balik pakaian dan berlari ke arah Charlotte. Charlotte yang panik dan jarak yang dekat hingga tidak bisa membuatnya menghindar mau tidak mau hanya bisa menutup mata dan menantikan ajalnya. Tetapi anehnya pada saat Charlotte menutup mata tidak ada rasa sakit sedikitpun yang kunjung menghampirinya sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuka mata berapa terkejutnya dia melihat putra mahkota melindungi dirinya menggunakan tubuhnya
Sebuah tirai panggung terbuka memperlihatkan beberapa tokoh yang akan bermain peran di tempat ini di depan semua tamu yang berfokus ke arah mereka. Charlotte memulai pertunjukan dengan menunjuk seorang pelayan yang mengurus keperluan istri pertama Earl yang mati secara misterius."Kamu tolong jelaskan kepadaku apa yang nyonyamu makan dan minum selama satu hari kejadian itu," ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah pelayan yang jaraknya tidak jauh"Nyonya hanya makan steak dan sup di pagi hari dan waktu camilan beliau hanya makan kue kering dan minum teh," jawab sang pelayan dengan gagap dan ketakutanCharlotte kemudian menunjuk ke arah seorang koki yang berada di sudut ruangan untuk memberikan penjelasan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kedua menu tersebut. Tidak ada satupun dari itu disebutkan sebuah bahan yang akan membuat seseorang berbau mulut, dan mungkin para bangsawan juga tidak akan mau menggunakan bahan itu sebagai rempah-rempah makanan mereka. Di sinil
"Nona, Anda harus bangun dan bersiap,""Bukankah Anda bilang ingin ikut hadir ke acara duka keluarga Earl dengan tuan Duke? Jika begitu Anda tidak boleh terlambat," ucap seorang pelayan yang mengguncang-guncang pelan tubuh milik Charlotte yang masih sangat nyenyak tertidurAcara duka adalah acara tradisi di kerajaan ini, biasanya acara tersebut berisikan doa-doa untuk para dewa meringankan hukuman dari pendahulu mereka dan dilakukan oleh pihak kuil oleh para pendeta atas permintaan keluarga. Semua tamu biasanya diminta menggunakan pakaian hitam ataupun putih sebagai bentuk rasa duka mereka atas kehilangan orang yang berharga dan berjasa selama menemani mereka hidup.Charlotte dan ayahnya datang menghadiri acara Duka langsung menjadi pusat perbincangan di tengah-tengah ramainya tamu yang hadir di acara pemakaman. Itu semua sebab gosip miring yang menyebar di kalangan para bangsawan mengenai Charlotte yang jarang muncul ke publik, banyak yang menduga jika Charlotte adalah anak haram kel
"Charlotte, bagaimana rasa kue coklat yang aku beli di toko terkenal itu? Apakah sesuai dengan seleramu?" tanya sang putra mahkota yang duduk di depan Charlotte dengan senyuman lembut"Yang mulia, Anda tidak perlu jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat kondisi putri saya,""Putri saya sehat-sehat saja, jadi tidak perlu repot-repot datang ke rumah saya," ucap sang Duke dengan tatapan tajam dan kening yang begitu berkerut memegang erat cangkir teh"Tapi sebagai teman yang baik, saya tidak mungkin tidak mengunjunginya," ucap putra mahkota dengan tatapan menatap khawatir dan tulus'Kenapa rasanya suasananya sangat menegangkan? Dan juga kenapa putra mahkota datang ke sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menundukCharlotte berpikir jika ucapan putra mahkota kemarin hanyalah candaan, tetapi tidak terduga malah sang putra mahkota dengan antusias minum teh di rumahnya. Charlotte merasa dia sedang akan berada di dalam masalah karena ayahnya seperti tidak senang dengan kehadiran putra ma