Share

Bab 113 Ada-ada Saja

Author: Noona Y
last update Huling Na-update: 2025-06-03 23:59:08

Namun teriakannya tak digubris. Samuel dan Satrio masih saling menghantam, masing-masing diliputi amarah yang sudah lama terpendam.

Pukulan demi pukulan mendarat brutal, membuat beberapa karyawan hanya bisa terpaku, tak berani ikut campur.

Adelia panik. Ia menoleh ke arah para karyawan pria yang berdiri kebingungan di dekat pintu.

"Kalian kok diam saja sih? Cepat pisahkan mereka!" serunya lantang, matanya nyalang, penuh kecemasan.

Barulah beberapa staf pria tersadar dan segera bergerak. Mereka berhamburan masuk, mencoba memisahkan dua bersaudara itu yang sudah tampak babak belur. Samuel meronta, Satrio masih mencoba melepaskan diri dari pegangan.

"Lepaskan!" teriak Samuel, masih ingin menyerang lagi.

Adelia maju, berdiri di tengah mereka. "Cukup!" suaranya tegas, "Berhenti! Kalian ini saudara kandung, kenapa malah berkelahi!"

Satrio melangkah mundur sedikit, menegakkan tubuhnya sambil mengelap darah di sudut bibirnya dengan punggung tangan. Ia menatap Samuel dengan tajam.

“Aku rasa su
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 116 Kepergok Berduaan

    "Duh... sampai biru seperti ini."Sambil meringis, Adelia membuka tutup salep antiseptik, sementara Satrio duduk diam di kursi, kepalanya sedikit menunduk. Lampu putih di atas mereka menyorot wajahnya yang penuh lebam.Saat Adelia mulai mengoleskan salep, ia sempat meringis sejenak.Adelia memperhatikan—bukan hanya sudut bibir, tapi juga pipi kiri yang membiru, pelipis yang memar, bahkan ada goresan kecil di bawah rahang. Lebih parah dari yang ia bayangkan. Lebih banyak dari luka yang sempat ia lihat di wajah suaminya.“Ini semua… hasil pukulan dari Samuel?” gumamnya pelan, nyaris tak percaya.Satrio tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat bahu sedikit, lalu tersenyum miring.“Aku yang mulai duluan,” ujarnya ringan. “Makanya dia sangat emosi." Adelia menarik napas dalam, tangannya gemetar sesaat sebelum kembali mengoleskan salep."Harusnya Kakak segera obati, biar gak separah ini. Takut kalau sampai infeksi,” ucap Adelia sambil pelan-pelan mengoleskan salep ke bagian yang membir

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 115 Pertemuan di Pantry

    “Masakan kamu enak banget, aku jadi makin sayang,” kata Samuel sambil tersenyum penuh arti.Ia duduk di samping Adelia. Dengan lahap, ia mulai menyuap makan siangnya, sesekali menatap wajah istrinya yang masih sedikit merona.Devina duduk di kursi seberang, diam dengan wajah kesal yang tak bisa disembunyikan. Tatapannya menusuk ke arah dua pasutri yang tampak seperti pengantin baru, penuh kehangatan dan cinta—sesuatu yang sangat tak ia harapkan dari pernikahan Samuel.Adelia merasa enggan terus diperhatikan, dan coba mencairkan suasana, “Mama sudah makan siang?”Devina menjawab ketus, “Sudah.”Matanya kembali menelusuri Adelia, tertuju pada rona merah yang masih tersisa di pipinya, serta sofa yang tampak agak lembap dan berantakan.Dengan nada yang penuh cemooh tapi tak terdengar diucapkan, pikir Devina dalam hati, “Wah, jangan-jangan mereka bulan madu di tempat kerja. Bodoh sekali kamu, Samuel, kenapa makin terjerumus sama gadis kampung ini!”Samuel menatap ibunya dengan raut penasar

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 114 Jam Makan Siang

    “Kamu nggak perlu khawatir, Sayang. Pintunya sudah ku kunci kok,” bisik Samuel, suaranya berat, penuh godaan.“Mas… Jangan di sini, aku malu kalau sampai suaraku terdengar keluar… ini kan tempat umum…” Adelia menahan napas, gelisah.Samuel tersenyum miring, menatap dalam ke mata istrinya. “Ruangan ini kedap suara, Sayang. Nggak akan ada yang dengar. Percaya deh sama aku.”Tangannya dengan pelan membuka satu per satu kancing blus Adelia. Gerakannya tenang tapi penuh hasrat, hingga bahu istrinya yang halus mulai terlihat.Begitu kulitnya terbuka, bibir Samuel segera menempel, memberikan ciuman lembut di bahu Adelia. Sentuhannya membuat tubuh Adelia bergetar halus, geli sekaligus terseret dalam godaan yang sulit ditolak.“Ayo, Sayang… sebelum semua karyawan selesai makan siang,” Samuel mulai membuka kemeja serta celananya, dan membebaskan miliknya yang sudah tegang.Dengan hati berdebar Adelia ikut terhanyut. Lalu dengan tangan sedikit gemetar, mulai melepaskan sisa bajunya satu per satu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 113 Ada-ada Saja

    Namun teriakannya tak digubris. Samuel dan Satrio masih saling menghantam, masing-masing diliputi amarah yang sudah lama terpendam.Pukulan demi pukulan mendarat brutal, membuat beberapa karyawan hanya bisa terpaku, tak berani ikut campur.Adelia panik. Ia menoleh ke arah para karyawan pria yang berdiri kebingungan di dekat pintu."Kalian kok diam saja sih? Cepat pisahkan mereka!" serunya lantang, matanya nyalang, penuh kecemasan.Barulah beberapa staf pria tersadar dan segera bergerak. Mereka berhamburan masuk, mencoba memisahkan dua bersaudara itu yang sudah tampak babak belur. Samuel meronta, Satrio masih mencoba melepaskan diri dari pegangan."Lepaskan!" teriak Samuel, masih ingin menyerang lagi.Adelia maju, berdiri di tengah mereka. "Cukup!" suaranya tegas, "Berhenti! Kalian ini saudara kandung, kenapa malah berkelahi!"Satrio melangkah mundur sedikit, menegakkan tubuhnya sambil mengelap darah di sudut bibirnya dengan punggung tangan. Ia menatap Samuel dengan tajam.“Aku rasa su

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 112 Lepas Topeng

    Dua bulan kemudian, Jakarta."Ini baru namanya pembuktian. Aku nggak salah waktu kirim kamu ke Jerman," ucap Jusuf sambil meletakkan dokumen itu di meja.Satrio berdiri tegak di depan meja, tangan disilangkan rapi di depan badan. Ia menunduk sedikit, sopan."Saya cuma jalankan tugas, Papa. Kliennya punYa kekhawatiran, saya dengarkan, lalu tawarkan solusi. Kebetulan mereka cocok."Jusuf mengangguk pelan, matanya menyipit menilai anak sulungnya itu. "Kamu bikin pendekatan yang beda dari Samuel, dan itu berhasil. Papa bangga."Satrio hanya tersenyum tipis. "Terima kasih, Pa. Tapi semua juga karena kerja tim. Saya nggak bisa jalan sendiri."Proyek senilai puluhan miliar yang semula digarap tim Samuel—gagal di negosiasi akhir. Tanpa banyak bicara, Satrio mengambil alih, menyusun ulang strategi, dan berhasil menarik klien besar itu untuk menandatangani kontrak langsung.Jusuf menoleh kepada sekretaris. "Pastikan bonus bulan ini disesuaikan. Satrio harus dapat yang pantas."Semua mata di rua

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 111 Masa Lalu yang Mencengangkan

    Samuel menarik napas panjang, matanya menatap kosong ke arah jendela. “Kak Satrio pintar bicara, pintar tampil. Tapi di balik itu—dia punya sisi gelap yang pelan-pelan mulai kelihatan.”Adelia mengerutkan dahi. “Maksud Mas...?”“Siska... datang lagi dan sekarang dia bekerja di kantor Papa.”Adelia terkejut, matanya membesar. “Datang lagi?”Samuel mengangguk pelan. “Aku juga kaget waktu tahu. Tapi dia menyapaku dengan sangat akrab, seolah-olah semua yang terjadi dulu tidak pernah ada. Lama-kelamaan, aku pun mulai membuka diri dan akrab lagi seperti dulu dengan Siska.”"Lalu kamu dan dia pacaran lagi sama dia?"Samuel mengangguk pelan.Adelia cemberut, melipat tangan di dada, menahan kesal.“Hei, jangan ngambek dulu, belum selesai ceritanya. Jangan cemburu,” Samuel tertawa, menepuk-nepuk pundak istrinya. Mencoba mencairkan suasana.Samuel melanjutkan ceritanya. “Awalnya semuanya berjalan lancar. Apalagi kami satu kantor, aku bisa bertemu dia hampir setiap hari. Hatiku kembali berdebar-d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status