Share

Bab 8 Terjebak

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-04-10 12:23:12

Di atas ranjang Arabella tersenyum lebar, sambil memeluk Samuel dengan mesra. "Besok pagi aku akan membuatkanmu sarapan yang lezat, sayang," kata Arabella, sambil mencium pipi Samuel.

"Aku tidak sabar untuk mencicipinya." Samuel tersenyum, sambil memeluk Arabella kembali.

Adelia merasa tidak nyaman dengan pemandangan itu, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya sekarang. Dari celah-celah pintu lemari kayu, dia bisa melihat Samuel sedang memeluk dan mencium Arabella dengan penuh kasih sayang, membuat hatinya pilu dan terluka.

Meskipun dalam situasi menegangkan, Adelia berhasil menahan napas dan menekan suaranya. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, berusaha tidak membuat suara sedikit pun, sambil menahan tangis yang menggumpal di kerongkongannya.

Benar-benar mimpi buruk yang tidak terduga. Dengan ceroboh, dia terjebak dalam situasi memilukan ini. Saat Samuel dan Arabella baru selesai mandi, Adelia buru-buru bersembunyi di dalam lemari baju Samuel.

"Ah... kamu nakal, jangan disitu, geli tau..." ucap Arabella dengan nada manja.

"Aku nggak bisa berhenti, sudah kecanduan sama kamu..." Samuel membalas dengan senyum nakal, sambil terus menciumi tubuh Arabella.

Arabella tertawa dan memukul pelan bahu Samuel. "Dasar kamu, selalu membuat aku kesal tapi aku tetap tidak bisa marah sama kamu."

Samuel tersenyum dan kembali mencium pipi istri keduanya. "Marah saja, sayang. biar aku semakin berani..."

"Kyaa..." teriakan manja Arabella diikuti suara desahan.

Di dalam lemari, Adelia menutup kedua telinganya rapat-rapat, tak tahan mendengar suara bersahut-sahutan dua insan yang sedang bersenggama.

Adelia ingin menangis, tapi situasi ini membuatnya tidak bisa menangis. Dia harus menahan air matanya, karena tidak ingin ketahuan oleh Samuel dan Arabella. Adelia hanya bisa menutupi telinganya dan berharap bahwa suara-suara laknat itu akan segera berlalu.

'Tolong hentikan semua ini!' batinnya berteriak.

Namun, kenyataannya aktivitas intim mereka berlangsung cukup lama, hingga Adelia kelelahan emosi dan tertidur di dalam lemari.

Ketika Adelia terbangun, dia merasa sakit kepala dan lelah. Ia pun diam-diam keluar dari dalam lemari dan melihat sekitar kamar yang sudah gelap. Adelia tidak tahu berapa lama dia tertidur, tapi ia tahu bahwa dirinya harus segera keluar dari kamar itu, sebelum Samuel dan Arabella menyadari kehadirannya.

****

"Kak, bangun! Sudah pagi!" teriak Amelia, lagi berusaha membangunkan Adelia yang sulit dibangunkan.

Adelia tertegun sejenak, matanya terbelalak saat melihat Amelia sudah berdiri di samping tempat tidurnya dengan seragam sekolah yang rapi. Rok biru gelap, kemeja putih yang terlipat rapi, dan dasi terikat sempurna, bahkan Amel sudah mengenakan sepatu.

"Loh, tumben... Kok kamu sudah siap?" tanya Adelia terkejut, masih mengusap matanya yang berat.

"Lihat, Kak, sudah hampir jam 7!" jawab Amelia dengan panik.

Adelia langsung melompat turun dari ranjang, lalu cepat-cepat mengikat rambutnya dengan kuncir kuda dan berganti pakaian. "Aku harus membuat sarapan!" kata Adelia sambil berlari ke arah dapur dengan tergesa-gesa.

Amelia mengangguk dan mengikuti Adelia ke dapur. "Aku bantu ya kak," seru Amelia.

Adelia memasuki dapur dan langsung menuju ke kulkas untuk mengambil bahan-bahan sarapan. Dia mengambil telur, nasi, sosis lalu meletakkannya di atas meja. Dengan gerakan yang cepat dan terampil, Adelia mulai memasak sarapan untuk Amelia.

Adelia begitu telaten menyiapkan semuanya dengan hati-hati, ia mencampurkan nasi, sayuran, dan bumbu-bumbu. Aroma nasi goreng yang lezat mulai memenuhi dapur, bercampur dengan bau harum kopi yang sedang diseduh.

Tapi tiba-tiba, pintu dapur terbuka, dan langkah kaki terdengar mendekat. Arabella, istri kedua Samuel, muncul dengan rambut yang sedikit kusut, matanya masih setengah terjaga.

Arabella terkejut melihat Adelia sedang masak sarapan di dapur. Dia merasa bingung dan sedikit kesal, karena seharusnya dia yang masak sarapan pagi ini.

"Kenapa kamu... masak sarapan?" tanyanya dengan nada yang sedikit tinggi.

Adelia berhenti sejenak dari memasak dan menatap Arabella dengan senyum singkat. "Aku tidak ingin Amelia pergi ke sekolah dengan perut kosong. Selain itu, Samuel juga harus sarapan sebelum berangkat ke kantor jam 8."

Arabella merasa kesal, perannya sebagai koki sarapan, telah digantikan oleh Adelia. "Aku bisa memasak cepat sebelum suamiku berangkat kerja," ucapnya ketus.

Adelia kembali memasak dan tidak menanggapi komentar Arabella. Dia hanya fokus memasak sarapan yang lezat, sebelum seluruh anggota keluarga Widyantara bangun.

Arabella berdecak, merasa diabaikan. "Baiklah, kamu masak saja yang enak, tapi nanti, kamu harus bilang pada mereka, bahwa nasi goreng itu hasil masakanku," pinta Arabella.

Permintaan Arabella yang egois, membuat hati Adelia panas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 177 Kecurigaan Devina

    "Di mana suamiku?!" seru Devina lantang, membuat resepsionis yang bertugas hari itu di perusahaan suaminya, terkejut bukan main, hampir saja menumpahkan kopi diatas meja.Semua karyawan yang berada di lobby perusahaan Jusuf menoleh padanya. Bagaimana tidak, Devina masuk dengan wajah merah padam, rambut dan make up-nya berantakan, membuat para karyawan merasa takut, tak berani menegur. “P–Pak Jusuf sedang tidak di kantor, Nyonya. Hanya ada Pak Satrio di ruangannya.” Sang resepsionis menjawab dengan suara gemetaran."Hah! Bisa-bisanya dia pergi tanpa ijin dariku," gumam Devina kesal, ia melangkah tanpa peduli pada tatapan heran para karyawan yang sedang memperhatikannya. Devina berjalan menuju lift, lalu menekan tombol lift berulangkali, sampai pintu lift terbuka.Ting!Lift berhenti dilantai 4, tempat Satrio, Devina langsung melangkah keluar dari lift, berjalan cepat melewati lorong. Wajahnya tampak tegang, ada amarah yang ia pendam sejak kemarin, dan pagi ini nyaris meledak.Brak!P

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 176 Liburan Keluarga

    “Sayang, ayo buka mulutnya, Aaa—”Satu sendok bubur berhasil masuk, tapi setengahnya malah menempel di pipi si kecil.Isabella menyandarkan kepala di lengan Adelia sambil memasang wajah manja, “Mama, aku mau disuapin juga…”Adelia menghela napas panjang, senyum lelah tapi hangat terukir di wajahnya. “Ica kan sudah besar, ayo makan sendiri, ya? Mama lagi repot sama adikmu.”Gadis kecil itu manyun, menatap Arya yang sedang disuapi dengan wajah cemberut.“Kalau gitu, suruh Arya makan sendiri juga, dong…” protesnya dengan nada kesal khas anak manja.“Arya kan belum bisa makan sendiri, pegang sendok saja masih sering jatuh,” jawab Adelia lembut sambil mengusap kepala putrinya.Isabella manyun, pipinya menggembung. “Pokoknya Ica mau makan kalau disuapin Mama!”Adelia berusaha tetap sabar, walau keningnya sudah berkerut.Arya, yang sejak tadi asyik memainkan piring plastik, tiba-tiba ikut celoteh, “Acik... Mamam nyuapin Ayaya…”Ica langsung menatap adiknya dengan wajah kesal. “Eh! Arya beran

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 175 Tiba-tiba Minta Jatah

    “Mas… jangan dulu, ya. Arya masih kecil, aku belum siap kalau sampai hamil lagi…” protes Adelia saat Samuel hendak membuka pakaiannya.Samuel terdiam sejenak, menatap istrinya dengan mata penuh harap. Lalu ia tersenyum nakal, menunduk mendekati telinganya. “Tenang saja, sayang. Aku nggak minta anak sekarang. Aku cuma minta… jatah dari istriku.” bisiknya penuh goda.“Mas! Kamu ini ya… kalau ngomong bikin gemas.” Wajah Adelia kian memerah, bukannya menolak, ia hanya takut kebablasan.Samuel tertawa pelan, lalu kembali merengkuh istrinya lebih erat. “Aku janji, satu ronde. Aku cuma mau dekat sama kamu malam ini.”Adelia memutar malas bola matanya sambil menarik selimut menutupi tubuhnya. “Mulutmu manis, Mas… katanya satu ronde. Nyatanya nanti malah sampai pagi. Mas ini nggak ada kapok-kapoknya, selalu begitu…” gumamnya pura-pura sebal.Samuel terkekeh, menarik selimut dari tubuh istrinya, “Kamu selalu jadi candu buat aku. Gimana mau kapok?”Samuel menunduk, menempelkan bibirnya ke leher

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 174 Gelisah

    “Mama! Papa!” seru Isabella, berlarian mengenakkan piyama kelinci, langsung lompat memeluk Adelia erat-erat.Tak lama kemudian, Arya yang baru berusia satu tahun juga merangkak cepat, di temani baby sitter yang berjalan dibelakangnya."Pap... Ma..." celoteh Arya merengek minta digendong."Hei, jagoan ayah belum tidur." Samuel mengangkat putranya ke dalam pelukan. Begitu tubuh mungil itu merapat, senyum tipis merekah di wajah Samuel."Ma... Lihat ini, tadi aku gambar tokoh kartun kesukaanku," seru Isabella riang, menyodorkan kertas beraroma krayon. Tergambar sosok gadis memakai baju pink bersayap kupu-kupu."Gambar kamu bagus sekali, kami makin pintar sayang, hasil belajar sama Tante Amelia, ya." Adelia pun tersenyum, membelai rambut Isabella dengan lembut."Hehe, iya Ma…” Ica terkekeh kecil, senyumnya merekah menampakkan gigi depannya yang ompong.wajah ceria Arya dan Isabella, seakan mampu menghapus segala rasa lelah dan emosi batin, di hati Samuel dan Adelia.Malam sudah larut. Sete

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 173 Tidak di Sambut

    "Devina!” seru Jusuf terperanjat, berdiri dari kursinya. Wajahnya pucat, matanya membelalak. “Bagaimana bisa… kamu….” Suaranya tercekat, tak sanggup merangkai kata.Devina melangkah masuk dengan senyum sumringah, seolah-olah kedatangannya adalah hal yang wajar.Adelia gemetar hebat, tubuhnya terasa dingin. Ia menggenggam tangan Samuel erat-erat di bawah meja, mencari pegangan. Samuel menoleh padanya, lalu mengangkat pandangannya pada sosok wanita ibunya—tatapannya sinis, penuh kebencian.Namun Satrio langsung berdiri dan menghampiri ibunya, “Ma… selamat datang kembali di rumah.”Devina melangkah, meraih Satrio ke dalam pelukannya. Ia mendekap putra sulungnya erat-erat, seakan tak ingin melepaskan lagi. “Akhirnya… Mama bisa pulang,” ucapnya lirih namun penuh emosi.Selly pun tampak berkaca-kaca, senyum lembut terukir di bibirnya.“Selly, Nak… Ibu sudah pulang….” ucap Devina, mengulurkan tangan, memanggil anak perempuannya.Air mata Selly pecah begitu saja, membasahi pipinya. Rasa rindu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 172 Makan Malam Keluarga

    "Sudah lama aku menantikan momen berharga seperti ini,” ucap Jusuf dengan suara lantang. Ia mengangkat gelasnya tinggi, senyum terukir di wajahnya.“Lengkap sudah, seluruh anak-anakku akhirnya berkumpul di satu meja hari ini.” ucapnya lantang. Pandangannya berkeliling ke seluruh anak-anaknya yang kini duduk rapi di meja makan keluarga.“Betul, Pa! Rasanya senang sekali bisa berkumpul lagi seperti ini. Apalagi aku… sekarang nggak cuma hadir berdua sama suamiku, tapi juga dengan calon bayi kami.” Selly yang duduk di samping suaminya ikut menimpali dengan senyum ceria. Tangannya sesekali bergerak mengelus perutnya yang tengah mengandung lima bulan.Samuel mendengus pelan, jelas terlihat ketidaksenangan si wajahnya, beberapa kali menatap kakaknya Satrio dengan pandangan sinis.Ia sungguh tak menyangka, Satrio berani pulang setelah diusir. Hatinya semakin memberontak ketika ayahnya dengan mudah menerima kembali kakaknya itu bekerja di perusahaan, seolah melupakan begitu saja perbuatan terc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status