Share

Bab 102

"Kapan ya, bidadariku suci?" Pria itu tertawa.

"Bentar lagi, lagian emang udah enggak sabar apa?" sindir Aruna sambil tertawa.

"Bukannya enggak sabar, habisnya kamu mud mud tan. Tiba-tiba ngambek, tiba-tiba murung entah apa penyebabnya. Aku kan pusing. "

"Ya udah kalo pusing. Enggak usah deket-deket aku."

"Lah kok, ngambek lagi. Aku kan cuman bilang apa adanya, Sayang. Jangan ngambek, dong."

"Bidi imit." Aruna melengos sambil membalas dengan kesal.

"Aku kasih hadiah kalo enggak marah."

"Kalo udah marah aja baru dikasih hadiah. Kemarin-kemarin mana?"

"Iya-iya, aku salah lagi. Dah ah, jangan marah lagi. Kamu mau ke mana? Aku turutin malam ini juga."

"Beneran?" Aruna menatap suaminya langsung.

"Iyaa, Sayang. Bilang deh, maunya apa."

"Nanti malam Mas aja yang jagain baby Al. Aku mau tidur. Capek, bangun malem terus."

"Yah, gimana aku nidurin dia, Sayang? Kan asinya ada di kamu."

"Ada tuh di freezer. Stok asi banyak. Jangan khawatir."

"Hem, iya-iya. Kamu tidur, gih! Biar aku yang jaga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status