Share

Bab 3

Author: Charmy
Keesokan paginya saat Adele terbangun, Darren sudah kembali dan sedang sibuk di dapur.

Begitu melihat Adele keluar dari kamar tidur, Darren langsung tersenyum lebar. "Cepat sini, cobain resep baru yang aku pelajari, bola ketan kecil dengan gula merah. Katanya bagus buat menghangatkan perut saat datang bulan."

Melihat pemandangan itu, Adele sempat tertegun beberapa saat sebelum akhirnya duduk di meja makan. Dia menatap Darren dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. "Kamu semalam ke mana?"

Senyum di wajah Darren langsung membeku. Dia refleks mengalihkan pandangan untuk menghindari tatapan Adele, tetapi hanya sesaat sebelum kembali bersikap normal. Dia duduk di samping Adele dan menggenggam tangannya dengan cemas.

"Tadi malam ada urusan mendadak di kantor. Aku cuma keluar sebentar. Soalnya kamu sudah tidur, jadi aku nggak tega bangunin. Kamu kebangun karena mimpi buruk, ya?"

Tatapan penuh rasa sayang dari Darren begitu meyakinkan, nyaris tidak terlihat ada kepalsuan. Namun, Adele tak habis pikir, bagaimana mungkin seseorang bisa membagi cinta dan nafsu kepada dua orang sekaligus?

Adele tidak menjawab. Darren lalu memeluknya dengan lembut dan membisikkan kata-kata penghiburan. Setelah itu, dia langsung menelepon asistennya, meminta dibuatkan janji pemeriksaan sekaligus mengirimkan obat penenang.

Sejak Adele diselamatkan dulu, dia hanya bisa tidur jika minum obat dalam waktu yang cukup lama.

Meski begitu, dia tetap sering terbangun karena mimpi buruk tentang malam itu. Bau alkohol yang menusuk, darah yang melekat di tangannya ....

Karena sangat mengkhawatirkan kondisinya, Darren bahkan sempat tidur di lantai kamarnya setiap malam hanya agar bisa segera menenangkannya setiap kali dia tersentak dalam mimpi. Namun, pria yang begitu perhatian seperti itu tetap saja mengkhianatinya.

Saat Adele mengangkat kepala, dia melihat di bawah dagu Darren terdapat bekas kecupan sama. Tidak terlalu mencolok, tapi tetap terlihat jika diperhatikan.

Biasanya saat di rumah, Darren selalu tampil santai. Dua kancing teratas bajunya sering kali dibiarkan terbuka, memperlihatkan jakun dan sedikit bagian dadanya. Namun hari ini, dia mengancingkan bajunya hingga kancing paling atas.

Berhubung tadi dia sempat memasak, lengan bajunya tergulung sedikit ke atas sehingga tidak sengaja memperlihatkan sebuah bekas cakaran yang samar di bawah lipatan itu. Begitu menggoda, begitu mencurigakan.

Darren sama sekali tidak menyadari bahwa semua jejak itu telah tertangkap jelas oleh mata Adele. Mengenai bagaimana semua bekas itu bisa muncul ... sudah tidak perlu dijelaskan lagi.

Darren menyendokkan semangkuk bola ketan gula merah dan membawanya ke hadapan Adele.

Namun begitu mencium aroma manis yang menguar dari mangkuk itu dan mengingat semua yang baru dia lihat, perut Adele kembali terasa mual. Dia buru-buru menepis tangan Darren dan berlari masuk ke kamar mandi.

Darren menyusul dengan khawatir. Saat dia mengangkat tangan untuk membersihkan sisa muntahan di sudut bibir Adele, emosi Adele tiba-tiba meledak. Dia mendorong Darren dengan keras sambil berteriak, "Jangan sentuh aku!"

Tangan Darren terhenti di udara dan sorot matanya dipenuhi kebingungan. Suaranya melemah saat dia bertanya, "Adele, aku salah apa ...?"

Adele mengatur napasnya dan berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya membuka mulut, "Nggak, aku cuma baru baca novel tadi ... terus nggak sadar membayangkan kamu jadi si tokoh itu."

Mendengar ucapannya, Darren akhirnya menghela napas lega. Dia kembali mendekat, lalu membersihkan air yang terciprat di wajah Adele.

Sambil tertawa ringan, dia menggoda, "Baca novel apa sampai serius begini?"

Adele menatap Darren dan berkata pelan, "Ceritanya tentang sepasang kekasih yang bikin banyak orang iri. Tapi si laki-laki nggak bisa bertahan menghadapi waktu, dia berpindah hati dan mengkhianati si perempuan. Dia nggak mau kehilangan pacarnya, tapi juga nggak rela melepaskan selingkuhannya. Pada akhirnya, dia nggak dapat apa-apa."

"Darren, kamu juga akan jadi seperti laki-laki itu ...?"

Jari-jari Darren sempat gemetar sedikit, tetapi dia buru-buru menenangkan diri dan segera menarik Adele ke dalam pelukannya. "Itu cuma cerita fiksi. Nggak ada siapa pun yang bisa memisahkan kita. Aku nggak akan pernah berpindah hati dan nggak akan pernah mencintai orang lain."

"Kamu harus percaya, aku benar-benar mencintaimu."

Entah kata-kata itu ditujukan untuk menenangkan Adele atau justru untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah itu, Darren membawa Adele ke rumah sakit untuk pemeriksaan ulang. Mungkin karena menyadari bahwa kondisi emosional Adele sedang tidak stabil, beberapa hari ke depan dia terus menemani di sisi Adele.

Tak terasa, hari gala amal pun tiba.

Darren mengajak Adele ke butik untuk memilih gaun malam. Adele terlihat tidak terlalu antusias. Pandangannya hanya tertuju pada sebuah gaun berwarna hitam pekat di rak paling ujung.

Melihat arah pandangan Adele, Darren bertanya dengan lembut, "Kamu suka yang ini?"

"Kalau iya, coba saja dulu. Kalau cocok, nanti aku suruh orang kirim langsung ke rumah."

Sebelum Adele sempat menjawab, seorang pegawai butik berjalan mendekat dengan ekspresi serba salah. "Maaf, Bu Adele, gaun ini sudah dipesan orang. Kalau berkenan, saya bisa bantu rekomendasikan model lainnya."

Wajah Darren langsung tampak tidak senang. Tatapannya menusuk ke arah pegawai itu dan berkata dengan penuh tekanan, "Tanyakan sama pemesannya apakah dia bersedia merelakan gaun ini. Kalau bersedia, aku akan beri dia gaun baru secara gratis sebagai gantinya."

Pegawai itu melirik Adele dengan gugup, lalu berjalan mendekati Darren dan berbisik dengan suara yang nyaris tak terdengar, "Gaun ini ... dipesan oleh Bu Susanti."

Meski suara itu sangat pelan, Adele tetap mendengarnya dengan jelas. Dia pun berbalik menatap Darren dan saat melihat perubahan di wajah pria itu, dia merasa semuanya sangat ironis.

"Cuma sebuah gaun, kok. Aku suruh dia relakan ke kamu, ya?"

Adele menggeleng dengan enggan. "Aku cuma lihat-lihat karena modelnya lumayan. Tapi baik orang maupun barang, aku nggak pernah tertarik merebut apa yang sudah jadi milik orang lain."

Mendengar ucapan yang seolah-olah sedang ditujukan pada dirinya, Darren tak kausa mengerutkan alis. Hatinya sempat panik sejenak.

Adele pun kembali memilih gaun lain. Darren menahan kegelisahan yang tak dia pahami dan terus mengikutinya. Akhirnya atas saran Darren, Adele memilih sebuah gaun berwarna biru.

Saat dia masuk ke ruang ganti untuk mencoba gaun tersebut, layar ponselnya tiba-tiba menyala dan muncul sebuah notifikasi.

[ Hitung mundur: 7 hari. ]
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 25

    Di bawah kepemimpinan Darren, Grup Halsinky perlahan-lahan menguasai setengah kekuatan bisnis di seluruh Kota Jarcos. Dia mulai memperluas bisnisnya ke luar negeri dan tujuan pertamanya adalah Paris, Prancis.Dulu semua orang mengejek tindakan gegabah Darren saat mencari Adele, tetapi kini tidak ada seorang pun yang berani membicarakannya lagi. Bahkan sebaliknya, mereka mulai memuji betapa dalam cintanya Darren kepada Adele, seakan-akan sepenuhnya melupakan kenyataan bahwa dulu Darren pernah berselingkuh sebelum pernikahan dan bahkan membuat wanita lain hamil.Begitulah, ketika kekuasaan sudah berada di tangan, semua kata-kata hinaan akan lenyap tanpa jejak. Darren merasakan sendiri bagaimana manisnya kekuasaan, tetapi hal itu sama sekali tidak membuatnya bahagia. Atau lebih tepatnya, sejak hari Adele pergi, Darren telah kehilangan hak untuk merasa bahagia.Dia telah mengkhianati Adele. Berdasarkan janjinya sendiri, dia pantas hidup sebatang kara hingga akhir hayat. Kebahagiaan seharus

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 24

    Setelah kembali dari Kota Jarcos ke Paris, Adele tidak lagi diganggu oleh orang-orang yang dulu mengaku sebagai temannya di dalam negeri. Hidupnya perlahan kembali tenang.Sementara itu, di dalam negeri, sejak kepergian Adele, Darren hidup layaknya mayat berjalan. Kelly diliputi amarah sekaligus kesedihan. Wanita yang biasanya anggun itu kini memaki tanpa henti.Ketika Travis masuk ke ruang rawat, dia melihat Darren yang lesu tak berdaya dan Kelly yang tak berhenti mengomel. Seketika, emosinya naik.Travis menarik Darren dari ranjang, lalu menamparnya dua kali dengan keras. Darah langsung mengalir di sudut bibir Darren. Telinganya mendengar bentakan ayahnya yang menggelegar."Darren, lihat dirimu sekarang! Kamu pikir kalau kamu seperti ini, Adele akan kembali? Sekarang dia bahkan nggak akan melirikmu lagi. Kalau terus terpuruk begini, kamu hanya akan membuat semua orang jadi bahan tertawaan!""Kalau kamu nggak peduli pada orang lain, setidaknya lihat ibumu! Lihat dia sekarang! Ini kare

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 23

    Kelly yang menunggu di luar langsung merasakan firasat buruk saat melihat Sonny masuk ke ruangan. Jadi, ketika Adele dan Sonny berniat pergi, Kelly langsung berdiri mengadang di depan mereka."Adele, kamu mau pergi sekarang? Orang ini temanmu?"Terhadap Kelly, kesabaran Adele memang lebih banyak sedikit dibandingkan untuk Darren, tetapi itu hanya sebatas perbandingan. Sejak malam itu ketika dia mendengar semua percakapan di rumah lama, Adele tidak bisa lagi bersikap ramah kepada Kelly.Menghadapi pertanyaan bernada tidak menyenangkan dari Kelly, Adele hanya menjawab dengan nada datar, seolah-olah ini adalah urusan pekerjaan. "Di antara aku dan Darren, sudah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, ini pacarku, Sonny."Sonny menyapa Kelly dengan sopan, tetapi Kelly tak berniat membalas sapaan itu. Hatinya dipenuhi keluhan terhadap Adele, nada bicaranya pun sedikit kesal. "Adele, kamu dan Darren putus belum sampai dua bulan. Kenapa kamu sudah ....""Kamu nggak bisa lihat betapa

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 22

    "Itu sudah pasti! Bagiku, kamu adalah orang yang paling penting!"Tanpa ragu sedikit pun, Darren langsung mengucapkan jawaban itu. Mendengar jawaban itu, sudut bibir Adele terangkat membentuk senyuman mengejek, menusuk mata Darren.Tanpa menyisakan sedikit pun belas kasihan, Adele mengucapkan jawaban yang jauh berbeda dari Darren, "Nggak, kamu nggak akan melakukannya. Kamu nggak rela melepaskanku, tapi juga larut dalam sensasi yang diberikan Susanti. Kalau nggak, kamu nggak akan sebahagia itu setelah tahu dia hamil.""Sekarang kamu menjawab seperti ini hanya karena kamu tahu aku akan meninggalkanmu. Padahal yang paling kamu sesali adalah kamu nggak menyembunyikan perselingkuhanmu dengan lebih baik.""Andai waktu bisa diputar, aku yakin kamu akan mengatur Susanti tinggal jauh dariku, seumur hidup pun tak masalah, agar kamu bisa memiliki dua-duanya."Wajah Darren seketika pucat pasi, seakan-akan pikiran terdalamnya sedang dibuka lebar-lebar. Telapak tangannya mengepal kuat, tubuhnya berg

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 21

    Dengan adanya tekad untuk terus bertahan, Kelly tidak perlu memaksa lagi kali ini. Darren dengan sukarela meminta melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dan setiap hari minum obat serta menerima infus.Kesehatan Darren semakin membaik. Namun, hari ketiganya, dia sudah mengurus prosedur keluar rumah sakit.Dia memerintahkan para pekerja untuk bekerja lembur demi memperluas area rumah kaca bunga, lalu meminta asistennya membeli ratusan bibit pohon pir untuk ditanam di dalamnya. Setelah itu, dia memanggil tukang ahli merawat tanaman, menyesuaikan suhu agar pohon pir itu bisa terus berbunga sepanjang waktu ini.Tidak berhenti di situ, Darren juga memesan kembali sebuah cincin khusus, berencana melamar ulang Adele pada hari dia kembali. Kali ini, dia bersumpah tidak akan pernah mengkhianati Adele lagi.Dalam sekejap, satu minggu pun berlalu. Darren mengikuti Kelly seperti bayangannya sepanjang hari, hingga akhirnya telepon dari Adele kembali masuk. Sesuai arahan Darren, Kelly memberi tahu

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 20

    "Darren, kamu harus sadar. Selama kamu mau bangun, Ibu rela buang harga diri dan memohon pada Adele agar dia mau kembali menemuimu.""Tapi kalau kamu terus koma seperti ini, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi untuk bertemu dengan Adele ...."Sepertinya kata-kata Kelly itu berhasil, Darren berjuang bangun dari komanya, menggenggam erat tangan ibunya. "Ibu ... aku ingin bertemu Adele!"Kalimat itu seolah-olah menguras seluruh tenaganya. Bahkan dengan alasan sang ayah sakit parah pun, Selina tetap gagal membuat Adele kembali. Darren benar-benar sudah tak tahu lagi harus memakai cara apa untuk menemukan Adele.Dulu, Kelly selalu menganggap Adele seperti anak kandung sendiri dan Adele adalah orang yang berhati sangat lembut. Mungkin kali ini, Kelly benar-benar bisa membuat Adele kembali.Melihat tatapan Darren yang penuh rasa sakit, Kelly sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengalah dan menyetujui permintaan Darren untuk segera menelepon Adele.Namun, telepon yang baru berder

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status