Edward mengusap wajahnya dengan frustasi. Ia membenci suaranya yang terdengar ketakutan. Seumur hidup ia belum pernah merasa begitu tak berguna. Entah kenapa ia seakan bisa merasakan kondisi Eowyn yang buruk saat ini.
Dengan enggan ia mengakui jika yang dikatakan Kenzo memang benar. Itu berarti mereka harus menunggu sampai besok dan jika memang masih belum ada kabar dari Eowyn, mereka akan langsung bergerak.
Hati Edward agak sedikit tenang mengingat Kenzo memiliki banyak koneksi di kepolisian. Ia yakin Eowyn akan secepatnya ditemukan.
Edward masih terlibat pembicara dengan kenzo selama beberapa waktu sebelum akhirnya menutup ponselnya.
Ia yakin malam ini akan menjadi malam terpanjang dalam hidupnya. Ia berusaha membuang pikiran-pikiran buruk tentang keselamatan Eowyn. Dan berdoa dalam hati semoga saja ia masih waras sampai besok pagi.
Edward pergi ke dapur dan mengaduk-aduk laci berharap bisa menemukan satu sachet kopi instan nyas
Bulu kuduk Eowyn meremang. Ia tak sempat memikirkan konsekuensi yang bakalan terjadi akibat perlakuan Nathan padanya semalam. Ia terlalu sibuk mengatasi rasa takutnya hingga tak memikirkan hal itu. Eowyn menangis dalam diam. Ia memejamkan matanya, berusaha mengatasi rasa takutnya ketika Nathan mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Nathan berbicara pelan di telinganya. "kenapa kau menangis, Eowyn? Apa itu menandakan kau tak senang dengan semua yang aku katakan tadi? Itu berarti jika kau hamil, kau akan mengugurkannya?" Tanpa sadar Eowyn mengepalkan tangannya ketika hembusan nafas Nathan menyapu tengkuknya. Membuat Eowyn ingin menjauh tapi ia tak berani melakukannya. Jadi ia memilih diam mematung. "Aku yakin kau tak akan melakukan hal sekejam itu. Kau wanita tipe penyayang, Eowyn." "Kau akan menjadi ibu yang hebat," Nathan menyapu ringan bibirnya ke bahu Eowyn. Eowyn sudah tidak tahan dan ingin berteriak sekeras-kerasny
Mulut Eowyn seperti terkunci. Ia tidak tahu harus mengatakan apa ketika mendengar penuturan Nathan. Sudah bisa ia bayangkan bagaimana kehidupannya ke depan nanti. Ia berharap tidak terjadi kehamilan pada dirinya. Mereka akhirnya menyelesaikan acara sarapan mereka dalam diam. Eowyn tidak sedikitpun mengangkat wajahnya. Ia tidak ingin Nathan melihat kesedihannya. Jika Nathan tahu pun, Eowyn yakin pria itu juga tak akan peduli. "Aku sudah menelepon pemilik perahu motor. Dia akan sampai siang ini. Aku ingin tahu apa yang akan kau katakan pada atasanmu saat dia bertanya tentang masalah ini," Nathan sengaja memancing Eowyn. Dia ingin melihat reaksinya. "Apakah kau akan memberitahunya jika kita sudah tidur bersama? Lihat ke arahku saat aku sedang berbicara padamu, Eowyn," Nathan mulai terlihat kesal karena menganggap Eowyn sengaja mengabaikannya. "Tidak, tentu saja aku tidak akan mengatakan hal itu, Nath. Jika dia bertanya, aku hanya akan mengatakan pa
"Aku tak akan pernah mempersulit hidup siapapun, terutama dirimu, Nath. Aku hanya mohon izinkan aku memiliki sedikit privasi untuk diriku sendiri. Aku mohon ...." Eowyn bersedia bersujud jika hal itu bisa membuat Nathan merubah keputusannya. "Aku bukan penjual jadi jangan tawar-menawar denganku. Aku juga tidak menanyakan pendapatmu jadi simpan saja tenagamu untuk hal yang lebih berguna," Nathan berkata dengan nada pelan sambil tersenyum ke arah Eowyn. "Aku berhak atas hidupmu sekarang, Eowyn. Karena mungkin saja benih yang kutitipkan padamu mulai membentuk kehidupannya sekarang." "Tapi, Nath ..." kata-kata Eowyn terputus saat Edward tiba-tiba masuk melalui pintu depan. Dia datang bersama Kenzo. Nathan yang tidak siap dengan kedatangan mereka sempat tertegun sejenak. "Aku tak habis pikir kenapa akhir-akhir ini bermunculan orang-orang yang peduli dengan kehidupan pribadiku," cetus Nathan tanpa berusaha menutupi kekesalannya. "Pria br
Eowyn setengah merenung saat dalam perjalanan menuju tempat kediaman Nathan. Ia berharap keputusannya ini akan membawa perubahan baik dalam hidupnya. Nathan juga berjanji akan memberinya kamar terpisah. Eowyn menganggap itu sebagai bentuk kemurahan hati Nathan yang patut ia syukuri. Sejauh ini pria itu masih bersikap manis padanya. Karena pada dasarnya jika Eowyn bersikap penurut, Nathan juga akan senantiasa bersikap manis padanya. Nathan membawa mereka memasuki rumah mewah bertingkat dua.Sebelumnya Eowyn juga sudah beberapa kali diajak Nathan kemari. Rumah Nathan memiliki pekarangan yang sangat luas. Ada hiasan air mancur berukuran besar berdiri di tengah-tengah taman. Eowyn yakin Nathan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menata pekarangannya hingga terlihat sangat apik. "Aku sudah menyuruh pelayan membersihkan kamarmu. Seprai dan gorden juga sudah diganti," Nathan menoleh ke arah Eowyn. Raut wajah kemenangan terg
Eowyn lalu berjalan ke arah jendela setelah ia mengakhiri pembicaraannya dengan Edward. Eowyn bisa melihat kolam renang berbentuk persegi panjang yang terletak di seberang bangunan. Kolam renang itu berada di ruang terbuka yang sangat luas, tepatnya di lantai dua. Sedangkan lantai satu bangunan itu dijadikan tempat parkir. Eowyn mengagumi gajebo-gajebo yang dibangun di sekeliling Kolam renang. Semua kemewahan yang ditawarkan tempat ini menggambarkan kehidupan Nathan yang sebenarnya. Kemudian setelah puas mengamati, ia beranjak dari jendela dan menuju kamar mandi. Lagi-lagi ia menjumpai kemewahan lain di rumah Nathan. Kamar mandinya luar biasa luas, di tengah-tengah kamar mandi mewah itu terdapat jacuzzi berbentuk persegi. Dinding kamar mandinya memakai lempengan batu alam berwarna khaki. Eowyn berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang sangat luas itu. Dibagian sudut kiri kamar mandi terdapat pancuran untuk mandi, dindin
Eowyn mematikan lampu kamar setelah ia mengakhiri pembicaraannya dengan Edward. Ia kemudian merebahkan dirinya dan seketika tubuhnya tenggelam ke dalam selimut tebal nan empuk. Pandangannya otomatis mengarah ke langit-langit kamar. Ajaibnya lukisan bintang-bintang itu seakan berpendar. Eowyn terpana, ia tak menyangka ternyata lukisan itu menggunakan cat minyak glow in the dark. Eowyn pernah membaca di sebuah rubrik bahwa cat sejenis itu terbuat dari campuran bahan fosfor hingga membuatnya bisa berpendar di ruangan yang gelap.Ia merasa seperti sedang rebahan di ruang terbuka dan menikmati langit malam yang cerah bertaburan bintang. Salah satu lagi kelebihan Nathan yang harus ia akui, pria itu memiliki selera yang cukup tinggi. Termasuk dalam hal wanita. Kecuali dirinya, tentu saja. Eowyn merasa dirinya jauh dari kriteria wanita idaman Nathan. Ia tidak tahu apa yang merasuki Nathan hingga dia memilih Eowyn dan menyematkan tanda kepemilikan atas diri Eowyn. Atau mungkin lebih tepatny
Jauh setelah kedua orang berbeda jenis kelamin itu menaiki tangga dan lenyap dari pandangannya, Eowyn masih berdiri dengan tubuh kaku, tidak bergerak sama sekali. Danu belum beranjak, ia memandangi sosok wanita jelita yang terlihat begitu pucat. Eowyn terlihat seperti patung lilin. Wanita yang memiliki kecantikkan klasik itu seperti kehilangan jiwanya. Tatapanya kosong. Tanpa sadar Danu menghitung dalam hati, menunggu wanita itu menangis tapi Eowyn terlihat tegar. Atau air matanya telah tertuang habis tak bersisa, pikir Danu dalam hati. Ia ingin memberitahu Eowyn jika Nathan memiliki kebiasaan bersenang-senang menyangkut wanita dan sudah tak terhitung banyaknya wanita yang dia bawa pulang ke rumah ini. Tapi Danu mengunci rapat-rapat mulutnya, ia tak akan ikut campur karena itu bukan urusannya.Pertama kali melihat Eowyn saat wanita itu memasuki rumah ini, ia tahu jika Eowyn berbeda. Wanita itu sangat ramah walau terlihat sedikit canggung dan tidak nyaman dengan sekelilingnya. Tent
Eowyn tersentak dari lamunannya dan merasa sangat malu mendapati Pak Edward memandanginya dengan kening berkerut. Suara teguran yang lumayan keras keluar dari mulut Pak Edward. Ia sungguh tak berani membayangkan sudah berapa lama atasannya itu berdiri di sana, sambil berkacak pinggang dan melotot galak ke arahnya! Eowyn menghitung sampai tiga dalam hati sebelum akhirnya memberanikan diri menatap ke arah Pria tampan yang sudah menjadi atasannya selama dua tahun belakangan ini. "Maaf, Pak. Apa yang Bapak katakan tadi? Bisa tolong diulang, Pak?" suaranya hanya berupa bisikan lirih yang mungkin saja akan langsung hilang terbawa angin sebelum mencapai telinga Pak Edward. Tapi untung saja di dalam ruangan kantor ini tak ada angin yang